Anda di halaman 1dari 9

KEWIRAUSAHAAN

KELOMPOK 7
ADY PURWANTO BCA 116 202
DITA LIDYA BCA 116 174
EKO CAHYO KUMOLO BCA 116 191
GREGORIUS SUGENG T. N. BCA 116 193
KHUSNUL KHOTIMAH BCA 116 186
NIA FEBRIANTI BCA 116 147
NOVA SRIANI SIREGAR BCA 116 185
SURENDRA BCA 116 101
SRI RAHAYU BCA 116 200
SRI ENON BCA 116 350
TOMI SAPUTRA BCA 116 158
YANDRI FEBE . PANGAIBUAN BCA 116 192
BAB 9
IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN
Ide-ide baru selalu muncul dari pemikiran kreatif. Ide muncul apabila kita memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang luas. Ide juga muncul dari mimpi-mimpi atau khayalan-khayalan (dreams). Setelah ide atau
khayalan-khayalan muncul, gagasan-gagasan atau angan-angan. Dari gagasan inilah tindakan inovasi
dilakukan.
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Dalam mengevaluasi ide, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko
yang mungkin terjadi dengan cara:
1. Pengurangan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang perlu dievaluasi, yaitu:
1. Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar
2. Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya
3. Resiko teknik, terjadi akibat kegagalan teknik
Mengembangkan Suatu Ide Baru
Ada beberapa cara untuk mengembangkan ide-ide baru suatu produk atau jasa baru yaitu:
1. Mengenal suatu kebutuhan pasar. Jadi perlu mengetahui apakah pasar perlu kebaruan produk atau jasa
dsb.
2. Memperbaiki produk yang sudah ada sangat diperlukan dengan mengidentifikasi produk mana yang
tidak mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, kemudiian coba kembangkan beberapa perubahan
yang diperlukan.
3. Kombinasikan industri-industri, yaitu dengan mengombinasikan beberapa industri yang saling
mendukung.
4. Paham kecenderungan-kecenderungan yang akan dihadapi. Karena lingkungan demografi berubah
seperti usia dan pola-pola kehidupannya, maka harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.
5. Peduli terhadap segala sesuatu. Kebanyakan orang terbiasa dengan kehidupan normal dan kebiasaan,
tidak pernah peduli terhadap sesuatu yang ada.
6. Mempertanyakan asum-asumsi. Untuk membangun produk, kita harus mempertanyakan asumsi-asumsi
untuk membuat produk yang normal.
7. Pertama beri nama, kemudian kembangkan nama itu. Ketika mengembangkan produk baru harus
dipikirkan tentang nama baru. Jangan menggunakan nama-nama itu juga.
Sumber-Sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang yang riil, wirausahaan harus bersedia melakukan evaluasi
peluang secar terus menerus. Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara
terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah dalam
penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara sbb:

1. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda

2. Mengamati Pintu Peluang

3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

4. Menaksir biaya awal

5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.


BAB 10
Kewirausahaan dalam Konteks Bisnis
Untuk memasuki dunia usaha seseorang harus memiliki jiwa kewirausahaan karena
kewirausahawan adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola dan memiliki keberanian
menghadaoi risiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana, ia harus memiliki
kecakapan untuk bekerja, mengorganisasikan, kreatif dan lebih menyukai tantangan.

Ada 2 pendekatan mencari peluang dalam pendirian usaha: (1) pendekatan “inside-out” atau disebut
dengan “idea generation” yaitu pendekatan yang berdasarkan pada gagasan sebagai kunci yang
menentukan keberhasilan usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakan
dsb yang menentukan jeniis usaha yang akan dirintis. (2) pendekatan “the out-side in” yang juga
disebut “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide, bahwa suatu
perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal
berikut:
1. Bidang san jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
4. organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
Hambatan dalam Memasuki Industri
Ada beberapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu mencakup hal-hal sbb:
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyaltas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang.
2. Biaya perubahan, yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para karyawan dan
penggantian alat serta sistem yang lama.
3. Respons dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan pasar yang ada.
Waralaba
Waralaba (franchising)adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang atau
penyalur. Inti dari waralaba adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusaan
induk. Dasar hukum dari penyelenggaraan waralaba adalah kontrak kontrak kerja sama antara
perusahaab franchisor (perusaan induk) dengan franchisee (perusahaan penyalur)

Keuntungan Kerja Sama Waralaba

Menurut Zimmerer (1996), ada beberapa keuntungan dari kerja sama waralaba, yaitu sbb:

1. Pelatihan, pengarahan dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

2. Bantuan finasial. Basanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan franchisee sangat terbatas.

3. Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.
Waralaba
Kerugian Kerja Sama Waralaba

Di samping beberapa keuntungan yang telah disebutkan, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin
keberhasilan karena sangat tergantung pada jenis usaha dan kecakapan ara wirausahawan. Kerugian
yang mungkin terjadi menurut Zimmerer meliputi hal-hal berikut:

1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

2. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

3. franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa
menawarkan terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.
Perlindungan Hukum terhadap Perusahaan:
Paten, Merek Dagang dan Hak Cipta
Paten

Paten adalah suatu pengakuan dari lembanga yang berwenang atas penemuan produk yang diberi
wewenang untuk membuat, menggunakan dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih
dalam jaminan.

Merek Dagang

Merek dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam perdagangan atau perusahaan. Merek
dagang pada umumnya berbentuk simbol, nama, logo, slogan atau tempat dagan yang oleh perusahaan
digunakan untuk menunjukkan keorisinilitasan produk atau membedakan dengan produk lain di pasar.

Hak Cipta

Hak cipta (Copy right) adalah hak istimewa guna melindungi pencipta dari keorisinalitasan ciptaannya.

Anda mungkin juga menyukai