Anda di halaman 1dari 126

PELATIHAN PEMBUKUAN DASAR & LANJUTAN

CREDIT UNION IMMACULATA ATAMBUA.

FASILITATOR:
DSR.TNANO NIKOLAUS MA.-

THERESIA NOEMAN, S.AG.


YULIANA ANGGRAINI, ST.
TUJUAN PELATIHAN

1. AGAR MANAJEMEN, PENGURUS DAN


PENGAWAS CREDIT UNION MEMAHAMI
ALUR PEMBUKUAN.
2. AGAR MANAJEMEN DAPAT MEMBUAT
LAPORAN KEUANGAN DENGAN BAIK DAN
BENAR.
3. AGAR MANAJEMEN MEMAHAMI SISTEM
AKUNTANSI KEUANGAN PADA CREDIT
UNION
ALUR KEGIATAN
PEMBUKAAN &
PERKENALAN

TEORI

LATIHAN KASUS &


PEMBUATAN LKSB
JADWAL KEGIATAN
HARI PERTAMA

SESI 1: Theresia Noeman, S. Ag. 15.30 – 16.30

Snack 17.00 – 15.00

SESI 2: Yuli Anggraini, S.T. 17.15 – 18.45

Sesi 3: Drs. Tnano Nikolaus, MA.- 18.45 – 20.15

Makan, istirahat malam 20.15 dst…….

HARI KEDUA

Sesi 4: Drs. Tnano Nikolaus, MA, 08.30 – 10.00

Snack 10.00 – 10.15

Sesi 5: Theresia Noeman, S. Ag. 10.15-11.45

Penutupan, makan dan bubar 11.45 dst…..


TATA TERTIB SELAMA KEGIATAN
1. DISIPLIN WAKTU. IKUT KEGIATAN TEPAT WAKTU
2. SELAMA SESI BERLANGSUNG HP DIMATIKAN, TIDAK TERIMA TAMU
3. SELAMA SESI BERLANGSUNG PESERTA DILARANG MEROKOK, MAKAN SIRIH
PINANG,DLL.
4. SELAMA SESI BERLANGSUNG PESERTA DILARANG MENGANTUK
5. TATIB INI BERLAKU SELAMA HARI-HARI KEGIATAN DIKLAT
KEUANGAN KOPERASI KREDIT
INDONESIA
Sesi satu oleh: Theresia Noeman, S. Ag
Sebagaimana layaknya suatu organisasi, maka Koperasi Kredit
harus memiliki suatu informasi. Salah satunya ialah sistem
akuntansi keuangan koperasi kredit (CU).

Sistem keuangan koperasi kredit (CU) terdiri dari serangkaian


kegiatan manusia yang melakukan aturan-aturan, alat-alat,
dokumen-dokumen yang berfungsi untuk mengelola informasi
keuangan agar siap digunakan setiap saat oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam koperasi kredit (CU) untuk
pengambilan keputusan
UMUMNYA, PROSES AKUNTANSI
KEUANGAN TERDIRI DARI EMPAT BAGIAN
BESAR YAITU :
1. Masukan (input) berupa transaksi –
transaksi
2. Proses, dimana terjadi pengolahan
transaksi
3. Keluaran (Output) yang berupa laporan
keuangan
4. Penafsiran dengan menggunakan ratio-
ratio
PEMROSESAN TRANSAKSI-TRANSAKSI TERSEBUT MENGIKUTI SUATU
DAUR AKUNTANSI KEUANGAN, YANG BERLANGSUNG SECARA BERTAHAP
YANG MENCAKUP KEGIATAN-KEGIATAN SEBAGAI BERIKUT:

1. Perekaman transaksi ke dalam dokumen-


dokumen pendukung dan/atau bukti – bukti
pembukuan.
2. Pencatatan transaksi-transaksi secara
berurutan(kronologis) dalam jurnal (buku harian)
atau memorial.
3. Pengelompokan transaksi secara sistematis dan
berpedoman pada suatu bagan perkiraan-
perkiraan buku besar yang bersangkutan
4. Pencatan transaksi secara terinci ke dalam buku-buku
pembantu/catatan pembantu/tambahan, sesuai dengan
kebutuhan akan imformasi yg perlu dijelaskan secara lengkap.
5. Pengikhtisaran transaksi (sebagai kertas kerja) dalam neraca lajur
di atas secara singkat dalam neraca saldo
Hasil akhir dari proses yg berlangsung dalam sistem akuntansi keuangan itu adalah
laporan, baik berupa laporan keuangan yg terdiri dari Neraca, Perhitungan Sisa
Hasil Usaha, Laporan Perubahan Posisi Keuangan, Laporan perubahan posisi
kekayaan bersih maupun laporan lain yg diperlukan.
KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN CREDIT UNION
1. Kesatuan Akuntansi ; Informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan, menyajikan posisi keuangan
dan perkembangan hasil usaha serta perubahan posisi
kekayaan bersih dari satu kesatuan usaha Credit Union.
2. Kesinambungan ; kegiatan yang dilaksanakan oleh
organisasi ekonomi yg bersangkutan dianggap akan
terus berlanjut dan tidak dihentikan melalui likuidasi
atau pembubaran, hanya untuk mengetahui posisi
keuangan pada suatu saat tertentu atau perkembangan
hasil usaha setelah periode tertentu.
3.Periode Akuntansi atau Periodesasi ; suatu
gambaran yang lengkap dan tepat mengenai
keberhasilan atau kegagalan suatu kesatuan usaha,
tidak harus menunggu sampai pada kegiatan
usahanya dihentikan / dilikuidasi melainkan dapat
diperoleh secara periodik.
4.Pengukuran Dalam Nilai Uang ; untuk mengukur
posisi keuangan dan perkembangan hasil usaha
serta perubahan-perubahannya
5. Harga Pertukaran ; konsep ini mengandung pengertian bahwa
sumber daya(harta) dan kewajiban organisasi dicatat dan dibukukan
sebesar harga yang dibayarkan untuk memperoleh harta tersebut
atau untuk melunasi kewajibannya. Akuntansi keuangan
menganggap harga yg disetujui oleh pihak-pihak yg berkepentingan
pada saat terjadi transaksi telah ditetapkan secara obyektif dan
didukung dengan bukti-bukti yg cukup dan kompeten (absah dan
relevan)
6. Penetapan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui “pada saat diperoleh” atas penjualan barang
jasa, bukan pada saat terjadinya penerimaan pembayaran.
Biaya diakui “pada saat terjadinya pembebanan kewajiban” atas
pembelian barang atau pemakaian jasa, dan bukan pada saat
terjadinya pengeluaran sejumlah uang untuk pembayaran tersebut.
CIRI – CIRI PENYAJIAN INFORMASI KEUANGAN CREDIT UNION

1. Relevansi ; Sesuai dengan kebutuhan umum para


pemakai.
2. Dapat dimengerti ; Disajikan dalam bentuk dan istilah
yang sesuai dengan pemakai sehingga dapat dipahami
dan dimengerti.
3. Memiliki daya uji ; Informasi dapat diuji kebenarannya
oleh para pengukur dengan metode yang sama di
semua tempat.
4. Kenetralan ; Tidak untuk memenuhi kebutuhan para
pemakai tertentu / tidak ada maksud tertentu.
5. Tepat waktu ; Disajikan tepat waktu sehingga dapat
menghindari penundaan pengambilan keputusan
6. Memiliki daya banding ; Mampu membandingkan posisi
keuangan dan perkembangan hasil usaha serta
perubahan-perubahannya baik antar periode yang satu
dengan periode yang lain maupun organisasi sejenis
yang satu dengan organisasi sejenis yang lain
7. Lengkap ; Menyajikan seluruh transaksi yang terjadi
diserta dengan pengungkapan yg jelas.
PIHAK YANG BERKEPENTINGAN TERHADAP INFORMASI
KEUANGAN:

1. Anggota  sebagai pemilik / pelanggan


2. Pengurus & Pengawas Credit Union
3. Pengurus/Pengawas Sekundernya (BK3D & BK3I)
4. Manajemer dan Karyawan
5. Calon Anggota & Masyarakat  sebagai promosi
6. Pemerintah (Depkop) & dirjen Pajak
7. Pihak lain (Bank, Lembaga Mitra)
PROSES AKUNTANSI KEUANGAN CREDIT UNION
Sesi dua oleh Yuli Anggrani, S.T.

1. Transaksi adalah kegiatan-kegiatan informasi keuangan


koperasi dengan pihak yang terkait yang menyebabkan
perubahan-perubahan terhadap posisi keuangan dan
hasil usaha koperasi yang bersangkutan. Transaksi dapat
berupa kas dan non kas.
2. Perekaman Transaksi
Transaksi dicatat/direkam dengan SLIP (SUM/SUK) dan
SLIP MEMO.
3. Pencatatan Transaksi Secara Kronologis
Bukti – bukti rekaman pembukuan berupa
SUM/SUK/SM dicatat secara berurutan atau
kronologis yang biasa disebut JURNAL atau memorial
harian.
4. Pengelompokan Transaksi
Proses pengelompokan secara sistematis dari jurnal ke
dalam buku besar (posting) sesuai dengan perkiraan
atau rekening masing-masing.
5. Pengiktisarian Transaksi
Seluruh mutasi dan saldo akhir periode dari semua
perkiraan buku besar disusun berupa NERACA
SALDO.
6. Pelaporan dan Penyajian Transaksi
Proses terakhir ialah membuat Laporan Keuangan
(LKSB) secara periodik sebagai alat untuk
mengambil keputusan serta bentuk
pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas.
PRINSIP – PRINSIP PENCATATAN (PEMBUKUAN)
1. Harus dilakukan dalam bahasa Indonesia dan dinyatakan dalam rupiah.
2. Harus dilakukan dengan tinta, bollpoint tinta atau mesin pembukuan
3. Tidak boleh dihapus, ditindih atau di tutup dengan tip-ex.
4. Harus dilakukan menurut urutan kejadian (kronologis), menurut saat
terjadinya, dengan memperhatikan jenis bukti dan urutan tanggal serta
nomor bukti yang bersangkutan.
5. Harus dilakukan atas dasar bukti pembukuan, dan tiap bukti
mencerminkan transaksi yang benar terjadi dan diberi nomor sebelum
digunakan.
6. Setiap perubahan harta, modal dan utang serta hasil usaha yang
dinyatakan dalam pembukuan harus sesuai dengan kenyataan
sebenarnya.
7. Semua transaksi dan semua bukti pembukuan harus segera dicatat ke
dalam buku harian (jurnal), jangan ditunda.
8. Pencatatan transaksi ke dalam buku catatan pembantu harus terinci sesuai
dengan jenis dan jumlah informasi yang diperlukan dan selalu mencerminkan
keadaan yang terakhir (mutakhir) dan sesuai dengan jumlah yang tertera dalam
buku besar yang bersangkutan.
9. Penggunaan buku besar yang jelas dan benar.
10. Jumlah transaksi yang dibukukan di sisi debet pada satu atau beberapa
perkiraan harus seimbang dengan jumlah transaksi yang dibukukan di sisi kredit
pada suatu atau beberapa perkiraan lawannya.
11. Perkiraan aktiva harus memiliki saldo debet, sebaliknya perkiraan pasiva harus
memiliki saldo kredit.
12. Perkiraan biaya harus memiliki saldo debet, sebaliknya perkiraan pendapatan
harus memiliki saldo kredit.
13. LKSB harus disusun sesuai dengan standar dan ditandatangani Pengurus dan
Pengawas.
14. Dokumen dan surat-surat yang berkaitan dengan akuntansi keuangan harus
disimpan selama-lamanya 30 tahun sejak pembuatan.
BAGAN AKUNTANSI CREDIT UNION
BUKTI BUKTI BUKTI
PENDUKUNG PENDUKUNG PENDUKUNG

SUM SUK SM

DUM KARTU-KARTU/BUKU DUK


RDUM BANTU ANGGOTA RDUK

BKH

UANG KAS

BJK
Yang harus selesai setiap hari dan tidak boleh ditunda

BB

NS

LKSB
PERANGKAT PEMBUKUAN :

1. SUM (Slip Uang Masuk) atau Bukti Penerimaan Kas : adalah


bukti penerimaan kas yang merekam semua transaksi penerimaan
kas pada organisasi Credit Union yang bersangkutan. Misalnya:
uang pangkal, simpanan, jasa pelayanan, bunga pinjaman, denda,
kontribusi, dan lain-lain. SUM dibuat rangkap 3(tiga).
2. SUK (Slip Uang Keluar) atau Bukti Pengeluaran Kas : Bukti
Pengeluaran kas yang merekam semua transaksi pengeluaran kas
pada organisasi Credit Union yang bersangkutan. Misalnya:
pemberian pinjaman, gaji, fotocopi (biaya administrasi / ongkos),
penarikan simpanan, dan lain-lain. SUK dibuat rangkap 3(tiga).
3. SM (Slip Memo) atau Bukti Umum :
Bukti Pembukuan Yang Dibuat Untuk :
3.1. Mencatat semua transaksi yang bersifat umum dan tidak merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas. Misalnya : penerimaan rekening bank,
penerimaan jasa giro di bank, pembebanan biaya administrasi bank,
bunga bank, divieden SPD, penyusutan, dan lain-lain.
3.2. Memperbaiki kesalahan/kekeliruan pembukuan. Misalnya: SS masuk ke
SW atau masuk ke simpanan Matakmalirin, angsuran pinjaman masuk ke
SS, Inventaris masuk ke Investasi, dan lain-lain.
3.3. Penutupan tahun buku, dalam rangka menihilkan pendapatan dan biaya
serta pendistribusian SHU ke dalam dana-dana maupun pos-pos lain
sesuai kebutuhan.
3.4. SM dibuat rangkap 2(dua)
4. BA (Buku Anggota) : Untuk mencatat simpanan yang disetor, ditarik
dan saldonya. Juga untuk mencatat pinjaman yang diberikan, bunga,
angsuran, saldo pinjaman dan denda. BA diberi nomor dan disimpan
oleh masing-masing anggota.
5. KSPA (Kartu Simpanan Dan Pinjaman Anggota) : Untuk mencatat
apa yang dicatat dalam BA ditambah dengan keterangan lain yang
berhubungan pinjaman. KSPA juga diberi nomor yang sama dengan BA
dan disimpan di kantor CU.
6. R.SUM (Ringkasan Slip Uang Masuk); Ringkasan/rangkuman
seluruh pemasukan uang pada satu hari transaksi yang angkanya
diambil dari seluruh SUM pada hari yang bersangkutan.
7. R.SUK (Ringkasan Slip Uang Keluar) ; Ringkasan/rangkuman
seluruh pengeluaran uang pada satu hari transaksi yang angkanya
diambil dari seluruh SUK pada hari yang bersangkutan.
8.BKH (Buku Kas Harian) ; Untuk mencatat seluruh
jumlah uang masuk dan jumlah uang keluar, serta
saldonya pada satu hari transaksi yang angkanya diambil
dari R.SUM dan R.SUK.

9.BJK (Buku Jurnal Kas) ; Untuk mencatat jumlah seluruh


uang masuk dan uang keluar pada hari itu dan
penjabarannya ke dalam perkiraan-perkiraan. BJK perlu
mendapat perhatian khusus. Jumlah Debet Kas harus
sama dengan Jumlah Kredit Perkiraan Lawan kas dan
Jumlah Kredit Kas harus sama dengan Jumlah Debet
Perkiraan Lawan Kas.
10. BB (Buku Besar) ; Dipergunakan untuk mencatat posisi
perkiraan-perkiraan koperasi kredit pada akhir bulan.
Agkanya diambil dari BJK setelah ditutup (dijumlahkan)
pada akhir bulan.
11. Neraca Saldo; Suatu daftar yang menunjukkan posisi saldo
perkiraan perkiraan aktiva, pasiva, pendapatan dan biaya
pada akhir bulan. Total debet HARUS SAMA DENGAN
total kredit.
12. LKSB (Laporan Keuangan & Statistik Bulanan) ; Suatu
daftar (laporan keuangan) yang menunjukkan posisi
Neraca, pendapatan, biaya dan SHU koperasi kredit pada
akhir bulan.
TUJUAN DIADAKAN LAPORAN KEUANGAN
1. Untuk memberikan imformasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu Credit Union.
2. Untuk memberikan imformasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu Credit Union yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
didalam menaksir potensi Credit Union dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan aktiva dan
kewajiban suatu Credit Union, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan
dan investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti imformasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut Credit Union
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
1. Bersifat historis ; laporan tentang hasil yang dicapai
Credit Union dimasa lalu, ia tidak menceritakan
apapun tentang masa depan.
2. Laporan keuangan dibuat oleh manusia yang dalam
bekerja tidak lepas dari subjektivitas, walaupun ada
ketentuan umum (PAI) yang mengharaapkan adanya
objektivitas.
3. Konservatif ; artinya dalam menghadapi ketidak
pastian, maka yang umumnya dipilih adalah alternatif
yang memberikan nilai terkecil/risiko paling kecil.
4. Laporan keuangan tidak dapat mengetahui fakta yang
bersifat kualitatif. Misalnya bagaimana kualitas dari
persediaan yang ada, apakah mesin yang tercantum
masih berjalan dengan baik dan lain-lain.
5. Laporan keuangan neraca pada satu titik waktu tertentu
tidak menunjukkan kondisi pada titik waktu yang lainnya
sehingga kadang-kadang tidak menunjukkan kondisi
yang sebenarnya.
6. Pencatatan harga perolehan (At Cost), bukan
berdasarkan harga pasar, kadang-kadang nilai buku
(book value) tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya
bila aktiva tersebut dilikuidasi.
JENIS LAPORAN KEUANGAN
Sesi tiga oleh Drs, Tnano Nikolaus,MA.-

JENIS LAPORAN KEUANGAN YANG PALING BANYAK DIPAKAI


ADALAH :

Neraca (balance sheet)


Rugi/laba (income statement atau
profit and loss statement)
BENTUK NERACA ADA DUA ;
1. Bentuk skontro (account form); Pada account form
aktiva disajikan disebelah kiri (debet) sedangkan
kewajiban dan modal disebelah kanan (kredit).
2. Bentuk vertikal (report form) ; Pada report form
penyajian disusun dengan urutan kebawah dimulai dari
aktiva, kewajiban dan modal
Dalan Laporan Neraca ada 3(tiga) Komponen Pokok :
1) Aktiva(asset),
2) Kewajiban(liabilities), dan
3) Modal(equity)
KOMPONEN AKTIVA (ASSET) SECARA UMUM
ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
1. Aktiva Lancar
2. Investasi
3. Aktiva Tetap
4. Aktiva Tak Berujud
5. Aktiva Lain - lain
1. AKTIVA LANCAR (CURRENT ASSET);
Aktiva Lancar adalah aktiva yang dengan mudah dapat dikonversikan ke
dalam bentuk tunai atau aktiva yang digunakan dalam satu siklus operasi.
Patokan yang dipergunakan umumnya adalah satu tahun.

Beberapa komponen yang termasuk ke dalam aktiva lancar (current


asset);
1.1. Kas dan Bank (Cash and Bank)
1.2. Surat-surat berharga (Marketable Securities)
1.3. Piutang Anggota
1.4. Persediaan (Inventory),
1.5. Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expenses),
1.6. Piutang lain-lain (Other Receivable),
1.1. Kas dan Bank (Cash and Bank), yaitu jumlah
uang tunai yg ada pada Credit Union dan saldo
Credit Union yg ada pada bank yang dapat
ditarik dengan segera.
1.2. Surat-surat berharga (Marketable
Securities) jangka pendek seperti deposito
jangka pendek, saham yang dibeli tetapi tidak
dimaksud sebagai investasi jangka panjang
melainkan jangka pendek.
1.3. Piutang Anggota , yaitu tagihan Credit Union pada pihak lain yang
timbul akibat adanya transaksi bisnis utama secara kredit.

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, Penyajian Piutang dalam Neraca


harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi
yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat diterima.

Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang
bruto setelah dikurangi dengan taksiran (nilai) piutang yang tidak dapat
diterima
Ada Dua Metoda Pencatatan Kerugian
Piutang :

1. Metoda Cadangan; metoda ini digunakan apabila


kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar
jumlahnya.
2. Metoda Penghapusan langsung; Jumlah kerugian
piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan
tidak digunakan rekening cadangan kerugian piutang
Tiga Hal Penting Yg Perlu Diperhatikan Dalam
Penerapan Metoda Cadangan:

1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui


taksiran dan ditandingkan (matchet) dengan penjualan pada
periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya
penjualan.
2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat
dengan mendebit rekening kerugian piutang dan mengkredit
cadangan kerugian piutang.
3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan
mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit
rekening piutang pada saat suatu piutang dihapus dari
pembukuan.
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang

Contoh Laporan Keuangan CU Immaculata pada akhir Desember 2013 terdapat Piutang
sebesar Rp 150.000.000. Dari jumlan piutang tersebut yang tidak dapat
diterima/ditagih sebesar Rp 500.000, maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
sebagai berikut :

Tanggal U r a I a n Debet Kredit


31 Des Kerugian Piutang Rp 500.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 500.000
(untuk mencatat taksiran kerugian piutang)
 Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai biaya operasi
 Rekening cadangan kerugian piutang adalah suatu rekening kontra (lawan) aktiva
yg menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap anggota yg diperkirakan
tidak akan dapat ditagih dimasa yang akan datang.
 Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca
pada kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rekening piutang,
sebagai berikut :

Piutang Rp 150.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 500.000
Piutang neto Rp 149.500.000

Jumlah Rp 149.500.000 menggambarkan taksiran nilai kas bersih yang bisa


direalisasi dari piutang yang dilaporkan pada tanggal neraca.
Pencatatan Penghapusan Piutang
Apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu
tidak mendatangkan hasil, dan Credit Union berkeyakinan bahwa
piutang tersebut tidak mungkin dapat diterima pelunasannya.
Penghapusan piutang harus mendapat persetujuan dari manajemen
yang ditentukan Credit Union dan harus ada kebijakannya.
Contoh, CU Immacualata Pada tgl 1 januari 2014 berdasarkan kebijakan
tentang penghapusan piutang, manajemen telah memberikan
persetujuan bahwa piutang sebesar Rp 500.000 dihapus dari
pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya, maka
jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah :
Cadangan Kerugian Piutang Rp 500.000

Piutang Rp 500.000

(Penghapusan piutang kepada tuan …..)


Penerimaan Kembali Piutang Yang Telah
Dihapus

Apabila terjadi penerimaan kembali suatu piutang yang


telah dihapus, maka Credit Union harus membuat dua ayat
jurnal :
 Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah
dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan
sebagai piutang.
 Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang
telah dihapus.
Contoh pada tanggal 1 Juni menerima pembayaran kembali piutang
yang telah dihapuskan dalam pembukuan, maka jurnal yang dibuat
untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Tgl UraIan Debet Kredit
Juni 01 Piutang Rp 500.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 500.000
(untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus)

Juni 01 Kas Rp 500.000


Piutang Rp 500.000
(untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapuskan dari
pembukuan)
Penerimaan kembali piutang akan berpengaruh terhadap rekening-rekening neraca
(riil). Apabila kedua ayat jurnal diatas digabung, maka hasilnya adalah rekening Kas
didebit dan rekening Cadangan Kerugian piutang dikredit sebesar Rp 500.000
Metoda Penghapusan Langsung
Jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak
digunakan rekening cadangan Kerugian Piutang.
Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat
piutang tersebut langsung didebetkan kedalam rekening kerugian piutang dan
mengkredit rekening piutang.
Dalam metoda penghapusan langsung , rekening kerugian piutang hanya akan
menunjukan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan piutang akan
dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Selain itu biaya (kerugian)
seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dengan periode penjualannya.
Dengan demikian ditinjau dari konsep penandingan (Matching Concept), metode
ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat dalam laporan rugi laba.
Dipihak lain neraca Credit Union juga tidak memberikan gambaran tentang nilai
piutang yang dapat direalisasi. Oleh karena itu metoda penghapusan langsung
tidak diakui untuk pelaporan keuangan , kecuali bila kerugian piutang kecil sekali
jumlahnya.
1.4. Persediaan (Inventory),
Persediaan adalah barang-barang yang
diperjualbelikan oleh Credit Union dalam
bisnis utamanya. Persediaan ini untuk Credit
Union terdiri dari cetak buku-buku, kertas,
barang promosi dan lain – lain yang dibeli
dalam jumlah yg cukup besar yang akan
dipergunakan untuk beberapa waktu.
Prosedur Perhitungan Fisik Persediaan
Perhitungan harus dilakukan oleh org-org yg tidak ditugasi untuk
menyimpan persediaan (pembagian tugas)
Tiap bagian mendapat tugas yang jelas mengenai jenis persediaan
yang menjadi tanggungjawabnya (penetapan tanggungjawab)
Harus dilakukan perhitungan kedua oleh orang lain. (pemeriksaan
intern secara independen)
Harus digunakan kartu persediaan yang bernomor urut tercetak, dan
kartu tersebut diawasi pemakaiannya (prosedur dokumentasi)
Harus ditunjuk pengawas yang bertugas untuk menentukan (pada
akhir perhitungan) bahwa semua jenis persediaan diberi kartu dan
tidak ada satu jenis persediaanpun yang diberi lebih dari satu kartu.
(pemeriksaan intern secara independen)
1.5. Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expenses), yaitu biaya yang
telah dikeluarkan untuk aktivitas Credit Union yang akan datang.
Contoh biaya premi asuransi, sewa gedung yang dibayar sekaligus
pada saat penandatanganan perjanjian sewa menyewa, dan lain – lain.
Credit Union telah mengeluarkan uang , tetapi manfaat dari sesuatu
yang dibayar tersebut masih belum dirasakan.
1.6. Piutang lain-lain (Other Receivable), yaitu tagihan Credit Union pada
pihak lain yang timbul bukan dari aktivitas utamanya.
2. INVESTASI (INVESTMENT)
Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang atau yang
dimaksudkan untuk menguasai Credit Union/Mitra lain.
Contohnya saham yang dimaksud sebagai investasi jangka
panjang (penyertaan pada Credit Union/Mitra lain). Pada
penyertaan ini saham yang dibeli tidak dimaksud untuk dijual
dalam rangka waktu singkat.
3. AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi Credit
Union dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
Credit Union, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Klasifikasi aktiva tetap (Fixed Asset),


digolongkan menjadi 4 kelompok:
3.1 Tanah (Land), seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-
gedung Credit Union.
3.2. Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi Credit Union yang dibangun
Credit Union, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.
3.3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, gudang dan lain – lain
3.4. Peralatan (Equipment), seperti peralatan kantor, mesin-mesin(Machinaries),
kendaraan(Vehicle) yang telah siap atau sedang dipergunakan.
Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap :
Aktiva tetap harus dicatat sebesar harga
perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran
yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan
pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap
untuk digunakan.
Penerapan prinsip harga perolehan untuk tiap
golongan utama aktiva tetap sebagai berikut :
3.1. Tanah,
◦ Harga perolehan tanah meliputi; harga beli tunai tanah, biaya
balik nama, komisi perantara, dan pajak atau pungutan lain
yang harus dibayar oleh pembeli.
◦ Semua pengeluaran lain yang diperlukan agar tanah siap untuk
digunakan yang bersifat perbaikan permanen didebit kerekening
tanah. Jika tanah yang dibeli tidak rata, berbatu-batu atau penuh
dengan tanaman liar, maka harga peroleh tanah akan meliputi
juga pengeluaran untuk pembersihan dan perataan tanah.
◦ Jika diatas tanah yang dibeli terdapat bangunan yang tidak
diperlukan oleh pembeli sehingga harus dibongkar agar tanah
dapat digunakan sesuai dengan maksud pembeli maka biaya
yang dikeluarkan untuk membongkar bangunan tersebut
menambah harga perolehan tanah.
3.2. Perbaikan Tanah
Harga perolehan perbaikan tanah meliputi semua
pengeluaran yang dilakukan sampai perbaikan
siap untuk digunakan. Contoh harga perolehan
tempat parkir kendaraan meliputi; semua
pengeluaran untuk pengerasan dan pengaspalan,
saluran air dan pembuatan fasilitas penerangan,
serta pemagaran diseputar wilayah tempat parkir.
3.3. Gedung
- Harga perolehan gedung yaitu semua
pengeluaran yang berhubungan dengan
pembelian atau pembangunan sebuah gedung.
- Jika gedung yang dimiliki melalui pembelian, maka harga
perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris, dan
komisi perantara.
- Jika gedungnya dibangun sendiri maka harga
perolehannya meliputi semua pengeluaran
untuk membuat gedung, termasuk pembuatan
saluran listrik dan air.
3.4. Peralatan
Harga perolehan peralatan terdiri dari Harga
beli tunai, pengangkutan dan biaya asuransi
selama dalam pengangkutan yg dibayar oleh
pembeli, termasuk pengeluaran untuk
perakitan, pemasangan, dan pengujian
peralatan yang dibeli, dan bea balik nama
kendaraan juga harus ditambahkan pada
harga perolehan kendaraan.
Masalah Khusus Dalam
Penentuan Harga Perolehan;
1. Pembelian dengan menggunakan
wesel berbunga
2. Pembelian dalam satu paket
3. Perolehan dengan membangun
sendiri
Pembelian Dengan Menggunakan Wesel
Berbunga
 Pembelian yang mencakup jumlah rupiah yang cukup besar,
pembeli diwajibkan membayar uang muka (down paymnet)
sejumlah tertentu dan sisanya dibayar dengan menggunakan wesel
ditambah bunga dengan prosentase tertentu.
 Bunga wesel biasanya dibayar pada tanggal jatuh wesel. Dalam hal
seperti ini, harga perolehan aktiva adalah jumlah kas yang
dibayarkan sebagai uang muka ditambah dengan nilai nominal
wesel.
 Biaya bunga wesel yang dibayar merupakan biaya
pendanaan(financing cost) dan dicatat dalam pembukuan dengan
mendebet rekening biaya bunga.
Contoh Pembelian dengan menggunakan
wesel berbunga
 CU.X membeli peralatan Kantor---Sepeda Motor yang
harga tunainya Rp 15.000.000, pada saat pembelian CU.X
memberikan uang muka sebesar Rp 2.000.000, dan
sisanya dibayar dengan wesel yang bernominal Rp
13.000.000 jangka waktu 1 tahun, dengan bunga 5%.
 Maka jurnal utk mencatat transaksi tsb sbb:
UraIan Debet KredIt
Peralatan Kantor – S. Motor Rp 15.000.000
Hutang Wesel Rp 13.000.000
Kas Rp 2.000.000
(untuk mencatat uang muka dan penarikan utang wesel, 1 tahun, bunga 5%
Pada saat jatuh tempo wesel, dibayar sejumlah nominal wesel (Rp
13.000.000) ditambah bunga Rp 650.000 = 5% x Rp 13.000.000.
Maka jurnalnya dicatat sebagai berikut :
Utang wesel Rp 13.000.000

Biaya bunga Rp 650.000

Kas Rp 13.650.000
Contoh Perhitungan Pembelian Dalam Satu Paket
JENIS HARGA ALOKASI HARGA
NO % DARI TOTAL HARGA PASAR PERHITUNGAN % DARI HARGA BELI
PERALATAN PASAR PEROLEHAN

Harga Pasar Msg-Msg Jenis % Dari Harga Pasar Utk


1 LCD Peralatan : Total Harga Pasar 43.48% Msg-Msg Jenis Peralatan x
10,000,000 8,695,652
X 100 Total Yang dibayar

Harga Pasar Msg-Msg Jenis % Dari Harga Pasar Utk


2 LAPTOP Peralatan : Total Harga Pasar 34.78% Msg-Msg Jenis Peralatan x
8,000,000 6,956,522
X 100 Total Yang dibayar

Harga Pasar Msg-Msg Jenis % Dari Harga Pasar Utk 20,000,000


3 KOMPUTER PC Peralatan : Total Harga Pasar 17.39% Msg-Msg Jenis Peralatan x
4,000,000 3,478,261
X 100 Total Yang dibayar

Harga Pasar Msg-Msg Jenis % Dari Harga Pasar Utk


4 PRINTER Peralatan : Total Harga Pasar 4.35% Msg-Msg Jenis Peralatan x
1,000,000 869,565
X 100 Total Yang dibayar

Total 23,000,000 100.00% 20,000,000


Catatan :

Peralatan tersebut dibeli dari Toko A pada tanggal 16 Juli 2008, dan total harga yang ditawarkan oleh Toko A untuk semua peralatan tersebut
sebesar Rp 25.000.000. Final yang dibayar oleh CU X sebesar Rp 20.000.000. Maka Harga Peroleh an untuk masing-masing jenis peralatan
dapat dilihat pada tabel di atas.
Pembelian Dalam Satu Paket(Lump-Sum)

Pembelian dalam satu paket terjadi bila bebarapa jenis aktiva dibeli
secara bersama dalam satu transaksi.
Apabila terjadi pembelian secara paket, maka harga borongan (paket)
harus dialokasikan keberbagai jenis aktiva.
Untuk mengalokasikan harga borongan adalah dengan mendasarkan
pada harga pasar masing-masing golongan aktiva yang tercakup
dalam pembelian tersebut.
Dalam pembelian secara paket, penentuan harga perolehan tiap
golongan aktiva biasanya tidak didasarkan pada harga buku menurut
pembukuan pihak penjual, karena umumnya harga buku tidak
mencerminkan harga pasar aktiva pada saat pembelian terjadi.
Perolehan Dengan Membangun Sendiri
Kadang-kadang Credit Union membangun sendiri aktiva yang
diperlukan. Contoh Credit Union membangun sendiri garasi tanpa
memborongkannya pada pihak luar, melainkan membeli material dan
mencari tukang sendiri dengan menggunakan fasilitas Credit Union yg
ada.
Harga perolehan aktiva yang diperoleh dengan membangun sendiri
meliputi ; harga material dan tenaga kerja yang dibayar Credit Union,
biaya lain seperti listrik, solar, dan depresiasi peralatan milik Credit
Union yang digunakan dalam pembangunan tersebut. Dalam hal ini
mungkin juga terdapat biaya bunga, seandainya dana pembangunan
berasal dari pinjaman pada pihak luar.
Jika harga perolehan aktiva yang diperoleh dengan membangun sendiri
ternyata lebih rendah (murah) dari harga pasar aktiva sejenis, maka
Credit Union tidak diperkenankan untuk mengakui adanya keuntungan
dari pembangunan yang dilakukan sendiri tersebut.
Konsep Depresiasi
Sesi empat oleh Drs.Tnano Nikolaus, MA.-

Depresiasi adalah proses pengalokasian harga


perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis.
Metoda – Metoda Depresiasi Sbb:
1] Metode garis lurus, 2] Metode saldo menurun, 3] Metode Jumlah
angka-angka tahun, dan 4] Metode satuan Hasil

 Setiap metoda tersebut dapat digunakan sesuai dengan prinsip


akuntansi yg diterima umum dan manajemen dapat memilih satu
atau lebih metoda yg dianggap paling sesuai.
 Apabila suatu metoda tertentu telah dipilih, maka metoda tersebut
harus diterapkan secara konsisten sepanjang masa penggunaan
aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode
ke periode dapat diperbandingkan.
 Depresiasi akan mempengaruhi neraca melalui akumulasi
depresiasi, dan laporan rugi/laba melalui biaya depresiasi
Depresiasi Periodik Didasarkan Pada 3 Faktor :
1. Harga perolehan adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan
aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan.
2. Nilai residu atau bisa juga disebut nilai sisa, adalah taksiran nilai tunai aktiva
pada akhir masa manfaat aktiva tersebut
3. Masa manfaat atau kadang-kadang disebut juga Umur Aktiva adalah jangka
waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh Credit Union. Masa manfaat
dapat juga dinyatakan dalam jumlah satuan hasil yang diharapakan dari suatu
aktiva.

Nilai residu dan masa manfaat ditaksir berdasarkan pengalaman Credit Union
dalam menggunakan aktiva sejenis dimasa lalu.
Metode Garis Lurus
 Beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama
besarnya
 Harga Perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai
residu.
 Depresiasi bisa juga dinyatakan dalam bentuk tarif depresiasi pertahun . Rumus
Tarif Depresiasi = (100% : masa menfaat)
 Nilai Buku pada akhir masa manfaat sama dengan nilai residu. Rumus untuk
mencari Nilai Buku adalah Harga Perolehan dikurangi dengan Akumulasi
depresiasi.
 Jika Aktiva tidak dibeli pada awal tahun, maka besarnya depresiasi harus
disesuaikan dengan masa pemakaian pada tahun – tahun yang bersangkutan
 Rumus Depresiasi
Biaya Depresiasi = (Harga Perolehan Didepresiasi : Masa Manfaat)
Contoh Perhitungan Metode Garis Lurus
HP YG TARIF BIAYA AKUMULASI
THN NILAI BUKU
DIDEPRESIASI DPRESIASI DEPRESIASI DEPRESIASI

2010 12,000,000 20% 2,400,000 2,400,000 10,600,000

2011 12,000,000 20% 2,400,000 4,800,000 8,200,000

2012 12,000,000 20% 2,400,000 7,200,000 5,800,000

2013 12,000,000 20% 2,400,000 9,600,000 3,400,000

2014 12,000,000 20% 2,400,000 12,000,000 1,000,000


Catatan :
1. Harga beli Sepeda Motor Rp 13.000.000, dibeli pada awal tahun 2010
2. Nilai Residu Rp 1.000.000
3. Masa manfaat 5 Thn
Metoda Saldo Menurun
 Pada metoda saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ketahun semakin menurun
 Biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ketahun.
 Biaya depresiasi per tahun dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aktiva pada
awal tahun dengan tarif depresiasi.
 Tarif depresiasi tetap sama pada setiap tahun, akan tetapi nilai buku setiap tahun
semakin menurun. Nilai buku pada awal tahun pertama adalah sama dengan harga
perolehan aktiva, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya nilai buku adalah selisih
antara harga perolehan dengan akumulasi depresiasi pada awal tahun. Dalam metode
ini nilai residu diabaikan dalam perhitungan depresiasi tahunan, akan tetapi nilai residu
akan menjadi batas jumlah depresiasi yang akan dilakukan.
 Depresiasi akan berakhir apabila nilai buku telah mencapai jumlah yang sama dengan
atau mendekati taksiran nilai residu.
 Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metoda garis lurus yang dikalikan
dua, sehingga metoda ini sering disebut Metoda Saldo Menurun Ganda (double
declining balance method)
 Apabila aktiva tidak dibeli pada awal tahun, maka depresiasi harus disesuaikan bulan
pemakaian pada tahun pertama, dan selanjutnya depresiasi pada tahun-tahun
berikutnya harus dihitung kembali.
Contoh Perhitungan Saldo Menurun Ganda
HP
TARIF AKUMULASI
THN PEROLEHAN BIAYA DEPRESIASI NILAI BUKU
DPRESIASI DEPRESIASI
DI DPRESIASI

2010 13,000,000 40% 5,200,000 5,200,000 7,800,000

2011 7,800,000 40% 3,120,000 8,320,000 4,680,000

2012 4,680,000 40% 1,872,000 10,192,000 2,808,000


2013 2,808,000 40% 1,123,200 11,315,200 1,684,800
2014 1,684,800 40% 684,800 12,000,000 1,000,000
Catatan :
1. Harga beli Sepeda Motor Rp 13.000.000
2. Nilai Residu Rp 1.000.000
3. Masa manfaat Rp 5 Thn

4. Rp 1.684.800 x 40% = Rp 673.920,- Angka dibulatkan menjadi Rp 684.800,- supaya


nilai buku menjadi sama dengan nilai residu Rp 1.000.000,-
Metode Jumlah Angka-Angka Tahun
 Metode jumlah angka-angka tahun juga akan menghasilkan biaya depresiasi yang
lebih tinggi pada tahun-tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir.
 Tarif depresiasinya didasarkan pada pecahan-pecahan yang:
1. Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih
tersisa sejak awal tahun ini.
2. Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama
hingga tahun pemakaian yang berakhir.
 Contoh Aktiva yang ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka tahunnya
adalah 15(1+2+3+4+5). Depresiasi per tahun dihitung dengan mengalikan harga
perolehan didepresiasi dengan pecahan metode angka-angka tahun. Rumus dan
Depresiasi untuk tahun pertama adalah ;
Biaya Depresiasi =(Harga Perolehan Awal Tahun : Pecahan
Angka-angka tahun)
Dalam metode angka tahun jumlah penyebutnya tetap sama sedangkan
pembilangnya semakin menurun dari tahun ketahun.
Apabila aktiva tidak dibeli pada awal tahun, maka depresiasi pada tahun pertama
harus disesuaikan dengan masa pemakaian yg sesungguhnya, dan depresiasi pada
tahun-tahun berikutnya dengan sendirinya akan berubah.
Contoh Perhitungan Metode Angka-Angka Tahun

HP YG TARIF BIAYA AKUMULASI


THN NILAI BUKU
DIDEPRESIASI DPRESIASI DEPRESIASI DEPRESIASI

1990 12,000,000 5/15 4,000,000 4,000,000 9,000,000

1991 12,000,000 4/15 3,200,000 7,200,000 5,800,000

1992 12,000,000 3/15 2,400,000 9,600,000 3,400,000

1993 12,000,000 2/15 1,600,000 11,200,000 1,800,000

1994 12,000,000 1/15 800,000 12,000,000 1,000,000


Catatan :
1. Harga beli Mesin Ginset Rp 13.000.000
2. Nilai Residu Rp 1.000.000
3. Masa manfaat Rp 5 Thn
Metode Satuan Hasil
 Dalam metode satuan hasil, pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka
waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva
yang bersangkutan.
 Metode satuan hasil cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik , karena hasil
suatu mesin dapat diukur satuannya. Metode ini tidak tepat bila digunakan pada
gedung atau mebel
 Metode ini dapat juga didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator
yg menangani mesin.
 Metode ini sering disebut juga metode satuan kegiatan.
 Rumus :
* Biaya Depresiasi Persatuan = [Harga perolehan Didepresiasi :
Jumlah Satuan Kegiatan]
* Biaya Depresiasi = [Biaya Depresiasi Per Satuan x Jumlah
Kegiatan Tahun Ini]
Contoh Perhitungan Metode Satuan Hasil
BIAYA
SATUAN DEPRESIASI AKUMULASI
TAHUN DEPRESIASI NILAI BUKU
KEGATAN PERSATUAN DEPRESIASI
PERTAHUN

2010 15,000 120 1,800,000 1,800,000 11,200,000

2911 30,000 120 3,600,000 5,400,000 7,600,000

2012 20,000 120 2,400,000 7,800,000 5,200,000

2013 25,000 120 3,000,000 10,800,000 2,200,000

2014 10,000 120 1,200,000 12,000,000 1,000,000


Catatan :
1. Harga Perolehan Truk Rp 13.000.000,-
2. Harga Perolehan yg didepresiasi Rp 12.000.000,-
3. Truk tersebut akan digunakan sejauh 100.000 km
4. Pada tahun pertama truk digunakan 15.000 km, untuk tahun kedua dan seterusnya, perusahaah harus
menaksir jarak yang akan ditempuh pada masing-masing-masing tahun sampai seluruhnya berjumlah
100.000 kilometer.
5. Nilai Residu Rp 1.000.000,-
Revisi Atas Depresiasi Periodik
 Faktor fisik atau fungsi menunjukan bahwa depresiasi tahunan
terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka manajemen harus
mengubah depresiasi yang telah direncanakan.
 Apabila perubahan harus dilakukan pada taksiran masa manfaat
atau nilai residu, maka perubahan harus dilakukan untuk tahun ini
dan tahun-tahun berikutnya, tetapi tidak berlaku surut ke tahun-
tahun sebelumnya.
 Pada waktu perubahan atas depresiasi dilakukan : 1] Tidak diadakan
koreksi atas biaya depresiasi yg telah dicatat pada tahun-tahun
sebelumnya, 2] Biaya depresiasi untuk tahun ini dan tahun-tahun
berikutnya diubah, 3] Untuk menetapkan biaya depresiasi tahunan
yang baru, maka harga perolehan (yang tersisa untuk) didepresiasi
pada saat revisi harus dibagi dengan sisa umur menurut taksiran
yang baru
 Dasar fikiran yang melandasi perlakuan seperti ini adalah karena
perubahan atas sesuatu yang telah ditetapkan pada periode-
periode sebelumnya akan berpengaruh pada kepercayaan pembaca
terhadap laporan keuangan.
Contoh Perhitungan Revisi Atas Depresiasi Periodik.
AKUMULASI
THN HP YG DIDEPRESIASI TARIF DPRESIASI BIAYA DEPRESIASI NILAI BUKU
DEPRESIASI

2010 12,000,000 20% 2,400,000 2,400,000 10,600,000

2011 12,000,000 20% 2,400,000 4,800,000 8,200,000

2012 12,000,000 20% 2,400,000 7,200,000 5,800,000

2013 4,800,000 33% 1,600,000 8,800,000 4,200,000

2014 4,800,000 33% 1,600,000 10,400,000 2,600,000

2015 4,800,000 33% 1,600,000 12,000,000 1,000,000


Catatan :

1. Pembelian mesin yang dilakukan pada awal tahun 2010 akan direvisi tgl 1 Januari 2013, dengan

menambah taksiran masa manfaat 1 tahun lagi.

2. Harga beli Mesin Ginset pada awal tahun 2010 sebesar Rp 13.000.000
3. Nilai Residu Rp 1.000.000

4. Taksiran Masa manfaat yang direvisi menjadi 3 Thn


Istilah – istilah yang digunakan untuk
penghapusan harga perolehan dibawah ini :
Penghapusan Harga perolehan Aktiva Tetap di sebut Depresiasi.
Penghapusan Harga perolehan Sumber Alam di sebut Deplesi.
Penghapusan Harga perolehan Aktiva Tak Berujud di sebut
Amortisasi.
Pengeluaran Selama Masa pemakaian
Aktiva
 Reperasi Rutin adalah pengeluaran untuk
mempertahankan agar aktiva tetap beroperasi dengan
efisien dan dapat mencapai masa pemakaian yang
diharapkan. Biaya reparasi rutin umumnya tidak begitu
besar jumlahnya, tetapi terjadi berulang-ulang selama
masa pemakaian aktiva. Contoh penggantian oli mobil
secara periodik, pengecatan gedung, penggantian
onderdil tertentu pada mesin secara rutin. Pengeluaran
semacam ini dicatat dengan mendebet biaya reperasi
dan pemeliharaan pada periode terjadinya pengeluaran
tersebut.
 Penambahan dan Perbaikan adalah pengeluaran untuk
meningkatkan efisiensi operasi, atau masa pemakaian
aktiva. Pengeluaran ini biasanya cukup besar dan jarang
terjadi selama masa pemakaian aktiva. Pengeluaran untuk
penambahan dan perbaikan akan meningkatkan investasi
Credit Union dalam fasilitas. Pengeluaran semacam ini
disebut pengeluaran modal (capital expenditure). Akuntansi
untuk pengeluaran modal berbeda-beda tergantung pada
sifat pengeluarannya.
 Penambahan
Suatu penambahan biasanya mengakibatkan bertambah
besarnya fasilitas fisik dan fasilitas produksi. Penambahan
dicatat dengan mendebet rekening aktiva yg mengalami
penambahan akibat pengeluaran tersebut.
Perbaikan
Perbaikan atau lebih tepat disebut “membuat menjadi lebih
baik” bisa dilakukan dalam berbagai macam bentuk.
Kadang-kadang suatu perbaikan merupakan penggantian
suatu sub-bagian dari suatu aktiva produktif dengan unit
yang baru. Contoh disk drive dari central processing unit
(CPU) suatu komputer diganti dengan hard disk 10 MB,
Gedung dengan model lama diganti model atapnya dengan
model konsol, sesuai dengan selera masa kini. Pengeluaran
untuk perbaikan harus didebetkan ke rekening aktiva yang
bersangkutan atau kerekening akumulasi depresiasi.
Penghentian Aktiva Tetap :
Dihentikan dari pemakaian – aktiva tetap dijadikan
barang tak terpakai lagi.
Dijual – Aktiva tetap dijual kepada pihak lain
Ditukarkan – Aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva
tetap lain.
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap
Penghentian pemakaian aktiva tetap yang sudah didepresiasi penuh, dengan kata lain
masa manfaat dan nilai bukunya sudah habis
Apa yang harus dilakukan jika suatu aktiva telah didepresiasi penuh, padahal aktiva
tersebut masih terus digunakan ?
1) Aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya harus terus dilaporkan dalam
neraca, walaupun sudah tidak didepresiasi lagi sampai aktiva tersebut dihentikan
dari pemakaian.
2) Pelaporan aktiva tetap beserta akumulasi depresiasinya dalam neraca
akan memberikan imformasi kepada pembaca, bahwa aktiva tetap tersebut
masih digunakan dalam operasi Credit Union.
3) Namun demikian bila bila depresiasi telah dilakukan secara penuh, maka
Credit Union sudah tidak perlu melakukan pencatatan depresiasi lagi.
4) Jumlah akumulasi depresiasi tidak boleh melebihi harga perolehan aktiva
tetap yang bersangkutan.
 Apabila suatu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian sebelum
aktiva tersebut didepresiasi penuh dan aktiva bekas tersebut tidak
laku dijual maka Credit Union akan mengalami kerugian.
 Contoh CU.X menghentikan pemakaian mesin ginset karena biaya
operasionalnya terlalu tinggi serta penggunaannya tidak
maksimal, mesin tersebut oleh CU.X langsung digudangkan karna
tidak laku dijual. Harga perolehan mesin Rp 18 jt. Pada saat
dihentikan, mesin tersebut telah didepresiasi sebesar Rp 14 jt,
maka jurnal untuk mencatat pengentian pemakaian mesin diatas
adalah Mendebit Akumulasi Depresiasi Mesin Rp 14.jt, Rugi
Penghentian Aktiva Tetap Mesin Rp 4 jt dan Mengkredit Mesin Rp
18 jt.
 Rugi akibat penghentian pemakaian aktiva tetap dilaporkan
dalam laporan rugi-laba pada bagian biaya dan kerugian lain –
lain.
Penjualan Aktiva Tetap

Apabila aktiva tetap dijual, maka nilai buku aktiva


tersebut harus dibandingkan dengan hasil penjualannya.
Credit Union mendapat laba jika hasil penjualan lebih
tinggi dari nilai buku aktiva yang dijual. Sebaliknya
Credit Union menderita rugi , apabila hasil penjualan
lebih kecil dari pada nilai bukunya.
Contoh Laba Penjualan Aktiva tetap

Pada tanggal 1 Juli 1992, CU.X menjual sebuah mobil dengan


harga Rp 16 jt. Mobil tsb dibeli dengan harga perolehan Rp 60
jt, dan sampai dengan tgl 1 Januari 1992 telah didepresiasi
sebesar Rp 41 jt. Biaya depresiasi selama 6 bulan untuk tahun
1992 berjumlah Rp 8 jt. Maka jurnal untuk mencatat transaksi
tersebut adalah sbb:
 Jurnal untuk mencatat biaya depresiasi dan memutahirkan
akumulasi depresiasi sampai dengan tanggal 1 Juli 1992.
 Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil.
Jurnal biaya depresiasi dan memutahirkan
akumulasi depresiasi sampai dengan tanggal 1
Juli 1992.
Juli 01 Biaya depresiasi mobil Rp 8.000.000

Akumulasi depresiasi mobil Rp 8.000.000

(untuk mencatat biaya depresiasi mobil selama 6 bulan pada tahun


1992)
Jurnal penjualan dan laba penjualan mobil adalah sebagai berikut:

Laba atau rugi penjualan mobil di hitung sebagai berikut :


Harga perolehan mobil Rp 60.000.000
Akumulasi depresiasi mesin ( Rp 41.000.000 + Rp 8.000.000) Rp 49.000.000

Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000


Hasil penjualan mobil Rp 16.000.000
Laba penjualan mobil Rp 5.000.000
Maka jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil adalah sebagai berikut :

Kas Rp 16.000.000
Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000
Laba penjualan mobil Rp 5.000.000
Mobil Rp 60.000.000
(untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil)
Laba penjualan aktiva tetap diloprkan dalam laporan rugi – laba pada bagian
pendapatan dan keuntungan lain – lain.
Contoh rugi penjualan aktiva tetap
Harga perolehan mobil Rp 60.000.000
Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000
Nilai buku pada tanggal penjualan Rp 11.000.000
Penjualan mobil Rp 9.000.000
Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000
Maka jurnal untuk mencatat penjualan dan rugi penjualan mobil adalah sebagai berikut :

Kas Rp 9.000.000
Akumulasi depresiasi mobil Rp 49.000.000
Rugi penjualan mobil Rp 2.000.000
Mobil Rp 60.000.000
(untuk mencatat penjualan dan rugi penjualan mobil)
Rugi penjualan aktiva tetap diloprkan dalam laporan rugi – laba pada bagian biaya dan
kerugian lain – lain.
Pertukaran Aktiva
Harga perolehan aktiva tetap diukur dengan jumlah kas yang dibayar dalam
transaksi kas , atau sebesar nilai wajar dari aktiva yang diterima atau diserahkan,
tergantung mana yang lebih rendah. Aktiva biasanya ditetapkan sebesar harga pasar
aktiva pada saat terjadi pertukaran . Dengan demikian jika terjadi pertukaran , maka
aturan umum yang harus diikuti adalah sebagai berikut :
1. Harga perolehan aktiva (baru) yg diterima adalah harga pasar aktiva
(lama) yang diserahkan ditambah kas yang dibayar.
2. Laba atau rugi pertukaran adalah selisih antara harga pasar dengan nilai
buku aktiva yang diserahkan.

Aturan ini berlaku umum, baik pertukaran terjadi antara aktiva sejenis maupun
tidak sejenis. Namun demikian ada satu pengecualian, yaitu bila pertukaran
dilakukan antara aktiva sejenis dan diperoleh keuntungan, maka laba/keuntungan
yang diperoleh dari pertukaran aktiva sejenis harus ditangguhkan dengan cara
menurunkan harga perolehan aktiva baru.
Pertukaran antara aktiva tidak sejenis

Pertukaran antara aktiva tidak sejenis bisa melibatkan


berbagai macam aktiva. Misalnya peralatan angkutan ditukar
dengan tanah atau mobil ditukar dengan mesin pabrik.
Laba atau rugi diakui jika pertukaran terjadi antara aktiva
yang tidak sejenis.
Perlakuan bila diperoleh laba pertukaran aktiva tidak sejenis
CU.X memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan dengan sebidang tanah yang akan
digunakan untuk lokasi pembangunan kantor. dengan perhitungan sbb;

Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000


Kas yang dibayar Rp 31.000.000
Harga perolehan Tanah Rp 50.000.000
Laba Pertukaran Peralatan angkutan lama – tanah sebagai berikut :
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000
Nilai buku peralatan angkutan lama (40 jt – 28 jt) Rp 12.000.000

Laba pertukaran Rp 7.000.000


Maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Tanah Rp 50.000.000
Akumulasi Depresiasi peralatan angkutan lama Rp 28.000.000

Kas Rp 31.000.000
Peralatan angkutan lama Rp 40.000.000
Laba pertukaran Rp 7.000.000
(untuk mencatat pertukaran peralatan angkutan dengan tanah)
Perlakuan jika terjadi rugi pertukaran aktiva tidak sejenis
CU.X memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan dengan sebidang tanah yang akan digunakan
untuk lokasi pembangunan kantor. dengan perhitungan sbb;
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000

Kas yang dibayar Rp 31.000.000

Harga perolehan Tanah Rp 34.000.000

Laba Pertukaran Peralatan angkutan lama – tanah sebagai berikut :


Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 3.000.000

Nilai buku peralatan angkutan lama (Rp 40.000.000- Rp 28.000.000) Rp 12.000.000

Rugi pertukaran Rp 9.000.000

Maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut :


Tanah Rp 34.000.000

Akumulasi Depresiasi - peralatan angkutan lama Rp 28.000.000

Rugi pertukaran Aktiva Tetap Rp 9.000.000

Peralatan angkutan lama Rp 40.000.000

Kas Rp 31.000.000

(untuk mencatat pertukaran peralatan angkutan dengan tanah)


PERTUKARAN ANTARA AKTIVA SEJENIS
Pertukaran antara aktiva sejenis melibatkan aktiva yang sama
tipenya, misalnya mobil lama ditukar dengan mobil baru, atau mebel
yang lama ditukar dengan mebel yang baru.
Dalam hal pertukaran aktiva sejenis, aktiva yang baru mempunyai
fungsi yang sama dengan aktiva yang lama.
Akutansi untuk pertukaran aktiva tetap sejenis, tergantung apakah
dalam pertukaran tersebut terjadi laba atau rugi
1. Apabila pertukaran aktiva lama mendatangkan laba, maka laba
tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang terhadap harga
perolehan aktiva baru (jadi tidak dikreditkan sebagai laba pertukaran)
2. Apabila pertukaran aktiva lama mengakibatkan kerugian,
maka kerugian tersebut bisa segera diakui seperti halnya dalam
akuntansi untuk pertukaran aktiva tidak sejenis.
Perlakuan bila diperoleh laba (Pertukaran
antara aktiva sejenis)

Laba tidak diakui karena aktiva baru mempunyai fungsi


yang sama dengan aktiva lama. Dengan demikian proses
memperoleh keuntungan aktiva lama dianggap belum
selesai. Oleh karena itu, laba yang diperoleh dari
pertukaran aktiva sejenis harus ditangguhkan dengan
cara menurunkan harga perolehan aktiva baru.
Contoh bila diperoleh laba pertukaran
aktiva sejenis
CU.X menukarkan peralatan angkutan yang lama dengan
peralatan angkutan yang baru dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000
Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000
Harga perolehan peralatan baru (sebelum dikurangi dengan laba Rp 50.000.000
pertukaran)
Perhitungan laba pertukaran
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 19.000.000
Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000 – Rp 28.000.000) Rp 12.000.000

Laba pertukaran Rp 7.000.000


Laba pertukaran kemudian dikurangkan terhadap harga
perolehan aktiva baru, sehingga dapat ditentukan harga
perolehan aktiva baru dengan perhitungan sebagai berikut :
Harga perolehan peralan baru (sebelum dikurangi dengan laba Rp 50.000.000
pertukaran
Laba pertukaran Rp 7.000.000

Harga perolehan peralatan baru (setelah dikurangi laba Rp 43.000.000


pertukaran)
Maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut diatas sebagai berikut :
Peralatan baru Rp 43.000.000
Akumulasi depresiasi peralatan lama Rp 28.000.000
Peralatan lama Rp 40.000.000

Kas Rp 31.000.000

(untuk mencatat pertukaran peralatan angkutan lama dengan peralatan angkutan


baru)
Perlakuan jika diderita rugi
(Pertukaran antara aktiva sejenis)
Apabila Credit Union menderita rugi dalam pertukaran aktiva tetap
sejenis, maka transaksi tersebut dicatat dengan cara yang sama seperti
pertukaran aktiva yang sejenis. Kerugian tidak ditangguhkan , melainkan
langsung diakui pada periode yang bersangkutan. Prinsip akuntansi
tidak mengijinkan untuk menunda pengakuan kerugian, karena hal
tersebut akan menaikan harga perolehan aktiva baru di atas harga
pasarnya.
Contoh bila diperoleh rugi pertukaran
aktiva sejenis
CU.X menukarkan peralatan angkutan yang lama
dengan peralatan angkutan yang baru dengan
perhitungan sebagai berikut :
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000
Kas yang dibayarkan Rp 31.000.000
Harga perolehan peralatan baru Rp 41.000.000
Perhitungan laba pertukaran
Harga pasar peralatan angkutan lama Rp 10.000.000
Nilai buku peralatan lama (Rp 40.000.000 – Rp 28.000.000) Rp 12.000.000

Rugi pertukaran Rp 2.000.000


Dalam transaksi pertukaran tersebut di atas CU Kusapa menderita kerugian
sebesar Rp 2.000.000
Maka jurnal untuk mencatat transaksi tersebut diatas sebagai
berikut :
Peralatan baru Rp 41.000.000

Akumulasi depresiasi Rp 28.000.000


peralatan lama
Rugi pertukaran Rp 2.000.000

Peralatan lama Rp 40.000.000

Kas Rp 31.000.000

(untuk mencatat pertukaran peralatan angkutan lama dengan


peralatan angkutan baru)
4. AKTIVA TAK BERUJUD(INTANGIBLE ASSET)
Aktiva Tak Berujud adalah hak-hak istimewa, dan keuntungan kompotitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki
ujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak,
lisensi, atau dokumen lain.

Aktiva Tak Berujud mungkin timbul dari :


* Pemerintah ---- seperti hak paten, hak cipta, franchise,
merek dagang, dan nama dagang.
* Perusahaan Union lain ----- misalnya pembelian yang mencakup
pembayaran untuk goodwill.
* Perjanjian Tertentu ------ seperti franchis dan lease.
Akuntansi Untuk Aktiva Tak Berujud
 Aktiva tak berujud juga dicatat atas dasar harga perolehan, harga perolehan
dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva tak berujud
tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku aktiva tak berujud
dihapuskan dari pembukuan, dan dicatat laba atau rugi penghentian (jika ada).
 Perbedaan Akuntansi Aktiva Tak Berujud dengan Aktiva Tetap ;
1.Istilah yang digunakan untuk menghapus Aktiva Tak Berujud (Intangible
Asset) adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat amortisasi
aktiva tak berujud mendebet rekening biaya amortisasi dan mengkredit
rekening aktiva tak berujud, dan bisa juga mengkredit rekening akumulasi
amortisasi.
2.Periode amortisasi suatu aktiva tak berujud tidak boleh melebihi 40 tahun.
 Amortisasi aktiva Tak Berujud hanya mengenal satu metoda yaitu metode garis
lurus.
 Istilah amortisasi ini dipakai untuk “penyusutan” aktiva diluar aktiva tetap,
seperti aktiva lain – lain dan aktiva tak berujud. Cara perhitungannya sama
dengan cara perhitungan depresiasi.
Hak paten
 Hak Paten adalah hak istimewa yg dikeluar oleh pemerintah yang memberikan
kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual, dan
mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut
diberikan.
 Hak paten tidak dapat diperbeharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan
memberikan hak paten yang baru apabila terdapat perbaikan atau perubahan
pada rancangan dasar penemuan yang lama.
 Harga Perolehan Suatu Aktiva Tak Berujud adalah kas (atau ekulivalensinya)
yang dibayarkan untuk mendapatkan hak paten.
 Dalam menentukan masa manfaat harus mempertimbangkan kapan penemuan
diperkirakan akan mulai ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi, dan
faktor-faktor yang menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi
sebelum akhir masa berlaku hak tersebut.
Contoh Perhitungan Biaya Paten
CU.X membeli hak paten dengan harga perolehan 60 juta, masa manfaat
diperkirakan 8 tahun, dengan demikian amortisasi per tahun Rp 7.5 jt (60 Jt : 8
thn).
Maka jurnal untuk mencatat amortisasi tersebut adalah sebagai berikut ;

Biaya Amortisasi Hak Paten Rp 7.500.000

Akumulasi Amortisasi Hak Paten Rp 7.500.000

(Untuk mencatat amortisasi hak paten)


Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang
memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk
memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya tulis.
Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk
mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Hak Cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relatif
pendek.
Merek Dagang & Nama Dagang
 Merek Dagang & Nama Dagang adalah kata, rangkai kata, logo, atau simbol
yang membedakan atau memberi identitas tertentu atau produk tertentu.
 Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harg perolehan hak
tersebut adalah harga belinya.
 Apabila dikembangkan sendiri oleh Perusahaan (Credit Union), maka harga
perolehan meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan
hak tersebut.
 Masa menfaat suatu hak merek biasanya ditetapkan jangka waktu yang relatif
pendek.
Franchise dan Lisensi
 Franchise adalah perjanjian (kontrak) antara pemberi franchise(franchisor) dengan
penerima franchise(franchisee).
 Dalam perjanjian tersebut franchise (franchisor) memberi hak kepada franchisee untuk
menjual produk tertentu, atau untuk memberikan suatu jasa tertentu, atau menggunakan
merek dagang atau nama dagang tertentu, biasanya dalam suatu wilayah tertentu.
 Jenis franchise yang lain biasanya melibatkan pemerintah daerah (misalnya wali kota)
dengan Perusahaan swasta, berupa pemberian ijin kepada Perusahaan untuk
menggunakan kekayaan negara dalam operasi perusahaan tersebut. Contoh pemerintah
memberi ijin kepada perusahaan untuk menggunakan jalan-jalan dalam kota untuk operasi
bus atau taxi, Ijin operasi seperti itu disebut Lisensi
 Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi semua pengeluaran yang diperlukan
untuk mendapatkan hak tersebut
 Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehannya franchise (atau lisensi) harus
diamortisasi sebagai biaya oprasi selama jangka waktu ijin pengoperasian hak tersebut.
 Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas , maka amortisasi dilakukan selama
jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar.
 Jika dalam rangka perjanjian franchise tersebut pihak pemegang hak diwajibkan
membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya
operasi pada periode dilakukan pembayaran.
Biaya Organisasi
 Biaya yang timbul dalam pembentukan suatu organisasi Perusahaan (Credit
Union) disebut biaya organisasi.
 Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayar kepada
underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin
dan akte pendirian, dan biaya promosi untuk pengenalan organisasi Credit
Union kepada masyarakat.
 Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagai aktiva tak berujud dengan
nama Biaya Organisasi.
 Biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.
Goodwill
 Goodwill adalah segala atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan
yang melekat pada suatu Perusahaan/Credit Union. Termasuk diantaranya
manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis, hubungan baik dengan para
konsumen, karyawan yang terlatih, produk dengan kualitas tinggi, hubungan yang
harmonis dengan para karyawan. Hal-hal positif seperti ini apabila dimiliki
perusahaan/Credit Union akan menaikan nilai perusahaan/Credit Union .
 Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual organisasi karena
goodwill hanya dapat diidentifikasi dengan organisasinya sebagai keseluruhan.
 Untuk menentukan harga perolehan goodwill sangat sulit dan subyektif , oleh
karena itu goodwill hanya akan dicatat apabila timbul dari transaksi pertukaran
yang meliputi pembelian Organisasi secara keseluruhan.
 Apabila Perusahaan/Credit Union secara keseluruhan dibeli, maka goodwill adalah
kelebihan harga perolehan diatas harga pasar aktiva bersih {aktiva dikurangi utang}
yang diperoleh.
 Dalam menentukan besarnya goodwill harga beli [harga perolehan] pertama-tama
dibandingkan dengan harga pasar aktiva dan utang yang diperoleh. Kelebihan
harga beli di atas harga pasar aktiva bersih itulah yang disebut goodwill
Contoh Goodwill
Pada tgl 31 Desember 1990, Perusahaan X memutuskan untuk
membeli Perusahaan Y dengan harga 61 Jt. Pengkajian atas neraca
Perusahaan Y menunjukan hal-hal berikut :

Perusahaan Y
Neraca
Per 31 Desember 1990
Kas Rp 2.000.000 Utang Wesel Rp 9.500.000
Piutang (neto) Rp 6.400.000 Utang Dagang Rp 1.500.000
Persediaan Rp 5.600.000 Modal Bambang Rp 32.000.000
[aktiva bersih ]
Aktiva Tetap [neto] Rp 29.000.000

Total Rp 43.000.000 Total Rp 43.000.000

Maka aktiva bersih perusahaan Y dapat dihitung sebagai berikut :


Total Aktiva Rp 43.000.000
Total kewajibab Rp 11.000.000
Aktiva bersih (menurut nilai historis) Rp 32.000.000
Apabila Perusahaan X bersedia untuk
membayar Rp 61 jt maka jumlah goowill yang
akan dapat ditentukan dengan mudah, namun
kita harus berhati-hati sebab aktiva dan utang
Perusahaan Y dalam neraca diatas dilaporkan
berdasarkan nilai buku, bukan harga pasar.
Oleh karena itu kita harus menentukan harga
pasar aktiva bersih Perusahaan Y di atas.
Harga pasar aktiva bersih Perusahaan Y Rp
52.500.000 dengan perhitungan sbb :
AKTIVA
Kas Rp 2.000.000
Piutang dagang [neto] Rp 6.400.000
Persediaan Rp 8.100.000
Aktiva tetap (neto) Rp 47.000.000
Jumlah Aktiva Rp 63.500.000,-
KEWAJIBAN
Utang wesel Rp 9.500.000
Utang Dagang Rp 1.500.000
Jumlah Kewajiban Rp 11.000.000,-
Aktiva Bersih [berdasarkan nilai pasar] Rp 52.500.000,-
Dari hasil perhitungan diatas, goodwillnya dapat dihitung sebagai berikut :
Harga Beli (harga perolehan) Rp 61.000.000
Harga pasar aktiva bersih (Perusahaan Y) Rp 52.500.000
Goodwill Rp 8.500.000
BIAYA RESEARCH DAN PENGEMBANGAN

Biaya researcah dan pengembangan bukan aktiva tak


berujud, karena seringkali terdapat ketidakpastian
mengenai menfaat dari pengeluaran tersebut, baik
mengenai besarnya maupun kapan manfaat tersebut
akan diperoleh.
Oleh karena itu biaya research dan pengembangan
dicatat sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran.
Perlakuan seperti ini tidak memperhatikan apakah
pengeluaran akan berhasil atau tidak berhasil.
5. AKTIVA LAIN – LAIN
Sesi 5 oleh Theresia Noeman, S. Ag.

Aktiva lain-lain adalah Aktiva yang


diperoleh dari sumbangan yang
terikat penggunaannya dan tidak
dapat dijual untuk menutup kerugian
Credit Union
EQUITAS/MODAL
Ekuitas Koperasi terdiri dari modal
anggota berbentuk simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan lain yang
memiliki karateristik yang sama dengan
simpanan pokok atau simpanan wajib,
modal penyertaan, modal sumbangan,
cadangan, dan sisa hasil usaha belum
dibagi.
Modal Anggota
 Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang
memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau
simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat
sebesar nilai nominalnya.
 Secara formal, anggota dapat diakui sebagai anggota koperasi
jika ia telah menyetor uang sejumlah tertentu sebagai simpanan
pokok pada saat pertama menjadi anggota. Disamping itu, ia
juga harus menyetor uang sejumlah tertentu secara berkala
sebagai simpanan wajib.
 Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan
tertentu yang harus sama yang wajib dibayar oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
 Simpanan pokok dan simpanan wajib berfungsi sebagai
penutup risiko dan karena itu tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan
wajib yang terkait dengan pinjaman anggota dan jenis
simpanan wajib lain yang dalam prakteknya justru dapat
diambil setelah pinjaman yang bersangkutan lunas atau
pada waktu-waktu tertentu, tidak dapat diakui sebagai
ekuitas.
 Simpanan pokok dan simpanan wajib dapat diambil
kembali jika yang bersangkutan keluar dari anggota
koperasi.
 Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum
diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan
simpanan wajib.
 Pembayaran simpanan pokok dan simpanan
wajib dapat dilakukan dengan cara angsuran
yang jumlah dan lamanya ditetapkan dalam
anggaran dasar atau ketentuan lain. Penyajian
nilai simpanan pokok dan simpanan wajib di
neraca adalah dengan menyajikan nilai
nominal simpanan pokok dan simpanan wajib.
Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib
yang belum diterima dari anggota disajikan
sebagai piutang simpanan pokok dan
simpanan wajib.
Modal Penyertaan

Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat


sebesar jumlah nominal setoran. Dalam hal ini modal
penyertaan yang diterima selain uang tunai, maka modal
penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang
berlaku pada saat diterima.
Modal penyertaan ikut menutup risiko kerugian dan
memiliki sifat relatif permanen, dan imbalan atas pemodal
didasarkan atas hasil usaha yang diperoleh. Oleh karena
itu, modal penyertaan tersebut diakui sebagai ekuitas.
 Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan dalam hal
modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka
modal penyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang
berlaku pada saat diterima . Apabila nilai pasar tidak tersedia
dapat digunakan nilai taksiran. Penjelasan yang cukup harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan atas penilaian
yang dilakukan.
 Ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang
menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha,
tanggungan kerugian, jangka waktu, dan hak-hak pemodal harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.Dibuat dalam
Surat Perjanjian yang ditanda-tangani oleh kedua belah pihak di
atas materai.
Modal Sumbangan
 Modal sumbangan yang diterima oleh Credit Union yang dapat
menutup risiko kerugian diakui sebagai ekuitas (misalnya, sumbangan
dana hibah), sedangkan modal sumbangan yang substansinya
merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
 Oleh karena Credit Union mengemban misi nasional untuk
menggerakkan ekonomi rakyat dan menjadi soko guru perekonomian
nasional, maka dimungkinkan Credit Union memperoleh sumbangan
dari pemerintah dan pihak lain. Sumbangan tersebut dapat diakui
sebagai ekuitas jika ia dapat menanggung risiko atas kerugian.
 Kadangkala sumbangan diterima oleh Credit Union dengan
persyaratan tertentu yang mengikat, sehingga hakikat sumbangan
tersebut adalah pinjaman. Sumbangan ini tidak dapat diakui sebagai
ekuitas, tetapi harus diakui sebagai kewajiban lain-lain jangka
panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
Cadangan
Cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Pembentukan cadangan dapat ditunjukkan antara lain
untuk pengembangan usaha Credit Union, menutup risiko
kerugian.
Cadangan yang dibentuk dari sisa hasil usaha yang
diperoleh setiap tahun buku yang dimaksudkan untuk
pemupukan modal untuk pengembangan usaha dan untuk
menutup resiko kerugian merupakan bagian dari ekuitas.
Sisa Hasil Usaha
 Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku pada Credit Union. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian
sisa hasil usaha telah diatur secara jelas maka bagian yang tidak
menjadi hak Credit Union diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan
jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas, maka sisa hasil
usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan
harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Suatu kebiasaan dalam Credit Union, bahwa sisa hasil usaha yang
diperoleh dalam tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar atau anggaran rumah tangga. Keharusan pembagian
sisa hasil usaha tersebut juga dinyatakan dalam undang–undang
perkoperasian. Penggunaan sisa hasil usaha yang dibagikan tersebut
diantaranya adalah untuk anggota, dana pendidikan, dan untuk
Credit Union sendiri. Jumlah yang merupakan hak Credit Union diakui
sebagai cadangan.
Pembagian sisa hasil usaha tersebut harus dilakukan pada
akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain
untuk Credit Union diakui sebagai kewajiban. Dalam hal
pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah
pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran
dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus
menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut
dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
KEWAJIBAN/HUTANG
 Secara lebih terinci, utang adalah kewajiban suatu Credit Union yang
timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar
dengan kas, barang, atau jasa diwaktu yang akan datang.
 Contoh kewajiban yang timbul dari pembelian secara kredit,
pinjaman uang dari bank/jaringannya, dan kewajiban untuk
membayar gaji atau upah.
 Kewajiban dikelompokan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban
jangka panjang.
 Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui
sebagai kewajiban jangka pendek atau kewajiban jangka panjang
sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nilai
nominalnya.
 Simpanan anggota yang berkarateristik sebagai ekuitas adalah
sejumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan oleh anggota
pada Credit Union atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan
dapat diambil sewaktu – waktu sesuai perjanjian. Simpanan ini tidak
menanggung risiko kerugian dan sifatnya sementara karenanya
diakui sebagai kewajiban.
Apakah Kewajiban Lancar Itu ?
Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar (1)
dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal Credit
Union (tergantung mana yang lebih panjang), dan (2) dengan
menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan
kewajiban lancar yang lain.
Kewajiban lancar meliputi utang wesel, pendapatan diterima dimuka,
bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun ini,
dan biaya yang masih harus dibayar seperti ; utang gaji, utang pajak,
utang bunga, dan lain-lain.
Credit Union yang memiliki kewajiban lancar lebih besar dari aktiva
lancar berada dalam posisi yang mengkwatirkan, karena ada
kemungkinan Credit Union tersebut tidak akan dapat melunasi
kewajiban yg segera harus dibayar.
Pelaporan Kewajiban Dalam
Neraca
Kewajiban lancar adalah kelompok kewajiban yang
harus dilaporkan paling atas dalam neraca. Setiap jenis
kewajiban dicantumkan secara terpisah
Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban
yang harus dilaporkan setelah kewajiban lancar dalam
neraca. Setiap jenis kewajiban dicantumkan secara
terpisah
REFERENSI YANG DIGUNAKAN :
Akuntansi Koperasi Kredit ---- Tim Staf Inkopdit
Dasar – Dasar Akuntansi Jilid 2----karangan A1.
Haryono Jusup --- Universitas Gajah Mada
Akuntansi Keuangan Menengah Buku Satu Karangan
Drs. Hernanto, M.Soc. Sc., Akt Fakultas Ekonomi UGM.
PSAK (Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan) No.27
Analisis Kredit Untuk Account Officer.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai