ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga Petunjuk Teknis Rekrutmen Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga
Kesehatan dapat diterbitkan.
Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK) dan beberapa wilayah tertentu
dengan permasalahan kesehatan hingga saat ini masih kurang memperoleh akses
pendidikan yang baik, terutama pendidikan tinggi. Kondisi infrastruktur pendidikan
yang serba terbatas menyebabkan akses pendidikan tinggi tidak merata dan
melahirkan permasalahan yang menyebabkan masyarakat yang berada di wilayah
DTPK kurang mampu memberikan kontribusi dalam mengisi pembangunan daerah
maupun nasional.
Untuk itu, upaya percepatan dan pemerataan pendidikan di DTPK dan wilayah
tertentu dengan permasalahan kesehatan, khususnya pendidikan tinggi dirancang
dalam suatu program khusus, yaitu program keberpihakan pemerintah atau
Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan (PADINAKES). Pelaksanaan
PADINAKES secara nasional dirancang dalam beberapa tahapan, dimulai dari
tahapan diseminasi informasi, pendataan dan pendaftaran, rekrutmen,
seleksi/ujian, registrasi, monitoring dan evaluasi. Pemerintah menyediakan biaya
pendidikan, biaya hidup, dan pembinaan atau pembimbingan belajar secara
khusus, agar mahasiswa peserta PADINAKES dapat menyelesaikan pendidikan
tinggi dengan tuntas dan hasil yang baik di Perguruan Tinggi terbaik.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan Petunjuk Teknis ini.
vi
DAFTAR ISI
vii
A. Monitoring ................................................................................................ 24
B. Evaluasi ................................................................................................... 24
BAB VII PENUTUP ................................................................................................ 25
viii
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tinggi dimaksudkan untuk mengembangkan potensi mahasiswa agar
menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
berbudaya, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,dan kompeten sehingga
dapat berperan aktif dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan
tinggi harus dibuka seluas-luasnya bagi seluruh putra bangsa, sehingga
pembangunan yang adil dan merata sebagaimana amanat UUD 45 dapat dicapai.
Namun pada kenyataannya, akses pendidikan, terutama pendidikan tinggi tidak
selamanya dapat tersedia merata di seluruh tanah air. Pada keadaan tertentu,
dan di daerah tertentu, akses pendidikan tinggi masih sangat terbatas. Akses
yang terbatas tersebut dapat disebabkan karena sarana prasarana, letak
geografis, pertumbuhan ekonomi, bencana alam atau kondisi sosial budaya dan
latar belakang sejarah khusus yang dialami oleh sekelompok masyarakat.
1
suatu wilayah, mengakibatkan mahasiswa setempat akan kehilangan akses
pendidikan ke perguruan tinggi. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan
perhatian khusus dari pemerintah, maka akan dapat dapat menurunkan nilai-
nilai kebangsaan dan semangat nasionalisme.
Untuk itu, upaya percepatan dan pemerataan pendidikan di DTPK dan wilayah
tertentu dengan permasalahan kesehatan, khususnya pendidikan tinggi
dirancang dalam suatu program khusus, yaitu program keberpihakan
pemerintah atau Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan yang
disingkat dengan PADINAKES. Pelaksanaan PADINAKES secara nasional
dirancang dalam beberapa tahapan, dimulai dari tahapan diseminasi informasi,
pendataan dan pendaftaran, rekrutmen, seleksi/ujian, pembekalan, mobilisasi,
matrikulasi, registrasi, monitoring dan evaluasi. Pemerintah menyediakan biaya
pendidikan, biaya hidup, dan pembinaan atau pembimbingan belajar secara
khusus, agar mahasiswa peserta PADINAKES dapat menyelesaikan pendidikan
tinggi dengan tuntas dan hasil yang baik di Perguruan Tinggi terbaik. Hanya
dengan upaya afirmasi atau keberpihakan inilah diharapkan mereka dapat
mengejar ketertinggalan dan mensejajarkan diri dengan anak bangsa, saudara-
saudaranya sebangsa dan setanah air.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, Poltekkes Kemenkes, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan para pemangku
kepentingan yang terkait dalam hal proses rekrutmen dan seleksi peserta
program afirmasi pendidikan tinggi kesehatan dan pendayagunaan paska
pendidikan.
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan tentang:
a. Pengorganisasian dan tugas tim pengelola PADINAKES
b. Sosialisasi Program PADINAKES
c. Ketentuan Seleksi PADINAKES
d. Mekanisme Seleksi PADINAKES
e. Monitoring dan Evaluasi PADINAKES
C. Sasaran
Sasaran dalam petunjuk teknis ini adalah:
1. Kementerian Kesehatan;
2. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
3. Badan Kepegawaian Daerah;
4. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota;
5. Poltekkes Kemenkes.
D. Kerangka Afirmasi
Proses rekrutmen PADINAKES dimulai dengan proses seleksi dimana untuk
calon peserta yang berasal dari SMU/sederajat dengan memberikan kepercayaan
kepada kepala sekolah sebagai bagian dari proses awal seleksi. Kepala Sekolah
dan guru yang telah mendidik siswanya selama 3 tahun diharapkan berperan
aktif dalam memberikan rekomendasi secara jujur dan bertanggung jawab
terhadap siswa yang mempunyai keberhasilan yang baik nanti di perkuliahan.
Dan untuk mahasiswa tingkat akhir, Direktur dan Dosen Poltekkes Kemenkes
yang berperan aktif dan bertanggungjawab dalam memberikan rekomendasinya
secara jujur bahwa mahasiswa tersebut termasuk pintar dan bersedia apabila
nantinya setelah lulus kuliah ditempatkan di daerah tertinggal, perbatasan dan
kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan.
3
Dalam proses seleksi selain melibatkan poltekkes kemenkes juga diperlukan
keterlibatan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan bahwa siswa yang terpilih
adalah putra putri yang berasal dari daerah tertinggal, perbatasan dan
kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan yang layak untuk mendapatkan
rekomendasi. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan
arahan program studi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan
daerah. Oleh karena itu kegiatan pengusulan pendaftaran siswa dilakukan
dibawah koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
4
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6325);
8. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Tertinggal Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 259);
9. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Poltekkes kemenkes
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5942);
5
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2020
tentang Program Indonesia Pintar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 158);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1335);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6391);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 723);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1125).
6
BAB II
PENGORGANISASIAN
7
B. Tim Pengelola Poltekkes Kemenkes
Tim Pengelola Poltekkes Kemenkes terdiri dari :
1. Direktur Poltekkes Kemenkes
2. Pengelola Akademik
3. Pengelola Kemahasiswaan
4. Pengelola Keuangan
5. Pengelola Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi
8
13. Memberikan jaminan kesehatan atau asuransi bagi setiap peserta Program
Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan, sebagaimana ketentuan yang
berlaku di Poltekkes Kemenkes.
C. Penyelenggara
Institusi penyelenggaran Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan
adalah Poltekkes Kemenkes yang ditunjuk oleh surat keputusan Kepala Badan
PPSDM Kesehatan.
9
BAB III
SOSIALISASI
A. Sosialisasi Program
Sosialisasi Program merupakan kegiatan untuk menyampaikan informasi
kepada pihak lain seperti sekolah SMU/sederajat, Dinas Kesehatan Provinsi
Kabupaten/Kota, Poltekkes Kemenkes tentang penyelenggaraan Program
Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan dan Penugasan Khusus Pasca
Pendidikan. Sosialisasi dapat dilakukan dalam bentuk :
1. Rapat Koordinasi Lintas Sektor
Rapat yang dilakukan dalam bentuk pertemuan dengan mengundang lintas
sektor lain yaitu Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Poltekkes
Kemenkes penyelenggara, Kemendikbudristek, Kemendagri, Kemenpan-RB.
Kementerian Desa, Pusat di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan untuk
membahas regulasi terkait pelaksanaan program afirmasi pendidikan tinggi
tenaga kesehatan dan pasca pendidikan.
2. Press release
Penyebaran informasi mengenai program afirmasi pendidikan tinggi tenaga
kesehatan melalui website Badan PPSDM Kesehatan, media massa dan media
online lainnya.
B. Mekanisme Sosialisasi
1. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan melakukan koordinasi dan sosialisasi
antar unit utama, unit kerja dan instansi terkait termasuk Panitia Nasional
Seleksi Masuk Mahasiswa Baru Poltekkes Kemenkes serta melakukan
publikasi media massa dalam rangka proses seleksi Program Afirmasi
Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan.
2. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota berkerjasama dengan Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan sosialisasi dan atau
memberikan informasi kepada satuan pendidikan di lingkungannya
mengenai Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan.
3. Pengelola Pusat melakukan sosialisasi dan atau memberikan informasi
kepada sekolah dan publik tentang Program Afirmasi Pendidikan Tinggi
Tenaga Kesehatan.
10
4. Kepala Sekolah SMU/sederajat didaerah mensosialisasikan pelaksanaan
seleksi Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan kepada siswa
khususnya kelas 12.
11
BAB IV
KETENTUAN SELEKSI
A. Kuota/Alokasi
1. Penetapan Program Studi disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
2. Penetapan kuota mahasiswa baru di Poltekkes Kemenkes penyelenggara
ditetapkan oleh Badan PPSDM Kesehatan sesuai dengan kapasitas program
studi dengan memperhatikan juga kebutuhan daerah masing-masing.
3. Hasil distribusi masing-masing program studi yang akan diterima dalam pola
seleksi ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan selanjutnya
disahkan oleh masing-masing poltekkes kemenkes penyelenggara melalui
Surat Keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes.
B. Pola Seleksi
1. Penerimaan calon peserta diumumkan melalui website dan sosial media
Badan PPSDM Kesehatan
2. Pendaftaran dilakukan melalui aplikasi e-PADINAKES dengan mengunggah
berkas-berkas yang menjadi persyaratan dan akan dikumpulkan oleh
pengelola pusat untuk dilakukan seleksi.
3. Seleksi dilaksanakan tersendiri bersamaan dengan Seleksi Mandiri Poltekkes
Kemenkes (SIMAMI)
12
b. surat keterangan sehat dari dokter di Fasyankes milik Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah.
c. Surat Keterangan Catatan Kepolisian.
d. Surat Keterangan bebas narkoba dari instansi yang berwenang.
e. fotokopi ijazah SMA atau sederajat yang telah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang.
f. pas foto terbaru ukuran 4x6 cm (empat kali enam) cm sebanyak 3 (tiga)
lembar.
g. surat izin orang tua/wali.
h. surat pernyataan kesediaan melaksanakan pendayagunaan yang
ditandatangani peserta di atas meterai.
i. Melampirkan rekomendasi dari Direktur Poltekkes Kemenkes untuk
mahasiswa Poltekkes Kemenkes pada tahun terakhir diutamakan yang
berasal dari daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan, serta daerah
bermasalah kesehatan dan bersedia kembali ke daerah asalnya.
D. Jadwal Seleksi
No Kegiatan Waktu
1 Penetapan Kuota peserta Padinakes Januari – Februari
2 Pengumuman penerimaan April
3 Pendaftaran melalui e-Padinakes April - Mei
4 Seleksi administrasi Mei
5 Seleksi akademik Juni
6 Wawancara Juni
7 Pengumuman kelulusan Juni
8 Registrasi Ulang Juli
9 Perkuliahan Juli
E. Tempat Seleksi
Tempat pelaksanaan ujian, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaan tambahan
lainnya dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes penyelenggara.
13
BAB V
MEKANISME SELEKSI
A. Ketentuan Umum
1. Laman (Website)
Laman informasi tentang Padinakes dapat diakses melalui website
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk
2. Aplikasi Online
Aplikasi e-PADINAKES dapat diakses secara online. User dari aplikasi ini
adalah tim pengelola pusat sebagai super admin, admin pemerintah daerah
kabupaten/kota, admin pemerintah daerah provinsi, tim pengelola poltekkes
kemenkes, dan calon peserta.
a. Fitur bagi Tim Pengelola Pusat (super admin)
1) Fitur menambahkan admin
2) Fitur menambahkan prodi
3) Fitur menambahkan persyaratan pendaftaran
4) Fitur pengumuman hasil seleksi
5) Fitur download data calon peserta
6) Fitur validasi data dan dokumen persyaratan calon peserta
7) Fitur rekapitulasi bantuan biaya
8) Fitur download laporan pelaksanaan Padinakes
b. Fitur bagi Tim Pengelola Poltekkes Kemenkes
1) Fitur kuota/alokasi calon peserta
2) Fitur edit data peserta
3) Fitur verifikasi data dan dokumen persyaratan calon peserta
4) Fitur download data calon peserta
5) Fitur ganti password peserta
6) Fitur rekapitulasi bantuan biaya
7) Fitur unggah pemindaian hasil ujian
8) Fitur pengisian IPS dan IPK peserta
9) Fitur format laporan pelaksanaan Padinakes
c. Fitur bagi Admin Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
1) Fitur edit data peserta
2) Fitur ganti password peserta
3) Fitur verifikasi data dan dokumen persyaratan calon peserta
14
d. Fitur bagi Admin Pemerintah Daerah Provinsi
1) Fitur edit data peserta
2) Fitur ganti password peserta
3) Fitur verifikasi data dan dokumen persyaratan calon peserta
e. Fitur bagi Calon Peserta
1) Isian data pendaftar
2) Unggah dokumen persyaratan
3) Fitur lupa password
4) Fitur cetak kartu ujian
5) Fitur notifikasi kelulusan tahapan seleksi
6) Fitur status bantuan biaya
B. Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukan 3 tahap yaitu :
1. Seleksi administrasi
Calon peserta melengkapi berkas persyaratan sesuai dengan yang telah
ditetapkan dengan melampirkan surat rekomendasi dari Kepala Sekolah dan
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota tempat calon peserta tinggal
dengan memperhatikan kuota yang telah ditetapkan dan juga
mempertimbangkan keselarasan dan kebutuhan tenaga Kesehatan didaerah
DTPK dan DBK ntuk calon peserta yang berasal dari SMU/sederajat dan bagi
mahasiswa tingkat akhir melampirkan surat rekomendasi dari Direktur
Poltekkes Kemenkes. Calon peserta kemudian diseleksi berkas
administrasinya oleh pengelola Pusat dan kemudian berkas yang lolos di
serahkan kepada pengelola Poltekkes Kemenkes.
2. Seleksi Akademik
Seleksi Akademik dilakukan oleh Pengelola Poltekkes dengan menggunakan
standar khusus dan calon peserta yang lolos akan mengikuti proses seleksi
selanjutnya.
3. Seleksi Wawancara dan Psikotes
Seleksi wawancara dilakukan oleh pengelola Poltekkes didampingi psikolog
dan atau expert lain untuk melihat kesiapan mental dari calon peserta
apabila ditempatkan di daerah DTPK dan DBK pasca pendidikan.
Metode pelaksanaan psikotes dan wawancara pada seleksi calon peserta
Padinakes adalah penilaian kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara
luring, daring, atau hybrid (kombinasi luring dan daring) untuk dapat
15
menjangkau calon peserta mahasiswa baru 0 tahun yang berasal dari DTPK
dan DBK, ataupun calon peserta mahasiswa baru tahun akhir yang berasal
dari prodi di luar kampus utama pada Poltekkes Kemenkes penyelenggara
Padinakes.
Metode daring dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Calon peserta telah dibagi menjadi beberapa kelompok dengan
pengaturan jadwal pelaksanaan setiap kelompok.
b. Asesor memastikan sudah menerima jadwal kegiatan dan bahan/form
penilaian yang dipergunakan dalam proses intake secara daring/online.
c. Asesor memastikan masuk ke tautan Zoom meeting sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan (undangan dishare oleh PIC/Host masing-masing
kelompok).
d. PIC dibantu Host melakukan koordinasi dengan asesor terkait dengan
peserta yang akan bergabung dalam setiap kegiatan simulasi.
e. Menyiapkan panduan dan form penilaian yang telah dikirimkan oleh
pihak panitia. Semua Asesor mengisikan hasil penilaian diformat yang
telah dikirimkan dan disiapkan.
f. Penilaian dilakukan untuk masing-masing peserta di form yang telah
disediakan.
g. Form penilaian diberikan kepada tim yang bertugas di lapangan untuk
dilakukan proses scan hasil penilaian per masing-masing peserta.
16
Kemampuan untuk memahami, menangkap, dan menerima informasi
yang diberikan, respon yang sesuai dengan yang dipahami tersebut.
2) Relationship Bulding:
Terbuka dalam memahami kebutuhan orang lain sehingga dapat
terjalin hubungan yang harmonis dan salin mengisi dengan
lingkungan/penduduk sekitar (internal & eksternal).
3) Stabilitas Emosi:
Kemampuan dalam menunjukkan sikap yang sesuai dengan
lingkungan sosial, tetap, wajar, dan tidak berlebihan dalam
mengekpresikan emosi ketika berada dalam situasi yang kurang
mendukung/menekan. Menjaga emosi dan beradaptasi baik dengan
lingkungan sekitar.
4) Resilience:
Memiliki daya tahan yang kuat, mampu bangkit kembali setelah
menghadapi situasi/hambatan yang sulit dan menguras habis pikiran,
tenaga, dan emosi. Kembali memiliki semangat untuk maju dan tidak
terpuruk jauh. Resiliance adalah aspek/potensi kritikal, maka nilai
pada aspek ini tidak boleh kurang dari 3.
5) Kemampuan Komunikasi:
Mampu menyampaikan pendapat secara terbuka, asertif, dan efektif.
Bersedia mendengarkan pendapat orang lain dan tidak mendominasi
pembicaraan.
6) Komitmen:
Mampu konsisten dengan keputusan yang sudah diambil, komit
bertanggung jawab akan tugas-tugasnya dengan mencurahkan
segenap perhatian dan kemampuan yang dimiliki demi tercapainya
tujuan organisasi. Komitmen adalah aspek/potensi kritikal, maka
nilai pada aspek ini tidak boleh kurang dari 3.
7) Inovasi:
Kemampuan untuk memunculkan, meningkatkan, dan menerapkan
sesuatu hal/ide-ide yang baru dan bermanfaat bagi organisasi
maupun kelompoknya.
8) Kemampuan Memecahkan Masalah:
Kemampuan individu untuk bisa menyelesaikan suatu permasalahan
yang muncul atau terjadi di lingkungan tugasnya.
9) Hubungan Interpersonal:
17
Kemampuan individu untuk menjalin hubungan secara personal
dengan pihak lain, serta menunjukkan kemampuan untuk bisa
memahami apa yang menjadi harapan pihak lain.
10) Tanggung Jawab sebagai Pemimpin:
Kemampuan individu untuk memotivasi, mengatur, memberi contoh
dan mengarahkan orang lain, serta menciptakan rasa aman bagi orang
lain.
11) Kerjasama:
Dorongan atau kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain
baik sesama profesi, antar profesi; dorongan atau kemampuan untuk
menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu
tugas.
12) Kemampuan Membuat Keputusan:
Kemampuan individu untuk mengambil tindakan yang tepat dalam
menghadapi suatu masalah dan resiko.
c. Aspek/Potensi Kritikal (Nilai tidak boleh kurang dari 3)
1) Resilience
2) Komitmen
Jika salah saja bernilai kurang dari 3, maka rekomendasi TIDAK BOLEH
DISARANKAN.
d. Standar Kelulusan:
NILAI KETERANGAN NILAI
1 RENDAH:
Belum memiliki potensi yang ditentukan, tingkah laku atau perilaku
tidak sesuai dengan potensi, serta tidak dapat dikembangkan melalui
pelatihan.
2 KURANG:
Mulai menunjukkan potensi yang diharapkan, namun masih lemah
serta membutuhkan arahan dan bimbingan yang intensif untuk bisa
menampilkan potensi yang ada. Potensi masih bisa dikembangkan
namun membutuhkan waktu yang relatif lama.
3 CUKUP:
Perilaku yang ditujukan cukup sesuai dengan tingkatan yang
diperlukan meskipun tidak terlalu menonjol, dengan tetap
memerlukan pengembangan perilaku.
4 BAIK:
Mampu menampilkan potensi dengan baik dan aktif memunculkan
perilaku yang dibutuhkan dalam potensi serta tidak memerlukan
pengembangan dalam menampilkan potensi.
18
5 BAIK SEKALI:
Perilaku yang ditunjukkan melebihi ekspektasi yang diharapkan.
Dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperkuat tim yang
ada.
e. Rekomendasi:
• Mayoritas Aspek (6 atau lebih ) nilainya 3
DISARANKAN • Maksimal ada 2 aspek bernilai < standar nilai,
≥ 94% kecuali aspek Resilience, dan Komitmen
• Tidak ada aspek bernilai 1
• Terdapat 3 - 5 aspek bernilai < standar nilai,
DIPERTIMBANGKAN kecuali aspek Resilience, dan Komitmen
≥85% s.d <94% • Tidak ada aspek bernilai 1
• Tidak Termasuk DS dan TDS
• Terdapat nilai 1.
TIDAK
• Terdapat nilai aspek prioritas/kritikal
DISARANKAN
(Resilience dan Komitmen) ≤ 2.
<85%
• Terdapat nilai dibawah standar > 5 aspek.
*Setelah diperoleh hasil berdasarkan rekomendasi di atas, jika dibutuhkan
rangking, maka dapat diurutkan berdasarkan nilai kuantitatif.
19
a) Potensial dalam hal ini diantaranya, adaptif, tanggung jawab, dan
tahan banting, kemampuan kerjasama tinggi dan diimbangi
dengan komunikasi yang baik.
b) Motif utama dalam ikut Padinakes (jangan hanya karena ingin
mencari pekerjaan karena berkaitan dengan komitmen, dll).
c) Dugaan ada MASALAH/GEJALA/SIMPTOM KLINIS (contoh: curiga
berlebihan, depresi, terlalu euforia/mania/heboh, memiliki
pemikiran aneh/ekstrem/waham, agresif, kasar, dll).
d) Ketakutan-ketakutan pada kondisi tertentu (misalnya jalur laut,
ketinggian, jembatan yang terbuat dari tali, jalan yang terjal).
e) Kondisi fisik yang dialami individu, apakah memiliki sakit tertentu
yang dipandang akan mempengaruhi kinerja dalam tugas.
6) Pastikan untuk memberikan tanda “X” atau “V” terhadap rating/nilai
per aspek yang digali.
b. Penanganan Kendala Saat Pelaksanaan Wawancara:
1) Ketika dalam pelaksanaan kegiatan terdapat kendala khususnya
masalah jaringan baik dari sisi host, peserta maupun asesor yang
bertugas, dipastikan untuk langsung melakukan koordinasi terkait
situasi dan kondisi yang ada dengan tim yang ada di lapangan.
2) Ketika sesi wawancara jika salah satu asesor maupun host yang
terputus, pastikan asesor lain tetap melakukan proses wawancara
sampai nanti asesor tersebut bisa masuk kembali dan tetap
melakukan koordinasi.
3) Jika peserta yang mendapatkan gangguan sampai batas waktu dan
toleransi yang diberikan belum bisa teratasi, buat catatan khusus
untuk peserta tersebut dan dipastikan akan dijadwalkan proses
dengan media yang lain (contoh: video call menggunakan platform
Whatsapp dan sejenisnya).
20
penerimaan mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes dan atau diupload ke
dalam aplikasi program afirmasi pendidikan tinggi tenaga kesehatan
3. Berkas pendaftaran di verifikasi oleh Pengelola Pusat bersama-sama dengan
Pengelola Poltekkes Kemenkes untuk menentukan calon peserta yang lolos
tahap seleksi selanjutnya
4. Daftar calon peserta yang berhak mengikuti seleksi akademik ditetapkan oleh
panitia pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes
5. Seleksi akademik dan wawancara dilakukan di lokasi tertentu yang akan
ditetapkan melalui rapat koordinasi antara pengelola pusat dan pengelola
poltekkes kemenkes dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan
ketersediaan sarana dan prasarana
6. Penetapan kelulusan ditetapkan melalui rapat koordinasi antara pengelola
pusat, pengelola poltekkes kemenkes, psikolog/expert dan penetapannya
dengan SK Direktur Poltekkes Kemenkes dan selanjutnya diterbitkan SK
penerima bantuan biaya program afirmasi pendidikan tinggi tenaga
kesehatan yang ditandatangan oleh sekretariat jenderal atas nama menteri
kesehatan
21
E. Penilaian dan Penentuan Kelulusan Hasil Ujian
Penilaian dan penentuan kelulusan hasil ujian disesuaikan dengan ketentuan
dari Poltekkes Kemenkes penyelenggara masing-masing
22
I. Registrasi bagi Calon Peserta yang Diterima
1. Calon peserta yang diterima wajib mendaftar ulang langsung ke Poltekkes
Kemenkes penyelenggara yang dituju.
2. Calon peserta membuka rekening khusus ke bank pelaksana yang ditunjuk
sesuai dengan nama yang tercantum didalam keputusan Kepala Badan
PPSDM Kesehatan tentang penerima bantuan dana Program Afirmasi
Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan.
3. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan dan nomor rekening mahasiswa
yang bersangkutan selanjutnya dikirimkan ke Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan dan diupload ke dalam aplikasi e-PADINAKES.
23
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
1. Monitoring rekrutmen dilaksanakan setiap tahun
2. Monitoring dilaksanakan oleh Kepala Badan dan dapat mengikutsertakan tim
pengelola pusat, tim pengelola Poltekkes Kemenkes penyelenggara,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
3. Monitoring meliputi proses pendaftaran, seleksi administrasi (verifikasi dan
validasi), seleksi akademik, psikotes dan wawancara.
B. Evaluasi
1. Evaluasi rekrutmen dilaksanakan setiap tahun
2. Evaluasi dilaksanakan oleh Kepala Badan dan dapat mengikutsertakan tim
pengelola pusat, tim pengelola Poltekkes Kemenkes penyelenggara,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
24
BAB VII
PENUTUP
Pemahaman terhadap petunjuk teknis ini serta keterlibatan para pelaksana serta
pihak terkait, menjadi kunci utama keberhasilan dalam pengembangan program
Afirmasi Pendidikan Tinggi Tenaga Kesehatan. Sehingga diharapkan jajaran pihak
yang terkait dapat memberikan kontribusi dalam operasional penyelenggara.
25