Mengapa PAUD
2
1
Mengapa PAUD
3
Mengapa PAUD ?
PAUD berkontribusi penting bagi perkembangan anak.
Studi OECD (2014): berdasarkan data PISA menyimpulkan
adanya perbedaan yang signifikan pada nilai matematika dan
membaca pada usia 15 tahun antara yang mengikuti PAUD
dan tidak.
Heckman (2012): menghasilkan banyak manfaat bagi individu,
khususnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan.
Bank Dunia (2013): mengurangi pengulangan dan tingkat drop
out, anak-anak lebih cenderung tinggal di sekolah lebih lama,
meningkatkan nilai ujian, meningkatkan keadilan,
membangun tenaga kerja yang lebih berkualitas,
menghasilkan returns tinggi.
Mengapa PAUD ?
10
1. Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD
Setiap tahun peningkatannya rata-rata sebesar 3.5 persen (CAGR); dengan
asumsi pertumbuhan yang terus konstan, maka APK PAUD akan mencapai
angka di atas 95 persen pada tahun 2025.
APK PAUD
74.00 72.35
72.00
70.06
70.00
68.10
68.00
66.00 65.16
64.00 63.01
62.00
60.00
58.00
2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017
13
Provinsi APK
D.I. Yogyakarta 98.32 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jawa Timur 95.70 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Tengah 90.51 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
lipat.
Gorontalo 90.22 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bangka Belitung 89.27 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepulauan Riau 81.45 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Utara 79.09 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jambi 78.96 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bengkulu 78.61 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bali 76.92 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jawa Tengah 76.54 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Tengah 75.93 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumatera Utara 73.18 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Utara 72.42 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumatera Barat 72.41 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
dengan daerah dengan APK terendah (Papua) selisihnya mencapai dua kali
40
35
30
25
persen
20
15
10
5
0
urban rural
Tingkat partisipasi 37.311 32.073
standard error 0.016 0.015
Sumber: diolah berdasarkan Susenas Maret 2016
Catatan: Tingkat partisipasi prasekolah dalam hal ini konsepnya mirip dengan angka
partisipasi murni PAUD
Ketimpangan Tingkat Partisipasi PAUD: urban
vs rural dan desil pengeluaran
Indikasi adanya problem aksesibilitas di rumah tangga yang kurang mampu di
daerah rural; pada desil 1-3, tingkat partisipasi prasekolahnya lebih rendah dari
30 persen.
50
45
tingkat partisipasi, persen
40
urban
35
rural
30
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
desil pengeluaran per kapita
REKOMENDASI:
Secara umum kualitas
pengelolaan PAUD masih
memerlukan penguatan
manajemen
%
SKOR RATA-
STANDAR Capai
MAX. RATA
an
SKL/TPP 44 33,65 76,48
90%
72%
24
Beberapa Indikator Kinerja PAUD dalam Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019
untuk menjawab permasalahan seputar PAUD
Sasaran Strategis Renstra Permasalahan Intervensi Kebijakan
• Jumlah Anak Usia Dini memperoleh
• APK PAUD usia 3-6 BOP PAUD
• Kesenjangan / • Jumlah Kabupaten/Kota yang
tahun sekurang- menyelenggarakan penuntasan PAUD
belum
kurangnya 78.70% meratanya
minimal 1 tahun pra SD
• Jumlah lembaga PAUD terpadu yang
partisipasi PAUD dibangun/direvitalisasi di daerah 3T
• Sejumlah minimal • Jumlah ruang kelas PAUD yang
dibangun termasuk meubeleir
70% kabupaten • Belum cukup • Lembaga PAUD yang memperoleh
baiknya kualitas bantuan sarana pembelajaran
dan kota memiliki layanan PAUD • Pusat Kegiatan Gugus (PKG) yang
lembaga PAUD lembaga memperoleh bantuan Gugus PAUD
• Jumlah lembaga yang melaksanakan
terpadu pembina penyelenggara kurikulum 2013 PAUD
holistik integrative • Jumlah lembaga PAUD baru yang
• Kualifikasi PTK terbentuk
• Persentase lembaga PAUD pembina
PAUD masih
• Jumlah lembaga rendah.
yang menyelenggarakan PAUD holistik
integratif.
PAUD terakreditasi • Jumlah guru TK bersertifikat pendidik
• PAUD yang • Jumlah guru dan tenaga kependidikan
sebanyak 42.926 PAUD dan Dikmas meningkat
lembaga terakreditasi kompetensinya.
masih rendah • Jumlah guru TK/TPA/KB berkualifikasi
S1/D4
4 (empat) hal penting dalam Perencanaan
(termasuk Perencanaan Peta Jalan
Pembangunan PAUD)
Monitoring dan
Evaluasi Apa yang harus
Bagaimana Bagaimana caranya
dilakukan untuk
mengetahui ke arah untuk mencapai tujuan
mencapai yang yang ingin kita capai
mana kita bergerak?
diharapkan?
26
Penyusunan Rencana Strategis…
Situasi Saat ini (Where do we Situasi yang ingin dicapai Pada Apa yang dilakukan untuk
stand today) tahun 2024 (Where do we want to mencapainya (What do we need to get
be in 2024 ) there)
• Analisa data-data sasaran 1. Apa yang ingin kita capai? - Indikator untuk mencapai Sasaran
Renstra, termasuk pencapaian (Sasaran Program/outcomes) Program (IKP) sesuai tugas fungsi
sasaran Program/Kegiatan 2. Apa yang ingin dilakukan
Review efektivitas dan efisiensi untuk mencapai outcomes - Indikator untuk mencapai Sasaran
pelaksanaan program/kegiatan: sesuai tugas dan fungsi ? Kegiatan (IKK) sesuai tugas fungsi
review mendalam sampai pada (Sasaran kegiatan/output)
tataran output/komponen
Review proporsi budget yang Catatan:
langsung pada pelayanan publik • Identifikasi isu penting pada Catatan : Seluruh target indikator
dibandingkan untuk dukungan tataran program yang harus memiliki definisi operasional
Review kebijakan dan peraturan diperkirakan akan berpengaruh dan metode penghitungan.
teknis dalam pelaksanaan
Review kelembagaan program/kegiatan pada
(efektivitas dan efisiensi periode 2020-2024
struktur lembaga dalam • Proyeksi data-data sasaran
mendukung sasaran) program/kegiatan berbasis
pada kondisi pencapaian
Program/Kegiatan saat ini
ISU-ISU UTAMA BIDANG PENDIDIKAN DALAM
PEMBANGUNAN PERIODE 2020-2024
A. PRIORITAS BIDANG PENDIDIKAN
1. Percepatan Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
3. Akses dan Kualitas Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
4. Akses, Kualitas, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
5. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
6. Peningkatan Kualitas, Pemenuhan, dan Pemerataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama, Karakter dan Kewargaan
8. Peningkatan Kualitas Pendidikan Keagamaan
9. Penguatan Penjaminan Mutu Pendidikan
10. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan
30
Simpulan
1. Tingkat partisipasi PAUD terus meningkat dari tahun ke tahun yang mana menunjukan
perbaikan dalam hal aksesibilitas; namun, masih terdapat problem ketimpangan akses antar
provinsi, desa-kota, dan tingkat pendapatan dan untuk mengatasi ini diperlukan pendekatan
kebijakan yang berbeda.
2. Peningkatan kualitas masih menjadi tantangan, terlihat dari masih rendahnya jumlah PAUD
yang terakreditasi serta kualifikasi pendidik yang belum S1/D4 dan belum bersertifikat
pendidik.
3. Peningkatan komitmen pemerintah terhadap Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
ditunjukkan dengan adanya kerangka perundangan yang lebih baik, termasuk Perpres
tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, peraturan Menteri tentang
standar, kurikulum, dan pembentukan unit PAUD peraturan tentang bantuan melalui
Dana Desa; namun koordinasi antar K/L maupun pelaku PAUD baik ditingkat pusat maupun
daerah perlu ditingkatkan agar memiliki pemahaman yang sama terkait pentingnya
pengembangan dan pendidikan anak usia dini.
4. Intervensi kebijakan yang termuat dalam Renstra sudah merefleksikan permasalahan yang
ada walaupun belum seluruhnya, namun perlu dilakukan evaluasi dampak terkait intervensi
tersebut untuk memastikan sejauh mana keefektifan dan keefisienan terhadap
penyelesaian/pengurangan masalah yang ada.
Rekomendasi Kebijakan dalam Peta Jalan Pembangunan PAUD di
Indonesia
a. Penguatan kelembagaan PAUD (validasi dan akreditasi)
b. Menyusun strategi Pendidikan Wajib Bermutu Satu Tahun Pra SD
c. Pemenuhan Standar PAUD
d. Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD
e. Memastikan sinkronisasi antara PAUD dan SD mencakup pedagogi dan transisi.
f. Memberikan prioritas bagi wilayah tertinggal (wilayah yang berpenghasilan rendah) untuk
menyelesaikan permasalahan kesetaraan dan keadilan akses.
g. Peningkatan komitmen daerah dalam layanan PAUD, termasuk PAUD HI (Praktik Baik
daerah misalnya Kota Bandung, Kab. Banyuwangi dan Trenggalek yang sudah
berkomitmen terhadap Wajib PAUD satu tahun pra-SD, Kompas, 2016)
h. Peningkatan kapasitas di tingkat daerah, provinsi, dan pusat untuk merencanakan dan
memantau peningkatan kinerja program.
i. Penjaminan mutu layanan PAUD, memastikan sinkronisasi dan keterkaitan mekanisme dan
sistem dalam Quality Assurance (QA), Quality Improvement (QI), dan Quality Control (QC)
j. Koordinasi dan sinergitas baik antar K/L maupun dengan pemerintah daerah
k. Pelibatan publik, keluarga atau masyarakat dalam penyelenggaraan layanan PAUD
Terima Kasih