PEMBIAYAAN OBAT DI
FASKES TINGKAT RUJUKAN
DAN APOTEK RUJUK BALIK
• Gotong Royong
PROMOTIF
• Bersifat Wajib
• Pelayanan
KOMPREHENSIF
Kesehatan Pelayanan
RUJUK BALIK
PREVENTIF Sub Spesialistik
Perorangan
RUJUK
• Berdasarkan
kebutuhan medis Pelayanan Spesialistik
KURATIF
• Manfaat tidak
terikat iuran
• Dilakukan REHABILITATIF Pelayanan Kesehatan Dasar
berjenjang dari FKTP (Non Spesialistik)
- FKRTL
21.763 2.268
20.780 2.068
19.969 1.847
17.492 1.681
APOTEK
1217
751
2018
2017
Penyerapan Biaya Pelkes
0.05%
7.07%
Rp 344 T
Puskesmas
69.62% 1.07%
RS D Pratama
DISTRIBUSI BIAYA
FKTP FKRTL
Rp 62 T Rp 282 T PROPORSI BIAYA PELKES RUJUKAN
Biaya Katastropik Januari s.d. Desember 2018 sebesar
I PROPORSI DISTRIBUSI BIAYA PELKES PER TAHUN Rp 18.466.009.009.533 atau 23,37% dari total biaya rujukan
90.00% 83.57% 81.96% THALASSAEMIA CIRRHOSIS
78.32% 79.20% 80.36%
80.00% 2% HEPATIS
70.00% STROKE GAGAL GINJAL
13% 12%
60.00%
LEUKAEMIA HAEMOPHILIA
50.00% 2%
1%
40.00%
KANKER
30.00% 21.68% 20.80% 19.64% 18.04% 16%
20.00% 16.43%
10.00%
0.00%
2014 2015 2016 2017 2018
BAB IV
PELAYANAN Daftar Obat • Formularium Nasional
KESEHATAN
PROSES
• Rate RJTL ↓→
FAKTOR KUNCI
PEMAHAMAN PESERTA TERHADAP
Beban Kerja
PROSEDUR
FKRTL ↓
Pelayanan Kesehatan yang • Produktivitas
PEMAHAMAN PEMANGKU
diberikan kepada penderita
KEPENTINGAN TERHADAP TUPOKSI Peserta ↑
penyakit kronis dengan kondisi
stabil dan masih memerlukan • Integrasi
KEPATUHAN PESERTA UNTUK
pengobatan atau asuhan Pelayanan
MENGKONSUMSI OBAT
keperawatan jangka panjang • Kepuasan
yang dilaksanakan di Fasilitas DOKUMENTASI DATA PESERTA peserta ↑
Kesehatan Tingkat Pertama atas
rekomendasi/rujukan dari
dokter spesialis/sub spesialis
yang merawat*) OUTCOME
3
CAKUPAN
PROGRAM RUJUK BALIK
A. JENIS PENYAKIT
(SESUAI DENGAN SE MENKES HK/MENKES/31/I/2014)
1. DIABETES MELLITUS 6. EPILEPSI
2. HIPERTENSI 7. SCHIZOPHRENIA
3. JANTUNG 8. STROKE
4. ASTMA 9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS
5. PPOK (SLE)
BAGI PESERTA
• MENINGKATKAN FUNGSI FASKES SELAKU GATE KEEPER DARI ASPEK PELAYANAN KOMPREHENSIF
DALAM PEMBIAYAAN YANG RASIONAL
• MENINGKATKAN KOMPETENSI PENANGANAN MEDIK BERBASIS BUKTI ILMIAH TERKINI MELALUI
BIMBINGAN DOKTER SPESIALIS
• MENINGKATKAN FUNGSI PENGAWASAN PENGOBATAN
SRB
Resep 7 hari
Peserta Selesai dari Petugas PRB RS IFRS memberikan Peserta diminta ke FKTP
PoliKlinik melakukan Flagging Obat 7 hari untuk obat 23 hari
Di V-Claim
Data
Potensi
PRB
Peserta dengan riwayat 3
bulan diagnosa PRB dengan P-Care
sediaan obat yang sama Dokter FKTP menuliskan resep
atau mempersuasi potensi PRB
Alur Pelayanan untuk PRB
Alur Integrasi Data
Pertimbangan tidak diberikannya obat untuk kebutuhan 30 hari bagi peserta yang suah mendapatkan
SRB di FKRTL:
• Untuk mendorong peserta segera kembali ke FKTP.
• FKTP dan Apotek PRB lebih cepat menangkap peserta yang sudah diujuk balik
• Aspek legal:
PMK 52/2016 pasal 20:
Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis.
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke FKTP;
penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL
PEMBIAYAAN OBAT
PROGRAM RUJUK BALIK
Restriksi
Obat
REGULASI PENDUKUNG PRB
PENJAMINAN
PENJAMINAN OBAT PENYELENGGARAAN
DILUAR E-KATALOG PELAYANAN RUJUK BALIK
BPJS Kesehatan dapat membayar tagihan obat non-kapitasi dan
obat diluar paket INA-CBG yang pengadaannya dilakukan diluar E- Peserta dengan Penyakit Kronis yang sudah stabil atau termasuk
Katalog sesuai harga dasar obat yang tertera di E-Katalog dalam diagnosa PRB tunggal tanpa komplikasi wajib dirujuk
balik
PENAGIHAN OBAT OLEH APOTEK PRB
900
776
800
700
624
600 572
20
PENGADUAN TERKAIT PELAYANAN OBAT
22
POLA PERESEPAN INSULIN 2014-2017
TAHUN 2014 TAHUN 2016
No Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah Biaya No Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah Biaya
1 Analog Insulin Long Acting 5 9 963,900 1 Analog insulin long acting 2,440 3,736 400,152,249
2 Analog insulin long acting 464 738 79,031,232 2 Analog Insulin Long Acting 486,328 786,870 84,258,968,184
3 Analog insulin mix acting 3 9 1,202,040 3 Analog Insulin Mix Acting 311,516 988,100 136,748,194,453
4 Analog Insulin Rapid Acting 11 42 5,523,720 4 Analog insulin mix acting 1,414 5,244 696,177,510
5 Basal insulin analog 77,754 129,149 14,925,194,634 5 Analog Insulin Rapid Acting 398,472 1,255,161 138,455,940,399
6 Human Insulin 1,473 2,776 332,708,868 6 Basal insulin analog 5,339 7,771 832,340,124
7 Mix Insulin Analog 79,337 258,485 34,468,551,583 7 Human Insulin 134 221 21,896,052
8 Rapid Insulin Analog 66,648 208,557 23,996,231,945 8 Human Insulin Intermediate Acting 800 1,391 139,948,605
Grand Total 225,695 599,765 73,809,407,922 9 Human insulin mix 46 104 9,434,880
10 Human Insulin Mix Insulin 5,218 15,650 1,491,447,897
TAHUN 2015 11 Human Insulin N Acting 53 128 12,158,340
No Nama Generik Jumlah Kasus Jumlah Obat Jumlah Biaya 12 Human Insulin Short Acting 962 2,423 263,294,314
1 Analog Insulin Long Acting 235 381 40,806,000 13 Human insulin short acting 134 333 41,344,050
2 Analog insulin long acting 10,811 18,375 1,968,117,675 14 Mix Insulin Analog 1,861 4,945 653,876,294
3 Analog Insulin Mix Acting 145 484 67,083,000 15 Rapid Insulin Analog 4,813 14,264 1,519,079,506
4 Analog insulin mix acting 7,044 24,280 3,223,061,445 Grand Total 1,219,530 3,086,341 365,544,252,857
5 Analog Insulin Rapid Acting 8,479 30,625 3,272,188,163
6 Basal insulin analog 294,168 481,349 51,554,387,753
7 Human Insulin 4,293 8,995 913,439,447
8 Human Insulin Intermediate Acting 15 39 4,902,615
9 Human insulin mix 165 488 45,754,748
10 Human Insulin Short Acting 38 55 5,424,900
11 Mix Insulin Analog 229,970 720,644 95,323,164,403
12 Rapid Insulin Analog 251,525 779,354 84,784,885,539
Grand Total 806,888 2,065,069 241,203,215,688
2 Analog Insulin Long Acting 298 614 65,791,500 2 Bisoprolol 1,048 27,862 15,691,022
3 Analog Insulin Mix Acting 92 337 46,708,200 3 Asam asetilsalisilat (asetosal) 358 10,734 1,789,440
6 Telmisartan 88 2,655 18,545,280 6 Analog Insulin Long Acting 298 614 65,791,500
12 Kombinasi: Salmeterol 50 mcg; Flutikason propionat 250 mcg 58 57 8,168,136 12 Simvastatin 212 6,410 1,696,048
13 Irbesartan 214 6,665 8,066,467 13 Analog Insulin Rapid Acting 195 721 79,055,416
14 Nifedipin 162 4,975 7,922,752 14 Asam Asetilsalisilat (asetosal) 192 6,273 970,872
Sumber data : data BI bupel Jan-Desember 2018 Didominasi oleh obat Hipertensi, DM
24
ALUR PENETAPAN DAFTAR DAN
HARGA OBAT SERTA UTILISASI
stakeholder
Faskes
Pemesanan Pemesanan Pelayanan Penagihan
dan Utilisasi obat Obat Klaim Obat BPJS Kesehatan
Oleh Faskes Diberikan ke
pemerintah pasien JKN dan
Titik KRITIS dan Swasta* non JKN
KEKOSONGAN OBAT
PERMASALAHAN PELAYANAN OBAT
2. Penyedia untuk setiap satu jenis obat e-catalogue hanya tersedia satu pemenang (bukan
beberapa pemenang)
Potensi : sehingga tidak terdapat pilihan penyedia obat lainnya pada saat supplier Pemenang
tidak dapat memenuhi ketersediaan obat.
4. Mengacu pada Perpres Nomor 82/2016, pengadaan obat dapat dilakukan secara purchasing dan
manual mengacu e-katalog
Kondisi : masih ada Prinsipal/PBF yang tidak mau melayani permintaan manual
Tidak ada yang melakukan monitor/memberi teguran terhadap prinsipal/PBF yang tidak comply
dengan ketentuan untuk mendistribusikan obat
5. Regulasi membuka peluang ruang farmasi Puskesmas untuk bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dalam melayani kebutuhan obat PRB, namun belum ditunjang dengan aturan
pelaksanaan atau kebijakan daerah 26
PERMASALAHAN PELAYANAN OBAT
2. Adanya Keterlambatan penetapan acuan harga dasar obat (khususnya Obat Luar Paket) oleh
Kemenkes RI
Penetaan harga obat yang tidak bersamaan dengan Fornas menyebabkan Fasilitas Kesehatan
tidak dapat mengajukan klaim kepada BPJS Kesehatan dikarenakan tidak ada acuan harga dasar
obat.
5 Aspek SDM
1. Belum adanya pemahaman FKTP dalam meningkatkan perannya sebagai gatekeeper dalam
khususnya dalam mengelola Peserta penyakit kronis yang telah dirujuk balik
2. Belum optimalnya peran Farmasis/Apoteker dalam menjalankan peran farmasi klinik sesuai
dengan PMK Nomor 72 Tahun 2016, PMK Nomor 73 Tahun 2016 dan PMK Nomor 74 Tahun
2016
28
MASALAH, UPAYA DAN HARAPAN
1.
dalam pemesanan obat Fornas sesuai e-katalog 2. Dalam rangka perluasan kerjasama pemberi pelayanan
2. Ketidakpastian dalam mendapatkan obat sesuai e- obat PRB Advokasi kepada Dinkes terkait pelayanan
katalog meskipun telah menyampaikan kendala kepada obat PRB di ruang farmasi Puskesmas
Kementerian Kesehatan Akibatnya apatis terhadap 3. Mengajukan konsep Apotek pengampu/PBF pengampu
ketersediaan obat
3. Belum adanya regulasi pendukung untuk pemanfaatan • Dukungan Kementerian Kesehatan untuk
ruang farmasi Puskesmas dalam pelayanan obat PRB HARAPAN akselerasi akses e-purchasing
• Dukungan Kemenkes untuk regulasi
pendukung pemanfaatan ruang farmasi
Puskesmas untuk obat PRB
Masih terdapat harga obat luar paket yang belum ada harga di yang belum tayang katalog pada tahun 2018
e-katalog • Adanya SLA penetapan harga melalui
HARAPAN katalog maupun SK Menkes untuk
memberikan kepastian penggantian harga
kepada Faskes
• Perlu ada kepastian ketersediaan obat
untuk obat-obat yang tidak tayang katalog
PEMETAAN MASALAH UTAMA DAN UPAYA
YANG DILAKUKAN
Rujuk Balik
akibatnya FKTP tidak optimal dalam mengedukasi dan
2. Meningkatkan peran aktif FKTP sebagai gatekeeper
meningkatkan keaktifan Peserta PRB
dalam mengelola Peserta PRB
2. Peresepan obat PRB wajib diinisiasi oleh Spesialis
akibatnya Dokter FKTP tidak memiliki kewenangan Perlu adanya batas kewenangan FKTP-FKRTL
meresepkan obat meskipun merupakan kompetensi HARAPAN dalam pengobatan Peserta PRB. Peresepan
Dokter FKTP (misal pengobatan DM, HT) sepanjang diperlukan dapat diinisiasi oleh
FKTP sepanjang sesuai kompetensi Dokter
FKTP (Misal pengobatan DM, HT)
www.bpjs-kesehatan.go.id
31