Laporan praktik kerja lapangan perencanaan program gizi (PKL PPG) T.A 2018 / 2019
pada tanggal 14 s.d 20 November 2018 di Desa/kelurahan Telaga BiruKecamatan Soropia
Kabupaten Konawe telah disetujui sebagai dokumen perencanaan Program Gizi pada level
mikro.
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kerja
Praktek ini.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa
D3 Tingkat 3 Jurusan gizi . Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek
yang telah dilaksanakan lebih kurang 1 minggu di kecamatan soropia .
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Pak Camat soropia
3. Kepala desa Telaga Biru
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 24 balita
C. Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel pada pada penelitian ini adalah dengan cara menggunakan total
sampling
1. Data Primer
a. Status Gizi
Cara pengumpulan status gizi balita adalah dengan data status gizi balita
diperoleh melalui pengukuran antropometri yaitu dengan indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB
b. Asupan
Cara pengumpulan data untuk variabel asupan makan dalam indikator
tingkat kecukupan energi protein adalah menggunakan metode recall 24 jam selama
2 hari tidak berturut-turut.
c. Pola Makan
Cara pengumpulan data untuk variabel pola makan dalam indikator frekuensi
makan dan jenis makanan adalah menggunakan metode recall dengan menggunakan
alat bantu kuesioner.
d. Penyakit Infeksi
Penyakit Infeksi dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan
(wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
e. Pemberian ASI dan MP ASI Pertama
Pemberian ASI dan MP ASI pertama dikumpulkan dengan menanyakan
beberapa pertanyaan (wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
f. Sanitasi Dan Hygiene
Cara pengumpulan data untuk kebersihan diri, ketersediaan air bersih, sarana
jamban, sarana SPAL, dan sarana pembuangan sampah dilakukan dengan
mengamati/survey langsung dengan menggunakan lembar observasi.Sedangkan untuk
kebersihan kulit dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
g. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan
(wawancara) kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
h. Pengetahuan
Pengetahuan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan (wawancara)
kepada responden dengan menggunakan kuesioner.
i. Pendapatan
Pendapatan dikumpul dengan menanyakan beberapa pertanyaan (wawancara) kepada
responden dengan menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder meliputi populasi dan keadaan umum lokasi penelitian yang
diperoleh dari camat atau kepala desa setempat.
E. Pengolahan Data
Menurut Arikunto (2006) pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Editing
Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, diantaranya
kelengkapan identitas, lembar kuesioner, dan kelengkapan isian kuesioner sehingga
apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.
2. Coding
Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka untuk memudahkan
untuk pengolahan data. Kode disini menggunakan kode untuk jawaban ”ya” code 1,
untuk jawaban ”tidak”, code 0, untuk jawaban “tidak relevan” dengan coding 66 dan
“lain-lainnya” coding 77.Untuk kuesioner pola asuh ibu, pelayanan kesehatan balita,
penyakit infeksi, serta sanitasi rumah tangga. Sedangkan untuk pola makan
dikembangkan dengan lembar FFQ, tingkat pendapatan dan pengetahuan diolah
berdasarkan jawaban responden, serta asupan makan energi dan protein dikembangkan
dengan lembar recall 24 jam.
3. Entry data
Entry data adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas
komputer dengan program SPSS.
4. Tabulating
Tabulating adalah pengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian
dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan.
BAB IV
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Desa Telaga Biru, secara geografis terdiri atas dataran rendah dan dataran
tinggi dengan ketinggian diatas permukaan laut sekitar 0-850 M. secara umum
penduduk Desa Telaga Biru terdiri dari suku : Muna, Bugis, tolaki dan suku lain yang
telah lama menjadi warga desa Telaga Biru karena faktor adanya perkawinan yang
telah membaur untuk membentuk komunitas tersendiri, yaitu masyarakat desa Telaga
Biru yang masih kental rasa kebersamaan dan jiwa kegotong royongan. Secara
kewilayahan Desa Telaga Biru ditunjikan dengan batas-batas wilayah desa yakni ;
Sedangkan luas wilayah desa Telaga Biru mencapai ± 5,620 Ha yang terdiri dari :
a. Tanah Perkebunan : 1,641 Ha
b. Lahan perkarangan : 0,954 Ha
c. Laut : 0,745 Ha
d. Hutan : 1,435 Ha
e. Lain-lain : 0,854 Ha
b. Demografi/kependudukan
Seperti terlihat dalam tabel diatas, tercatat jumlah total penduduk Desa telaga Biru
sebesar 397 jiwa, terdiri dari laki-laki 177 jiwa dan perempuan 220 jiwa. Dari hasil
survey, bila dibandingkan dengan data administrasi desa, kemungkinan terjadi
perbedaan yang disebabkan oleh telah berpindahnya domisili sebahagiaan penduduk
untuk mencari pekerjaan di daerah lain dan juga adanya pendatang baru yang belum
teridentifikasi sebagai penduduk.
c. Mata pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Telaga Biru
terindentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : Petani,
PNS/TNI/Polri, Pedagang, Nelayan , Wirausaha, Buruh bangunan/tukang,
d. Tingkat pendidikan
No Tingkat pendidikan N %
Prasarana Jumlah
Balai Desa 1 unit
Masjid 1 unit
posyandu 1 unit
TK 1 unit
Karakteristik N %
Usia:
6-24 Bulan 9 37,5
25-36 Bulan 6 25,0
Pada tabel di atas menunjukkan sebagian besar usia sampel berada pada 6-24
bulan dengan jumlah 37,5% (n=9). Untuk usia 25-36 yaitu sebesar 25,0% (n=6).
Untuk usia 37-60 yaitu sebesar 37,5% (n=9).
Indeks N %
Bb/U :
Gizi Buruk 0 -
Gizi Kurang 3 12,5
Gizi Lebih 0 -
Jumlah 24 100%
Pb/U :
Sangat Pendek 2 8.0
Pendek 5 20,0
Normal 18 72,0
Tinggi 0 -
Jumlah 24 100%
Bb/Pb :
Sangat Kurus 0 -
Kurus 4 16,6
Normal 19 79,1
Gemuk 1 4,7
Jumlah 24 100%
Imt/U :
Sangat Kurus 0 -
Kurus 2 8
Normal 21 88
Gemuk 1 1
0 -
Obesitas
Jumlah 24 100%
Jumlah 24 100%
Tepat Waktu 9 38 %
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel di atas anak yang di berikan ASI ekslusif sebanyak 62,5%
(n=15) dan anak yang di berikan ASI non ekslusif sebanyak 37,5% (n=9). Dan
berdasarkan riwayat pemberian MP- ASI, yang tepat waktu 38% (n=9), yang tepat
waktu tetapi tidak tepat jenis yaitu 21%(n=5), tidak tepat waktu tetapi tepat jenis
yaitu 17% (n=4), dan tidak tepat waktu dan jenis yaitu 25% (n=6).
Menderita 6 25.0 %
Diare :
Menderita 3 12.5 %
Campak :
Menderita 1 4.2 %
Berdasarkan tabel di atas balita yang pernah menderita Ispa yaitu 25,0%
(n=6), balita yang tidak menderita ispa yaitu 75,0% (n=18), balita yang pernah
mengalami Diare yaitu 12,5% (n=3), balita yang tidak menderita diare 87,5%
(n=21) sedangkan balita yang pernah menderita campak 4,2% (n=1) dan balita
yang tidak menderita campak 95,8% (n=23).
Pelayanan Kesehatan N %
Vitamin A :
Mendapatkan 20 83.3 %
Tidak Mendapatkan 4 16.7 %
Jumlah 24 100
Status Imunisasi :
Lengkap Sesuai Umur 15 62.5
Lengkap Tidak Sesuai Umur 3 12.5
Pengetahan Gizi N %
Baik 3 12.5 %
Cukup 11 45.8 %
Kurang 10 41.7 %
Jumlah 24 100%
g. Pengeluaran Pangan
Pengeluaran Pangan N %
Rendah 4 16.7 %
Sedang 11 45.8 %
Tinggi 9 37.5 %
Jumlah 24 100 %
h. Asupan
Tabel Asupan Konsumsi Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Desa Telaga Biru
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa asupan energy yang kategori kurang
yaitu sebesar 58,33% (n= 14), kategori baik yaitu 41,67% (n=10). Untuk asupan protein
kategori kurang yaitu sebesar 41,67% (n=10), kategori baik yaitu 58,33% (n=14) Untuk
asupan lemak kategori kurang yaitu sebesar 22,0% (n=22), kategori asupan baik yaitu
sebesar 8,33% (n=2). Untuk asupan karbohidrat kategori asupan kurang yaitu sebesar
50% (n=12), kategori baik yaitu sebesar 50% (n=12)
B. PEMBAHASAN
1. Usia Sampel
Pada tabel Usia sampel didesa Telaga Biru menunjukkan sebagian besar usia
sampel berada pada 6-24 bulan dengan jumlah 37,5% (n=9). Untuk usia 25-36
yaitu sebesar 25,0% (n=6). Untuk usia 37-60 yaitu sebesar 37,5% (n=9).
Berdasarkan tabel di atas anak yang di berikan ASI ekslusif sebanyak 62,5% (n=15) dan
anak yang di berikan ASI non ekslusif sebanyak 37,5% (n=9). Dan berdasarkan riwayat
pemberian MP- ASI, yang tepat waktu 38% (n=9), yang tepat waktu tetapi tidak tepat
jenis yaitu 21%(n=5), tidak tepat waktu tetapi tepat jenis yaitu 17% (n=4), dan tidak tepat
waktu dan jenis yaitu 25% (n=6).Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa didesa Telaga
Biru sebagian besar masih banyak anak yang tidak diberikan ASI ekslusif alasanya
dikarenakan kesibukan ibu, yang bekerja dari pagi sampai sore sehingga tidak sempat
memberikan ASI sampai 2 tahun, dan sebagian juga ibu masih banyak yang tidak
mengetahui manfaat atau pentingnya ASI bagi pertumbuhan anak. Untuk pemberian MP-
ASI masih banyak ibu yang tidak mengetahui dari usia berapa harusnya anak diberikan
MP-ASI, sehingga banyak ibu yang memberikan MP-ASI tidak sesuai waktunya.
Ispa adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular dan dapat
menimbulkan gejala penyakit infeksi mulai ringan sampai penyakit yang parah.Infeksi
saluran pernapasan akut disebabkan okeh virus atau bakteri. Penyakit ini diawali dengan
panas disertai salah satu atau lebih gejala : tenggorakan sakit atau nyeri telan,pilek,batuk
kering,atau berdahak. Periode prevalensi ISPA dihitung dalam 1 bulan terahir (Riskesdas
2013).
Status gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh gejala infeksi.Gejala atau sakit yang
diderita anak baduta secara perlahan dapat mengurangi simpanan energy dan protein
dalam tubuh yang berakibat pada menurunya status gizi.Penyakit infeksi yang secara
berulang dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan rendahnya status gizi.
Berdasarkan tabel penyakit infeksi, balita yang menderita Ispa yaitu 25,0 (n=6),
8. Asupan makanan
Asupan zat gizi dalam jumlah yang seimbang mutlak diperlukan pada berbagai tahap
tumbuh kembang manusia, khususnya balita. Karena itu asupan makanan yang kurang
maupun berlebihan terus menerus akan menggangu pertumbuhan kesehatan. Asupan
yang kurang dapat menyebabkan terjadinya deficit pada penyimpanan energy yang lama-
kelamaan menyebabkan berkurangya simpanan protein dalam tubuh, sehingga dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
Berdasarkan tabel asupan makanan dilihat bahwa asupan energy yang kategori
kurang yaitu sebesar 58,33% (n= 14), kategori baik yaitu 41,67% (n=10). Untuk asupan
protein kategori kurang yaitu sebesar 41,67% (n=10), kategori baik yaitu 58,33% (n=14)
Untuk asupan lemak kategori kurang yaitu sebesar 22,0% (n=22), kategori asupan baik
yaitu sebesar 8,33% (n=2). Untuk asupan karbohidrat kategori asupan kurang yaitu
sebesar 50% (n=12), kategori baik yaitu sebesar 50% (n=12)
BAB VI
RENCANA INTERVENSI
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Kecematan Sooropia desa Telaga
Biru dapat disimpulkan bahwa
1. Status gizi anak balita berdasarkan BB/U (kurang) sebesar 12,5% berdasarkan TB/U
(pendek) sebesar 16,7%, (sangat pendek) 8,3%, (tinggi) 4,2% berdasarkan BB/TB
(kurus) 20,8% berdasarkan IMT/U kurus 8,3%
2. Anak balita yang tidak mendapatkan ASI ekslusif yaitu sebesar 37.5%
3. Anak balita yang diberikan MP-ASI tepat waktu tidak tepat jenis 20,8 %, tidak tepat
waktu tapi tepat jenis16.7 %, tidak tepat waktu dan jenis 25%
4. Anak balita yang pernah menderita penyakit infeksi ispa sebesar 25.0%
5. Anak balita yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A yaitu sebesar 16,7% dan anak
balita yang status imunisasi tidak lengkap yaitu sebesar 8.3%
6. Untuk pengetahuan ibu balita kategori kurang yaitu sebesar 41.7%
7. Untuk hygiene dan sanitasi, hygiene kategori kurang sehat yaitu sebesar 4.2%,
kategori sanitasi kurang sehat yaitu sebesar 75.0 %.
8. Untuk asupan energy kategori kurang yaitu 58,33%, protein 41,67% kurang, lemak
22,0% kurang, Karbohidrat 50% kurang.
B. Saran
a. Diharapkan kepada keluarga terutama ibu dapat memberikan asupan gizi yang
adekuat sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya gizi kurang, wasting, dan
stunting pada balita
b. Diharapkan kepada masyarakat dan petugas kesehatan terutama kader posyandu
sebaiknya dapat mengetahui lebih dini kejadian gizi kurang, stunting dan wasting.