• Pendekatan ke masyarakat
• Dengan tujuan =
1. mewujudkan perilaku higienis & saniter scr
mandiri
2. Agar kesejahteraan masy meningkat setinggi2nya
5 Pilar STBM
1. Stop BABS
2. CTPS
3. PAMMRT
4. Pengamanan sampah RT
5. Pengamanan limbah cair RT
Stop BABS
• Setiap individu tidak BABS diikuti dgn jamban sehat
• Saniter Penyebaran tinj terputus
(langsung/tidak mis*vektor*)
ODF
• Terputusny transmisi fecal oral =
1. Tidak tampak feses di lingkungan
2. Setiap RT/instansi pny jamban (tanah air udara)
Mengapa ODF penting? (Unicef,2014)
Waktu
• 20 April 2018 - 3 Mei 2018
Penelitian
Populasi Target
Masyarakat Di Kecamatan Ngasem, Yang Masih Buang Air Besar
Sembarangan.
Populasi Terjangkau
Masyarakat Di Desa Bandungrejo & Desa Jelu Kecamatan Ngasem, yang
Masih Buang Air Besar Sembarangan pada Bulan Februari 2018
Sampel Penelitian
Masyarakat Desa Jelu Dan Bandungrejo Di Kecamatan Ngasem Yang Hadir
Dalam Kegiatan Pemicuan ODF.
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
Masyarakat Desa
Data tidak
Jelu dan
lengkap
Bandungrejo
Subyek tidak
Tidak memiliki mengikuti
jamban di rumah penelitian sampai
akhir
Kerangka Sampel Penelitian
1orang mewakili
metode total
74 orang 1rumah belum
sampling
ODF.
Data
Sosiodemografi
Aplikasi PKM
Ngasem
Data Terkait
Status ODF
Jenis Instrumen
Pretest
Kuosioner
Posttest
Langkah Pengumpulan Data
1. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Puskesmas Ngasem, Kepala Desa
Bandungrejo dan Kepala Desa Jelu, serta aparatur Desa setempat.
Mengirimkan surat tertulis beserta undangan kepada pihak-pihak terkait
2. Peneliti meminta data sekunder berupa data nama dan alamat subyek
penelitian dari aparat Desa setempat.
3. Peneliti berkunjung langsung ke masing-masing rumah subyek penelitan dan
melakukan pengumpulan data primer berupa sosiodemografi beserta data-
data terkait ODF, sambil meninjau langsung lokasi ODF subyek penelitian.
Data-data ini dikumpulkan melalui aplikasi android yang dibuat khusus oleh
peneliti agar memudahkan pengumpulan data dan membuat kegiatan lebih
efesien.
4. Peneliti mengundang seluruh subyek penelitian dalam dua acara terpisah
(STOP BABS) sesuai dengan domisili desa subyek penelitian pada tanggal dan
jam yang sudah ditentukan untuk dilakukan pretest-intervensi dan post test.
Kegiatan Tinju Tinja
Memberikan Pre-test
• Sebelum kegiatan pemicuan ODF dimulai, dilaksanakan pre-test terlebih dahulu kepada seluruh
masyarakat yang hadir. Tes awal ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan awal masyarakat terkait ODF. Pretest dilakukan dengan cara membentuk kelompok
kecil beranggotakan 6-8 subyek yang didampingi seorang peneliti untuk membantu subyek
mengisi kuosioner penelitian.
Melaksanakan Post-test
• Post-test dilaksanakan setelah selesai pemicuan ODF dengan mengisi kuesioner yang sama seperti
pretest. Posttest dilakukan dengan cara membentuk kelompok kecil beranggotakan 6-8 subyek
yang didampingi seorang peneliti untuk membantu subyek mengisi kuosioner penelitian.
Distribusi Distribusi
normal tidak normal
T-tes
Tes Wilcoxon
berpasangan
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Jenis Data
Usia Umur kronologis subjek dihitung dari Rasio
tanggal kelahiran
Jenis kelamin Jenis Kelamin subjek ketika penelitian Nominal
dilakukan diperoleh dari wawancara Laki-laki
Perempuan
Alasan ODF Alasan subyek penelitian buang air besar tidak di jamban Nominal
yang sehat Pengetahuan keluarga tentang ODF kurang
Lebih enak BAB di sungai
Keluarga tidak ada dana dalam membangun jamban
Tidak ada bantuan dana dari pihak lain dalam pengadaan
jamban
Tehnik pembuatan jamban salah
Tidak ada septic tank
Lahan terlalu sempit
Lokasi rumah dekat sungai
Daerah kekurangan air
Tinja dapat untuk pakan ikan
Status ODF Jamban yang saat ini dimiliki subyek penelitian Nominal
Jamban sehat permanen
Jamban sehat semi permanen
Numpang
Tidak punya jamban
Status Penyakit Penyakit yang dialami subyek selama 1 tahun terakhir Nominal
Pernah
Tidak pernah
BAB V
HASIL PENELITIAN
Karakteristik N (%)
Jumlah subyek penelitian 74 (100)
Jenis Kelamin
Laki-laki 41 (55,41)
Perempuan 33 (44,59)
Usia 74 (mean 44,36)
Pendapatan
<500.000 36 (48,64)
500.000-1.000.000 25 (33,78)
1.000.000-5.000.000 13 (17,56)
>5.000.000 0 (0,00)
Pekerjaan
Petani 52 (70,27)
Perangkat Desa 2 (1,35)
Wirawasta 1 (2,70)
Ibu Rumah Tangga 19 (25.68)
Lainnya 0 (0,00)
Riwayat Pendidikan
Tidak Sekolah 20 (27,03)
SD 38 (51,35)
SMP 14 (18,92)
SMA 2 (2,70)
Perguruan Tinggi 0 (0.00)
Jenis Kelamin Subyek
Sebaran Usia Subyek Penelitian
Sebaran Pendapatan Subyek
Sebaran Pekerjaan Subyek
Sebaran Riwayat Pendidikan Subyek
Karakteristik N (%)
Status ODF
Numpang 25 (33,78)
Alasan ODF
Pernah 52 (70,27)
• Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata keduanya yaitu rerata
post-test sebesar 9.53 lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pre-test
sebesar 8.22.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
• Subjek laki-laki yang hadir > dibandingkan subjek perempuan.
• Data demografi Kecamatan Ngasem: laki-laki 28.842 orang, perempuan 28.890 orang.
• Depkes RI: usia 26-35 tahun = dewasa awal, usia 36-45 tahun = dewasa akhir.
Usia produktif & matang untuk membuat keputusan demi kepentingan keluarga.
• Hurlock: semakin cukup umur, seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
• Nasution: usia mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
• Widowati, dkk., Qudsiyah, dkk. & Anggoro, dkk.: usia tidak memiliki hubungan dengan kepemilikan
jamban.
Pendapatan
• Sebagian besar subjek penelitian memiliki pendapatan <Rp 500.000,00.
• BPS: penghasilan rendah adalah <Rp 1.500.000,00 perbulan.
Bidang pertanian memberikan tingkat upah terendah, yaitu sebesar Rp 979.776,00.
• Widowati, dkk., & Wijayanti, dkk.: perilaku BABS lebih banyak ditemukan pada keluarga dengan
penghasilan di bawah UMR.
• Widoyono: pendapatan mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi lingkungan.
• Mills & Gilson: masyarakat berpenghasilan rendah mengutamakan kebutuhan sehari-hari, setelah itu akan
memperhatikan kebutuhan kesehatan.
Pekerjaan
• Mayoritas subjek penelitian bekerja sebagai petani,
• Bidang pertanian = upah yang minim = ketidakmampuan membangun jamban di rumah = BABS.
• Widowati, dkk.: responden dengan pekerjaan tidak formal lebih berisiko BABS daripada responden dengan
pekerjaan formal.
Riwayat Pendidikan
• Mayoritas subjek memiliki riwayat pendidikan terakhir SD.
• Widowati, dkk.: responden dengan pendidikan rendah memiliki risiko lebih besar untuk berperilaku BABS
daripada responden dengan pendidikan tinggi.
• Notoatmodjo: pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan.
Status ODF
• Jamban sehat permanen : 0 responden (0 %)
• Jamban sehat semi permanen : 2 responden (2.7%)
• Numpang : 25 responden (33.78%)
• Tidak punya jamban : 47 responden (63.5%)
Siregar. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Pada tahun 2011. USU. 2011
Riwayat Sakit
Sakit : 70,27% atau sebanyak 52 subyek.
Tidak Sakit: 22 subyek (29,72%).
Barnard, S., Routray, P., Majorin, F., Peletz, R., Boisson, S., Sinha, A., & Clasen, T. (2013). Impact of Indian Total Sanitation Campaign on latrine coverage and use: a
cross-sectional study in Orissa three years following programme implementation. PloS one, 8(8), e71438.
Pemicuan dan Pengetahuan Responden Paska Pemicuan
Pemicuan :
Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Desa yang dibuat dalam divisi PKGBM (Program Kesehatan
dan Gizi Berbasis masyarakat untuk Menurunkan Stunting) oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2016
Pedoman Pelaksanaan Pemicuan Des Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) untuk Menurunkan Stanting. (2016). Direktorat Kesehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Millenium Challenge Account Indonesia. Jakarta.
Pemicuan dan Pengetahuan Responden Paska Pemicuan
Median dan rerata pretest-posttest Hasil analisis data menggunakan uji Wilcoxon
Median Mean Z p
22 subyek yang memiliki hasil pretest dibawah nilai 8 dan hanya 5 orang subyek yang memiliki hasil dibawah 8.
- Terjadi peningkatan informasi pada subyek yaitu warga yang masih belum ODF dibandingkan sebelum
dilakukan pemicuan
- Cara dalam penanaman perilaku (penanaman perilaku dengan cara pemberian informasi dan
komunikasi persuasif)
- Pengetahuan : penangkapan informasi objek, dimana pada penelitian ini responden diberikan
penyuluhan dalam hal ini pemicuan dengan metode ceramah melalu media slide dan simulasi
Pemicuan sangat penting merubah pola pikir serta health belief masyarakat tentang keberhasilan
program ODF
Eldredge, L. K. B., Markham, C. M., Ruiter, R. A., Kok, G., & Parcel, G. S. (2016). Planning health promotion programs: an intervention mapping approach. John Wiley &
Sons.
BAB VII
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan dan Saran
• Dari kegiatan pemicuan ODF yang telah dilakukan di Desa
Bandungrejo dan Desa Jelu didapatkan bahwa latar belakang
masyarakat yang sebagian besar masih memiliki tingkat
pendidikan rendah dan penghasilan yang juga rendah
mempengaruhi pola pikir masyarakat setempat mengenai jamban
sehat yang dianggap suatu barang yang mahal dan menempatkan
jamban bukan sebagai prioritas untuk dimiliki sehingga masih
banyak didapatkan perilaku Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Dengan adanya kegiatan ini masyarakat akan lebih
mengetahui dampak dari BABS dan nantinya dapat membuat
jamban sesuai kriteria jamban sehat. Sehingga jamban yang ada
dapat benar-benar memutus suatu mata rantai penyakit.
Kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan suatu landasan untuk
menuju masyarakat Ngasem ODF.
• Saran dari kegiatan ini adalah dapat melanjutkan kegiatan
serupa yang bertujuan membuat masyarakat ODF dan dapat
dilaksanakan di seluruh desa di wilayah Kecamatan Ngasem
dengan mengaktifkan aparat desa dan jajarannya sehingga
dapat mewujudkan Kecamatan Ngasem ODF.
LAMPIRAN dan DOKUMENTASI
TERIMA KASIH