Anda di halaman 1dari 61

UPAYA STOP PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

MELALUI PROGRAM “TINJU TINJA” DAN GAMBARAN


PENGETAHUAN MASYARAKAT YANG BELUM ODF DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS NGASEM KABUPATEN BOJONEGORO
Clara Monica Sudarman, dr.
Fadlurrahman Manaf, dr.
Elfin Na’imathul Hafidhah, dr.
Alfa Ajinata Afiv Ananda, dr.
Nadia Lutfia ‘Adani, dr.
Nadia Puspa Dewi, dr.
Johanes Adiatna Mastan, dr.
Pembimbing:
Rizka Dianita Anggraini, dr.
BAB I-II
PENDAHULUAN
PROFIL SINGKAT PUSKESMAS NGASEM
Latar Belakang
• Peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang merupakan tujuan pembangunan kesehatan agar terwujud
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu
permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia.1

• Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial


budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di
sembarang tempat. Indonesia sendiri masih merupakan negara dengan
praktek BABS tertinggi kedua setelah India dengan 63 juta penduduk
yang masih melakukan praktek BABS.
• Permenkes No. 3 Tahun 2014 juga memasukkan stop BABS sebagai salah
satu dari 5 indikator sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Disebut
open defecation free (ODF) atau stop BABS bila setiap individu dalam suatu
komunitas tidak lagi melakukan perilaku BABS yang berpotensi
menyebarkan penyakit.

• Program di Puskesmas Ngasem Bojonegoro, untuk meningkatkan cakupan


ODF di wilayah kerja puskesmas adalah dengan pemicuan. Selama tahun
2017, jumlah pelaksanaan program pemicuan belum memenuhi target yang
ditetapkan oleh puskesmas di awal tahun. Maka dilaksanakan pemicuan
dan penyuluhan ulang di beberapa desa yang menjadi cakupan Puskesmas
Ngasem, yang diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat,
sehingga memenuhi target Open Defecation Free (ODF) yang telah
ditentukan.
Rumusan Masalah
• 1.2.1 Apa saja alasan belum tercapainya ODF ?
• 1.2.2 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara pre-test dan post-test terhadap
pengetahuan masyarakat terkait ODF sebelum dan
sesudah diberikan pemicuan ODF?
Tujuan
• Mengetahui alasan belum tercapainya ODF.
• Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara pre-test dan post-test terhadap
pengetahuan masyarakat terkait ODF sebelum dan
sesudah diberikan pemicuan ODF.
Manfaat
• Meningkatkan kebersihan lingkungan
• Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BAB di
sembarang tempat
• Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai jamban
sehat
• Meningkatkan kepemilikan jamban sehat oleh masyarakat
• Memutus mata rantai penyebaran penyakit yang terkait dengan
sanitasi
• Sebagai landasan menuju ODF (Open Defecation Free)
• Menambah data dan distribusi ODF di Kecamatan Ngasem
sebagai landasan penelitian dan pemicuan lainnya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
STBM (Permenkes,2014)

• Pendekatan ke masyarakat
• Dengan tujuan =
1. mewujudkan perilaku higienis & saniter scr
mandiri
2. Agar kesejahteraan masy meningkat setinggi2nya
5 Pilar STBM
1. Stop BABS
2. CTPS
3. PAMMRT
4. Pengamanan sampah RT
5. Pengamanan limbah cair RT
Stop BABS
• Setiap individu tidak BABS diikuti dgn jamban sehat
• Saniter Penyebaran tinj terputus
(langsung/tidak mis*vektor*)
ODF
• Terputusny transmisi fecal oral =
1. Tidak tampak feses di lingkungan
2. Setiap RT/instansi pny jamban (tanah air udara)
Mengapa ODF penting? (Unicef,2014)

• 88% kematian akibat diare di dunia disebabkan oleh


kualitas air, sanitasi dan Higiene yg buruk

• Keluarga yg BABS berisiko 1.32 x anaknya diare, dan


1.43 x tjadi kematian pada balita

• Keluarga yg tidak pny jamban berisiko 2x trrinfeksi


cacing ascaris dan tambang
Syarat jamban sehat
Lantai kedap air dan tidak licin
Cubluk / septic tank
BAB IV
METODE PENELITIAN
Desain • Penelitian Eksperimental
Penelitian • One Group Pretest-Posttest Design

• Rumah Para Subyek Penelitian


Lokasi Penelitian • Rumah Kader Desa Jelu
• Rumah Kader Desa Bandungrejo.

Waktu
• 20 April 2018 - 3 Mei 2018
Penelitian
Populasi Target
Masyarakat Di Kecamatan Ngasem, Yang Masih Buang Air Besar
Sembarangan.

Populasi Terjangkau
Masyarakat Di Desa Bandungrejo & Desa Jelu Kecamatan Ngasem, yang
Masih Buang Air Besar Sembarangan pada Bulan Februari 2018

Sampel Penelitian
Masyarakat Desa Jelu Dan Bandungrejo Di Kecamatan Ngasem Yang Hadir
Dalam Kegiatan Pemicuan ODF.
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Masyarakat Desa
Data tidak
Jelu dan
lengkap
Bandungrejo

Subyek tidak
Tidak memiliki mengikuti
jamban di rumah penelitian sampai
akhir
Kerangka Sampel Penelitian

1orang mewakili
metode total
74 orang 1rumah belum
sampling
ODF.
Data
Sosiodemografi
Aplikasi PKM
Ngasem
Data Terkait
Status ODF
Jenis Instrumen
Pretest
Kuosioner
Posttest
Langkah Pengumpulan Data
1. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Puskesmas Ngasem, Kepala Desa
Bandungrejo dan Kepala Desa Jelu, serta aparatur Desa setempat.
Mengirimkan surat tertulis beserta undangan kepada pihak-pihak terkait
2. Peneliti meminta data sekunder berupa data nama dan alamat subyek
penelitian dari aparat Desa setempat.
3. Peneliti berkunjung langsung ke masing-masing rumah subyek penelitan dan
melakukan pengumpulan data primer berupa sosiodemografi beserta data-
data terkait ODF, sambil meninjau langsung lokasi ODF subyek penelitian.
Data-data ini dikumpulkan melalui aplikasi android yang dibuat khusus oleh
peneliti agar memudahkan pengumpulan data dan membuat kegiatan lebih
efesien.
4. Peneliti mengundang seluruh subyek penelitian dalam dua acara terpisah
(STOP BABS) sesuai dengan domisili desa subyek penelitian pada tanggal dan
jam yang sudah ditentukan untuk dilakukan pretest-intervensi dan post test.
Kegiatan Tinju Tinja

Memberikan Pre-test
• Sebelum kegiatan pemicuan ODF dimulai, dilaksanakan pre-test terlebih dahulu kepada seluruh
masyarakat yang hadir. Tes awal ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan awal masyarakat terkait ODF. Pretest dilakukan dengan cara membentuk kelompok
kecil beranggotakan 6-8 subyek yang didampingi seorang peneliti untuk membantu subyek
mengisi kuosioner penelitian.

Pelaksanaan Pemicuan ODF


• Kegiatan pemicuan ODF dilaksanakan dengan memberikan materi seputar ODF berupa ceramah
dengan media power point dan video, simulasi kontaminasi tinja, dan sesi diskusi tanya jawab.
Pemberian materi berlangsung kurang lebih selama satu jam , kemudian diikuti simulasi
pencemaran makanan oleh tinja, dan sesi diskusi warga dengan pihak puskesmas dan pihak apatur
desa.

Melaksanakan Post-test
• Post-test dilaksanakan setelah selesai pemicuan ODF dengan mengisi kuesioner yang sama seperti
pretest. Posttest dilakukan dengan cara membentuk kelompok kecil beranggotakan 6-8 subyek
yang didampingi seorang peneliti untuk membantu subyek mengisi kuosioner penelitian.

Pembagian Doorprize dan suvenir


• Peneliti membagikan doorprize dan souvenir kepada subyek penelitian sebagai bentuk terima
kasih peneliti atas keikutsertaan subyek penelitian.
Analisis Data

SPS 19. For Windows

Distribusi Distribusi
normal tidak normal

T-tes
Tes Wilcoxon
berpasangan
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Jenis Data
Usia Umur kronologis subjek dihitung dari Rasio
tanggal kelahiran
Jenis kelamin Jenis Kelamin subjek ketika penelitian Nominal
dilakukan diperoleh dari wawancara  Laki-laki
 Perempuan

Pendapatan Seluruh jumlah uang yang didapatkan Ordinal


perbulan subyek dari seluruh mata pencaharian  <500.000
selama satu bulan.  500.000-1.000.000
 1.000.000-5.000.000
 >5.000.000
Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan subyek sebagai Nominal
mata pencaharian utama  Petani
 Perangkat Desa
 Wirawasta
 Ibu Rumah Tangga
 Lainnya
Riwayat Tinggal pendidikan formal yang pernah Ordinal
pendidikan ditempuh subyek  Tidak Sekolah
 SD
 SMP
 SMA
 Perguruan Tinggi
Tingkat pengetahuan Segala informasi yang diketahui oleh subyek mengenai Rasio
mengenai ODF ODF termasuk diantaranya definisi jamban, syarat
jamban sehat, manfaat jamban dan perawatan jamban.
Variabel diukur menggunakan kuosioner mengenai ODF
yang berisi 10 pertanyaaan, dan hasilnya diskoring 1-10.

Alasan ODF Alasan subyek penelitian buang air besar tidak di jamban Nominal
yang sehat  Pengetahuan keluarga tentang ODF kurang
 Lebih enak BAB di sungai
 Keluarga tidak ada dana dalam membangun jamban
 Tidak ada bantuan dana dari pihak lain dalam pengadaan
jamban
 Tehnik pembuatan jamban salah
 Tidak ada septic tank
 Lahan terlalu sempit
 Lokasi rumah dekat sungai
 Daerah kekurangan air
 Tinja dapat untuk pakan ikan
Status ODF Jamban yang saat ini dimiliki subyek penelitian Nominal
 Jamban sehat permanen
 Jamban sehat semi permanen
 Numpang
 Tidak punya jamban
Status Penyakit Penyakit yang dialami subyek selama 1 tahun terakhir Nominal
 Pernah
 Tidak pernah
BAB V
HASIL PENELITIAN
Karakteristik N (%)
Jumlah subyek penelitian 74 (100)
Jenis Kelamin
 Laki-laki 41 (55,41)
 Perempuan 33 (44,59)
Usia 74 (mean 44,36)
Pendapatan
 <500.000 36 (48,64)
 500.000-1.000.000 25 (33,78)
 1.000.000-5.000.000 13 (17,56)
 >5.000.000 0 (0,00)
Pekerjaan
 Petani 52 (70,27)
 Perangkat Desa 2 (1,35)
 Wirawasta 1 (2,70)
 Ibu Rumah Tangga 19 (25.68)
 Lainnya 0 (0,00)
Riwayat Pendidikan
 Tidak Sekolah 20 (27,03)
 SD 38 (51,35)
 SMP 14 (18,92)
 SMA 2 (2,70)
 Perguruan Tinggi 0 (0.00)
Jenis Kelamin Subyek
Sebaran Usia Subyek Penelitian
Sebaran Pendapatan Subyek
Sebaran Pekerjaan Subyek
Sebaran Riwayat Pendidikan Subyek
Karakteristik N (%)

Jumlah subyek penelitian 74 (100)

Status ODF

 Jamban sehat permanen 0 (0.00)

 Jamban sehat semi permanen 2 (2,70)

 Numpang 25 (33,78)

 Tidak punya jamban 47 (63,51)

Alasan ODF

 Pengetahuan keluarga tentang ODF kurang 9 (12,16)

 Lebih enak BAB di sungai 0 (0.00)

 Keluarga tidak ada dana dalam membangun jamban 51 (68,92)

 Tidak ada bantuan dana dari pihak lain 0 (0.00)

 Tehnik pembuatan jamban salah 0 (0.00)

 Tidak ada septic tank 0 (0.00)

 Lahan terlalu sempit 0 (0.00)

 Lokasi rumah dekat sungai 0 (0.00)

 Daerah kekurangan air 0 (0.00)

 Tinja dapat untuk pakan ikan 14 (18,92)

Terkena penyakit dalam 1 tahun terakhir

 Pernah 52 (70,27)

 Tidak pernah 22 (29,72)


Status ODF Subyek
Penyakit yang dialami subyek 1 tahun terakhir
Alasan ODF Subyek
• Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon karena
distribusi data tidak normal.

• Analisis uji Wilcoxon dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui


adanya perbedaan antara hasil pre-test dan post-test.

• Hasil pengolahan data menunjukkan koefisien beda sebesar -6.583


dengan p sebesar 0.00 (p < 0.05).

• Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara


pre-test dan post-test terhadap pengetahuan masyarakat terkait ODF
sebelum dan sesudah diberikan pemicuan ODF.

• Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata keduanya yaitu rerata
post-test sebesar 9.53 lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pre-test
sebesar 8.22.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
• Subjek laki-laki yang hadir > dibandingkan subjek perempuan.

• Data demografi Kecamatan Ngasem: laki-laki 28.842 orang, perempuan 28.890 orang.

• Pola pikir masyarakat:


Laki-laki = kepala keluarga & pembuat keputusan.
Usia
• Kisaran usia: 21-80 tahun (terbanyak 30-40 tahun).

• Depkes RI: usia 26-35 tahun = dewasa awal, usia 36-45 tahun = dewasa akhir.
Usia produktif & matang untuk membuat keputusan demi kepentingan keluarga.

• Hurlock: semakin cukup umur, seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

• Nasution: usia mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.

• Widowati, dkk., Qudsiyah, dkk. & Anggoro, dkk.: usia tidak memiliki hubungan dengan kepemilikan
jamban.
Pendapatan
• Sebagian besar subjek penelitian memiliki pendapatan <Rp 500.000,00.
• BPS: penghasilan rendah adalah <Rp 1.500.000,00 perbulan.
Bidang pertanian memberikan tingkat upah terendah, yaitu sebesar Rp 979.776,00.
• Widowati, dkk., & Wijayanti, dkk.: perilaku BABS lebih banyak ditemukan pada keluarga dengan
penghasilan di bawah UMR.
• Widoyono: pendapatan mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi lingkungan.
• Mills & Gilson: masyarakat berpenghasilan rendah mengutamakan kebutuhan sehari-hari, setelah itu akan
memperhatikan kebutuhan kesehatan.
Pekerjaan
• Mayoritas subjek penelitian bekerja sebagai petani,
• Bidang pertanian = upah yang minim = ketidakmampuan membangun jamban di rumah = BABS.
• Widowati, dkk.: responden dengan pekerjaan tidak formal lebih berisiko BABS daripada responden dengan
pekerjaan formal.
Riwayat Pendidikan
• Mayoritas subjek memiliki riwayat pendidikan terakhir SD.
• Widowati, dkk.: responden dengan pendidikan rendah memiliki risiko lebih besar untuk berperilaku BABS
daripada responden dengan pendidikan tinggi.
• Notoatmodjo: pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan.
Status ODF
• Jamban sehat permanen : 0 responden (0 %)
• Jamban sehat semi permanen : 2 responden (2.7%)
• Numpang : 25 responden (33.78%)
• Tidak punya jamban : 47 responden (63.5%)

“Tidak mempunyai jamban memiliki


peluang 1,7 kali lebih besar
terhadap tingginya angka OD”
(Wahyu, dkk)
“Untuk berperilaku sehat masyarakat
memerlukan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan seperti air bersih, tempat
pembuangan sampah dan tempat
Notoatmodjo, S. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007; Wahyu. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Tingginya Angka Open Defecation di Kabupaten Jember. E-Jurnal pembuangan tinja” (Notoatmodjo)
Pustaka Kesehatan. 2015; 3
Alasan ODF

• Pengetahuan keluarga tentang ODF kurang


• Keluarga tidak ada dana dalam membangun
jamban
• Tinja dapat untuk pakan ikan

“Semakin baik tingkat pengetahuan


seseorang maka tingkat
pemahaman dan aplikasi perilaku
yang baik akan terwujud pula”
(Widaryoto dan Siregar)

Siregar. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Pada tahun 2011. USU. 2011
Riwayat Sakit
Sakit : 70,27% atau sebanyak 52 subyek.
Tidak Sakit: 22 subyek (29,72%).

BABS  model ekologi lingkungan tidak


seimbang  tifoid, paratiroid, disentri,
diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis
viral, dan beberapa penyakit infeksi
gastrointestinal lain, serta infeksi parasit

Sanitasi yang baik  PENTING

Barnard, S., Routray, P., Majorin, F., Peletz, R., Boisson, S., Sinha, A., & Clasen, T. (2013). Impact of Indian Total Sanitation Campaign on latrine coverage and use: a
cross-sectional study in Orissa three years following programme implementation. PloS one, 8(8), e71438.
Pemicuan dan Pengetahuan Responden Paska Pemicuan

Soal pre test dan soal post test:

1. Jumlah dan beban soal yang sama


2. 10 pernyataan
3. multiple choice dan benar/salah
4. Dikerjakan dengan panduan peneliti
5. Waktu 15—20 menit
6. Telah dilakukan validasi dan uji
realibilitas

Pemicuan :
Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa yang dibuat dalam divisi PKGBM (Program Kesehatan
dan Gizi Berbasis masyarakat untuk Menurunkan Stunting) oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2016
Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Des Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurunkan Stanting. (2016). Direktorat Kesehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Millenium Challenge Account Indonesia. Jakarta.
Pemicuan dan Pengetahuan Responden Paska Pemicuan

Median dan rerata pretest-posttest Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon

Median Mean Z p

Pre-test 8.00 8.22 Pretest - Posttest -6.583 0.00 (p < 0.05)

Post-test 10.00 9.53

22 subyek yang memiliki hasil pretest dibawah nilai 8 dan hanya 5 orang subyek yang memiliki hasil dibawah 8.

- Terjadi peningkatan informasi pada subyek yaitu warga yang masih belum ODF dibandingkan sebelum
dilakukan pemicuan
- Cara dalam penanaman perilaku (penanaman perilaku dengan cara pemberian informasi dan
komunikasi persuasif)
- Pengetahuan : penangkapan informasi  objek, dimana pada penelitian ini responden diberikan
penyuluhan dalam hal ini pemicuan dengan metode ceramah melalu media slide dan simulasi

Pemicuan sangat penting  merubah pola pikir serta health belief masyarakat tentang keberhasilan
program ODF

Eldredge, L. K. B., Markham, C. M., Ruiter, R. A., Kok, G., & Parcel, G. S. (2016). Planning health promotion programs: an intervention mapping approach. John Wiley &
Sons.
BAB VII
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan dan Saran
• Dari kegiatan pemicuan ODF yang telah dilakukan di Desa
Bandungrejo dan Desa Jelu didapatkan bahwa latar belakang
masyarakat yang sebagian besar masih memiliki tingkat
pendidikan rendah dan penghasilan yang juga rendah
mempengaruhi pola pikir masyarakat setempat mengenai jamban
sehat yang dianggap suatu barang yang mahal dan menempatkan
jamban bukan sebagai prioritas untuk dimiliki sehingga masih
banyak didapatkan perilaku Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Dengan adanya kegiatan ini masyarakat akan lebih
mengetahui dampak dari BABS dan nantinya dapat membuat
jamban sesuai kriteria jamban sehat. Sehingga jamban yang ada
dapat benar-benar memutus suatu mata rantai penyakit.
Kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan suatu landasan untuk
menuju masyarakat Ngasem ODF.
• Saran dari kegiatan ini adalah dapat melanjutkan kegiatan
serupa yang bertujuan membuat masyarakat ODF dan dapat
dilaksanakan di seluruh desa di wilayah Kecamatan Ngasem
dengan mengaktifkan aparat desa dan jajarannya sehingga
dapat mewujudkan Kecamatan Ngasem ODF.
LAMPIRAN dan DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai