Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS

LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
GROUP 12:
Muhammad Zahari
Mufly Fadla Syihab
Ayyub Alqadri
Ninda Saphira Mustafa
outline

Lingkungan Pengendapan dan Fasies

Parameter Lingkungan Pengendapan

Dasar-dasar Analisis Lingkungan

Hubungan Antara Fasies dan Lingkungan Pengendapan


LINGKUNGAN PENGENDAPAN DAN
FASIES
- Muhammad Zahari -
Lingkungan Lingkunan pengendapan merupakan keseluruhan dari
kondisi fisik, kimia, dan biologi pada tempat dimana
Pengendapa material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan Sloss, 1963)
jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan

n tempat berkumpulnya material sedimen yang di pengaruhi


oleh aspek fisik, kimia dan biologi yang dapat
mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
Model fasies adalah miniatur umum dari sedimen
yang spesifik. Model fasies dapat diinterpretasikan
sebagai urutan ideal dari fasies dengan diagram blok
atau grafik dan kesamaan.

Ringkasan model ini menunjukkan sebagai ukuran


Fasies yang bertujuan untuk membandingkan framework dan
sebagai penunjuk observasi masa depan. model fasies
memberikan prediksi dari situasi geologi yang baru
dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada
kondisi akhir hidrodinamik.

Model fasies merupakan suatu cara untuk


menyederhanakan, menyajikan, mengelompokkan, dan
menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.
PARAMETER LINGKUNGAN
PENGENDAPAN
- Mufly fadla syihab -
• Elemen fisika statis meliputi geometri
cekungan(Basin), material yang diendapkan
Parameter (pasir, lumpur dll), kedalaman air, suhu, dan

Fisika
kelembapan.
• Elemen fisika dinamik meliputi energi dan arah
aliran dari angin, air dan es.
• Salinitas
Parameter • pH

Kimia • Eh (Potensial Redoks)


• karbondioksida dan oksigen
• aktifitas organisme
• pertumbuhan tanaman
Parameter • Penggalian
Biologi • sedimen hasil pencernaan
• kehadiran dari sisa organism disebut sebagai
material pengendapan.
DASAR-DASAR ANALISIS
LINGKUNGAN
- MUFLY FADLA SYIHAB -
Kriteria • Kriteria fisik
1. Geometri unit fasies, bentuk equidimensional
Berdasarkan dan bentuk elongate.
Komponen 2. litologi

Pengendapa
3. asosiasi fasies horizontal dan vertikal
4. struktur sedimen
n Sedimen
• Kriteria geokimia
Kriteria Digunakan untuk mengetahui komposisi kimia
Berdasarkan yang membentuk batuan

Komponen • Kriteria biologi


Pengendapa Digunakan untuk rekonstruksi
n Sedimen paleoenvironmental
Kriteria • Kenampakan ukuran dari well logging, meliputi
resistivitas, sonic velocity, dan radioaktivity.
Berdasarkan • Kenampakan interpretasi dari pengukuran well
Kenampakan logging meliputi density/porosity, ukuran butir,
litologi, dip perlapisan.
Sedimen
Karakteristik
dari • hubungan kontak utama (uniformity,

Interpretasi
comformity)
• strata kontinuitas
sari Rekaman • dip strata
Seismik • identifikasi unit fasies.

Refraksi
HUBUNGAN FASIES DAN
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
- Ayyub Alqadri -
- Ninda Saphira -
Hubungan Fasies dan Lingkungan
Pengendapan
Menurut Boggs (1987), lingkungan pengendapan adalah suatu
tempat yang memiliki kondisi fisik, kimia, biologi tertentu yang
bersifat statis dan dinamis. Kondisi lingkungan pengendapan akan
mengontrol proses dan menjadi penyebab karakteristik sedimen
yang terendapkan dan digambarkan sebagai suatu proses (cause).

Sedangkan fasies pengendapan yang merupakan


kenampakan suatu tubuh batuan sedimen yang memiliki
kekhasan sifat fisik, kimia, biologi, sebagai suatu hasil atau
produk dari suatu lingkungan pengendapan
tertentu,dinyatakan sebagai suatu respon (effect)
Metode
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1) Tahap pendahuluan, Tahap ini meliputi studi pustaka yang meliputi
pengkajian pustaka yang berkaitan dengan teori dasar dan penelitian
terdahulu.
2) tahap pengumpulan data, tahap pengumpulan data terdiri dari
pengumpulan data geologi lapangan (singkapan) yang terdiri dari
pengamatan, pengukuran dan pembilan sampel batuan.
3) Tahap analisis laboratorium dan studio (workstation), tahap ini meliputi
tahap Analisis Laboratorium, (analisis petrografi, dan paleontologi) dan
tahap pekerjaan studio (pembuatan peta geologi dan penampang
stratigrafi terukur),
4) Interpretasi data (Analisis fasies dan lingkungan pengendapan) dan Tahap
penulisan laporan
HASIL

• Lithofasies Silang siur / Bundled Cross Bedding


Berdasarkan data geologi lapangan, di daerah penelitian satuan batuan
didominasi oleh Batupasir perlapisan silang siur, Fasies ini terdiri dari
batupasir kongklomeratan, batupasir.
Struktur sedimen silang siur menunjukan adanya kecepatan maksimum arus
yang mampu menghasilkan dune atau tumpukan pasir dan tererosi oleh arus
balik yang menghasilkan reactivation surface (Dalrymple, 1992).
Adanya lapisan tipis serpih dan karbon tipis pada perlapisan silang siur
mengidikasikan adanya periode slack-water (Dalrymple, 1992). Selain itu,
kenampakan perlapisan silang siur mengindikasikan adanya arus pasang
surut dalam proses pengendapan litofasies ini.
• Litofasies Serpih lanauan wavy
Struktur sedimen ini merupakan ekspresi dari variasi aktivitas arus atau
gelombang ataupun pasokan sedimen yang terjadi karena adanya perubahan
tingkat energi arus atau gelombang. Hal ini mencerminkan adanya
perubahan energi secara reguler pada bagian yang berbeda dari siklus
pasang surut, struktur sedimen wavy tersebut berkembang ketika kondisi
energi rendah (low-energy) yang mengikuti terbentuknya ripple dimana
lumpur akan terakumulasi sebagai endapan suspensi dalam lembah-lembah
ripple tersebut. Selanjutnya kondisi energi yang tinggi akan merombak atau
menghilangkan endapan lumpur pada puncak ripple dan menghasilkan mud
streak diantara pasir (ripple) tersebut yang membentuk undulasi sebagai
struktur wavy.
Kehadiran struktur sedimen wavy sebagai perselingan serpih
lanauan dan batupasir tersebut merupakan ciri dari
pengendapan pasang surut (Dalrymple, 1992). Selain itu,
kehadiran fosil bentonik Ammonia becarii Linne dan
Elphidium sp juga menguatkan interpretasi bahwa litofasies
ini terbentuk pada lingkungan oleh adanya pengaruh pasang
surut air laut.
• Batuan penyusun litofasies ini terdiri dari :
• Serpih berwarna abu-abu kehijauan dengan
lensa batupasir sangat halus - lanau berwarna
coklat kemerahan tersebar dalam tubuh batuan
Litofasies (serpih), terdapat pecahan cangkang dan cukup
melimpah struktur sedimen yang berkembang
Serpih adalah lentikular.

Lenticular • serpih, abu-abu gelap, terdiri dari fragmen


pecahan cangkang, coral dan sedikit jejak fosil
(Litofasies dan kaya akan material organik berupa fragmen
karbon dan fosil batang dengan struktur
C) sedimen lentikular.
• Kehadiran struktur sedimen lentikular dimana
batupasir yang tidak menerus berbentuk lensa
dan nodul yang relatif terisolasi oleh massa
Litofasies dasar serpih merupakan ekspresi dari
perubahan aktivitas arus atau gelombang yang
Serpih disebabkan oleh adanya perubahan kondisi
relatif energi tenang (quiescent conditions) dan
Lenticular energi tinggi (high energy) dari perubahan
teratur siklus arus pasang surut. Hal ini
(Litofasies merupakan salah satu ciri dan karakteristik dari
lingkungan pengendapan pasang surut (Nichols,
C) 1999; Dalrymple, 1992).
• batuan penyusun litofasies ini :
• Serpih karbonan, abu-abu gelap hingga hitam,
terdiri dari fragmen fosil daun, karbon
berlembar,menyerpih dan bergelombang dan
cangkang Gastropoda serta Bivalve berkulit tipis
Litofasies yang cukup melimpah (Interval 160-162,75 meter;
167-167,5 meter).
Serpih • Litofasies serpih karbonan secara megaskopis
Karbonan berwarna abu-abu gelap hingga hitam, kilap
berminyak (gresy), melimpah material organik
(Litofasies berupa material seperti karbonan batang kayu, serat
karbon, fosil daun dengan struktur menyerpih,
D) selain itu terdapat juga cangkang-cangkang
Gastropoda dan cangkang Bivalve berkulit tipis.
• Serpih karbonan dengan kandungan material organik yang
melimpah mengindikasikan sebuah lingkungan dengan proses
preservasi atau pengawetan material organik yang sangat baik
dengan sirkulasi yang terbatas. Detritus organik berupa serpihan
karbonan merupakan indikasi dari sebagai akumulasi arus suspensi
Litofasies selama pasang surut tertinggi (high spring tides) dengan kondisi
energi yang tenang (Davis, 1992). Adanya serpih atau batuan yang

Serpih
halus dan fosil daun, kayu (sebagai plant debris) dengan material
cangkang serta fragmen tumbuhan tingkat tinggi berupa fosil kayu
mengindikasikan bahwa litofasies ini merupakan endapan salt
Karbonan marsh (Davis, 1992).

(Litofasies • Keberadaan material organik yang melimpah dalam massa dasar


yang halus berwarna hitam (sebagai black shale atau serpih

D) karbonan) dengan cangkang Gastropoda dan Bivalve yang relatif


utuh (insitu) maka litofasies ini diinterpretasi sebagai endapan
lingkungan Marsh-Supratidal dengan pengaruh arus pasang-surut
(tide dominated )
THANKS !

“If you have any question…, just


google it”
- (Kelompok 12, 2019) -

Anda mungkin juga menyukai