Anda di halaman 1dari 160

SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN

TRANSMISI

Disusun oleh :

Ir. Usman Hidayat.


4976009-Z
Definisi Proyek:

Adalah sebuah kegiatan yang bersifat


sementara yang telah ditetapkan awal
pekerjaannya dan waktu selesainya (dan
biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan
seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan), untuk mencapai tujuan dan
hasil yang spesifik dan unik, dan pada
umumnya untuk menghasilkan sebuah
perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah.

Sumber : Wikipedia
Definisi Proyek:

Proyek adalah aktivitas pembangunan satu


atau lebih asset ketenagalistrikan dalam
RUPTL yang dilakukan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan kelayakan teknis dan
kepastian pendanaan serta
diimplementasikan dalam satu atau lebih
Sumber : PMO - PLN
kontrak pekerjaan.
Definisi Manajemen Proyek:

Adalah suatu ilmu dan seni di dalam mengelola sumber


daya yang ada didalam mengoptimalkan pekerjaan yang
efisien dan efektif guna mendapatkan hasil yang
diinginkan.

Sumber : Wikipedia
Definisi Manajemen
Proyek:

Adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin


organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam
usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan
efisien

Sumber : Manajemen Proyek – Abrar Husen


Definisi Manajemen
Proyek:

Manajemen Proyek dalam tata kelola


pelaksanaan pembangunan di PLN dapat
diartikan :
“Mengelola/mengatur pelaksanaan pembangunan
termasuk sejak awal perencanaan, proses
perijinan sampai dengan pelaksanaan kontraktual
pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor serta
penyerahan pekerjaan dari Kontraktor maupun
penyerahan Asset kepada Institusi Lainnya sesuai
regulasi yang berlaku“.
TAHAPAN PEMBANGUNAN

OPTION

PROJECT MANAGEMENT O&M

Construction Management
PHASES
FS ENG PROC CONSTRUCTION OPERATIONAL

“ Berbasis Kompetensi, Menawarkan Solusi ”


7
Definisi Manajemen
Konstruksi:

Manajemen Konstruksi di lapangan dapat


diartikan :
Mengatur pelaksanaan pembangunan di lapangan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontrator secara kontraktual dipenuhi sesuai
kontrak dengan memperhatikan prinsip dasar
konstruksi : Biaya, Mutu, Waktu dapat dicapai
sesuai yang direncanakan serta memuaskan para
stakeholder
General Manager UIP
Seseorang yang ditugaskan menjalankan peran sebagai
Manajemen Proyek (Project Management) dan sebagai wakil oleh
pemilik proyek mengatur dan mengelola pelaksanaan proyek
sesuai dengan Kontrak yang telah ditandatangani bersama
Kontraktor.

Manajer UPK / Tim Manajemen Supervisi Konstruksi

Manajer UPK / Unit Pelaksana Konstruksi : seseorang yang


ditugaskan oleh General Manager UIP untuk menjalankan peran
sebagai Manajemen Konstruksi (Construction Management)
dalam melakukan Supervisi kontruksi pekerjaan Kontraktor
sesuai dengan Kontrak yang telah ditandatangani bersama
Kontraktor.

PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan merupakan PENGENDALI dari


proyek-proyek yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan.
Supervisi Engineering
Project Team Leader Supervisi Engineering : seseorang yang
ditugaskan oleh General Manager Unit Bisnis dalam melakukan
supervisi Enjiniring/ Desain Review pekerjaan Kontraktor sesuai
dengan Kontrak yang telah ditandatangani bersama Kontraktor.
Supervisi Konstruksi
Ketua Tim Supervisi Konstruksi : seseorang yang ditugaskan oleh
General Manager Unit Bisnis dalam melakukan supervisi
pelaksanaan konstruksi pekerjaan Kontraktor
sesuai dengan Kontrak yang telah ditandatangani bersama
Kontraktor.
Dalam hal ini disebut juga sebagai Pengawas Pekerjaan.
Supervisi Commissioning
Tim Supervisi Commissioning & Test : Institusi yang ditugaskan
oleh General Manager, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan supervisi commissioning yang dilakukan oleh
Kontraktor dan institusi yang berwenang menerbitkan sertifikat laik
Operasi sebelum Instalasi/Peralatan dioperasikan secara
komersial.
PT PLN (PERSEO) PUSAT

PT PLN PUS AT PT PLN UNIT INDUK PT PLN PUSAT


MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PELAYANAN ENJINIRING

PT PLN (PERSERO) UNIT


PELAKSANA PEMBANGUNAN

TIM SUPERVISI KONSTRUK SI KONTRAKTOR PROJECT TEAM LEADER


SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN
TRANSMISI

1. PERENCANAAN TRANSMISI
 Proyek transmisi terbagi menurut tegangan (voltase) yang
disalurkan, yang dikenal dengan sebutan SUTR (saluran udara
tegangan rendah, 20 kV), SUTM (saluran udara tegangan
menengah, 70 kV), SUTT (saluran udara tegangan tinggi, 150 kV)
dan SUTET (saluran udara tegangan ektra tinggi, 500 kV)

 Tahapan Kegiatan Proyek

Kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek ketenagalistrikan


meliputi studi kelayakan, desain, penyusunan spesifikasi,
pembuatan tender dokumen, pengadaan, evaluasi penawaran,
negosiasi kontrak, pembuatan kontrak, pelaksanaan dan supervise
kontrak, komisioning, serah terima, masa garansi dan pengopersian
komersial.
SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN
TRANSMISI

Pengertian Kajian Kelayakan

 Arti kajian kelayakan pada kegiatan, mengkaji kelayakan suatu


proyek dikaitkan dengan kemungkinan tingkat keberhasilan dari
tujuan yang hendak diraih. Bila gagasan tersebut adalah investasi
dalam pembangunan proyek berupa fasilitas/instalasi baru, maka
untuk menilai kelayakannya perlu dilakukan serangkaian kegiatan
mulai dari mengembangkan, menganalisis dan menyaring prakarsa
atau gagasan yang timbul sampai kepada menelusuri berbagai
aspek proyek serta unit usaha hasil proyek. Gagasan ini dapat pula
berupa tanggapan atas situasi yang disebabkan oleh desakan untuk
meningkatkan fasilitas yang tersedia, misalnya perbaikan atau
penggantian peralatan yang sudah tua guna memperbaiki efisiensi
dan menekan biaya pemeliharaan. Dengan demikian ongkos
produksi dapat dikurangi dan daya bersaing dapat ditingkatkan.
SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN
TRANSMISI
Penyusunan Kajian Kelayakan Proyek Sarana Ketenagalistrikan
dalam RUPTL, Kajian Kelayakan Rencana Proyek Sarana
Ketenagalistrikan sekurang-kurangnya harus berisikan:
 Nama
 Lokasi
 Latar belakang & Tujuan
 Perkiraan Biaya & Sumber Dana
 Alternatif solusi
 Opsi yang ada
 Solusi yang memenuhi Max B/C Ratio atau Least Cost
 Kajian kelayakan Operasi (KKO)
 Kajian Kelayakan Finansial (KKF)
SUPERVISI PENARIKAN JARINGAN
TRANSMISI
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) antara lain terdiri dari:
 Kondisi kualitatif dan/atau kuantitatif saat ini
 Kondisi kualitatif dan/atau kuantitatif yang ingin dicapai
 Lingkup pekerjaan & Implementasi Program
 Asumsi yang digunakan a.l:
 Demand forecast

 Neraca daya

 Jadwal pelaksanaan & rencana operasi

 Analisa Aliran beban


 Analisa hubung singkat
 Analisa stabilitas sistem
 Analisa keandalan sistem
 Peta geographis dan single diagram
 Analisa dampak lingkungan
 Dampak yang mungkin timbul
 Pengendalian dampaknya
PT PLN
(Persero)

PROSES ENJINIRING

Pengendalian Proyek
Pengadaan Serah Terima
& Supervisi

Operasi

Pra Pengadaan (EPC) &


Studi Desain Desain Konstruksi &
Studi Pabrikasi /
Kelayakan Konsep Rinci Komisioning
Kelayakan Pengetesan

16
PT PLN
(Persero)
PROJECT
ENGINEERING
WORK PHASES :

CONCEPTUAL ENGINEERING & DETAILED FABRICATION &


MOBILIZATION
DESIGN PROCUREMENT DESIGN CONSTRUCTION

17
PT PLN
(Persero)

TAHAPAN PROYEK
1. PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN

KONSEPTUAL : SITE SELECTION STUDI KELAYAKAN PROYEK (PRE


FS DAN FS), PROYEK LAYAK ATAU TIDAK LAYAK
3. PRA KONTRAK :
* KONSEP DESAIN / DESAIN DASAR
* PENYIAPAN BID DOKUMEN (ASPEK KOMERSIAL, SPESIFIKASI
TEKNIS, GAMBAR, QUANTITY)
* PENDANAAN
* JADUAL PELAKSANAAN PROYEK

4. PASCA KONTRAK :
* PROGRAM IMPLEMENTASI
* DESAIN RINCI (DETAILED DESIGN
ENGINEERING/Perancangan)
* PENGENDALIAN PROYEK PADA ASPEK
MUTU, BIAYA DAN JADUAL
* SUPERVISI KONSTRUKSI/PENGAWASAN
* KOMISIONING
* SERAH TERIMA
PT PLN
(Persero)

PEMILIHAN LOKASI PUSAT PEMBANGKIT


1. LOKASI PUSAT BEBAN
2. JARINGAN LISTRIK EKSISTING, POWER FOR CONST &
COMM
3. KEMUDAHAN DALAM KONEKSI KE SUBSTATION
EKSISTING DAN KETERSEDIAAN “ROW”
4. KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR : JENIS, HARGA DAN
KARAKTERISTIKNYA
5. STATUS LAHAN (HUTAN LINDUNG, HUTAN
KONSERVASI) KETERSEDIAAN LAHAN, PEMUKIMAN.
6. KONDISI LAHAN : SOIL, TOPOGRAFI, GEOLOGI, HYDRO-
OCEANOGRAFI, BATHYMETRI, DLL
7. KETERSEDIAAN AIR : SISTEM PENDINGINAN, “MAKE
UP” DAN UNTUK KONSUMSI
8. AKSESIBILITAS : PERALATAN DAN TRANSPORTASI
BAHAN BAKAR
9. KONDISI SOSIAL DAN LINGKUNGAN
PT PLN
(Persero)

RUANG LINGKUP
STUDI SISTEM KELISTRIKAN

* ANALISA POWER & ENERGY BALANCE : UNTUK


MENGIDENTIFIKASI SUPPLY AND DEMAND DI SISTEM UNTUK
SUATU KURUN WAKTU
* IDENTIFIKASI KURVA BEBAN SISTEM KELISTRIKAN
* PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM
KELISTRIKAN (PEMBANGKIT, TRANSMISI & GI)
* ANALISA SISTEM :
 ANALISA ALIRAN DAYA
 ANALISA HUBUNG SINGKAT
 ANALISA STABILITAS
 ANALISA KONTINGENSI
* ANALISA KEANDALAN
PT PLN
(Persero)
KECUKUPAN SALURAN TRANSMISI
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

LINGKUP PEKERJAAN
TRANSMISI
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PENYIAPAN MATERIAL TOWER (TIPE DAN JENIS)

III. PEKERJAAN PENGUKURAN


IV. PEKERJAAN PONDASI TOWER

V. PEMASANGAN SISTIM PEMBUMIAN

VI. PENIMBUNAN DAN PEMADATAN TANAH

VII. ERECTION TOWER

VIII. PEKERJAAN PENARIKAN KONDUKTOR


PEMBANGUNAN TRANSMISI
TEGANGAN TINGGI

 PRA KONSTRUKSI
 KONSTRUKSI
 PASCA KONSTRUKSI
PRA KONSTRUKSI

 PERIJINAN
 IJIN PRINSIP DAN AMDAL
 IJIN JALUR
 IJIN LOKASI
 IJIN LINGKUNGAN
 IJIN GANGGUAN
 DLL
 SURVEY JALUR TRANSMISI
 PENYELIDIKAN TANAH
PRA KONSTRUKSI
 Ijin Pemanfaatan Ruang : Wajib untuk lokasi proyek yang belum sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada.
 Ijin Mendirikan Bangunan : Wajib seluruh proyek /Mandatory
 Ijin Penggunaan Tenaga Kerja Asing : Disesuaikan kebutuhan
 Ijin Transportasi Pengangkutan Barang-barang Proyek : Disesuaikan
kebutuhan
 Ijin Penggunaan Ruang Publik Jalan : Disesuaikan kebutuhan
 Ijin Survey : wajib bagi pekerjaan transmisi.
 Ijin melintasi Rel Kereta Api : Disesuaikan kebutuhan
 Ijin KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) : Disesuaikan
kebutuhan
 Ijin Pinjam Pakai Tanah Kawasan Hutan : Disesuaikan kebutuhan
PRA KONSTRUKSI
 Pembebasan Tanah
 Sosialisasi dan musyawarah harga lahan
 Pembayaran ganti rugi / kompensasi
o Sertifikasi lahan

o Koordinasi dengan pihak Pemda, Polri dll

o rumah ibadah, klinik, lapangan olah raga dll

o Pembinaan sosial (keamanan)

 Koordinasi dengan Lembaga Appraisal


PRA KONSTRUKSI
Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi Proyek

Ada tiga faktor penting dalam pengendalian pelaksanaan konstruksi proyek


yang mempengaruhi yaitu :
 Jadwal

 Biaya

 kualitas

Ketiga faktor tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
manajemen konstruksi yang menjadi dasar tugas pengawasan dalam
Manajemen Supervisi Konstruksi di lapangan.
SURVEY JALUR TRANSMISI
 PEKERJAAN DIDALAM
KANTOR/DIATAS MEJA
 MERENCANAKAN/MEMBUAT PETA JALUR
TRANSMISI DARI PEMBANGKIT (GI
PEMBANGKIT) KE GI ATAU DARI GI KE GI
LAINNYA

 PEKERJAAN DILUAR
KANTOR/DILAPANGAN
 MELAKSANAKAN PENGUKURAN JALUR
TARNSMISI
PEKERJAAN DIDALAM KANTOR
( DIATAS MEJA )

 MERENCANAKAN/MEMBUAT PETA JALUR


TRANSMISI DARI GI KE GI LAINNYA
 DENGAN PETA TOPHOGRAFI
 DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MEDIA YANG
DILALUINYA
 DIBUAT SELURUS MUNGKIN
 MENGHINDARI DAERAH PADAT PENDUDUK,
SEKOLAH, MAKAM, MASJID, GEREJA
PEKERJAAN DILUAR KANTOR
(DI LAPANGAN )

 MELAKUKAN SURVEY VISUAL


(RECONAISANCE)
 MELAKUKAN PENGUKURAN CENTER LINE
JALUR
 MELAKUKAN PENGUKURAN SITUASI
JALUR
 MELAKUKAN PENGUKURAN ELEVASI
(BEDA TINGGI) JALUR
PRA KONSTRUKSI
Prosedure baku yang harus dilakukan di lapangan :
 Construction Method disetujui sebelum pekerjaan dilakukan.

 Kontraktor tidak dapat bekerja sebelum Construction Method dan Approved


Drawing telah disetujui dan berada di lapangan .
 Peralatan yang dikirim di Site harus dibuat MRR (Material Receiving
Report/Berita Acara Penerimaan Barang) terlebih dahulu.
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Gambar Referensi.
a. Persiapkan gambar Pondasi dan gambar tower yang akan
dikerjakan secara detail.
b. Periksa kembali route transmisi, arah tower, patok-patok,
titik tower yang ada di tapak tower apakah masih sesuai
dengan yang ada digambar kerja.

2. Pemeriksaan Lokasi Kerja.


a. Mengadakan survey di lokasi tapak tower untuk mencari
jalan masuk perlatan dan operasional pekerjaan yang
paling dekat dari jalan raya.
b. Menghubungi perangkat desa/penduduk setempat untuk
meminta izin ke lokasi dan transportasi material.
c. Membuat situasi disekitar lokasi pekerjaan tetap kondosif
dan meminimalisir gangguan-gangguan terhadap
lingkungan setempat selama berlangsungnya pekerjaan.
PEMERIKSAAN LOKASI
TAPAK TOWER
150 KV

KENDALA NON TEKNIS


• MENCARI JALAN MASUK YG TERDEKAT KE LOKASI
• PENDEKATAN DENGAN MASYARAKAT

7/1/2019 Triyoso ♣
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Pekerjaan Pengukuran.

a. Lakukan pengukuran ulang untuk


memastikan posisi tower.
b. Semua kegiatan pengukuran harus dilakukan
dengan theodolit.
c. Perlu adanya pengecekan yang terpisah.
d. Pengukuran harus dilakukan minimal dua
kali.
e. Hindari kecerobohan-kecerobohan sekecil
mungkin.
Theodolit Wild T 2
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

SALAH
PENGUKURAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI

 PEKERJAAN PERSIAPAN
 PONDASI TOWER
 PENYIAPAN MATERIAL TOWER
 PEMASANGAN PEMBUMIAN
 ERECTION/MENDIRIKAN TOWER
 STRINGING/PENARIKAN KAWAT
TOWER
PEKERJAAN PONDASI TOWER
 EXCAVASI/GALIAN PONDASI
 STUB SETTING
 PEMBESIAN (BEGESTING
 PENGECORAN (CONCRETE)
 FINISHING
 BACK FILL (PENIMBUNAN KEMBALI)
EXCAVASI/GALIAN TANAH

 EXCAVASI/GALIAN PONDASI
 GALIAN PONDASI TOWER ADA 4 LUBANG
 DIMENSI/VOLUME GALIAN TANAH
DISESUAIKAN DENGAN TYPE PONDASI
 TYPE PONDASI BERDASARKAN HASIL
PENYELIDIKAN TANAH (SONDIR & BORING)
 TYPE PONDASI KLAS I S/D KLAS VI
Typical foundation for tower type AA6 double
circuit 2 x zebra
Typical foundation for tower type DD6/DDR6
double circuit 2 x zebra
TYPE2 PONDASI YANG UMUM DIGUNAKAN :

1. PONDASI PAD AND CHIMNEY


2. PONDASI SUMURAN
3. PONDASI CAKAR AYAM
4. DENGAN TIANG PANCANG :
a. PC Pile
b. Micro Pile (SMCF)
c. Boom Pile
d. Bor Pile
e. Vibration Pile
f. Dan lain2 nya.
TYPE2 PONDASI LAINNYA :
STUB SETTING

 DASAR PONDASI DIBUAT LANTAI KERJA


 STUB TOWER DIPASANG DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN KEMIRINGAN
DIAGONAL DAN HORISONTAL
 UNTUK MENENTUKAN KEMIRINGAN
DIGUNAKAN ALAT UKUR THEODOLIT
 JIKA KEMIRINGAN SUDAH DIDAPAT, MAKA
STUB DIKUNCI SUPAYA TIDAK BERGERAK
 ADA JUGA YANG MENGGUNAKAN
TEMPLATE
PEMBESIAN PONDASI TOWER

 PEMBESIAN DILAKUKAN BERDA-


SARKAN GAMBAR DESAIN YANG
TELAH DISETUJUI.
 PEMBESIAN PADA PAD PONDASI
 PEMBESIAN PADA CHIMNEY
PONDASI (PEDESTAL)
CONCRETE/PENGECORAN
 ADONAN SEMEN, PASIR & BATU SPLIT HARUS
MEMENUHI PERSYARATAN YANG DIBUTUHKAN :
 K 225
 K 175
 DLL
 ADONAN/CONCRETE TIDAK BOLEH DIJATUHKAN
BEBAS KE DASAR PONDASI
 KALAU PENCAMPURAN/MIXING DILAKUKAN
MANUAL DILAPANGAN, MAKA BATU SPLIT HARUS
BEBAS DARI TANAH/LUMPUR (JIKA MEMUNGKIN -
KAN DICUCI TERLEBIH DAHULU)
 DISARANKAN DILAKUKAN PEMADATAN DENGAN
MENGGUNAKAN VIBRATOR.
FINISHING

 SETELAH UMUR BETON SUDAH CUKUP,


BEGESTING DAPAT DIBUKA DAN
PEKERJAAN FINISHING DAPAT
DIKERJAKAN.
 PERMUKAAN PONDASI TERUTAMA
BAGIAN ATAS DARI CHIMNEY HARUS
DIBUAT HALUS (ESTETIKA)
BECK FIIL/PENIMBUNAN KEMBALI

 TANAH GALIAN YANG DILETAKKAN DISEKITAR


PONDASI DIKEMBALIKAN UNTUK MENGURUG
PONDASI TERSEBUT
 DALAM MELAKUKAN PENGURUGAN KEMBALI
DILAKUKAN LAPIS DEMI LAPIS
 TIAP – TIAP LAPIS HARUS DIPADATKAN
TERLEBIH DAHULU SEBELUM DI URUG LAPIS
BERIKUTNYA.
 PADA LAPISAN PALING ATAS PERMUKAAN -
NYA DIBUAT SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
AIR TIDAK MENGGENANG BILA TERJADI
HUJAN.
PEKERJAAN PEMBUMIAN
PEKERJAAN
PEMBUMIAN
ERECTION TOWER

 ERECTION TOWER DAPAT DILAKUKAN JIKA UMUR


PONDASI SUDAH CUKUP +/- 23 s/d 26 HARI
 PERSIAPAN ERECTION TOWER
 KELENGKAPAN MATERIAL TOWER
 MATERIAL TOWER DALAM KEADAAN BERSIH
 KELENGKAPAN PERALATAN ERECTION (ERECTION
TOOLS).
JENIS TOWER

TEGANGAN TINGGI DERAJAT TEGANGAN EXTRA TINGGI

No. ANGLE
SINGLE DOUBLE
SINGLE CIRCUIT DOUBLE CIRCUIT
CIRCUIT CIRCUIT TOWER

1. A AA 0O-2O A AA

2. B BB 3O-10O B BB

3. C CC 0O-30O C CC

4. D DD 0O-45O D DD

5. E EE 0O-60O E EE

6. DR DDR 45O-90O F FF

Dead
7 End DDR 0O-90O FF
Tower
BAGIAN TOWER

 STUB TOWER
 LEG/KAKI TOWER
 BODY EXTENSION TOWER
 BODY PART I
 BODY PART II
 BODY PART III
 BODY PART IV
 LOWER CROSS ARM
 MIDLE CROSS ARM
 UPPER CROSS ARM
 PEAK CROSS ARM
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT CROSS ARM PEAK

UPPER

CROSS ARM
MIDLE

LOWER

BODY PART

BODY EXTENTION

LEG (KAKI TOWER)


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

SUSPENSION TOWER TENSION TOWER


(tower penyanggah) (tower tarik)
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Pengangkutan bahan material kelokasi.

a. Material tower diangkut bisa dengan Truk,


pickup, manusia atau hewan.

b. Material yang sampai dilokasi pekerjaan


biasanya ditempatkan atau disimpan
didalam rumah (material yang kecil), dan
yang besar-besar ditaruh diluar, dengan
diberi alas kayu atau bahan lain agar
material tidak langsung bersinggungan
dengan tanah dan mudah diangkat kembali.
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Mobilisasi Personil dan Peralatan.


a. Group/crew erection dan peralatan harus
ditempatkan disekitar lokasi kerja untuk
memudahkan dan kelancaran pekerjaan
sekaligus pengamanan material dengan
cara disewakan rumah-rumah penduduk.
b. Inventarisasi semua peralatan erection
tower, terutama Peralatan Utama dan
peralatan Bantu.
c. Mempersiapkan kelengkapan untuk
pengamanan para pekerja (helm, sarung
tangan, sabuk pengaman dsb).
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Peralatan Erection Tower


 Gane Pole (Alumunium)
 Batang Kayu Ukuran Dia 8 Inch/Rangka Baja
 Batang Bambu Ukuran 8 Inch/Rangka Baja
 Tackle
 Small Winch (Bv Winch)
 Sling
 Tripod
 Snaple
 Torque Wrench
 Kunci Pas, dll
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

ERECTION TOWER
Dalam pelaksanaannya mendirikan tower peran supervisi sangat
menentukan keberhasilan pekerjaan tersebut, oleh karena itu
dituntut lebih aktif mengontrol peralatan yang dipakai,
kelengkapan material, terutama pada saat awal pemasangan per
bagian tower dan memahami metode pelaksanaannya.

PROSEDUR ERECTION TOWER


1. Perakitan tower dilakukan per bagian tower.
2. Pada saat pemasangan besi-besi bagian
tower pada awalnya baut tidak boleh
dipasang terlalu kencang.
3. Penyetelan ke empat besi siku utama (main
member) diatas Leg yang sudah terpasang.
4. Kemudian penyetelan bagian bawah tower
(Body Extention).
5. Setelah body extention terpasang,
dilanjutkan penyetelan Body Part (common
part).
6. Bagian-bagian cross arm dirangkai terlebih
dahulu dibawah kemudian setelah selesai
baru diangkat keatas dan dipasang pada
body part.
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

7. Pemasangan cross arm dimulai dari yang


paling atas (peak) kemudian berturut-turut
kebagian bawah (Upper, Midle dan terakhir
lower).
8. Setelah bagian-bagian terpenting terpasang
semua baru dilengkapi dengan pemasangan
kelengkapan tower lainnya (Accessories
Tower).
9. Setelah tower terpasang secara komplit baru
semua baut-baut dikencangkan kembali
10. Erection tower dinyatakan selesai….
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

PEMERIKSAAN TOWER.
1. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengencangkan baut-baut dan dimulai dari
baut yang paling bawah terus sampai keatas.
2. Setelah dipastikan semua baut-baut sudah
kencang, Supervisor harus menandatangani
Formulir Post–Erection Inspection.
3. Tower Transmisi siap untuk distringing…
TYPICAL OUTLINE DRAWING AND BASE
DIMENSIONS OF 150 KV TOWER TYPE 4 AA6
ACCESSORIES TOWER

 STEP BOLT
 ANTICLIMBING DEVICE
 PHASE & NUMBER PLATE
 DANGER PLATE
 GROUNDING TOWER
DANGER & NUMBER PLATE

TYPICAL OUTLINE DRAWING AND BASE AND


DIMENSIONS OF 150 KV TOWER TYPE DD6 ANTI CLIMBING DEVICES
PENGAWASAN ERECTION
TOWER

 GAMBAR REFERENSI
(GAMBAR TOWER)

 TOWER SCHEDULE

 TOOLS (PERALATAN ERECTION)


GROUND WORK

 KELENGKAPAN MATERIAL DI
LAPANGAN – CEK KELENGKAPAN
 MATERIAL DILAPANGAN TIDAK
BOLEH KONTAK LANGSUNG DENGAN
TANAH
 MATRIAL HARUS BERSIH DARI
KOTORAN (LUMPUR)
 MATERIAL TOWER TIDAK BOLEH
DITUMPUK LANGSUNG
UPPER WORK
 PEKERJAAN MERAKIT BESI TOWER
DILAKUKAN SECARA BERTAHAP.
 PENYAMBUNGAN DENGAN PLAT
PENGHUBUNG HARUS DILAAKUKAN
DENGAN BENAR.
 KELENGKAPAN MEMBER TOWER
(TERUTAMA SECONDARY MEMBER)
 KEKENCANGAN MUR & BAUT SESUAI
DENGAN SPESIFIKASI
PROSEDUR MENDIRIKAN TOWER TYPE
AA
MENAIKAN DEREK POSISI TEGAK
MENAIKAN DEREK POSISI TEGAK
MENAIKAN DEREK KE TINGKAT LEBIH
TINGGI
GAMBAR-GAMBAR TOWER LAINNYA
FINAL CHECK TOWER

 CEK KELENGKAPAN TOWER


- KELENGKAPAN MEMBER TOWER
- KEKENCANGAN MUR & BAUT
- KELENGKAPAN STEP BOLT
- TERPASANG DENGAN BAIK
ACCESSORIES TOWER
 CEK HASIL PEMASANGAN DAN
PENGUKURAN GROUNDING
PERSIAPAN STRINGING
(PENARIKAN KAWAT)

 GAMBAR REFERENSI (YANG SUDAH


DI SETUJUI – APPROVED DRAWING)
 STRINGING SCHEDULE
 ERECTION SAG SCHEDULE
 MATERIAL SCHEDULE
GAMBAR REFERENSI

 GAMBAR INSULATOR SET


 GAMBAR KONDUKTOR
 GAMBAR ACCESSORIES INSULATOR
 GAMBAR ACCESSORIES KONDUKTOR
 GAMBAR EARTH WIRE/OPGW
 GAMBAR ACCESSORIES GSW/OPGW
STRINGING SCHEDULE

 RENCANA PELAKSANAAN STRINGING


- DIBAGI BEBERAPA SECTION
- SECTION 1 ( T1 – T10 )
- SECTION 2 ( T10 – T22)
- DAN SETERUSNYA.
- WAKTU PELAKSANAAN MASING–MASING
SECTION
PELAKSANAAN STRINGING
 PEKERJAAN PERSIAPAN
 Penempatan dan Pemasangan Peralatan
Stringing
 PEMASANGAN INSULATOR SET
 PEMASANAGAN RUNNING OUT BLOCKS
 PENARIKAN NYLON ROPE
 PENARIKAN PILOT WIRE
 PENARIKAN KONDUKTOR
 SAGGING KONDUKTOR
 CLAMPING
 FINAL CHECK
PELAKSANAAN STRINGING
 Persiapan Pelaksanaan
 Pemeriksaan Spesifikasi Teknik dan Gambar
 Pemeriksaan Right Of Way dan Jalan Masuk ke
Lokasi
 Pembuatan Jadwal Pelaksanaan Stringing

 Pekerjaan Persiapan
 Pemeriksaan Tower
 Back Staying Guys
 Pengaturan Alat Komunikasi
 Pemasangan Guard
Structure/Scaffolding/Stainger (Pengaman)
PELAKSANAAN STRINGING
 Penempatan dan Pemasangan Peralatan
 Penempatan Puller Site
 Penempatan Drum Site
 Pemasangan Stringing Sheave (montage roll)
 Pemasangan Isolator dan Montage Roll
 Pemasangan Anchor Block.

 Penarikan Kawat / Konduktor


 Penarikan messenger/pilot wire (kawat
penolong)
 Penarikan konduktor/kawat tanah
PELAKSANAAN STRINGING
Pelaksanaan Sagging
 Menentukan metoda yang dipakai

 Pemasangan Sagging Winch

 Pemasangan Come A Long

 Pemasangan Tension Clamp

 Pengukuran Sagging atau Andongan

 Sambungan Wire Rope

 Pemasangan Snatch Block

 Pengukuran Temperatur

 Clamping
PELAKSANAAN STRINGING
Pemasangan Armour Rod dan Clipping In
 Konduktor ditandai Langsung dibawah titik
insulator
 Konduktor ditopang dengan lever block pada
cross arm
 Armour rod dipasang pada konduktor yang
telah ditandai
 Stringing sheaves dilepas dari insulator string

 Suspension clamp dipasang di clipping in


bersama – sama dengan armour rod
PELAKSANAAN STRINGING
Jumpering
 Untuk menghubungkan ujung kedua sisi
pada tension konduktor
 Pemasangan jumper ini untuk mendapatkan
jarak bebas yang cukup antar tower member
dengan konduktor
Pemasangan Accessoris
 Pemasangan Vibration Dampers.

 Pemasangan Spacer.

 Penggunaan Conductor Car.


PEKERJAAN PENARIKAN KONDUKTOR
PEKERJAAN STRINGING ADALAH PEKERJAAN MEMASANG INSULATOR SET,
KONDUKTOR, PENARIKAN KONDUKTOR DAN PEMASANGAN ACCESSORIES
(PERALATAN BANTU).

1. JENIS MATERIAL STRINGING.


a. Konduktor (ACSR, TACSR, ACCC).
b. Accessories konduktor (Vibration damper, line spacer).
c. Kawat tanah (earth wire).
d. Insulator clamp (jumper pilot insulator set, suspension
insulator clamp dan tension insulator clamp).
e. Fitting (sackle, extension link, tension clamp dll)…
ACSR DAN AC3 (Aluminium Conductor Composite Core)

ACSR ACCC
ALL ALUMINIUM ALLOY CONDUCTOR
PERBANDINGAN ACSR DAN AC3
INSULATOR STRING SET
150kV SUSPENSION INSULATOR
TYPE - A
INSULATOR STRING SET
INSULATOR STRING SET
INSULATOR STRING SET
CLAMP SET
VIBRATION DAMPER STOCKBRIDGE TYPE
FOR CONDUCTOR
VIBRATION DAMPER STOCKBRIDGE FOR
EARTHWIRE
SPACER FOR JUMPER TWIN CONDUCTOR 200
mm
LINE SPACER FOR TWIN CONDUCTOR 400 mm
With bolt
ARMOR RODS SET FOR EARTHWIRE

ARMOUR RODS
ASESORIS LAINNYA

Come along clamp


ERECTION SAG SCHEDULE

 DAFTAR SAGGING KONDUKTOR DAN


EARTH WIRE
 ROOLING SPAN
 SAGGING PER SECTION
 DAFTAR TEMPERATUR YANG AKAN
DILAKSANAKAN DI LAPANGAN
Penarikan Konduktor dan Earth wire.
1. Penarikan nylon rope (kawat Pancingan), yang
dipasang pada running out blok/roll blok.
2. Penarikan dilakukan dengan kecepatan 5 s/d 10
km/jam.
3. Pada pangkal nylon rope sudah disambung dengan
pilot wire, sehingga pada akhir penarikan nylon
rope menjadi awal penarikan pilot wire.
4. Demikian seterusnya dengan cara yang sama untuk
penarikan konduktor, sampai semua kondutor
terpasang.
5. Panjang penarikan dibagi dalam section-section,
setiap section terdiri dari 10 s/d 15 tower (Alat).
6. Konduktor setelah penarikan dalam satu section
dalam kondisi kendor berada ± 4 m dari atas
tanah...
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

2. PERALATAN STRINGING.
Peralatan utama:
 Winch/puller, Tensioner, Nylon rope, Pull-lift,
Spanners, Pulling bond dll.

3. PERALATAN KESELAMAT KERJA.


 Helm, Sarung tangan, Battery light, Sabuk
pengaman,Scaffolding, dll
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

TENSIONER
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

ENGINE WINCH/PULLER
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

REEL
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

REEL
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

REEL
Drum Lifting Stand
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

REEL WINDER
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

CONNECTOR
SWIVEL JOINT

SELF GRIPPING CLAMP

COMPRESSOR
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Running out block/montage roll

LIFTING TAKLES

STEEL SERVICE SNATCH BLOCK


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

SOCK JOINT

COVER JOINTS
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

MANUAL WINCHES / BV
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

4. PELAKSANAAN STRINGING.
A. Pekerjaan Persiapan.
 Menyiapkan dokumen Referensi.
 Memeriksa kondisi erection tower (minta
Formulir Post–Erection Inspection).
 Menyiapkan material stringing sesuai posisi
kegiatan.
 Pengaturan alat komunikasi
 Mobilisasi peralatan dan personil (membagi
group stringing).
B. Pengangkutan material ke lokasi.
 Insulator set di masing-masing tower.
 Konduktor dilokasi tensioner.
 Accessories dll di lokasi tensioner dan lokasi
winch/puller…..
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

C. Penempatan dan Pemasangan


Peralatan
 Penempatan Puller Site

 Penempatan Drum Site


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

D. Pemasangan Insulator Set dan Montage Rooll.


 Merangkai Insulator Disc dan Fitting.
 Menyiapkan Suspesion dan tension Insulator set
yang sudah dirangkai dimasing-masing lokasi
tower.
 Memasang Suspesion Insulator set dan tension
Insulator set pada Cross Arm disetiap tower.
 Memasang Montage roll/Running out block
digantung dibawah titik Cross Arm dari landing
plate disetiap tower.
 Pengontrolan kembali pekerjaan dilakukan oleh
supervisor, bahwa pekerjaan telah dikerjakan
dengan baik…..
MATERIAL SCHEDULE

 BERUPA DAFTAR RENCANA PENEMPATAN


PEMASANGAN MATERIAL/PERALATAN
 INSULATOR SCHEDULE

 LINE SPACER SCHEDULE

 VIBRATION DAMPER SCHEDULE


PERALATAN STRINGING

 WINCH / PULLER MACHINE


 TENSIONER
 PULL LIFT
 SPANNERS
 PULLING BONDS
 RUNNING OUT BLOCKS
 NYLON ROPE
 DLL
PEKERJAAN PERSIAPAN
 PENGANGKUTAN MATERIAL KE
LAPANGAN
 PENEMPATAN PERALATAN STRINGING
 PEMOTONGAN POHON DIJALUR
KONDUKTOR
 PEMASANGAN STEGER/SCAFOLDING
 MOBILISASI CREW STRINGING DAN ALAT
BANTU LAINNYA
PEMASANGAN INSULATOR SET

 MATERIAL SET / SETTING MATERIAL :


 INSULATOR DISC :
 PORCELIN
 GLASS
 FITTINGS
 ALUMUNIUM ALLOY
 GALVANIZED STEEL
 INSLATOR DISC DAN FITINGS DIRANGKAI
SEHINGGA MEMBENTUK / MENJADI 1 SET
(1 RANGKAIAN )
 MATERIAL CONTROL/CEK MATERIAL :
 MATERIAL LENGKAP 1 SET
 INSULATOR DISC TIDAK ADA CACAT
 FITTINGS DALAM KEADAAN BAIK
 MATERIAL DALAM KEADAAN BERSIH
(TIDAK DIPERBOLEHKAN TERKENA
LUMPUR, MINYAK DLL)
 INSULATOR SET DIANGKAT DIPASANG
(DICANTOLKAN) KE TOWER BERIKUT
RUNNING OUT BLOCK/ROLLER BLOCK
PENARIKAN/STRINGING
 PENARIKAN NYLON ROPE/TALI
 UJUNG NYLON PADA POSISI DI TENSIONER
DISAMBUNG KE PILOT WIRE
 PENARIKAN PILOT WIRE
 UJUNG PILOT WIRE PADA POSISI DI
TENSIONER DISAMBUNG KE KONDUKTOR
 PENARIKAN KONDUKTOR
 PENARIKAN KONDUKTOR DALAM
KECEPATAN RENDAH.
 PENARIKAN DILAKUKAN OLEH WINCH
PULLER DAN DIKONTROL OLEH TENSIONER.
4. Tahap berikutnya konduktor ditegangkan perlahan-
lahan dengan kecepatan tarikan (koordinasi dengan
bagian winch puller dan tensioner), berapa besaran
kecepatan tarikan.
5. Ketinggian konduktor disesuaikan dengan tabel
Erection sag schedule, hal ini dapat diketahui
dengan mengukur menggunakan theodolit yang
sudah dipasang sebelumnya diatas tower beserta
juru ukurnya.
6. Konduktor diclamp dengan bantuan alat yang
disebut cam along, kemudian aluminium konduktor
dikupas dan steelnya dimasukan ke Tension clamp
dan dipress dengan Hydrolic press.
PELAKSANAAN STRINGING
PELAKSANAAN STRINGING
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

E. SAGGING DAN CLAMPING.

Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang


menentukan berhasil tidaknya
pelaksanaan stringing transmisi
tegangan tinggi.

Dokumen dan alat yang diperlukan.


 Dokumen Erection seg schedule.
 Theodolit
 Thermometer suhu udara.
PEKERJAAN SAGGING DAN CLAMPING.
1. Diukur temperatur udara dilokasi, titik ukur
berada minimal 2,5 m diatas tanah, hal ini
dilakukan berulang ditempat yang berbeda dan
hasilnya rata-rata yang akan dipakai.
2. Dengan berpedoman pada sagging chart
(Erection sag schedule), dapat diketahui
ketinggian konduktor yang diizinkan.
3. Konduktor pada bagian tower akhir (tensioner),
diikat atau dimatikan dengan bantuan alat
backstays yang diangker kedalam tanah.
SAGGING DAN CLAMPING
 REFERENSI
 ERECTION SAG SCHEDULE KONDUKTOR
 PERLU ALAT BANTU TEODOLIT
 KONDUKTOR DITARIK PADA KETINGGIAN
SESUAI SAG SCHEDULE.
 SETELAH KETINGGIAN MENCAPAI
KETINGGIAN YANG DIKEHENDAKI
SELANJUTNYA DILAKUKAN CLAMPING
 SUSPENSION CLAMP
 TENSION CLAMP
SAGGING DAN CLAMPING
SAGGING DAN CLAMPING
L1 dan L2 adalah jarak datar antara tower (span), kiri dan kanan. Satuan dalam
meter.
a1 dan a2, adalah jarak antara tower (yang tengah) ke titik lendutan terendah atau
titik berat konduktor sebelah kiri dan kanan tower. Satuan dalam meter.
maka :
wind span (wds) = (L1 + L2) / 2
weight span (wts) =a1 + a2
dan
Weight span to wind span ratio (R) = wts / wds.
Wind span berguna untuk mengitung gaya (Force) akibat beban angin horizontal
pada konduktor.
Weight span berguna untuk menghitung berat konduktor pada struktur tower.
Weight to wind span ratio (R) berguna untuk menentukan apakah
struktur tower terjadi uplift atau tidak. Nilai R berada dalam suatu
rentang nilai tertentu dari hasil pengetesan, umumnya 0.7 – 1.3.
Bila tower yang kita tinjau, semula adalah tower dengan tipe
suspension (lurus), namun bila setelah digambar sagging curve
dan kita hitung nilai R-nya berada diluar rentang nilai tersebut,
maka tower terkena beban uplift sehingga tipe diganti menjadi
tower tension (sudut) yang jenisnya didasarkan dari besar sudut
belokannya.
Untuk menentukan equivalent span atau dikenal dengan ruling
span , lihat ilustrasi berikut :
Equivalen span ditentukan berdasarkan span (bentang atau
gawang) antara 2 buah tower tension (sudut), maka dari gambar
diatas kita mencoba menghitung Equivalen span dengan rumus :
Es = √ ( Σ Li^3/Σ L1) atau
Es = √ ( L1^3 + L2^3 +….+L6^3 / L1 + L2 + … + L6) ..lihat gbr
diatas.
Equivalen span ini berguna bila kita akan menggambar lendutan
dengan memilih sagging template dengan equivalen span yang
cocok.
Sebagai contoh kasus bila dari perhitungan kita memperoleh Es =
287.23 m, sedangkan sagging template yg kita telah buat hanya
ada untuk equivalen span 250m, 300m, dan 350m saja. Maka
untuk menggambar lendutan pada diagonal profile disarankan
untuk menggunakan template dengan equivalen span 300 m,
sehingga kita dapat memperkirakan safety clearance-nya.
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

STRINGING DAN SAGGING


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

STRINGING DAN SAGGING


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

7. Jika tension clamp telah dipasang pada tower


awal dan akhir section, Kemudian
dilaksanakan pemasangan suspension clamp
satu per satu ditiap-tiap tower dibantu dengan
alat cam along untuk memegang dan menahan
konduktor pada saat melepas running out
block….
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

F. PEMASANGAN ACCESSORIES
KONDUKTOR.
 Material yang dipasang adalah Vibration damper,
dan Line Spacer.
 Jarak pemasangannya berdasarkan material
schedule (Vibration damper shedule dan Line
Spacer schedule).
 Pemasangannya secara manual dengan dibantu
Sepeda udara yang dikaitkan pada konduktor...
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Line Spacer

TOWER SUTET ( 500 KV )


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

Line Spacer
PEMASANGAN ACCESSORIES KONDUKTOR SUTT/SUTET
PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT
G. PEMERIKSAAN KELENGKAPAN DAN
FINALISASI STRINGING.
 Pemeriksaan akhir mutlak harus dilakukan karena kalau
transmisi sudah diberi tegangan akan sulit untuk memperbaiki
jika terjadi kesalahan walaupun kecil, karena untuk melakukan
pemadaman dibutuhkan koordinasi system dan manufer operasi
system yang tidak mudah.
 Pemeriksaan meliputi kelengkapan material accessories,
kekencangan mur, baut dan ring atau pin pada fitting insulator.
 Pemasangan alat Pengaman Tower (kawat duri ) dan tanda
peringatan.
 Pembersihan dari grounding sementara pada konduktor phasa
dan pemotongan pohon-pohon yang jaraknya dekat dengan
konduktor atau bangunan-bangunan yang masih masuk diruang
bebas.
 Transmisi siap diberi tegangan…

 Diuji Megger dan continuity current


PT. PLN (Persero)
PUSDIKLAT

PERATURAN- PERATURAN PEMERINTAH DAN PLN YANG BERKAITAN


DENGAN PEKERJAAN TRANSMISI :
1. PERMEN NO 1 Transmisi\PerMen 01.PDF

2. SPLN 112/1994 Transmisi\spln_112_1994.pdf

3. KEPUTUSAN MENTERI N0 975 Transmisi\KepMen 975.pdf

4. SNI 2002 Transmisi\SNI+04-6918-2002.pdf - Transmisi\PEMBEBASAN


TANAH & ROW
5. Uu No.05/2012 Transmisi\2013\UU_NO_2_2012.pdf

6. PERPRES NO. 71/2012 Transmisi\2013\Perpres 0712012.pdf

7. PERATURAN KABPN NO 2/2012 Transmisi\2013\Peraturan KaBPN No


5_2012.pdf
8. PERMEN 2013 Transmisi\Permen ESDM 38 2013.pdf

9. SPLN T0.000 2014 Transmisi\SPLN T0.000 2014 ROW SUTAS [by p@s]
2 April 2014.doc
JARAK BEBAS OHL

T.5 T.6

C C C

26 M

C = Jarak Bebas Minimum


CONTOH GROUND CLEARANCE

2M 13.18 M

4.5 M
C 11.18 M

4.84 M

3M
45

4.5 M 4.0 M
Jarak bebas minimum antara penghantar Transmisi
150 kV dengan tanah dan benda lain
JARAK AMAN 150 KV
NO LOKASI
( Meter )
1 Lapangan terbuka atau daerahterbuka 7,5
2 Banguanan tidak tahan api 13,5
3 Banguanan tahan api 4,5
4 Lalulitas jalan / jalan Raya 9
5 pohon - pohon pada umumnya, hutan 4,5
6 Lapangan olah raga 13,5
7 Rel kereta biasa 9
8 Jembatan besi, rangka besi, penahan 4
penghantar kereta listrik terdekat
Titik tertinggi tiang kapal pada
9 4
kedudukan
air pasang / tertingi pada lalu lintas air

Anda mungkin juga menyukai