Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 5

NAFA TAQWIMAL HAQ 3 PA 01


OLYN DIANISHA
REGINA DEA
RETA DARA JULIETA
RISA ADRIANA
RISSA SEPTIANI MULYANA
• Memahami > mengapa manusia yg bahkan dari berbagai macam kebudayan
yang berbeda sering membuat arti dari perilaku budaya masing-masing.

• Perbedaan budaya dapat dibuat dari aspek budaya objektif & subjektif
– Objektif dilihat dari ( climate condotion, rentan jenjang pendidikan, produk nasional
dll)
– Subjektif ( cara pandang diri dan evaluasi cara hidup).

• Penelitian : It gives an account of a classic research project by Osgood and colleagues


demonstrating that dimensions of affective meaning are cross-culturally.
Ada berbagai teori dalam biologi dan ilmu saraf tentang sejarah evolusi
dari emosi dan dalam struktur otak. Dalam psikologi ada penelitian di
mana proses psiko-fisiologis, seperti ekspresi wajah sebagai emosi. Sifat
hubungan antara perasaan dan proses yang mendasari sangat tidak jelas,
banyak peneliti setuju bahwa dasar biologis emosi terpisah, umumnya
dibedakan seperti kebahagiaan, marah, takut, dan kesedihan.
Studi modern dari ekspresi emosi kembali ke teori Darwin (1872/1998). Dia melihat
universal dari ekspresi wajah yang sama sebagai bukti penting bahwa itu emosi bawaan.
Ekman menunjukkan bahwa kriteria Darwin mengenai universalitas ekspresi emosi tidak
memberikan bukti yang cukup untuk warisan biologis emosi.

Ketika dasar biologi dari perilaku ditantang oleh para ilmuwan sosial di awal abad ke-20, hasil
Darwin juga mempertanyakan ada perbedaan budaya utama dalam ekspresi emosional.
Menurut penulis seperti Klineberg & Birdwhistell, perbedaan ini berarti bahwa ekspresi
emosi manusia diperoleh dalam proses sosialisasi.
Tomkins (1962, 1963) mengusulkan hubungan antara aktivitas sistem saraf pusat dan
kontraksi dari otot-otot wajah. Ekman & Friesen (1969) menduga bahwa sebagian
besar ekspresi wajah mencerminkan campuran lebih dari emosi tunggal. Mereka
berdalil bahwa ada pola karakteristik dari otot-otot yang menunjukkan salah satu dari
enam emosi dasar, yaitu:
1. Kebahagiaan
2. Kesedihan
3. Kemarahan
4. Ketakutan
5. Terkejut
6. Jijik
Bukti lintas-budaya substantif pertama diperoleh ketika responden di lima masyarakat
(Argentina, Brazil, Chili, Jepan, Amerika) menunjukkan foto-foto yang menampilkan
enam emosi. Istilah untuk emosi ini diberikan sebagai alternatif respon dengan
masing-masing stimulus. Tingkat keseluruhan identifikasi yang benar adalah cukup
tinggi, dan yang paling penting, tidak ada perbedaan yang signifikan antara budaya
ketika hasil ke-6 emosi digabungkan.
• Penelitian lintas budaya mengenai intonasi emosional dalam suara yang
menunjukkan hasil yang sama dalam ekspresi wajah.

• Nada suara seseorang akan berubah seiring dengan emosi yang sedang
dialaminya. Seseorang yang sedang marah, nada suaranya pasti akan
terdengar meninggi

• Studi oleh McCluskey, Albas, Niemi, Cuevas, dan Ferrer (1975)


• Penekanan pada universal emosi ini, tidak berarti bahwa tidak akan ada perbedaan
lintas-budaya dalam manifestasi dari emosi tersebut.

• Ekman (1973, p. 176) memperkenalkan konsep dari display rule , “norma


mengenai manajemen yang diharapkan dari tampilan wajah”
• Percobaan Matsumoto terhadap responden Amerika, Polandia, dan Hungaria
diminta mengekspresikan ke enam emosi universal dalam tiga situasi sosial yang
berbeda: (1) saat sendirian, (2) anggota di dalam kelompok dan (3) bersama
orang lain yang dianggap orang luar (orang di keramaian, teman sehari-
hari).

• Cultural display rules: Aturan yang telah ditentukan secara budaya

yang membentuk bagaimana emosi universal diekspresikan.


• Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol non verbal.

• Morris, Collett, Marsh, dan O'Shaughnessy (1979) mengatakan gerakan yang terdefinisi dapat

memiliki arti yang berbeda di berbagai wilayah.

• Ekman & Friesen, 1969 memiliki kategori yang membedakan dari gerakan:

1. Emblems (lambang-lambang) : tingkah laku yang spesifik secara umum dipahami maknanya.
2. Illustrator (ilustrasi),: isyarat yg mendampingi pesan-pesan verbal dan memberi
arti pada sebuah pesan verbal.

3. Regulator (pengatur): isyarat- isyarat yang mengontrol dan mengatur jalannya


sebuah komunikasi antara kita dengan pihak lain

4. Adaptors (adaptor): perilaku non verbal dapat menolong kita untuk


menyesuaikan kebutuhan personal dan situasi yang ada.
• Sebuah studi terkenal menolak anggapan bahwa pengalaman emosional manusia itu pada
dasarnya sama di seluruh budaya adalah analisis etnografis oleh Lutz ( 1988) .

• Emosional secara mendasar terstruktur oleh sistem budaya tertentu dan lingkungan social
dan material tertentu.
• Ada 2 emosi menurut Lutz yaitu fago dan song
Model adat tentang diri dan interaksi social harus digunakan untuk memahami istilah EMOSI.
Averill (1980), berargumen bahwa “emosi itu bukan karena biological tetapi dari
konstruksi social”.
Penekanan pada konstruksi social pada emosi sebagai aturan tidak sepenuhnya menolak
aspek biologi.

Titik pusat dalam deskripsi tersebut adalah arti dari istilah emosi tertentu yang tidak mudah
diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan yang dilihat dibentuk oleh konteks budaya tertentu
dimana mereka terjadi.

Wierzbicka (1999) juga melihat bahwa rasa dari emosi seseorang itu karakteristiknya
tidak diwariskan dari organisme manusia, tetapi dari proses budaya seperti konstruksi
budaya, bahasa dan kognitif.
1. Antecedent events.
2. Appraisal.
3. Subjective feelings.
4. Physiological reaction patterns.
5. Action readiness.
6. Behavioral expression.
7. Regulation.
• Hal-hal yang memicu atau terjadi sebelum adanya emosi.
• Penelitian dilakukan oleh Boucher. Hasil penelitian menyatakan bahwa
antecedents events pada emosi hampir serupa pada orang-orang di
setiap budaya.
• Terkait dengan perbedaan interpretasi situasi dan keyakinan budaya.
• Petunjuk untuk memahami suatu situasi yang dapat memunculkan emosi yang
berbeda, serta untuk memahami apa yang membuat antar emosi berbeda.

• Emosi seperti bahagia dan takut memiliki


pola karakteristik yang berbeda pada
dimensi appraisal ini (Penelitian Scherer).
• Responden Jepang lebih sedikit memberi reaksi terhadap emosi dalam
bentuk gestur (gerak tubuh), reaksi vocal dan wajah dibanding orang
Amerika atau Eropa.
Reaksi Fisiologis
Amerika Eropa Jepang

6 5.8 6 6
5.4 5 5 5
4.5
3.8 3.5
3

Wajah Vokal Gestur Murni Fisiologis


Manusia dari berbagai macam kebudayan yang
berbeda sering membuat arti dari perilaku
budaya masing-masing
Secara universal, masyarakat di seluruh
dunia akan mengerti
6 emosi dasar.
Universalitas emosi  emosi bersifat universal,
namun cara menunjukkan (frekuensi maupun intensitas)
emosi tersebut akan berbeda antar budaya.

Charles Darwin : ekspresi wajah emosi merupakan


bawaan lahir secara biologis dan bersifat adaptasi
secara evolusi.
Emosi juga merupakan sebuah konstruk
sosial. Berbagai budaya mempunyai istilah
untuk mengungkapkan emosi yang khas.
Perbedaan Perkembangan Moral
Negara Maju & Negara Berkembang
Negara maju Negara berkembang
- Pendidikan moral terintegrasi dalam kurikulum - Pendidikan moral juga terintegrasi dalam
pendidikan, disertai dengan dukungan dari
kurikulum pendidikan, namun kurang
elemen masyarakat.
adanya dukungan dari elemen
masyarakat.
- Individualis  guilt culture - Kolektivis  shame culture
- Sistem pendidikan yang mumpuni membentuk - Sistem pendidikan belum mampu
individu yang sadar hukum, sehingga penerapan
membentuk individu yang sadar hukum
hukum dan ketertiban berjalan efektif
dan ketertiban.

Anda mungkin juga menyukai