Anda di halaman 1dari 18

PTIRIASIS ROSEA

Oleh :
SILVIRA NAZZAI
17174075

Pembimbing :
dr. Cut PutriYohanna.,M.Sc. Sp.KK
Laporan Kasus
 IDENTITAS
 Nama : Tn. IA
 Umur : 64 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Suwak Gadeng
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Tanggal berobat : 23 Mei 2019
Keluhan Utama
Gatal - gatal
KeluhanTambahan
Nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan dirasakan kurang lebih 3 hari yang lalu, awalnya timbul kemerahan gatal-
gatal dan nyeri dibagian tangan, kemudian timbul berupa bercak merah, dan
menyebar keseluruh tubuh, bagian perut, dada, tangan, dan kaki. Dan terdapat
bercak besar dibagian dada kanan dan sekitarnya terdapat bercak kecil. Os mengaku
semakin gatal jika berkeringat.
Riwayat Alergi
Makanan (-) Obat (-) Asma (-) Rhinitis (-)
Riwayat penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu serupa dan lainnya di sangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga serupa dan lainnya di sangkal
Riwayat Pemakaian Obat
Disangkal
Pemeriksaan Fisik/STDV/Status Dermatologi UKK
A/R Generalisata
Tampak makula eritematosa anular disertai skuama halus
Pemeriksaan Penunjang  Interhistin 1 x 1 ( Malam)
 Pemeriksaan Serologis  Dexoksimetasone cr 2x
 Pemeriksaan krok kulit Sehari
dengan KOH 10%
Diagnosis Banding Nonmedikamentosa
 Ptiriasis Rosea  Sering mengganti pakaian jika sudah
berkeringat.
 Dermatitis Seboroika
 Menjaga kebersihan diri terutama
Diagnosa Kerja dibagian yang timbul gejala
Ptiriasis Rosea  Minum obat secara teratur sesuai
anjuran dokter
Penatalaksanaan
Prognosis
Medikamentosa
Dubia at Bonam
 Neurodex 1 x 1
Tinjauan pustaka
Ptiriasis rosea

Definisi
Pitiriasis Rosea adalah peradangan kulit berupa eksantema
yang ditandai dengan lesi makula-papula berwarna
kemerahan ( salmon colored ) berbentuk oval, circinate tertutup
skuama collarette, soliter dan lama kelamaan menjadi konfluen
Epidimiologi
Pitiriasis Rosea terjadi pada seluruh ras yang ada di dunia.
Prevalensi Pitiriasis Rosea adalah 0,13% pada laki-laki dan
0,14% pada wanita per total penduduk dunia dengan usia
antara 10-34 tahun
Etiologi
Pitiriasis Rosea ini merupakan reaksi sekunder dari reaktivasi
virus yang didapatkan pada masa lampau dan menetap pada
fase laten sebagai sel mononuklear.
Pitiriasis Rosea juga dapat disebabkan oleh obat-obatan atau
logam, misalnya arsenik, bismut, emas, methopromazine,
metronidazole, barbiturat, klonidin, kaptopril dan ketotifen
 GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
Gambaran histopatologik dari Pitiriasis Rosea tidak spesifik
sehingga penderita dengan Pitiriasis Rosea tidak perlu
dilakukan biopsi lesi untuk menengakkan diagnosis.
Pemeriksaan histopatologi dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis Pitiriasis Rosea dengan gejala atipikal.
Pada lapisan epidermis ditemukan adanya parakeratosis fokal,
hiperplasia, spongiosis fokal, eksositosis limfosit, akantosis
ringan dan menghilang atau menipisnya lapisan granuler.
Sedangkan pada dermis ditemukan adanya ekstravasasi
eritrosit serta beberapa monosit.
Manifestasi Klinis
• Gejala klasik

Gejala klasik dari Pitiriasis Rosea mudah untuk dikenali. Penyakit


dimulai dengan lesi pertama berupa makula eritematosa yang berbentuk
oval atau anular dengan ukuran yang bervariasi antara 2-4 cm, soliter,
bagian tengah ditutupi oleh skuama halus dan bagian tepi mempunyai batas
tegas yang ditutupi oleh skuama tipis yang berasal dari keratin yang terlepas
yang juga melekat pada kulit normal ( skuama collarette ). Lesi ini dikenal
dengan nama herald patch.
Gambar herald patch
 Gejala Atipikal
Terjadi pada 20% penderita Pitiriasis Rosea. Ditemukannya
lesi yang tidak sesuai dengan lesi pada Pitiriasis Rosea pada
umunya. Berupa tidak ditemukannya herald patch atau
berjumlah 2 atau multipel. Bentuk lesi lebih bervariasi
berupa urtika, eritema multiformis, purpura, pustul dan
vesikuler.
 Diagnosa Banding
1. Sifilis sekunder
2. Tinea Korporis
3. Dermatitis Numuler
4. Psoriasis Gutata
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%
 Pemeriksaan Serologis
 Penatalaksanaan
Umum
 Pitiriasis Rosea akan sembuh dalam waktu yang lama
 Lesi kedua rata-rata berlangsung selama 2 minggu, kemudian menetap
selama sekitar 2 minggu, selanjutnya berangsur hilang sekitar 2 minggu.
Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa Pitiriasis Rosea berlangsung
hingga 3-4 bulan
 Penatalaksanaan yang penting pada Pitiriasis Rosea adalah dengan
mencegah bertambah hebatnya gatal yang ditimbulkan. Pakaian yang
mengandung wol, air, sabun, dan keringat dapat menyebabkan lesi
menjadi bertambah berat.
Khusus
* Topikal
( Betametasone )
* Sistemik
(Pemberian antihistamin oral sangat bermanfaat untuk mengurangi
rasa gatal. Untuk gejala yang berat dengan serangan akut dapat
diberikan kortikosteroid sistemik atau pemberian triamsinolon
diasetat atau asetonid 20-40 mg yang diberikan secara intramuskuler)
 Setelah program terapi obat biasanya prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai