Anda di halaman 1dari 23

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktik kerja lapangan perencanaan program gizi (PKL PPG) T.A 2018 / 2019
pada tanggal 14 s.d 20 November 2018 di Desa/kelurahan Telaga BiruKecamatan Soropia
Kabupaten Konawe telah disetujui sebagai dokumen perencanaan Program Gizi pada level
mikro.

Kendari, Desember 2018

Koordinator Tim MK PPG Pembimbing Desa

Nip ……………………… Nip ……………………..

Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi

Sri Yunanci V. G., SST, MPH


NIP. 19691006199203 2 0022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kerja
Praktek ini.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
D3 Tingkat 3 Jurusan gizi . Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek
yang telah dilaksanakan lebih kurang 1 minggu di  kecamatan soropia  .
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Pak Camat soropia
3. Kepala desa Telaga Biru

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Kendari , Desember 2018

Penulis
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu


Pengumpulan data dasar dilaksanakan selama 6 hari yang dimulai pada tanggal 14 s/d
19 November 2018 di Desa Telaga Biru Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

B. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak Balita yang
berusia 6-59 bulan yang terdata di Posyandu di Desa Telaga Biru Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe.

2. Sampel

Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 24 balita
C. Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel pada pada penelitian ini adalah dengan cara menggunakan total
sampling

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer
a. Status Gizi

Cara pengumpulan status gizi balita adalah dengan data status gizi balita
diperoleh melalui pengukuran antropometri yaitu dengan indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB
b. Asupan
Cara pengumpulan data untuk variabel asupan makan dalam indikator
tingkat kecukupan energi protein adalah menggunakan metode recall 24 jam selama
2 hari tidak berturut-turut.
c. Pola Makan

Cara pengumpulan data untuk variabel pola makan dalam indikator frekuensi
makan dan jenis makanan adalah menggunakan metode recall dengan menggunakan
alat bantu kuesioner.

d. Penyakit Infeksi
Penyakit Infeksi dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan
(wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
e. Pemberian ASI dan MP ASI Pertama
Pemberian ASI dan MP ASI pertama dikumpulkan dengan menanyakan
beberapa pertanyaan (wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
f. Sanitasi Dan Hygiene
Cara pengumpulan data untuk kebersihan diri, ketersediaan air bersih, sarana
jamban, sarana SPAL, dan sarana pembuangan sampah dilakukan dengan
mengamati/survey langsung dengan menggunakan lembar observasi.Sedangkan untuk
kebersihan kulit dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
g. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan
(wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
h. Pengetahuan
Pengetahuan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan (wawancara)
kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
i. Pendapatan
Pendapatan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan (wawancara) kepada
responden dengan menggunakan kuesioner.

2. Data sekunder
Data sekunder meliputi populasi dan keadaan umum lokasi penelitian yang
diperoleh dari camat atau kepala desa setempat.
E. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006) pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Editing
Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, diantaranya
kelengkapan identitas, lembar kuesioner, dan kelengkapan isian kuesioner sehingga
apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

2. Coding
Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk memudahkan
untuk pengolahan data. Kode disini menggunakan kode untuk jawaban ”ya” code 1,
untuk jawaban ”tidak”, code 0, untuk jawaban “tidak relevan” dengan coding 66 dan
“lain-lainnya” coding 77.Untuk kuesioner pola asuh ibu, pelayanan kesehatan balita,
penyakit infeksi, serta sanitasi rumah tangga. Sedangkan untuk pola makan
dikembangkan dengan lembar FFQ, tingkat pendapatan dan pengetahuan diolah
berdasarkan jawaban responden, serta asupan makan energi dan protein dikembangkan
dengan lembar recall 24 jam.
3. Entry data
Entry data adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas
komputer dengan program SPSS.

4. Tabulating
Tabulating adalah pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan.

F. Analisa Dan Penyajian Data


Analisa yang digunakan merupakanAnalisa Univariat yaitu menganalisis variabel-
variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya.
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai acuan yang menjelaskan
variabel-variabel yang meliputi status gizi, pola makan, pemberian ASI dan MP ASI
pertama, pelayanan kesehatan, pengetahuan, penyakit infeksi, tingkat pendapatan keluarga,
tingkat kecukupan energi dan protein serta sanitasi dan higyene Rumah Tangga.

BAB IV

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Pertemuan Tingkat Desa (PTK)


PTK atau pertemuan tingkat kecematan yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan pengambilan data didesa pertemuan tersebut di hadiri oleh staf pegawai , dan
camat, serta 8 kepala desa yang ada di kecematan Soropia, serta peserta pkl dan para
pembimbing desa. Pertemuan tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para
kepala desa tujuan kita melaksanakan pkl di kecamatan Soropia, serta memberikan
penjelasan apa yang kita laksanakan di desa selama 6 hari. Ptk awal dilaksanakan pada
tanggal 14 november 2018, sementara Ptk akhir di laksanakan pada tanggal 19 november
2018, dan pelaksanaan persentasi data yang didapatkan selama 5 hari .
B. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)/ Pertemuan Tingkat Desa (PTD)
MMD/PTD yaitu kegiatan yang dilaksanakan setelah pertemuan tingkat kecematan
dilaksanakan. PTD dilaksanakan pada sore hari tanggal 15 november 2018 pukul 15:00-
16:45 Wita, dimana didalam PTD membahas tentang kesepakatan waktu pengambilan data,
pengukuran antropometri, wawancara, dan pelaksanaanya, serta memohon partisipasi kepada
masyarakat setempat dalam pengambilan data.
C. Survei Mawas Diri (SMD)
Survey mawas diri dilaksanakan pada tanggal 14 november setelah pertemuan tingkat
kecamatan pukul 16.00-17.00, didalam SMD kami peserta PKL di Desa Telaga Biru,
berkeliling atau mensurvei rumah- rumah kader pejabat desa seperti kepala dusun, pegawai
kesehatan yang bertempat tinggal didesa Telaga Biru, yang kami harapkan bisa membantu
dalam pengambilan data, mendatangi tempat tinggal bidan dan kader untuk memperoleh
data-data tentang sampel kami yaitu balita dan ibu hamil.
D. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri, didalam kesepakatan PTD akan dilaksanakan pada hari
sabtupukul 08:00-16:00, di rumah Ibu desa Telaga Biru.

E. Wawancara Menggunakan Kuisioner


Wawancara menggunakan kuisioner dilaksanakan selama 5 hari pada pagi, siang dan
sore hari. kami berkunjung dari rumah kerumah sampel untuk melakukan wawancara serta
melakukan survey konsumsi gizi yaitu menanyakan makan yang dikonsumsi selama 24 jam
yang lalu dari pagi kemarin sampai pagi tadi.
F. Survey Konsumsi Gizi.
Dilaksanakan pada saat wawancara menggunakan kuisioner, kami juga melakukan
wawancara recal 24 jam, menanyakan makan yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu dari
pagi kemarin sampai pagi tadi, kami menggunakan alat bantu dalam merecall 24 jam agar
berat yang dikonsumsi sesuai atau tidak jauh dari yang diperkirakan alat yang digunakan
yaitu buku foto dan food model.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis

Desa Telaga Biru, secara geografis terdiri atas dataran rendah dan dataran
tinggi dengan ketinggian diatas permukaan laut sekitar 0-850 M. secara umum
penduduk Desa Telaga Biru terdiri dari suku : Muna, Bugis, tolaki dan suku lain yang
telah lama menjadi warga desa Telaga Biru karena faktor adanya perkawinan yang
telah membaur untuk membentuk komunitas tersendiri, yaitu masyarakat desa Telaga
Biru yang masih kental rasa kebersamaan dan jiwa kegotong royongan. Secara
kewilayahan Desa Telaga Biru ditunjikan dengan batas-batas wilayah desa yakni ;

Batas - batas desa Telaga Biruyakni :


Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Atowatu
Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan toronipa
Sebelah Utara berbatasan dengan laut Banda
Sebelah selatan berbatasan dengan gunung Nipa-nipa

Sedangkan luas wilayah desa Telaga Biru mencapai ± 5,620 Ha yang terdiri dari :
a. Tanah Perkebunan : 1,641 Ha
b. Lahan perkarangan : 0,954 Ha
c. Laut : 0,745 Ha
d. Hutan : 1,435 Ha
e. Lain-lain : 0,854 Ha

b. Demografi/kependudukan

Berdasarkan data administrasi pemerintah desa, jumlah penduduk desa Telaga


Biru tercatat 128 kk dan 397jiwa yang tersebar di tiga dusun, seperti pada tabel berikut
ini :

No Dusun Jumlah jiwa


L P Total
1 Dusun I (Sumber Telaga) 60 74 134
2 Dusun II (Sinar Telaga) 73 81 154
3 Dusun III ( Mata Iwoi) 44 65 109
Jumlah 177 220 397
Sumber data sekunder : 2017/2018

Seperti terlihat dalam tabel diatas, tercatat jumlah total penduduk Desa telaga Biru
sebesar 397 jiwa, terdiri dari laki-laki 177 jiwa dan perempuan 220 jiwa. Dari hasil
survey, bila dibandingkan dengan data administrasi desa, kemungkinan terjadi
perbedaan yang disebabkan oleh telah berpindahnya domisili sebahagiaan penduduk
untuk mencari pekerjaan di daerah lain dan juga adanya pendatang baru yang belum
teridentifikasi sebagai penduduk.

c. Mata pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Telaga Biru
terindentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : Petani,
PNS/TNI/Polri, Pedagang, Nelayan , Wirausaha, Buruh bangunan/tukang,

No Mata pencaharian Jumlah KK


1. Petani 41
2. PNS/TNI/Polri 15
3. Pedagang 16
4. Buruh bangunan/tukang 18
5. Nelayan 22
6. Wirausaha 26
Jumlah 128
Sumber : Data PKD Desa Tealaga Biru, Januari 2015

d. Tingkat pendidikan

No Tingkat pendidikan N %

a. Tidak tamat SD 56 14,11

b. Tamat SD 131 32.99

c. Tamat SMP 70 17,63

d. Tamat SLTA 120 30,23

e. Tamat Perguruan Tinggi 20 5,04

Total 397 100

e. Sarana dan prasarana desa


Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Telaga Biru meliputi jalan, air bersih.
Panjang jalan sirtu dengan kondisi baik.Prasarana air bersih yaitu dari mata air yang
berasal dari gunung.Desa Atowatu memiliki sejumlah bangunan.Bangunan dibangun
tersebar di dalam desa.Berikut bangunan yang terdapat di Desa Telaga Biru:

Prasarana Jumlah
Balai Desa 1 unit
Masjid 1 unit
posyandu 1 unit
TK 1 unit

2. Gambaran Umum Sampel


Gambaran secara umum anak balita yang telah didata dan diwawancarai disajikan dalam
beberapa variabel dan penjelasannya meliputi, status gizi balita, penyakit infeksi, asupan
energi dan protein, lemak, karbohidrat balita, pola makan, pola asuh ibu, sanitasi,
pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan, serta pelayanan kesehatan
a. Usia Sampel
Tabel Distribusi Berdasarkan Usia Sampel

Karakteristik N %
Usia:
 6-24 Bulan 9 37,5
 25-36 Bulan 6 25,0

 37-60 Bulan 9 37,5

Pada tabel di atas menunjukkan sebagian besar usia sampel berada pada 6-24
bulan dengan jumlah 37,5% (n=9). Untuk usia 25-36 yaitu sebesar 25,0% (n=6).
Untuk usia 37-60 yaitu sebesar 37,5% (n=9).

b. Status gizi balita

Indeks N %
Bb/U :
 Gizi Buruk 0 -
 Gizi Kurang 3 12,5

 Gizi Baik 21 87,5

 Gizi Lebih 0 -
Jumlah 24 100%
Pb/U :
 Sangat Pendek 2 8.0
 Pendek 5 20,0

 Normal 18 72,0

 Tinggi 0 -
Jumlah 24 100%
Bb/Pb :
 Sangat Kurus 0 -
 Kurus 4 16,6

 Normal 19 79,1

 Gemuk 1 4,7
Jumlah 24 100%
Imt/U :
 Sangat Kurus 0 -
 Kurus 2 8

 Normal 21 88

 Gemuk 1 1
0 -
 Obesitas
Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel di atas, dari 24 Balita hasil dari perhitungan indeks


BB/U menunjukkan bahwa balita yang gizi kurang 12,5% (n= 3 ), balita yang
gizi baik yaitu 87,5 (n=21), balita gizi lebih 0%. berdasarkan perhitungan indeks
PB/U, balita yang sangat pendek yaitu 8,0% (n=2), balita yang pendek yaitu
20,0% (n=5), balita yang normal yaitu 72,0% (n=18), balita yang tinggi 0%.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks BB/PB balita yang sangat kurus yaitu 0%,
balita yang kurus 16,6% (4), balita yang normal yaitu 79,1% (n= 19 ), balita yang
tinggi yaitu 4,17% (n=1). Berdasarkan hasil perhitungan indeks IMT/U balita
yang status gizi sangat kurus yaitu 0%, balita yang status gizi kurus yaitu 8%
(n=2) balita yang status gizi normal yaitu 88% (n=21), balita yang status gizi
gemuk yaitu 0%.

c. Riwayat pemberian ASI dan MP-ASI

Tabel Riwayat Pemberian ASI dan MP-ASI Desa Telaga Biru

Riwayat Pemberian Asi Dan Mp Asi N %


Riwayat Pemberian Asi :

 Asi Eksklusif 15 62,5%

 Asi Non Eksklusif 9 37,5%

Jumlah 24 100%

Riwayat Pemberian Mp Asi:

 Tepat Waktu 9 38 %

 Tepat Waktu Tapi Tidak Tepat Jenis 5 21 %

 Tidak Tepat Waktu Tapi Tepat Jenis 4 17 %

 Tidak Tepat Waktu Dan Jenis 6 25%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel di atas anak yang di berikan ASI ekslusif sebanyak 62,5%
(n=15) dan anak yang di berikan ASI non ekslusif sebanyak 37,5% (n=9). Dan
berdasarkan riwayat pemberian MP- ASI, yang tepat waktu 38% (n=9), yang tepat
waktu tetapi tidak tepat jenis yaitu 21%(n=5), tidak tepat waktu tetapi tepat jenis
yaitu 17% (n=4), dan tidak tepat waktu dan jenis yaitu 25% (n=6).

d. Riwayat Penyakit Infeksi

Tabel Riwayat Penyakit Infeksi Desa Telaga Biru 2018

Riwayat Penyakit Infeksi N %


Ispa:

 Menderita 6 25.0 %

 Tidak Menderita 18 75.0 %

Diare :

 Menderita 3 12.5 %

 Tidak Menderita 21 87.5 %

Campak :

 Menderita 1 4.2 %

 Tidak Menderita 23 95.8 %

Berdasarkan tabel di atas balita yang pernah menderita Ispa yaitu 25,0%
(n=6), balita yang tidak menderita ispa yaitu 75,0% (n=18), balita yang pernah
mengalami Diare yaitu 12,5% (n=3), balita yang tidak menderita diare 87,5%
(n=21) sedangkan balita yang pernah menderita campak 4,2% (n=1) dan balita
yang tidak menderita campak 95,8% (n=23).

e. Riwayat Pelayanan Kesehatan


Tabel Riwayat Pelayanan Kesehatan Desa Telaga Biru

Pelayanan Kesehatan N %
Vitamin A :
 Mendapatkan 20 83.3 %
 Tidak Mendapatkan 4 16.7 %

Jumlah 24 100
Status Imunisasi :
 Lengkap Sesuai Umur 15 62.5
 Lengkap Tidak Sesuai Umur 3 12.5

 Tidak Lengkap 2 8.3

 Tidak Ada Data 4 16.7


Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas balita yang mendapatakan kapsul vitamin A yaitu


83,3% (n=20), dan yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A yaitu 16,7% (n=4).
Status imunisasi balita yang lengkap sesuai umur yaitu 62,5% (n=15), lengkap
tidak sesuai umur yaitu 12,5% (n=3), tidak lengkap 8,3% (n=2), dan yang tidak
ada data/ KMS hilang yaitu 16,7% (n=4).

f. Pengetahuan Gizi Ibu Balita


Tabel Pengetahuan Gizi Ibu Balita Desa Telaga Biru

Pengetahan Gizi N %
 Baik 3 12.5 %
 Cukup 11 45.8 %

 Kurang 10 41.7 %
Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel di atas pengetahuan gizi ibu baduta, kategori


pengetahuan gizi yang baik yaitu 12,5% (n=3), kategori pengetahuan gizi cukup
45,8% (n=11), dan kategori pengetahuan gizi ibu yang kurang yaitu 41,7% (n=
10).
f. Hygiene Dan Sanitasi
Tabel Hygiene Dan Sanitasi Desa Telaga Biru 2018

Hygiene Dan Sanitasi N %


Hygiene :
 Sehat 23 95.8 %
 Kurang Sehat 1 4.2 %
Jumlah 24 100
Sanitasi :
 Sehat 6 25.0 %
 Kurang Sehat 18 75.0 %
Jumlah 24 100
Berdasarkan tabel di atas hygiene kategori sehat yaitu 95,8% (n=23), hygiene
kategori kurang sehat yaitu 4,2% (n=1). Berdasarkan sanitasi kategori sehat yaitu
25,0% (n= 6), dan sanitasi kategori kurang sehat yaitu 75,0% (n=18).

g. Pengeluaran Pangan

Tabel Pengeluaran Pangan Perbulan DesaTelaga Biru

Pengeluaran Pangan N %
Rendah 4 16.7 %
Sedang 11 45.8 %
Tinggi 9 37.5 %
Jumlah 24 100 %

Berdasarkan tabel di atas pengeluaran pangan perbulan kategori rendah yaitu


16,7% (n=4), kategori pengeluaran sedang yaitu 45,8 % (n=11), pengeluaran
pangan kategori tinggi yaitu 37,5% (n=9).

h. Asupan

Tabel Asupan Konsumsi Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Desa Telaga Biru

Energy Protein Kh Lemak


Kategori N % N % N % N %
Baik 10 41,67% 14 58,33% 12 50% 2 8,33%
kurang 14 58,33% 10 41,67% 12 50% 22 22,0%
Jumlah 24 100% 24 100% 24 100% 24 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa asupan energy yang kategori kurang
yaitu sebesar 58,33% (n= 14), kategori baik yaitu 41,67% (n=10). Untuk asupan protein
kategori kurang yaitu sebesar 41,67% (n=10), kategori baik yaitu 58,33% (n=14) Untuk
asupan lemak kategori kurang yaitu sebesar 22,0% (n=22), kategori asupan baik yaitu
sebesar 8,33% (n=2). Untuk asupan karbohidrat kategori asupan kurang yaitu sebesar
50% (n=12), kategori baik yaitu sebesar 50% (n=12)
B. PEMBAHASAN

1. Usia Sampel

Pada tabel Usia sampel didesa Telaga Biru menunjukkan sebagian besar usia
sampel berada pada 6-24 bulan dengan jumlah 37,5% (n=9). Untuk usia 25-36
yaitu sebesar 25,0% (n=6). Untuk usia 37-60 yaitu sebesar 37,5% (n=9).

2. Status gizi balita


Berdasarkan tabel status gizi balita dapat dilihat bahwa, dari 24 Balita
hasil dari perhitungan indeks BB/U menunjukkan bahwa balita yang gizi
kurang 12,5% (n= 3 ). Berdasarkan perhitungan indeks PB/U, balita yang sangat
pendek yaitu 8,0% (n=2), balita yang pendek yaitu 20,0% (n=5). Berdasarkan
hasil perhitungan indeks BB/PB balita yang kurus 16,6% (4), balita yang tinggi
yaitu 4,17% (n=1). Berdasarkan hasil perhitungan indeks IMT/U balita yang
status gizi kurus yaitu 8% (n=2). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi, yaitu pendidikan orang tua khususnya ibu sebagian besar masih
rendah , tingkat pengetahuan gizi ibu yang masih sebagian besar kurang, pola
makan dan pola asuh yang kurang tepat, masih banyak ibu yang tidak
memberikan anaknya ASI ekslusif, sebagian besar ibu kurang memperhatikan
hygiene dan sanitasi anak dan lingkunganya, dan masih terdapat anak yang
kurang lengkap imunisasinya.

3. Riwayat pemberian ASI dan MP-ASI

Berdasarkan tabel di atas anak yang di berikan ASI ekslusif sebanyak 62,5% (n=15) dan
anak yang di berikan ASI non ekslusif sebanyak 37,5% (n=9). Dan berdasarkan riwayat
pemberian MP- ASI, yang tepat waktu 38% (n=9), yang tepat waktu tetapi tidak tepat
jenis yaitu 21%(n=5), tidak tepat waktu tetapi tepat jenis yaitu 17% (n=4), dan tidak tepat
waktu dan jenis yaitu 25% (n=6).Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa didesa Telaga
Biru sebagian besar masih banyak anak yang tidak diberikan ASI ekslusif alasanya
dikarenakan kesibukan ibu, yang bekerja dari pagi sampai sore sehingga tidak sempat
memberikan ASI sampai 2 tahun, dan sebagian juga ibu masih banyak yang tidak
mengetahui manfaat atau pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Untuk pemberian MP-
ASI masih banyak ibu yang tidak mengetahui dari usia berapa harusnya anak diberikan
MP-ASI, sehingga banyak ibu yang memberikan MP-ASI tidak sesuai waktunya.

4. Riwayat penyakit infeksi

Ispa adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular dan dapat
menimbulkan gejala penyakit infeksi mulai ringan sampai penyakit yang parah.Infeksi
saluran pernapasan akut disebabkan okeh virus atau bakteri. Penyakit ini diawali dengan
panas disertai salah satu atau lebih gejala : tenggorakan sakit atau nyeri telan,pilek,batuk
kering,atau berdahak. Periode prevalensi ISPA dihitung dalam 1 bulan terahir (Riskesdas
2013).
Status gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh gejala infeksi.Gejala atau sakit yang
diderita anak baduta secara perlahan dapat mengurangi simpanan energy dan protein
dalam tubuh yang berakibat pada menurunya status gizi.Penyakit infeksi yang secara
berulang dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan rendahnya status gizi.
Berdasarkan tabel penyakit infeksi, balita yang menderita Ispa yaitu 25,0 (n=6),

5. Riwayat pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan balita termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa
menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan
kesehatan bayi dan balita ditunjukkan pada usia 29 hari sampai 11 bulan dengan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan 4 kali, yaitu pada hari 29.
Berdasarkan tabel di atas balita yang mendapatakan kapsul vitamin A yaitu 83,3%
(n=20), dan yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A yaitu 16,7% (n=4). Status
imunisasi balita yang lengkap sesuai umur yaitu 62,5% (n=15), lengkap tidak sesuai umur
yaitu 12,5% (n=3), tidak lengkap 8,3% (n=2), dan yang tidak ada data/ KMS hilang yaitu
16,7% (n=4).Balita yang tidak mendapatakan kapsul vitamin A di desa Telaga Biru
karena masih banyak ibu yang sibuk bekerja, jarak posyandu dengan rumah jauh, serta
jarang membawa anaknya keposyandu sehingga tidak mendapatkan vitamin A serta
status imunisasinya kurang lengkap.
6. Tingkat pengetahuan gizi ibu
Berdasarkan tabel pengetahuan gizi ibu baduta, kategori pengetahuan gizi ibu
yang kurang yaitu 41,7% (n= 10).Pengetahuan yang kurang disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan ibu balita didesa Telaga Biru.

Tingkat pengetahuan sangatlah penting dalam melihat ataupun mengukur status


gizi keluarga, khususnya pada balita.Dan orang yang ikut berperan penting dalam
menentukan status gizi keluarga iyalah ibu.Sehingga ibu perlu mempunyai pengetahuan
ataupun mendapatkan informasi mengenai gizi dan nutrisi demi tercapainya status gizi
yang baik.
Tingkat pengetahuan sangatlah penting dalam melihat ataupun mengukur status
gizi keluarga, khususnya pada balita.Dan orang yang ikut berperan penting dalam
menentukan status gizi keluarga iyalah ibu.Sehingga ibu perlu mempunyai pengetahuan
ataupun mendapatkan informasi mengenai gizi dan nutrisi demi tercapainya status gizi
yang baik.Pengetahuan yang kurang dapat menjadi dasar terjadinya masalah
lainnya.Pengetahuan ibu mengenai pemilihan dan pengolahan makanan yang baik dapat
menjadi penyebab dasar terjadinya status gizi anak balita yang kurang.Pengetahuan ibu
tentang gizi diperoleh dari jumlah skor yang dijumlahkan dari setiap item pertanyaan
kemudian di kategorikan menjadi pengetahuan kurang, cukup dan baik.Sehingga untuk
kategori pengetahuan baik yaitu skor > 80%, kurang yaitu < 60% dan di katakana
pengetahuan kurang yaitu 60-80 %.
7. Hygiene dan sanitasi
Berdasarkan tabel hygiene kategori sehat yaitu 95,8% (n=23), hygiene kategori
kurang sehat yaitu 4,2% (n=1). Berdasarkan sanitasi kategori sehat yaitu 25,0% (n= 6),
dan sanitasi kategori kurang sehat yaitu 75,0% (n=18). Didesa Telaga Biru masih ada
beberapa ibu yang kurang memperhatikan hygiene dan sanitasi anak dan lingkunganya,
dikarenakan pengetahuan yang kurang tentang bagaimana cara menjaga kebersihan diri
dan lingkungan.

8. Asupan makanan
Asupan zat gizi dalam jumlah yang seimbang mutlak diperlukan pada berbagai tahap
tumbuh kembang manusia, khususnya balita. Karena itu asupan makanan yang kurang
maupun berlebihan terus menerus akan menggangu pertumbuhan kesehatan. Asupan
yang kurang dapat menyebabkan terjadinya deficit pada penyimpanan energy yang lama-
kelamaan menyebabkan berkurangya simpanan protein dalam tubuh, sehingga dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.

Berdasarkan tabel asupan makanan dilihat bahwa asupan energy yang kategori
kurang yaitu sebesar 58,33% (n= 14), kategori baik yaitu 41,67% (n=10). Untuk asupan
protein kategori kurang yaitu sebesar 41,67% (n=10), kategori baik yaitu 58,33% (n=14)
Untuk asupan lemak kategori kurang yaitu sebesar 22,0% (n=22), kategori asupan baik
yaitu sebesar 8,33% (n=2). Untuk asupan karbohidrat kategori asupan kurang yaitu
sebesar 50% (n=12), kategori baik yaitu sebesar 50% (n=12)

BAB VI
RENCANA INTERVENSI
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Kecematan Sooropia desa Telaga
Biru dapat disimpulkan bahwa
1. Status gizi anak balita berdasarkan BB/U (kurang) sebesar 12,5% berdasarkan TB/U
(pendek) sebesar 16,7%, (sangat pendek) 8,3%, (tinggi) 4,2% berdasarkan BB/TB
(kurus) 20,8% berdasarkan IMT/U kurus 8,3%
2. Anak balita yang tidak mendapatkan ASI ekslusif yaitu sebesar 37.5%
3. Anak balita yang diberikan MP-ASI tepat waktu tidak tepat jenis 20,8 %, tidak tepat
waktu tapi tepat jenis16.7 %, tidak tepat waktu dan jenis 25%
4. Anak balita yang pernah menderita penyakit infeksi ispa sebesar 25.0%
5. Anak balita yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A yaitu sebesar 16,7% dan anak
balita yang status imunisasi tidak lengkap yaitu sebesar 8.3%
6. Untuk pengetahuan ibu balita kategori kurang yaitu sebesar 41.7%
7. Untuk hygiene dan sanitasi, hygiene kategori kurang sehat yaitu sebesar 4.2%,
kategori sanitasi kurang sehat yaitu sebesar 75.0 %.
8. Untuk asupan energy kategori kurang yaitu 58,33%, protein 41,67% kurang, lemak
22,0% kurang, Karbohidrat 50% kurang.
B. Saran
a. Diharapkan kepada keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan gizi yang
adekuat sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya gizi kurang, wasting, dan
stunting pada balita
b. Diharapkan kepada masyarakat dan petugas kesehatan terutama kader posyandu
sebaiknya dapat mengetahui lebih dini kejadian gizi kurang, stunting dan wasting.

Anda mungkin juga menyukai