Anda di halaman 1dari 9

JOURNAL READING

Pendekatan Praktis Oksigenasi Apneik


saat Intubasi Endotrakeal

Oleh:
Dwi Rahma Mutiarani (2011730026)

Pembimbing:
dr. M. F. Susanti H. Sp.An
Latar Belakang
 Pasien dengan anestesi umum dan intubasi endotrakeal mengalami
periode apnea singkat yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh.

 Obesitas, kehamilan, dan pasien anak merupakan kelompok risiko tinggi


mengalami desaturasi dengan cepat, karena memiliki tingkat konsumsi
oksigen yang tinggi dan kurangnya functional residual capacity (FRC),
sehingga cepat terjadi hipoksemia.

 Oksigenasi apneik (OA) sudah diteliti selama bertahun-tahun. Studi klinis


sudah menilai keberhasilan OA menggunakan berbagai teknik, semua
terbukti efektif memperpanjang durasi apnea, dengan menunda
dimulainya fase hipoksemia. Namun belum ada konsensus guideline dan
banyak anestesiolog yang belum terlalu mengenali semua teknik OA.
Fisiologi Oksigenasi Apneik

 Tujuan utama dari manajemen jalan napas adalah memastikan


oksigenasi dan ventilasi yang adekuat, maka untuk induksi pasien
dilakukan pre-oksigenasi dengan oksigen 100% melalui facemask.

 Teknik pre-oksigenasi konvensional memberikan 4-8 menit periode


apnea aman pada pasien dewasa non obesitas dan tanpa penyakit
paru-paru.

 Apabila oksigen dihembuskan ke dalam faring saat jalan napas


dipertahankan, maka terjadi AVMF Oksigen dan memperpanjang
reservoir alveolar. Aplikasi klinis prosedur ini (Oksigenasi Apneik)
memberikan oksigenasi persisten tanpa ventilasi.
Nasal Prong

 Nasal prong memerlukan patensi saluran napas atas


untuk mengalirkan oksigen ke faring. Induksi mungkin
mengganggu patensi nasofaring pada beberapa
pasien yang obesitas atau memiliki obstructive sleep
apnea.

 Mengalirkan oksigen melalui nasal prong merupakan


salah satu rute yang paling populer, namun
beberapa studi membantah keberhasilannya.

 Klinisi perlu mempertimbangkan potensi populasi


pasien; karena OA mungkin memberikan sedikit
manfaat pada pasien-pasien dengan penyakit kritis
atau pada pasien dengan gangguan
ventilasi/perfusi.
Kateter Nasofaring

 Teknik OA dengan penelitian dan bukti keberhasilan


paling banyak adalah menggunakan kateter
nasofaring.
 Metode ini memungkinkan untuk mengalirkan
oksigen langsung ke faring selama periode apnea.
 Manfaat penggunaan kateter nasofaring adalah
oksigen yang diberikan sangat dekat dengan
trakhea, sehingga mengatasi masalah yang
berkaitan dengan nasal prong, yaitu saat patensi
saluran napas tidak dapat dipertahankan.
 Penggunaan kateter nasofaring kontraindikasi pada
pasien-pasien yang sedang mengkonsumsi obat-
obatan antikoagulan atau pasien dengan trauma
kepala.
Buccal Oxygen Insufflation

 Heard dkk memperkenalkan metode baru untuk OA,


dengan menggunakan selang Ring-Adair-Elywn
(RAE) yang sudah dimodifikasi untuk memberikan
oksigenasi buccal.
 Selang RAE dengan diameter dalam 3.5mm,
dipotong pada bagian ujung distal di atas Murphy
eye. Ujung yang terpotong kemudian disambungkan
ke selang oksigen standar, bagian sambungannya
dibuang dan ujung tumpul ditaruh di rongga pipi kiri.
Selang yang sudah dimodifikasi dapat dengan Gambar dari kiri ke kanan: selang RAE
mudah diletakkan di pipi supaya tidak mudah yang masih utuh; penghubung sudah
dicabut. dilepas dari selang dan bagian ujung
distal dipotong; selang RAE yang sudah
 Jika dibandingkan dengan kateter nasofaring, dimodifikasi dan terhubung dengan
mungkin anestesiolog memerlukan waktu yang lebih selang tabung oksigen
lama untuk memodifikasi selang RAE dan tidak selalu
tersedia di ruang operasi.
Laryngeal Oxygen Insufflation

 Teknik lain untuk melakukan OA, menggabungkan


blade laringoskop dengan lumen internal untuk
memberikan oksigen selama proses laringoskopi.

 Penggunaan metode ini memiliki manfaat yang mirip


dengan kateter nasofaring. Meskipun metode ini
efektif, oksigen hanya dialirkan bila menggunakan Gambar: Bagian blade laringoskop
cara DL dan ada kemungkinan distensi lambung bila yang tersambung dengan kateter
suction 14 fr. Bagian ujung proksimal dari
oksigen masuk ke esofagus. kateter dihubungkan dengan selang
tabung oksigen.
Kesimpulan

 Memberikan oksigen adalah kemampuan yang dapat dilakukan dengan


mudah menggunakan alat-alat yang tersedia di ruang operasi.
 Bukti empiris banyak yang mendukung keberhasilan OA dalam menunda
desaturasi dan memperpanjang durasi apnea aman pada pasien anak
maupun dewasa.
 Meskipun metode-metode ini tidak selalu bermanfaat pada intubasi biasa
berdurasi 15 detik, klinisi perlu mempertimbangkan manfaatnya pada pasien
yang memiliki risiko tinggi desaturasi atau bila ada kesulitan/gangguan saluran
napas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai