“Kelompok - 1”
Metode Ilmiah M04
Metode alternatif pengolahan limbah industri yang paling efektif dan efisien dengan
mikroorganisme (bakteri) yang melekat pada suatu permukaan membentuk biofilm
pH DO
“
“METODELOGI”
Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dengan penjelasan
deskriptif yang bertujuan untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian
di lokasi penelitian .
konsentrasi Cr(VI) dalam air yang diperoleh di Sungai Badek tergolong rendah dan berada di bawah
kadar maksimum yang telah ditetapkan. Nilai konsentrasi logam berat dalam perairan dipengaruhi
oleh banyaknya masukan limbah hasil produksi yang dibuang pada saat pengambilan sampel.
Rata-rata tingkat akumulasi Cr(VI) pada biofilm di Sungai
Kandungan Kromium Badek menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Nilai
konsentrasi Cr(VI) pada biofilm di tiap stasiun diperoleh
(VI) pada Biofilm setelah mengakumulasikan hasil konsentrasi Cr(VI) pada
pellet dan supernathan.
Konsentrasi Cr(VI) yang terakumulasi dalam biofilm dapat meningkat apabila biofilm yang ada di
Sungai Badek mengalami biomagnifikasi. Extracelullar polymeric substances (EPS) memegang
peranan dalam proses penyerapan logam berat dalam biofilm.
Perbandingan Kadar Kromium (VI) pada
Air dan Biofilm
Perbandingan kadar Cr(VI) pada air
dan biofilm di Sungai Badek
menunjukkan bahwa pada seluruh
stasiun, nilai konsentrasi Cr(VI) di
biofilm akan lebih tinggi
dibandingkan nilai konsentrasi
Cr(VI) dalam air.
Parameter Kualitas Air
Suhu optimum untuk pertumbuhan biofilm di lingkungan alaminya yaitu ± 30ºC (Ramli et al., 2012).
Sungai yang memiliki kedalaman rendah dan jarak yang tidak jauh maka dapat digolongkan sebagai
sungai kecil dengan lebar aliran tidak lebih dari 40 m (Norhadi et al., 2014).
Sungai yang memiliki kecepatan arus <10 cm/detik tergolong sungai yang berarus sangat lambat (Mason, 1981).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 bahwa baku mutu air limbah bagi kegiatan
industri penyamakan kulit yaitu memiliki pH berkisar antara 6 – 9.
Sungai dikatakan baik dan mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya
lebih besar dari 5 mg/L (Mahyudin et al., 2015).
Kesimpulan
1) Konsentrasi Cr(VI) pada air di Sungai Badek yang berlokasi di
Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Ciptomulyo, Kota
Malang berkisar dari 0,012 – 0,016 ppm. Konsentrasi tertinggi
didapatkan pada stasiun 1 yaitu 0,016 ppm sedangkan
konsentrasi terendah yaitu 0,012 ppm pada stasiun 3.
2) Konsentrasi Cr(VI) pada biofilm di Sungai Badekyang berlokasi
di Kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Ciptomulyo, Kota
Malang berkisar antara 1,285 – 1,659 ppm. Konsentrasi
tertinggi diperoleh pada stasiun 2 yaitu 1,659 ppm sedangkan
konsentrasi terendah pada stasiun 3 yaitu 1,285 ppm.
3) Konsentrasi Cr(VI) pada biofilm lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi Cr(VI) di air. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
biofilm mampu mengakumulasi Cr(VI) pada perairan mengalir
seperti sungai. Dengan demikian, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa biofilm sangat mungkin digunakan sebagai
agen biomonitoring di ekosistem perairan sungai.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan dengan dilakukannya
penelitian ini adalah perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut
mengenai tingkat kemampuan akumulasi biofilm terhadap logam
berat di perairan dengan mengaitkannya terhadap berbagai
faktor abiotik maupun biotik lainnya seperti luas permukaan
biofilm, BOD, debit air limbah, dan keterkaitannya terhadap
konsentrasi Cr(VI) pada sedimen untuk menyempurnakan
pengetahuan baru mengenai adsorpsi biofilm terhadap logam
berat di lingkungan alaminya yang dapat dijadikan sebagai acuan
untuk pemanfaatan biofilm sebagai pengolahan limbah atau
water treatment yang ramah lingkungan.
T e r i m a k a s i h...