Anda di halaman 1dari 33

PETA JALAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI DI INDONESIA

Cyti Daniela Aruan


Kepala Subbagian Kebijakan

Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri


Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
2018
SISTEMATIKA

Mengapa PAUD

Situasi Saat ini

PAUD dalam RENSTRA dan Teknokratik RPJMN 2020-


2024

Simpulan dan Rekomendasi

2
1
Mengapa PAUD

3
Mengapa PAUD ?
PAUD berkontribusi penting bagi perkembangan anak.
 Studi OECD (2014): berdasarkan data PISA menyimpulkan
adanya perbedaan yang signifikan pada nilai matematika dan
membaca pada usia 15 tahun antara yang mengikuti PAUD
dan tidak.
 Heckman (2012): menghasilkan banyak manfaat bagi individu,
khususnya bagi mereka yang memiliki keterbatasan.
 Bank Dunia (2013): mengurangi pengulangan dan tingkat drop
out, anak-anak lebih cenderung tinggal di sekolah lebih lama,
meningkatkan nilai ujian, meningkatkan keadilan,
membangun tenaga kerja yang lebih berkualitas,
menghasilkan returns tinggi.
Mengapa PAUD ?

Sumber: Worldbank, 2016


Mengapa PAUD ?
• Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,
cerdas dan produktif sebagai bagian dari aset bangsa dan negara Indonesia.
• Kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pada usia dini, yaitu semenjak dari
janin hingga usia 6 tahun.
• Periode kritis bagi perkembangan otak manusia (0-3 tahun).

Perlu ada penjaminan pemenuhan hak akan


tumbuh kembang anak usia dini, meliputi:
upaya peningkatan kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan,
perlindungan, kesejahteraan, dan rangsangan pendidikan
yang dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh,
terintegrasi, dan berkesinambungan (Perpres 60 Tahun 2013)
Inisiatif Global (Sustainable Development
Goals (SDGs)
2
Situasi Saat ini

10
1. Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD
 Setiap tahun peningkatannya rata-rata sebesar 3.5 persen (CAGR); dengan
asumsi pertumbuhan yang terus konstan, maka APK PAUD akan mencapai
angka di atas 95 persen pada tahun 2025.

APK PAUD
74.00 72.35
72.00
70.06
70.00
68.10
68.00
66.00 65.16

64.00 63.01
62.00
60.00
58.00
2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017

Sumber: diolah berdasarkan Kemendikbud


2. Lebih dari 200,000 PAUD, yang melayani sekitar 14 juta anak
• 3,000 TPA (82,000 anak)
• 28,000 RA (1.3 juta anak)
• 81,000 KB (3.7 juta anak)
• 91,000 TK (4.6 juta anak)
• 23,000 SPS (4.5 juta anak)

3. Meningkatnya komitmen pemerintah terhadap Pendidikan dan


Pengembangan Anak Usia Dini ditunjukkan dengan adanya
kerangka perundangan yang lebih baik, termasuk Perpres tentang
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, peraturan
Menteri tentang standar, kurikulum, dan pembentukan unit PAUD
 peraturan tentang bantuan melalui Dana Desa
Namun,

13
Provinsi APK
D.I. Yogyakarta 98.32 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jawa Timur 95.70 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Tengah 90.51 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

lipat.
Gorontalo 90.22 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bangka Belitung 89.27 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepulauan Riau 81.45 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Utara 79.09 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jambi 78.96 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bengkulu 78.61 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bali 76.92 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jawa Tengah 76.54 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Tengah 75.93 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumatera Utara 73.18 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Utara 72.42 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumatera Barat 72.41 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Sumber: diolah berdasarkan Kemendikbud


Indonesia 72.35 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Tenggara 70.28 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nusa Tenggara Barat 69.86 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Barat 69.27 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
provinsi

Jawa Barat 68.67 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||


Kalimantan Selatan 66.84 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sulawesi Selatan 66.37 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lampung 66.20 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumatera Selatan 64.85 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Maluku Utara 64.07 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D.K.I. Jakarta 63.62 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Riau 62.94 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Aceh 60.81 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Papua Barat 59.26 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Banten 59.05 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalimantan Barat 58.46 ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nusa Tenggara Timur 57.44 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||
 Selisih antara provinsi yang memiliki APK PAUD tertinggi (DI Yogyakarta)

Maluku 56.84 |||||||||||||||||||||||||||||||||||||


Ketimpangan Tingkat Partisipasi PAUD: antar

dengan daerah dengan APK terendah (Papua) selisihnya mencapai dua kali

Kalimantan Timur 53.34 |||||||||||||||||||||||||||||||||||


Papua 50.96 |||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketimpangan Tingkat Partisipasi prasekolah:
urban vs rural

40
35
30
25
persen

20
15
10
5
0
urban rural
Tingkat partisipasi 37.311 32.073
standard error 0.016 0.015
Sumber: diolah berdasarkan Susenas Maret 2016
Catatan: Tingkat partisipasi prasekolah dalam hal ini konsepnya mirip dengan angka
partisipasi murni PAUD
Ketimpangan Tingkat Partisipasi PAUD: urban
vs rural dan desil pengeluaran
 Indikasi adanya problem aksesibilitas di rumah tangga yang kurang mampu di
daerah rural; pada desil 1-3, tingkat partisipasi prasekolahnya lebih rendah dari
30 persen.
50

45
tingkat partisipasi, persen

40

urban
35
rural
30

25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
desil pengeluaran per kapita

Sumber: diolah berdasarkan Susenas Maret 2016


Kesenjangan Partisipasi PAUD Antarwilayah
Sebaran Anak Usia 3-6 Tahun yang Menempuh Pendidikan Anak Usia Dini

Sumber: Bappenas, 2018


Lembaga Penyelenggara Layanan PAUD Kualitasnya
Belum Cukup Baik

Sumber: Bappenas, 2018


Analisis Capaian Standar Akreditasi Program dan Satuan PAUD Tahun 2017

REKOMENDASI:
Secara umum kualitas
pengelolaan PAUD masih
memerlukan penguatan
manajemen
%
SKOR RATA-
STANDAR Capai
MAX. RATA
an
SKL/TPP 44 33,65 76,48

ISI 148 114,78 77,55

PROSES 120 85,24 71,03

PTK 56 44,29 79,09

SARPRAS 100 78,64 78,64

PENGELOLAAN 220 130,48 59,31

PEMBIAYAAN 52 35,18 67,65

PENILAIAN 44 28,89 65,67

http://www.banpaudpnf.or.id Sumber: BAN PAUD dan PNF, 2018


Profil Pendidik pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sumber: Bappenas, 2018


Target 4.2: By 2030, ensure that all boys and girls have access to quality early
childhood development, care and pre-primary education so that they are ready for
primary education
% of children aged 6 years attending organized learning (one year before the
official primary entry age)

90%

Source: SUSENAS 2015


Target 4.2: By 2030, ensure that all boys and girls have access to quality early
childhood development, care and pre-primary education so that they are ready for
primary education
% of children aged 6 years attending organized learning (one year before the
official primary entry age)

72%

Source: SUSENAS 2015


Kekurangselarasan program antar K/L maupun Pemda

Program pendidikan anak usia dini (PAUD) yang


diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah daerah
belum serasi dengan program sejenis yang dikembangkan
oleh instansi lain (Peta Jalan MGDs, Bappenas, 2010)

Source: SUSENAS 2015


3
PAUD dalam RENSTRA dan Teknokratik RPJMN 2020-2024

24
Beberapa Indikator Kinerja PAUD dalam Renstra Kemendikbud Tahun 2015-2019
untuk menjawab permasalahan seputar PAUD
Sasaran Strategis Renstra Permasalahan Intervensi Kebijakan
• Jumlah Anak Usia Dini memperoleh
• APK PAUD usia 3-6 BOP PAUD
• Kesenjangan / • Jumlah Kabupaten/Kota yang
tahun sekurang- menyelenggarakan penuntasan PAUD
belum
kurangnya 78.70% meratanya
minimal 1 tahun pra SD
• Jumlah lembaga PAUD terpadu yang
partisipasi PAUD dibangun/direvitalisasi di daerah 3T
• Sejumlah minimal • Jumlah ruang kelas PAUD yang
dibangun termasuk meubeleir
70% kabupaten • Belum cukup • Lembaga PAUD yang memperoleh
baiknya kualitas bantuan sarana pembelajaran
dan kota memiliki layanan PAUD • Pusat Kegiatan Gugus (PKG) yang
lembaga PAUD lembaga memperoleh bantuan Gugus PAUD
• Jumlah lembaga yang melaksanakan
terpadu pembina penyelenggara kurikulum 2013 PAUD
holistik integrative • Jumlah lembaga PAUD baru yang
• Kualifikasi PTK terbentuk
• Persentase lembaga PAUD pembina
PAUD masih
• Jumlah lembaga rendah.
yang menyelenggarakan PAUD holistik
integratif.
PAUD terakreditasi • Jumlah guru TK bersertifikat pendidik
• PAUD yang • Jumlah guru dan tenaga kependidikan
sebanyak 42.926 PAUD dan Dikmas meningkat
lembaga terakreditasi kompetensinya.
masih rendah • Jumlah guru TK/TPA/KB berkualifikasi
S1/D4
4 (empat) hal penting dalam Perencanaan
(termasuk Perencanaan Peta Jalan
Pembangunan PAUD)

Kondisi Dimana Apa yang kita Tujuan yang ingin


Umum posisi kita harapkan ke kita capai diakhir
periode Renstra
sekarang depan

Monitoring dan
Evaluasi Apa yang harus
Bagaimana Bagaimana caranya
dilakukan untuk
mengetahui ke arah untuk mencapai tujuan
mencapai yang yang ingin kita capai
mana kita bergerak?
diharapkan?

26
Penyusunan Rencana Strategis…
Situasi Saat ini (Where do we Situasi yang ingin dicapai Pada Apa yang dilakukan untuk
stand today) tahun 2024 (Where do we want to mencapainya (What do we need to get
be in 2024 ) there)
• Analisa data-data sasaran 1. Apa yang ingin kita capai? - Indikator untuk mencapai Sasaran
Renstra, termasuk pencapaian (Sasaran Program/outcomes) Program (IKP) sesuai tugas fungsi
sasaran Program/Kegiatan 2. Apa yang ingin dilakukan
 Review efektivitas dan efisiensi untuk mencapai outcomes - Indikator untuk mencapai Sasaran
pelaksanaan program/kegiatan: sesuai tugas dan fungsi ? Kegiatan (IKK) sesuai tugas fungsi
review mendalam sampai pada (Sasaran kegiatan/output)
tataran output/komponen
 Review proporsi budget yang Catatan:
langsung pada pelayanan publik • Identifikasi isu penting pada Catatan : Seluruh target indikator
dibandingkan untuk dukungan tataran program yang harus memiliki definisi operasional
 Review kebijakan dan peraturan diperkirakan akan berpengaruh dan metode penghitungan.
teknis dalam pelaksanaan
 Review kelembagaan program/kegiatan pada
(efektivitas dan efisiensi periode 2020-2024
struktur lembaga dalam • Proyeksi data-data sasaran
mendukung sasaran) program/kegiatan berbasis
pada kondisi pencapaian
Program/Kegiatan saat ini
ISU-ISU UTAMA BIDANG PENDIDIKAN DALAM
PEMBANGUNAN PERIODE 2020-2024
A. PRIORITAS BIDANG PENDIDIKAN
1. Percepatan Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
2. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
3. Akses dan Kualitas Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
4. Akses, Kualitas, Relevansi, dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
5. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
6. Peningkatan Kualitas, Pemenuhan, dan Pemerataan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama, Karakter dan Kewargaan
8. Peningkatan Kualitas Pendidikan Keagamaan
9. Penguatan Penjaminan Mutu Pendidikan
10. Peningkatan Tata Kelola Pendidikan

B. PEMBANGUNAN PENDIDIKAN BERBASIS KEWILAYAHAN


 Analisa prioritas intervensi pembangunan pendidikan per wilayah

C. PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN, DAN PENINGKATAN


EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ANGGARAN PENDIDIKAN
 Pembiayaan yang diperlukan untuk layanan pendidikan yang dapat mencakup seluruh
anak usia sekolah dalam layanan pendidikan
 Optimalisasi pemanfaatan Anggaran Pendidikan untuk Penyelenggaraan Pendidikan
Berkualitas
 Pemenuhan Anggaran Pendidikan Daerah Sumber: Bappenas, 2018
28
Pemetaan Indikator Pembangunan Pendidikan PAUD

Indikator/Data pada Sasaran Utama Pembangunan Pendidikan


• APK PAUD (5-6 tahun/3-6 tahun);
• Persentase atau jumlah kabupaten/kota memenuhi SPM PAUD.

Indikator/Data pada Sasaran KL/Program/Kegiatan


• Persentase satuan pendidikan/lembaga PAUD berakreditasi minimal B;
• Jumlah pamong/pengajar/guru PAUD dengan kualifikasi minimal S1/DIV;
• Jumlah pamong/pengajar/guru PAUD memiliki sertifikasi .

Sumber: Bappenas, 2018


4
Simpulan dan Rekomendasi

30
Simpulan
1. Tingkat partisipasi PAUD terus meningkat dari tahun ke tahun yang mana menunjukan
perbaikan dalam hal aksesibilitas; namun, masih terdapat problem ketimpangan akses antar
provinsi, desa-kota, dan tingkat pendapatan dan untuk mengatasi ini diperlukan pendekatan
kebijakan yang berbeda.

2. Peningkatan kualitas masih menjadi tantangan, terlihat dari masih rendahnya jumlah PAUD
yang terakreditasi serta kualifikasi pendidik yang belum S1/D4 dan belum bersertifikat
pendidik.

3. Peningkatan komitmen pemerintah terhadap Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini
ditunjukkan dengan adanya kerangka perundangan yang lebih baik, termasuk Perpres
tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, peraturan Menteri tentang
standar, kurikulum, dan pembentukan unit PAUD  peraturan tentang bantuan melalui
Dana Desa; namun koordinasi antar K/L maupun pelaku PAUD baik ditingkat pusat maupun
daerah perlu ditingkatkan agar memiliki pemahaman yang sama terkait pentingnya
pengembangan dan pendidikan anak usia dini.

4. Intervensi kebijakan yang termuat dalam Renstra sudah merefleksikan permasalahan yang
ada walaupun belum seluruhnya, namun perlu dilakukan evaluasi dampak terkait intervensi
tersebut untuk memastikan sejauh mana keefektifan dan keefisienan terhadap
penyelesaian/pengurangan masalah yang ada.
Rekomendasi Kebijakan dalam Peta Jalan Pembangunan PAUD di
Indonesia
a. Penguatan kelembagaan PAUD (validasi dan akreditasi)
b. Menyusun strategi Pendidikan Wajib Bermutu Satu Tahun Pra SD
c. Pemenuhan Standar PAUD
d. Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD
e. Memastikan sinkronisasi antara PAUD dan SD mencakup pedagogi dan transisi.
f. Memberikan prioritas bagi wilayah tertinggal (wilayah yang berpenghasilan rendah) untuk
menyelesaikan permasalahan kesetaraan dan keadilan akses.
g. Peningkatan komitmen daerah dalam layanan PAUD, termasuk PAUD HI (Praktik Baik
daerah misalnya Kota Bandung, Kab. Banyuwangi dan Trenggalek yang sudah
berkomitmen terhadap Wajib PAUD satu tahun pra-SD, Kompas, 2016)
h. Peningkatan kapasitas di tingkat daerah, provinsi, dan pusat untuk merencanakan dan
memantau peningkatan kinerja program.
i. Penjaminan mutu layanan PAUD, memastikan sinkronisasi dan keterkaitan mekanisme dan
sistem dalam Quality Assurance (QA), Quality Improvement (QI), dan Quality Control (QC)
j. Koordinasi dan sinergitas baik antar K/L maupun dengan pemerintah daerah
k. Pelibatan publik, keluarga atau masyarakat dalam penyelenggaraan layanan PAUD
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai