Anda di halaman 1dari 19

LIMBAH INDUSTRI FARMASI

SUB TOPIK: LIMBAH RADIOAKTIF PRODUK


RADIOFARMAKA

1. A.Dyah Indira Lukita (N014221030) 11. Muh. Al Fiqri (N014221018) 21. Elma Pebryna Putri (N014221066)
2. Mega Tri Satria (N014221087) 12. Hotmalinda M. (N014221065) 22. Fia Filantica W. (N014221092)
3. Isyrayanti (N014221020) 13. Rezki Nuradha (N014221057) 23. Hendry Tallamma (N014221093)
4. Aditya Sigit Permadi (N014221023) 14. A. Elga Permatasari (N014221019) 24. Agnesia Poli (N014221069)
5. Dia Ananda Triana (N014221056) 15. Harfiana Suardi (N014221088) 25. Riska Matasik (N014221097)
6. Virgiawan Wiguna (N014221120) 16. Nur Amalia R. (N014221098) 26. Chika P. Tappe (N014221096)
7. Mischell C. Lalenoh (N014221010) 17. Juniarvi V. Maselly (N014221045) 27. Sri Wahyuningsih N (N014221091)
8. Zuhana (N014221046) 18. Chindy C. Asmara (N014221090) 28. Andi Nurul A. S. (N014221105)
9. Nur Padillah (N014221085) 19. Desi Lara T. Kasari (N014221044) 29. Husnul Khatimah (N014221074)
10. Khairunnisa (N014221025) 20. Annisa N. Asran (N014221089) 30. Jemita Mangande (N014221061)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
 Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi baik
pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut
dapat berupa gas, dan debu, cair ataupun padat. Diantara limbah tersebut ada yang bersifat
racun atau berbahaya yang dikenal sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari
hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.
 Jenis Limbah Industri
a. Limbah padat
Menurut (Lestiani, dkk, 2010). Adapun kategori untuk limbah padat pada industri adalah:
1. Limbah padat non B3 (bahan berbahaya dan beracun)
2. Limbah padat B3 (bahan berbahaya dan beracun)
b. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu
berpindah, dan tidak pernah diam
c. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas
 Dampak Limbah
Industri
Menurut (Palar, 2004) Limbah industri yang dibuang sembarangan tanpa adanya pengolahan
terlebih dahulu dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk
hidup.

 Limbah Hasil CPOB


Salah satu limbah farmasi dengan kandungan limbah B3 adalah senyawa yang tergolong
dalam Semivolatile Organic Compounds (SVOC), yaitu senyawa fenol, 2-metilfenol dan
asetofenon. Selain itu, sisa obat-obatan telah diklasifikasi sebagai polutan karena mengganggu
ekosistem akuatik. Limbah obat-obatan dihasilkan dari proses produksi obat, kelebihan jumlah
obat hasil produksi, antibiotik yang expired, dsb.
 Limbah Hasil CPOTB
Beberapa limbah yang dihasilkan oleh industri obat tradisional dapat mengandung fenol dan
senyawa turunannya yang mempunyai efek berbahaya bagi lingkungan. Limbah hasil
pembuatan obat tradisional mempunyai kadar COD yang tinggi dimana sebuah industri sudah
mampu menghasilkan limbah dengan COD sekitar 200 - 20000 ppm dan fenol 9,8 ppm. Oleh
karena itu harus adanya proses terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Biasanya limbah
tersebut diproses menggunakan proses fisika, biologi dan kimia seperti sedimentasi, koagulasi
dan aerasi, atau metode baru seperti fitoremediasi.
 Limbah Hasil CPKB
Limbah hasil pembuatan kosmetik dapat berasal dari zat warna yang digunakan. Zat warna
dalam kosmetik berasal dari berbagai sumber. Zat warna sintetik dibuat dari bahan kimia sepeti
anilin, benzena, toluen, maupun antrasena.

Limbah cair kosmetik berasal dari pencucian peralatan dengan menggunakan air dan sabun
atau deterjen
 Pengolahan Limbah
1. Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat B3 yang dilakukan adalah dengan menggunakan mesin Dis Mill dan
Insinerator.

2. Pengolahan Limbah Cair


Pengolahan limbah cair secara biologis dengan menggunakan kolam yaitu dengan menampung
air limbah pada suatu kolam dengan waktu tinggal cukup lama sehingga aktivitas
mikroorganisme tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam limbah terurai. Untuk
mempercepat proses penguraian juga dilakukan proses aerasi yang disebut kolam aerasi atau
stabilisasi.
 Pengolahan Limbah
3. Pengolahan Limbah Gas / Udara
Melengkapi lemari asam dengan exhaust fan dan cerobong ±6 M yang dilengkapi dengan
absorben. Selain itu, solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system) dan juga
debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector unit.

4. Pengolahan Limbah Suara dan Getaran


Dibuat ruangan berdinding dua (double cover) dan dilakukan perawatan mesin secara berkala
untuk getaran mesin genset dan mesin-mesin lain. Mesin-mesin ditempatkan pada lantai yang
telah dicor beton dan diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai).
 Prosedur Tetap Pengolahan Limbah Industri Farmasi

Dalam penyusunan prosedur tetap (protap) pengolahan limbah industri farmasi, maka dapat
mengacu pada Peraturan pemerintah No.101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Peraturan pemerintah no. 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun.
 Penanggung Jawab Pengolahan Limbah Industri Farmasi dan Kaitannya
dengan Apoteker
Sistem penanganan limbah di Pabrik farmasi dikenal istilah Waste Management System yang
merupakan tanggung jawab dari unit Health, Safety, and Environment (HSE). Apoteker
berperan dalam menjalankan protap penanganan limbah dalam ruang produksi. Selain itu
Apoteker juga berperan dalam pengawasan dan pemastian terlaksananya penanganan limbah
yang tepat selama proses pembuatan baik obat, obat tradisional, maupun kosmetika.
 Regulasi Limbah Industri Farmasi
Izin pengelolaan limbah industri farmasi dilaksanakan melalui lembaga Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS).

 Contoh Kasus Limbah Industri Farmasi


1. Limbah Pabrik Farmasi Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta
Dinas lingkungan hidup DKI Jakarta menyegel saluran outlet air limbah pabrik farmasi PT
MEF yang diketahui melakukan pencemaran paracetamol di teluk Jakarta.
2. PT. Combiphar mengalirkan air limbah ke sungai tanpa melalui IPAL
Tindakan tegas dilakukan karena PT.Combiphar membuang air boiler langsung ke sungai
tanpa melalui pengolahan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) terlebih dahulu.
 Radiofarmaka
Radiofarmaka adalah senyawa bertanda radioaktif dan memenuhi persyaratan farmakologis
yang digunakan dalam diagnostik, terapi dan penelitian medik klinik.

 Sejarah Radiofarmaka
penelitian pengembangan dan produksi radioisotop dan radiofarmaka dilakukan oleh Pusat
Produksi Radioisotop (PPR) yang didirikan berdasarkan SK Dirjen BATAN no.2/XII/Dirjen-
BATAN/1986.

 Sumber – Sumber Limbah Radioaktif


Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan bekas serta alat-alat yang telah terkena zat
radioaktif atau menjadi radioaktif karena dipergunakan dalam kegiatan nuklir dan zat radioaktif
serta bahan bekas tersebut tidak dipergunakan lagi.
JENIS-JENIS LIMBAH RADIOAKTIF

1. Limbah padat
a. Limbah padat dapat dibakar
b. Limbah padat dapat dikompaksi tetapi tidak dapat dibakar
c. Limbah padat yang tidak dapat dibakar maupun dikompaksi
2. Limbah cair
3. Limbah gas
PEMISAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN NON
RADIOAKTIF

Menurut batan, 1999, pengelolaan dan pemisahan limbah radioaktif dan non-radioaktif dapat
dilakukan oleh setiap pemanfaat zat radioaktif atau dikirimkan oleh pemanfaat ke instalasi khusus
yang oleh pemerintah ditetapkan sebagai instalasi yang berwenang untuk mengolah dan mengelola
limbah radioaktif untuk diolah dan dibuang atau disimpan. Proses pengolahan tersebut meliputi
proses insinerasi dan atau pemampatan dalam hal limbah padat, dan evaporasi, penukar ion atau
proses kimia lainnya untuk limbah cair.
PERSYARATAN BAPETEN MENGOLAH LIMBAH
RADIOAKTIF
1. Mempunyai program dan melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara berkala.
2. Melakukan analisis limbah radioaktif secara lengkap sebagai tahapan untuk menentukan metode
pengolahan yang tepat.
3. Memiliki sistem proteksi untuk mengendalikan tingkat radiasi dan kontaminasi.
4. Menggunakan unit pengeloh yang sesuai dengan metode pengolahannya.
5. Mempunyai tempat penampungan sementara limbah radioaktif.
BAGIAN-BAGIAN PENGOLAHAN LIMBAH
• Daerah pengendalian
RADIOAKTIF
a. Hot laboratory
B. Fasilitas untuk pemisahan dan pemurnian radio nuklida
C. Fasilitas pengendali mutu
D. Produksi radioisitop untuk radiofarmaka
E. Fasilitas penyimpanan limbah radioaktif
• Daerah supervisi
A. Fasilitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku
B. Fasilitas lain yang tidak termasuk daerah pengendalian
PENANGANAN LIMBAH RADIOAKTIF

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan limbah radioaktif:


1. Pengumpulan limbah radioaktif
2. Pengelolaan limbah radioaktif
3. Pembuangan limbah radioaktif
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI LUAR
NEGERI
• Finlandia adalah satu-satunya negara yang memiliki situs pembuangan yang begitu dalam .
jerman sedang mencari 90 lokasi potensial untuk penguburan, untuk kebutuhan yang akan
muncul pada tahun 2050. AS juga telah berhasil mulai menggunakan penyimpanan limbah
geologis untuk mereka sendiri, sebagai contoh pabrik isolasi limbah khusus untuk limbah
transuraniknya. Limbah tingkat menengah dibuang menggunakan metode penguburan dangkal
dengan bantuan gua atau kubah yang dibangun puluhan meter hingga ratusan meter di bawah
tanah.
KESIMPULAN

Dari pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:


• Penanganan dan pengelolaan limbah pada pembuatan obat, obat tradisional, dan kosmetik dilakukan
dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh CPOB, CPOTB, CPKB, serta regulasi lain yang
terkait.
• Penanganan dan pengelolaan limbah pada sediaan radiofarmaka memerlukan perhatian khusus karena
pada prosesnya menghasilkan limbah radioaktif yang penanganan dan pengolaannya harus dipisah
dengan limbah non-radioaktif
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai