Anda di halaman 1dari 34

Dipresentasikan Oleh :

“Kelompok - 1”
Metode Ilmiah M04

Ribka D.K. Purba 165080101111042


Rina Mariana Sagala 165080101111070
Education Program, Afifah Ilmas Dien Akbar 165080107111009
Aquatic Resources Management
SKRIPSI
ANALISIS PENCEMARAN Cr(VI) DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILM
SEBAGAI AGEN BIOMONITORING DI SUNGAI BADEK, KOTA MALANG

(PUTRI DWIYAN JAYATI , 2018)


Judul : ANALISIS PENCEMARAN Cr(VI) DENGAN MENGGUNAKAN BIOFILM
SEBAGAI AGEN BIOMONITORING DI SUNGAI BADEK, KOTA MALANG
Nama Mahasiswa : PUTRI DWIYAN JAYATI
NIM : 1450801011111030
Program Studi : Manajamen Sumberdaya Perairan
PENGUJI PEMBIMBING
Pembimbing : ANDI KURNIAWAN, S.Pi., M.Eng., D.Sc
PENGUJI BUKAN PEMBIMBING
Dosen Penguji 1 : IR. PUTUT WIDJANARKO, MP
Dosen Penguji 2 : DR. IR. MUHAMMAD MUSA, MS
Tanggal Ujian : 30 Mei 2018
BAB1.
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Tujuan Penelitian
 Manfaat Penelitian

“LATAR BELAKANG”
Penurunan kualitas air dikarenakan peningkatan populasi penduduk

Penyebab pencemaran di sungai akibat pembuangan limbah

Metode alternatif pengolahan limbah industri yang paling efektif dan efisien dengan
mikroorganisme (bakteri) yang melekat pada suatu permukaan membentuk biofilm

Biofilm dianggap tepat untuk dijadikan sebagai agen biomonitoring di perairan


lotik

“RUMUSAN MASALAH”
Bagaimana kandungan Cr(VI) pada air di Sungai Badek?

Bagaimana kandungan Cr(VI) pada biofilm di Sungai Badek?

Bagaimana kemungkinan penggunaan biofilm sebagai agen


biomonitoring di Sungai Badek?

“TUJUAN PENELITIAN”
Untuk menganalisis kandungan Cr(VI) di dalam air Sungai Badek

Untuk menganalisis kandungan Cr(VI) di dalam biofilm yang ada di


Sungai Badek.

Untuk mengembangkan penggunaan biofilm sebagai agen


biomonitoring di Sungai Badek

“MANFAAT PENELITIAN”
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang kandungan logam
berat Cr(VI) pada biofilm dan air

Untuk menggunakan biofilm sebagai agen biomonitoring dalam peningkatan


dan pengembangan water treatment

Untuk menjadi rujukan pada penelitian terkait dan berkontribusi dalam


pengembangan ilmu pengetahuan terkait manajemen sumberdaya perairan
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
 Review Literatur
 Metodelogi
 Prosedur Analisis data
 Peranan peneliti

“REVIEW LITERATUR”
Ekosistem Sungai Logam Berat Pencemaran Logam Berat
Pada Perairan

Logam Berat Cr (VI) Karakteristik Cr (VI) Karakteristik Cr(VI)


Dalam Air dalam Air Pori
(Interstitial Water)
Biofilm Mekanisme Karakteristik Cr (IV)
Terbentuknya dalam Biofilm
Biofilm

Biomonitoring Biofilm sebagai Parameter Kualitas Air


Biomonitoring
Perairan
Parameter Kualitas Air

Suhu Kedalaman Kecepatan


Arus

pH DO

“METODELOGI”
Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dengan penjelasan
deskriptif yang bertujuan untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian
di lokasi penelitian .

Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama,


mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail
disertai catatan-catatan.
Metode Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Data primer dalam penelitian ini meliputi Data sekunder dalam penelitian ini
berat biofilm, konsentrasi kandungan diperoleh melalui jurnal, buku, laporan
Cr(VI) pada biofilm dan air, serta nilai skripsi, thesis, serta kepustakaan ilmiah
suhu, derajat keasaman (pH), dan yang menunjang keberhasilan penelitian.
oksigen terlarut (DO) pada Sungai Badek,
Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang.
DATA PRIMER

OBSERVASI WAWANCARA DOKUMENTASI


TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan Sampel Air Pengambilan Sampel Biofilm
Pengambilan sampel air dilaksanakan di Pengambilan sampel biofilm dilaksanakan di
Sungai Badek, Kelurahan Ciptomulyo, Sungai Badek, Kelurahan Ciptomulyo,
Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada
pada tiga stasiun dengan pengambilan tiga stasiun dengan pengulangan tiga kali pada
masing-masing stasiun yaitu tiga titik. titik yang berbeda.
Teknik Pengambilan Sampel Biofilm
Persiapan Sampel Biofilm Pengambilan Sampel Biofilm
Mengambil batu pada tiap stasiun di aliran Sungai •Penimbangan container dan aquades sebanyak 120 ml
Badek secara acak mulai dari permukaan, tepi bagian •Pelepasan biofilm dari batu
dalam dan di dasar sungai dengan ciri-ciri fisik batu •Perhitungan berat basah biofilm (Berat Awal-Berat Akhir)
yang diambil yaitu, permukaan batu licin terselubung •Pemindahan larutan biofilm ke dalam botol film
oleh lendir dan tumbuh biofilm yang menyerupai •Penyimpanan dalam cool box
lumut serta terlihat seperti filamen. (suhu ± 4ºC dibawa ke Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

Pemisahan Larutan Aquades dengan Biofilm


Pemisahan antara larutan aquades dengan biofilm dilakukan dengan menggunakan sentrifugasi untuk mendapatkan
pellet dan supernathan sehingga konsentrasi Cr(VI) dapat diketahui pada masing-masing komponen.
Pengukuran Kualitas Air
Parameter Fisika Parameter Kimia

Suhu, diukur dengan menggunakan DO, diukur dengan menggunakan DO meter


termometer. tipe PDO-520.

Kedalaman, diukur dengan Kedalaman, diukur dengan menggunakan


menggunakan tali yang diberi pemberat. pH meter.

Kecepatan Arus, diukur dengan


menggunakan current meter.

“ANALISIS DATA”
Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskrtiptif yaitu
dengan menampilkan data dalam bentuk tabel, gambar, dan grafik yang
menghasilkan informasi kandungan logam berat Cr(VI) pada biofilm dan air dari
sungai Badek di sekitar kawasan pabrik penyamakan kulit.

METODE DESKRIPTIF analisis dengan pendekatan ANALISIS DATA menggunakan uji-t


kuantitatif bertujuan menggambarkan secara sistematis
dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar
variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan mengintepretasi data yang
diperoleh.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel biofilm dilakukan sekitar pukul
08.00 – 13.00 WIB serta dilakukan pengukuran suhu,
kedalaman, kecepatan arus, pH, dan DO dan
pengambilan atau brushing biofilm pada batu yang
terdapat di masing-masing stasiun.
Apabila dibandingkan dengan standar baku mutu
Kandungan Kromium air limbah bagi kawasan industri menurut Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 bahwa
(VI) pada Air kadar maksimum Cr(VI) yang dianggap masih aman
adalah 0,05 mg/L.

konsentrasi Cr(VI) dalam air yang diperoleh di Sungai Badek tergolong rendah dan berada di bawah
kadar maksimum yang telah ditetapkan. Nilai konsentrasi logam berat dalam perairan dipengaruhi
oleh banyaknya masukan limbah hasil produksi yang dibuang pada saat pengambilan sampel.
Rata-rata tingkat akumulasi Cr(VI) pada biofilm di Sungai
Kandungan Kromium Badek menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Nilai
konsentrasi Cr(VI) pada biofilm di tiap stasiun diperoleh
(VI) pada Biofilm setelah mengakumulasikan hasil konsentrasi Cr(VI) pada
pellet dan supernathan.

Konsentrasi Cr(VI) yang terakumulasi dalam biofilm dapat meningkat apabila biofilm yang ada di
Sungai Badek mengalami biomagnifikasi. Extracelullar polymeric substances (EPS) memegang
peranan dalam proses penyerapan logam berat dalam biofilm.
Perbandingan Kadar Kromium (VI) pada
Air dan Biofilm
Perbandingan kadar Cr(VI) pada air
dan biofilm di Sungai Badek
menunjukkan bahwa pada seluruh
stasiun, nilai konsentrasi Cr(VI) di
biofilm akan lebih tinggi
dibandingkan nilai konsentrasi
Cr(VI) dalam air.
Parameter Kualitas Air

Suhu optimum untuk pertumbuhan biofilm di lingkungan alaminya yaitu ± 30ºC (Ramli et al., 2012).
Sungai yang memiliki kedalaman rendah dan jarak yang tidak jauh maka dapat digolongkan sebagai
sungai kecil dengan lebar aliran tidak lebih dari 40 m (Norhadi et al., 2014).
Sungai yang memiliki kecepatan arus <10 cm/detik tergolong sungai yang berarus sangat lambat (Mason, 1981).

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 bahwa baku mutu air limbah bagi kegiatan
industri penyamakan kulit yaitu memiliki pH berkisar antara 6 – 9.
Sungai dikatakan baik dan mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya
lebih besar dari 5 mg/L (Mahyudin et al., 2015).
Kesimpulan
1) Konsentrasi Cr(VI) pada air di Sungai Badek yang berlokasi di
Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Ciptomulyo, Kota
Malang berkisar dari 0,012 – 0,016 ppm. Konsentrasi tertinggi
didapatkan pada stasiun 1 yaitu 0,016 ppm sedangkan
konsentrasi terendah yaitu 0,012 ppm pada stasiun 3.
2) Konsentrasi Cr(VI) pada biofilm di Sungai Badekyang berlokasi
di Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Ciptomulyo, Kota
Malang berkisar antara 1,285 – 1,659 ppm. Konsentrasi
tertinggi diperoleh pada stasiun 2 yaitu 1,659 ppm sedangkan
konsentrasi terendah pada stasiun 3 yaitu 1,285 ppm.
3) Konsentrasi Cr(VI) pada biofilm lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi Cr(VI) di air. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
biofilm mampu mengakumulasi Cr(VI) pada perairan mengalir
seperti sungai. Dengan demikian, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa biofilm sangat mungkin digunakan sebagai
agen biomonitoring di ekosistem perairan sungai.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan dengan dilakukannya
penelitian ini adalah perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut
mengenai tingkat kemampuan akumulasi biofilm terhadap logam
berat di perairan dengan mengaitkannya terhadap berbagai
faktor abiotik maupun biotik lainnya seperti luas permukaan
biofilm, BOD, debit air limbah, dan keterkaitannya terhadap
konsentrasi Cr(VI) pada sedimen untuk menyempurnakan
pengetahuan baru mengenai adsorpsi biofilm terhadap logam
berat di lingkungan alaminya yang dapat dijadikan sebagai acuan
untuk pemanfaatan biofilm sebagai pengolahan limbah atau
water treatment yang ramah lingkungan.
T e r i m a k a s i h...

Anda mungkin juga menyukai