Anda di halaman 1dari 29

 Tujuan Umum :

 Memahami proses pembuahan, nidasi dan


plasentasi
 Tujuan Khusus :
 Menjelaskan fertilisasi
 Menjelaskan nidasi
 Menjelaskan plasentasi
Estrogen dan Progesteron dalam Ovulasi
Estrogen dan progesteron dalam kehamilan
GAMBARAN UMUM SISTEM
REPRODUKSI WANITA
Fertilisasi (Pembuahan)
 Definisi:penyatuan ovum (oosit
sekunder) dengan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampula tuba.
 Tahapan :
 Penetrasi spermatozoa
 Fusi spermatozoa dengan ovum
 Fusi materi genetik
PROSES PENETRASI SPERMA DENGAN OVUM

Spermatozoa Spermatozoa Interaksi antara


menembus korona berinteraksi dengan sperma dan
radiata zona pelusida Glikoprotein ZP3

Terjadi reaksi Sperma menembus Pengeluaran enzim


korteks ovum zona pelusida pada akrosom

Granula pada korteks Hanya satu sperma


ovum berfusi dengan Membentuk materi yang dapat masuk
membran plasma sel yang keras kedalam ovum
Fusi Sperma dan
Ovum serta Fusi Penetrasi sperma
Materi Genetik dengan ovum

Sperma Ovum

Merangsang Oosit
pada fase metafase
Degenerasi pada untuk membelah
ekor dan
mitokondria
Polar bodies
Oosit anafase
(badan kutub)
masuk ke ruang
perivintelina
Fusi materi
Pronukleus genetik Pronukleus
haploid haploid

ZYGOT
 Sperma yang telah masuk ke vitelus akan
kehilangan membran nukleus nya dan hanya pro
nukleus yang tertinggal, sedangkan ekor dan
mitokondria sperma mengalami degenerasi.
 Masuknya sperma kedalam vitelus membangkitkan
nukleus ovum yang berada pada metafase untuk
melanjutkan proses pembelahan ke fase
selanjutnya. Sesudah memasuki fase anafase benda
kutub akan masuk ke dalam rongga perivintelina dan
ovum hanya memiliki pronukleus yang haploid
 Kedua pronukleus mendekat dan bersatu
membentuk zygot
 Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi,
mulailah pembelahan zygot.
2 sel 4 sel  8 sel  16 sel (morula)  blastokista
Nidasi (Implantasi)
 Selanjutnya pada hari keempat hasil
konsepsi mencapai stadium blastula
disebut blastokista, suatu bentuk yang
dibagian luarnya adalah trofoblast dan di
bagian dalamnya disebut inner cell mass.
Massa inner cell ini berkembang menjadi
janin dan trofoblast akan berkembang
menjadi plasenta. Dengan demikian,
blastokista diselubungi oleh suatu simpai
yang disebut trofoblast. Trofoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan nidasi.
Inner cell
Morula Blastokista Janin
mass

Sito trofoblast Trofoblast

Sinsisiotrofoblas Trofoblas jangkar


Trofoblas invasif
ekstra vili

Menghasilkan Migrasi ke
Menghasilkan
trophouterinectine endometrium dan
hormon bHCG
myometrium

Mensekresikan
proteinase
 Dalam perkembangan differensiasi trofoblast,
sitotrofoblast dapat berdiferensiasi menjadi:
 Sinsisiotrofoblast yang aktif menghasilkan hormon’
 Trofoblast jangkar ekstravili yang menempel pada
endometrium
 Trofoblast yang invasif
 Pada umumnya blatokista masuk di
endometerium pada bagian massa inner
cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal
inilah yang menyebabkan tali pusat
berpangkal sentral atau parasentral.
 Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil
konsepsi akan tumbuh dan berkembang
di dalam endometrium. Embrio ini selalu
terpisahkan dari darah dan jaringan ibu
oleh suatu lapisan sitotrofoblas di sisi
bagian dalam dan sinsisiotrofoblas di
bagian luar.
Plasentasi
 Proses pembentukan struktur dan jenis
plasenta . Setelah nidasi embrio ke dalam
endometrium selesai, plasentasi dimulai dan
berlangsung sampai 12-18 minggu setelah
fertilisasi.
 Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil
konsepsi trofoblas invasif telah melakukan
penetrasi ke pembuluh darah endometrium.
Terbentuklah sinus intertrofoblas yaitu ruang-
ruangan yang berisi darah maternal dari
pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan.
Proses terbentuknya plasenta
Trofoblast Invasif

Penetrasi ke pembuluh Perubahan struktur


darah endometrium endometrium

Terbentuk sinus
intertrofoblastik DECIDUA

Ruang ruang interviler

Villi korialis PLASENTA


-Gambar plasenta-
-desidua-
 Desidua
 Desidua kapsularis
 Desidua basalis
 Desidua parietalis
RINGKASAN
Perkembangan Janin Pasca
Implantasi
 Pada hari ke 24 – 25 , lempeng
embrionik berbentuk bilaminar (dua
lapis) terdiri dari ektodferm dan
endoderm
 Proliferasi seluler lempeng embrionik
selanjutnya akan menyebabkan
penebalan di garis tengah yang dikenal
sebagai “primitive streak”. sel kemudian
menyebar ke lateral dari “primitive
streak” diantara ekto dan endoderm
untuk membentuk mesoderm. Peristiwa
ini selanjutnya akan menghasilkan
lempeng embrionik tiga lapis.
 Ektoderm  lensa mata, rambut, saraf
 Endoderm  saluran gastrointestinal,
pankreas, hepar dan tiroid
 Mesoderm  tulang rangka, dermis,
sistem vaskular dan urogenital
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai