Anda di halaman 1dari 80

Disusun oleh :

AINUR ROSYIDAH 17050453001


SUHARTININGSIH 17050453005
LIZA FITRIYAH M 17050453015
 BatikMadura merupakan salah satu kain batikyang sedang populer saat ini.
Seperti kita ketahui, berdasarkanetimologi sendiri kain “batik” diadopsi
berdasarkan bahasa Jawayakni “amba” artinya menulis serta “nitik” merujuk ke
dalampembuatan corak, lalu diaplikasikan melalui media kain.
 Akan tetapi,batik sendiri ternyata bukan dimiliki oleh Jawa saja. Melainkan jugadi
Madura yang sudah pasti berbeda suku jika dibandingkan denganJawa. Dimana
batik khas Madura memiliki corak dan ciri khas yangbegitu berbeda.
1. Senibudaya batik khas Madura sendiri diperkirakan telah masuk semenjaktahun
1293, dan terus berlanjut sampai abad ke-17. Kini kerajaanSumenep yang ada di
pulau garam sebagai nama lain Madura dipimpinArio Prabuwinoko.
Melalui Adipati inilah, kain batikMadura sendiri telah diperkenalkan sebagaibentuk
warisan leluhur dengan karakter berbeda dibandingkan batikkhas suku Jawa. Hal ini
bisa jadi dikarenakan sebagai sebuah pulauyang menghasilkan garam, dengan begitu
batik khas Madura lebih banyakbercorak disertai titik yang berwarna putih.
  Adapuntitik-titik yang berwarna putih tadi menyerupai butiran garam hasildari pulau Madura.
Belum lagi beraneka ragam ornament flora maupunfauna pun dijadikan corak yang utama dalam
batik tersebut.

 Jika dilihat secara umum, rancangan batik khas Madura tersebut terpengaruhdari kebaharian
Pulau Madura. Sementara warna hijau biru, kuning danmerah sendiri merupakan symbol dimana
batik tersebut menyesuaikandengan corak alam yang khas dan riil dari pulau Madura. Bila
berdasarkan filosofi aneka macam warna tadi memiliki arti tertentu.
Arti Warna Batik Madura

 Hijaubiasanya digunakan dalam batik buatan kabupaten Bangkalan. Dimanawarna


hijau tersebut diadaptasi lewat perkembangan agama Islam diPulau Madura. Di
samping berdasarkan religi sendiri, warna hijau bernotasi sebagai warna daun, yang
menggambarkan tentang simbol daridewa kesuburan ketika kerajaan Majapahit di
Madura masih berkuasa.

 Sementara batik Madura biru sendiri adalah warna yang bisa diartikan sebagai
bentuk warnanatural daerah kepulauan, dimana warna tersebut mendeskripsikan
bahwaMadura dikelilingi oleh bentangan laut yang biru dan luas.
 Warnamerah sendiri tidak hanya berarti berani saja. Melainkanmenggambarkan sifat masyarakat
Madura dengan ciri-ciri tegas, kerasdan kuat sehingga memiliki makna kekuatan masyarakat
Madura yangtegar ketika menghadapi setiap permasalahan.

 Sementara kuning sendiri memiliki makna bahwa di beberapa daerah di wilayah Madura
digambarkanmemiliki wilayah cukup subur sebagai wilayah pertanian. Berbeda dengan warna
kuning yang digambarkan dalam bentuk padi siap panenyang telah menguning.

 Ditiap daerah yang ada di pulau Madura sendiri, terdapat berbagai macamcorak dengan ciri khas
dari masing-masing. Dimana karakternya dapatdimaknai dalam arti harfiah menurut karakter dari
dongeng lokal.Adapun moti tulis tersebut dikenal juga sebagai sebuah motif lamuk,panji, dan
gejekreng.
Berbeda lagi dengan batik Sumenep dan batik Sampang dimana mempunyai ciri yang serupa. Selain
itu, corak ataumotif flora maupun fauna juga begitu kental. Perbedaannya hanya terdapat ada
detailnya penggambaran flora maupun faunanya.
 Contohnya saja batik khas Sumenep sendiri lebih detail menggunakan motif bungateratai atau
ayam bekisar.

 Sedangkan batik Sampang, memiliki warnalebih bervariasi juga kontras walaupun corak dari flora
maupunfaunanya tak sedetail dari batik Sumenep.

 Sedangkan batik khas Pamekasan memiliki ciri dari perpaduan beragam motif batik di pulau
Madura. Dimana motifnya sendiri terdapat yang abstrak, gunungan danvintage atau lawasan.
Motif kain batik abstrak, umumnya cenderungbergambarkan garis-garis misalnya serat kayu dan
sepintas memilikiwarna kuning gading bermotif standar.
 Pada motif gunung sendiri sebenarnya tak harus dipenuhi oleh motif. Dimanamotif ini artinya
motif beraneka ragam corak dituangkan pada sebuahkreasi ketika membatik.

 Kain batik gunungan yakni dengan bentuk penuh motif diatasnya, sementara di bagian bawah
sendiri jarang-jarang. Terdapat beragam corak maupun warna kain batik khas Madura sebagai
tambahan batik khas nasional.
BATIK BANGKALAN MADURA

 Motif Batik Tulis TANJUNGBUMI ini umumnya berupa motif tanaman, bunga,
tumbuh-tumbuhan lainnya, burung dan jenis binatang lainnya, penggambaran motif
burung atau binatang lainnya juga tidak terlalu nampak seperti gambar aslinya namun
hanya berupa goresan yang telah diukir agar tidak menyerupai wujud aslinya.

 Tidak diketemukan adanya motif atau gambar manusia dalam Batik Tanjung
Bumi, hal ini bisa dimaklumi mengingat pengaruh ajaran Islam yang melatar
belakangi budaya masyarakat Madura.
BATIK PAMEKASAN MADURA

 Batik Tulis Pamekasan di Madura merupakan batik dengan motif yang unik dan
melegenda. Desa Klampar di Kecamatan Propo, telah menjadi sentral
perkampungan batik sejak dulu. Keunikan Batik Tulis Pamekasan terletak pada
warnanya, yang sebagian besar berwarna merah terang dalam motif bunga atau
daun.

 Warna klasik ini telah menjadi tren warna Batik Tulis Pamekasan yang sangat
melegenda. Dalam perkembangannya, Batik Tulis Pamekasan sebagian sudah
mulai mengikuti tren pasar sehingga sebagian sudah mengarah ke motif
kontemporer
BATIK SAMPANG MADURA

 Batik Sampang merupakan motif batik khas Madura yang berupa flora dan fauna
di atas bahan sutera dan katun yang tidak kalah dengan batik daerah lain. Oleh Ramli
komposisi batik ini dikombinasi atau dibuat komposisi baru. Ada yang disusun
menjadi seperti lereng, ada yang dijadikan penghias tepi rok dalam pola ceplok
berukuran besar dengan paduan motif liris, atau menjadi motif pucuk rebung sebagai
tumpal sarung.

 Perpaduan gaya dan motif ini menghasilkan busana yang elegan, mewah, dan
mahal. Motif batik sampang yaitu mengambil tema flora dan fauna dengan warna-
warna yang ngejreng bahkan memikat hati perancang busana Ramli.
BATIK SUMENEP MADURA

 Batik Tulis Sumenep merupakan salah satu warisan budaya dari Keraton
Sumenep. Secara umum, batik tulis ini hampir sama dengan batik tulis di Madura
pada umumnya. Namun, yang membedakan dari daerah lain, selain pewarnaannya
yang cenderung kalem dan soft adalah: batik tulis Sumenep mempunyai motif yang
unik.

 Sekilas warna batik Sumenep ada kemiripian dengan warna batik yang ada di Solo
dan Jogja. Sentra batik tulis Sumenep terdapat di daerah Pakandangan, Bluto, sekitar
16 km ke arah selatan dari pusat Kota Sumenep.
PEMAKAIAN BATIK MADURA

 Pemakaian batik Madura digunakan pada saat acara acara tertentu yang semi
formal hingga formal.
contohnya seperti acara pernikaan, perayaan besar dan acara-acara resmi lainnya.

 Namun pada saat ini batik Madura lebih fleksibel dan lebih mudah didapatkan
sehingga pemakaiannya mudah ditemui dikalangan masyarakat
contohnya seperti seragam suatu instansi, kantor, dan acara acara lainnya.
BEBERAPA PAKAIAN ADAT MADURA
Baju Pesa’an Khas Madura

 Baju Pesa’an adalah baju bagian atasan sedangkan untuk bagian


bawah yaitu Celana Gomboran. Dulunya bahan dari baju ini dari
kain China yaitu kain lasteng tiu tapi sekarang masyarakat Madura
membuatnya dari bahan tetoron. Motif dari baju pesa’an yaitu
berwarna hitam polos dan ukurannya serba longgar atau tidak pas
badan. Ukuran pada pinggang dan celana lebar atau gombor
dengan panjang celana sampai mata kaki seperti sarung.
Adapun perlengkapan dari baju Pesa’an ini adalah :
Odheng Santapan

 Odheng Santapan ini dikenakan


di kepala yang terbuat dari bahan
kain batik biasa. Motif dari odheng
ini bisa motif Telaga Biru atau
Storjoan dengan warna merah
soga. Sedangkan bentuk dari
odheng ini segitiga dan
ukurannya bisa disesuaikan
dengan lingkar kepala dari
pemakainya.
Odheng Tapoghan

 Odheng Tapoghan merupakan


ikat kepala yang punya ciri khas
dengan berbahan kain batik
biasa. Untuk motifnya yaitu bunga
atau lidah api yang berwarna
merah soga. ukurannya pun sesuai
dengan lingkar kepala orang
yang memakainya. Dan bentuk
odheng ini seperti biasanya yaitu
ikut kepala yang bentuknya
segitiga dan di bagian atas
kepala tidak tertutup.
Sarong Bahan Madura

 Sarong Bahan ini merupakan


sarong yang terbuat dari bahan
sutra dan sarong plekatnya dari
kain katun. Warna dari sarong
samarinda ini menyolok dengan
menggunakan benang emas,
sedangkan sarong plekat ini
berwarna dasar putih dengan
motifnya kotak-kotak berwarna
biru atau bisa hijau. Ukurannya
seperti biasa bisa disesuaikan
juga.
Ikat Pinggang Tradisi Madura

 Ikat pinggang ini disebut juga


dengan nama Sabbuk Katemang
Raja atau Sabbuk Katemang
Kalep. Bahan dari ikat pinggang
ini terbuat dari kulit sapi dengan
warna cokelat dan motifnya
polos. Sedangkan bentuknya
lebar dan ada kantong bagian
depannya untuk menyimpan
uang. Ukurannya sendiri sama
seperti ikat pinggan pada
umumnya.
Alas Kaki atau Sandal

 Alas kaki atau disebut dengan


Terompah dengan berbentuk
terbuka pada bagian ujung
depan dan di bagian belakang
ada talinya sebagai penjepit
pada kaki. Fungsi dari alat
penjepit ini yaitu mengikat ibu jari
dan jari yang lainnya. Bahan dari
terompah ini terbuat dari kulit sapi.
Senjata

 Celurit atau Sabit ini sebagai


senjata kelas menengah yang
terbuat dari bahan besi baja
dengan motif polos. Warna besi
baja dan ukuran beratnya rata-
rata sekitar 450 gram dengan
bentuk seperti Celurit Madura
pada umumnya.
Upacara Adat di Madura
 UPACARA NYADAR
 Madura memiliki salah satu upacara adat yang hingga sekarang masih rutin dilakukan oleh masyarakatnya. Salah satu
contoh upacara adat di Madura adalah Nyadar yang merupakan suatu kekayaan tradisi masyarakat petani garam Desa
Pinggir Papas. Nyadar dilakukan di sekitar kompleks makam leluhur, yang disebut juga Asta, yang oleh masyarakat
setempat lebih dikenal dengan nama Bujuk Gubang.
 Dalam setahun, upacara ini bisa dilakukan selama 3 kali berturut-turut dengan rentang waktu satu bulan
berselang, yaitu:
 Nyadar pertama dan kedua dilakukan di sekitar Asta Syeh Anggasuto, Syeh Kabasa, Syeh Dukun, dan Syeh
Bangsa yang ada di Desa Kebundadap Barat, Kecamatan Saronggi.
 Pada Nyadar ketiga biasanya disebut dengan Nyadar Bengko. Lokasi upacara adat tersebut berada di Dusun
Kolla, Desa Kebundadap Barat, Kecamatan Saronggi. Konon hal ini juga berangkat dari Nyadar Syeh Dukun,
yang juga ingin melakukan syukuran tetapi hanya di lingkungan rumahnya (dalam Bahasa Madura disebut
Bengko) atau di antara keluarganya sendiri. Namun ada yang khas dari pelaksanaan Nyadar ketiga ini.
 Dari kota Sumenep sendiri untuk menuju lokasi masih harus menempuh jarak sekitar 13 kilometer lagi ke arah
Selatan.
 Waktu Pelaksanaan
 Penentuan waktu pelaksanaan Nyadar biasanya berdasarkan musyawarah para pemuka
adat, yang masih merupakan keturunan dari leluhur Anggasuta. Ada beberapa syarat
sehubungan dengan pelaksanaan Nyadar. Syarat tersebut terdapat kaitan dengan
peringatan Maulid Nabi, yaitu:
 Pelaksanaan upacara tidak diperkenankan diadakan sebelum tanggal 12 Maulid.
 Selamatan yang tidak boleh melebihi besarnya selamatan yang diadakan untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
 Para peserta upacara Nyadar terlebih dahulu diwajibkan untuk merayakan Maulid Nabi
Muhammad SAW.
 Dari syarat tersebut, selain mengindikasikan bahwa Nyadar tumbuh dan berkembang
setelah Islam masuk, juga mengimplikasikan bahwa penghormatan terhadap leluhur
mereka tidak boleh melebihi penghormatan terhadap Rasulullah SAW.
UPACARA ADAT SANDHUR PANTEL

 Sandhur atau Dhamong Ghardam merupakan ritus yang ditarikan, dengan


berbagai tujuan antara lain ; untuk memohon hujan, menjamin sumur penuh air,
untuk menghormati makam keramat, membuang bahaya penyakit atau
mengenyahkan musibah/bencana. Ada pun bentuk ritual ini berupa tarian dan
nyanyian diiringi oleh musik. Gerakan tarian dalam pelaksanaan ritual tidak lebih
dari penyesuaian irama tubuh disesuaikan dengan gerakan tari daerah setempat.
Irama tubuh muncul spontan dari nyanyian atau music.
 Ada pun tempat-tempat yang sering diadakan upacara ritual ini di persimpangan
jalan, yang bertujuan membuang pengaruh negatif, antara lain ; rokat dangdang ;
ruwatan persimpangan, rokat somor, , rokat bhuju’ ; ritus di makam keramat,
rokat tekos jhaghung ; ruwatan melawan tikus pemakan jagung. Prosesi tersebut
biasanya dipimpin oleh seorang dukun, yang bertugas membacakan doa-doa
dalam bahasa Madura dan Arab secara bergantian
3. Sandhur Pantel (Pembuka Pintu Langit)

 Sandhur ini adalah sebuah ungkapan kekecilan dan kekerdilan serta ketidakmampuan
manusia ketika menghadapi berbagai masalah, musibah dan cobaan. Sandhur
merupakan sebuah jembatan, ketika berhubungan dengan Tuhan Penguasa alam
semesta. Bentuk kesenian ini digunakan sebagai media untuk menolak dan mengusir
serta menjauhkan bencana yang direfleksikan dalam bentuk puji-pujian, rangkuman
doa-doa yang diiringi oleh nyanyian (tembang), ragam gerak tarian serta diiringi oleh
musik.
 Sandhur Pantel dilaksanakan dengan tujuan pertama adalah
mendatangkan hujan ketika terjadi kemarau panjang. Dalam
pelaksanaan prosesi ritual meminta hujan, bentuk yang digunakan
adalah berupa nyanyian, tarian, melantumkan puji-pujian serta
melafalkan doa. Dan diiringi oleh alunan alat musik (gending).
 Tujuan kedua adalah rokat anak yang lebih populer dengan
istilah rokat pandhaba. Pementasan ini dilakukan agar kelak si anak
selamat serta jauh dari bermacam gangguan
 Tujuan ketiga diadakannya pementasan Sandhur Pantel adalah rokat pangkalan,
rokat pangkalan biasanya diadakan ketika hasil tangkapan ikan berkurang. Acara
ini biasanya dilakukan di pantai atau pemukiman para nelayan.
 Tujuan keempat pementasan Sandhur Pantel adalah proses penyembuhan
penyakit, seringkali Sandhur Pantel diundang oleh seseorang dalam upaya
penyembuhan penyakit. Acara ini biasanya digelarketika penyakit yang
menjangkiti orang tersebut tidak kunjung sembuh.
 Sebagaimana kesenian tradisional, kesenian ini diperoleh secara turun menurun
dari generasi ke generasi. Para pelaku kesenian ini menerima warisan secara utuh
serta tidak berani membuat perubahan. Karena adanya sebuah anggapan,
perubahan dalam bentuk apa pun akan menyebabkan musibah (sakit) terutama
kepada para pelaku
 Pementasan Sandhur Pantel biasanya dilaksanakan pada malam
hari, dibagi dalam dua babak. Dengan komposisi lingkaran, paling
belakang adalah para penabuh, di depan penabuh adalah
penembang wanita dalam posisi duduk (posisi duduk berganti posisi
berdiri) ketika para penari merubah posisi duduk ke posisi berdiri
ataupun dalam gerak ragam melingkar. Di depan penembang
wanita, ketua dari seni Sandhur Panthel membantu memberikan
improvisasi lagu ataupun penegasan cerita (berdasarkan cerita
baku). Sedangkan posisi terdepan dalam bentuk lingkaran, adalah
para penari berjumlah 14.
Jenis-jenis upacara Selamatan yang ada kepentingannya dengan
pencegahan penyakit pada masyarakat Madura dapat diidentifikasikan
sebagai berikut :

 Aburdah (menambah ketenangan /kekuatan batin bagi orang yang sakit) dan
Rabu bekasan (yang didoakan untuk pengobatan penyakit).
 Rokatan Rokat asal kata barokah, umumnya dilakukan di bulan Muharram tgl 1
atau 10 yaitu rokat pekarangan, rokat bumi. Dengan tujuan mengharap terhindar
dari penyakit dan gangguan kesehatan, nasib buruk dan segala bentuk gangguan
kejahatan. Rokat pekarangan sejajar tidak ditanam, sedangkan rokat bumi sejajar
ditanam.
 Rokat ngalle Upacara ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu keberkatan
hidup di suatu tempat yang baru ditempati dirumah baru. Ngalle artinya pindah,
menurut Bapak Nasibah desa Gadu Barat, cara-caranya sama dengan rokat
pekarangan, tetapi secara jelas belum kami ketahui karena adat ini sudah jarang
dilakukan.
Upacara karapan sapi
UPACARA KARAPAN SAPI

 Karapan Sapi adalah acara khas masyarakat Madura yang di gelar setiap tahun pada
bulan Agustus atau September, dan akan di lombakan lagi pada final di akhir bulan
September atau October. Pada Karapan Sapi ini, terdapat seorang joki dan 2 ekor sapi
yang di paksa untuk berlari sekencang mungkin sampai garis finis. Joki tersebut berdiri
menarik semacam kereta kayu dan mengendalikan gerak lari sapi. Panjang lintasan
pacu kurang lebih 100 meter dan berlangsung dalam kurun waktu 10 detik sampai 1
menit.
 Bagi masyarakat Madura, Kerapan dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen
padi atau tembakau. Untuk saat ini, selain sebagai ajang yang membanggakan, kerapan
sapi juga memiliki peran di berbagai bidang.
 Prosesi awal dari karapan sapi ini adalah dengan mengarak pasangan-pasangan sapi
mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura, yaitu Saronen. Babak
pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua
adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara
kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok
menang.
 Berbeda dengan pakaian adat Jawa Tengah yang
melambangkan kesopanan serta tata krama yang baik dalam
berperilaku dan bertutur kata, motif dan corak yang terdapat pada
pakaian adat Jawa Timur lebih mencerminkan ketegasan namun
juga tetap berkesan sederhana dengan menjunjung tinggi etika.
 Pakaian adat masyarakat Madura untuk Pria identik dengan motif
garis horizontal yang biasanya berwarna merah putih dan memakai
ikat kepala. Lebih terlihat gagah lagi bila mereka membawa
senjata tradisional yang berupa clurit. Dan untuk wanita, biasanya
hanya menggunakan bawahan batik khas Madura dan
mengenakan kebaya yang lebih simple.
PAKAIAN ADAT KHAS MADURA
 Selain busana Mantenan, terdapat pula pakaian tradisional khas
Madura yang disebut dengan pesa’an. Pakaian pesa’an tidak
hanya digunakan untuk acara pernikahan atau acara khusus,
namun juga dapat digunakan sebagai pakaian keseharian pada
jaman dahulu kala. Pakaian yang diperuntukkan bagi kaum pria
Madura ini terdiri atas celana longgar dan kaos bergaris merah
putih sehingga terkesan sangat sederhana, sementara untuk kaum
wanita biasanya menggunakan kebaya dengan warna cerah yang
mencolok.
Pakaian khusus para pria
Busana pertama masyarakat Madura ialah busana khusus pria. Masyarakat Madura
biasanya menyebut baju adat tersebut sebagai baju pesa’an. Baju ini umumnya
digunakan kuam pria untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Di masa silam, orang-orang
suku Madura menggunakan baju ini untuk melaut ataupun berladang serta menghadiri
upacara adat.
Dalam penggunaanya, baju pesa’an digunakan baik untuk pria dewasa dan muda.
Di masa kini, baju ini dipakai pada saat acara tertentu seperti upacara adat.
Baju pesa’an terdiri dari baju hitam yang longgar. Baju ini juga disebut sebagai
penadon di daerah lain. Penadon dilengkapi dengan kaos belang berwarna merah
dan putih ada juga yang memiliki motif warna merah dan hitam. Sementara untuk
bagian bawah, ada celana gomboran.
Celana gomboran ialah celana kain berwarna hitam yang ukurannya ialah
tanggung. Serta bagian atas, terdapat udeng yang melengkapi baju pesa’an. Biasanya
dalam beberapa acara, kaum pria yang mengenakan pakaian tersebut akan
membawa senjata tradisional.
 Warna cerah dan kuat dalam busana madura digunakan sebagai
perlambang karakter masyarakat Madura yang berani, tegas, tidak
pernah ragu-ragu dan terbuka dalam menyampaikan
pendapatnya. Sementara untuk bangsawan madura umumnya
menggunakan jas tutup polos dan kain panjang, lengkap dengan
atribut yang menunjukan derajat kebangsawanan seseorang yakni
dengan pemakaian tutup kepala atau odheng
Pakaian khusus kaum hawa
pakaian khusus untuk kaum hawa atau wanita. Konsep sederhana
dapat terlihat dari baju tradisional pria serta wanita. Baju khusus wanita
khas Madura terdiri dari bagian atas yaitu kebaya kutu baru ata biasa
disebut sebagai kebaya rancongan. Kebaya ini umumnya memiliki warna
hijau, biru ataupun merah. Dahulu, model kebaya yang digunakan oleh
kaum hawa akan dibuat lebih terawang. Namun di jaman modernisasi ini,
kebaya kutu baru dibuat dengan kain yang lebih tebal dan menutupi
bagian tubuh dengan sempurna.
BAJU ADAT PENGANTIN MADURA
Perkawinan adalah sebuah momen yang sangat penting sekaligus
saklar bagi semua orang. Di Indonesia banyak sekali beraneka ragam
tradisi adat yang berhubungan dengan perkawinan. Setiap daerah
memiliki adat-istiadatnya masing-masing sehingga memperkaya
keanekaragaman yang ada.
Dalam upacara pernikahan adat, terdapat ciri khas misalnya baju
pengantinnya, tata cara perkawinannya, tata riasnya dan lain
sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para
tamu yang hadir untuk menyaksikan prosesi dan mempelainya.
 Dalam upacara pernikahan adat, terdapat ciri khas misalnya baju
pengantinnya, tata cara perkawinannya, tata riasnya dan lain
sebagainya. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi
para tamu yang hadir untuk menyaksikan prosesi dan
mempelainya. Begitupun dengan Adat pernikahan Madura,
terdapat beberapa ciri khas diantaranya :
 1. Pakaian pengantin
Pakaian pengantin dan alat-alat rias adat madura mempunyai tata
cara dan aturan-aturan khusus yang harus dipatuhi ketika hendak
menggunakannya. Penggunaan tata rias selain bertujuan agar
pengantin akan kelihatan lebih tampan atau pengantin putri akan
tampak lebih cantik dan anggun,. Tata rias pengantin juga
mengandung nilai estetis, relegius dan juga mengandung arti
simbolis serta fungsi dalam kehidupan masyarakat.
 2. Prosesi Adat Lamaran
Sebelum prosesi lamaran biasanya di adat Madura didahului
dengan adanya :
 • NGANGINI
Ngangini berarti memberi angin (kabar) kepada calon mempelai
perempuan mengenai waktu pelamaran
 • ARABAR PAGAR
Yaitu mempertemukan kedua orang tua untuk saling berkenalan
 • ATER TOLO
Mengantar perlengkapan kosmetik, beras, pakaian adat untuk
lebaran
 • NYEDDEK TEMMO
Menentukan tanggal dan hari perkawinan
 3. Acara Sebelum dan Pada Saat Perkawinan
Mempelai perempuan perlu melakukan perawatan selama 40 hari
sebelum melangsungkan pernikahan. Biasanya calon mempelai wanita
dipingit, yaitu tradisi dilarang meninggalkan rumah. Calon mempelai
pada masa ini melakukan perawatan tubuh dengan:
 • Meminum ramuan jamu Madura:
Perawatan kulit menggunakan bedak penghalus kulit, bedak mangir
wangi, bedak dingin, bedak kamoridhan, bedak bida yang berkhasiat:
menjaga kesehatan kulit, menghilangkan bau badan, menghaluskan
kulit muka, menjadikan kulit langsat kuning, dan lain sebagainya.
 • Menghindari makanan yang banyak mengandung air seperti buah-
buahan (nanas, papaya, mentimun).
 • Perawatan rambut wangi-wangian menggunakan dupa.
 4. Upacara Pernikahan
Saat melangsungkan pernikahan calon mempelai pria
mengenakan pakaian adat berupa BESKAP BLANGKON, dan KAIN
PANJANG kemudian dengan diiringi oleh orang tua, orang yang
dituakan di desanya dan kerabat keluarga. Sementara untuk calon
mempelai wanita menggunakan pakaian adat berupa kebaya
dan kain panjang dengan make-up sederhana.
 5. Resepsi Perkawinan
Di dalam adat pernikahan Madura, memiliki ciri khas yaitu dengan
menggelar resepsi selama 3 hari 3 malam.
ciri khas pernikahan adat Madura

1. Pakaian pengantin
2. Prosesi Adat Lamaran
3. Acara Sebelum dan Pada Saat Perkawinan
4. Upacara Pernikahan
5. Resepsi Perkawinan
Gaun Pengantin Dari Madura
Tak ubahnya pengantin di daerah lain, pakaian dan peralatan rias
disediakan secara khusus dengan tata cara pemakain tertentu yang
harus dipatuhi. Tujuannya tak lain agar pengantin kehilatan benne
(bahasa Madura) atau pengantin wanita akan tampak lebih cantik
dan anggun, demikian juga pengantin pria akan tampak tampan
mengesankan. Tata rias pengantin pada umumnya memang
mengandung dua hal, yaitu kecuali mengandung keindahan (estetis)
religius dan ada kalanya mengandung arti simbolis serta fungsi dalam
kehidupan masyarakat.
PAKAIAN PENGANTIN ADAT KABUPATEN
BANGKALAN
Perlengkapan pakaian penganten laki-laki
memakai:

 Udeng : Tongkosan jingga


 Jas : Totop lonceng
 Keris : Abinan
 Bros : Permata
 Slop : Beludru
Perlengkapan pakaian penganten Wanita
memakai:

 Pakaian : Kalampi lanceng


 Hiasan sapu tangan : bunga
 Gelung : Malang
 Kembengeh : Sap-osap
 Kain : Sampir songket
PAKAIAN ADAT PENGANTIN KABUPATEN
SUMENEP
 suku Sumenep dan suku Osing yang sama-sama berada di provinsi Jawa Timur
memiliki budaya adat yang berbeda, sehingga keragaman budaya ini haruslah
dijaga agar bisa tetap utuh dan ini merupakan kebanggan tersendiri bagi kita.
 Berbeda apa yang mereka pakai pada pesta-pesta resepsi sehari-hari. Tata rias dan
busana pengantin menjadi perhatian. Masyarakat dan khususnya para tamu yang
hadir dalam pesta itu. Oleh karena itu, hal yang demikian itu ternyata dilakukan
oleh suku bangsa Madura pada umumnya dan Sumenep sendiri pada khususnya.
KEBUDAYAAN MASYARAKAT MADURA

 Kebudayaan apa saja yang dimiliki oleh masyarakat Madura :


 Rumah Adat Rumah Adat yang dimiliki oleh masyarakat Madura adalah
halaman panjang yang biasa disebut Tanian Lanjang yang membuktikan
kekerabatan masyarakat madura. Rumah adat madura ini memiliki satu pintu
didepan rumah, agar pemilik rumah dapat mengontrol aktifitas keluar masuk
keluarga. Pintu yang dihiasi ukir - ukiran asli madura. dengan warna hijau dan
merah yang memiliki lambang kesetiaan dan perjuangan.
 Bahasa Madura
 Bahasa Madura yang mempunyai bahasa yang unik. Begitu uniknya sehingga
orang luar Madura yang ingin mempelajarinya mengalami kesulitan, khususnya
dari segi pelafalannya. Bahasa Madura sama seperti bahasa - bahasa di
kawasan Jawa dan Bali, kemudian mengenal Tingkat - tingkatan, namun agak
berbeda karena hanya terbagi atas tingkatan yakni :
 Ja' - iya (sama dengan ngoko)
 Engghi - Enthen (sama dengan Madya)
 Engghi - Bunthen (sama dengan Krama)
 Senjata Tradisional Madura
 Senjata yang dimiliki oleh masyarakat Madura bernama Clurit,
bentuknya melengkung seperti arit, mata clurit sangat runcing dan
tajam. Gagangnya terbuat dari kayu atau logam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai