0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan9 halaman
Teknik oksigenasi apneik dapat memperpanjang periode apnea selama intubasi endotrakeal dengan mengalirkan oksigen ke faring. Metode yang terbukti efektif meliputi kateter nasofaring dan insufflasi buccal/laringal, sedangkan nasal prong kurang efektif. Teknik ini berguna untuk pasien berisiko tinggi desaturasi seperti obesitas atau anak-anak.
Teknik oksigenasi apneik dapat memperpanjang periode apnea selama intubasi endotrakeal dengan mengalirkan oksigen ke faring. Metode yang terbukti efektif meliputi kateter nasofaring dan insufflasi buccal/laringal, sedangkan nasal prong kurang efektif. Teknik ini berguna untuk pasien berisiko tinggi desaturasi seperti obesitas atau anak-anak.
Teknik oksigenasi apneik dapat memperpanjang periode apnea selama intubasi endotrakeal dengan mengalirkan oksigen ke faring. Metode yang terbukti efektif meliputi kateter nasofaring dan insufflasi buccal/laringal, sedangkan nasal prong kurang efektif. Teknik ini berguna untuk pasien berisiko tinggi desaturasi seperti obesitas atau anak-anak.
oleh: Dwi Rahma Mutiarani Latar Belakang Pasien dengan anestesi umum dan intubasi endotrakeal mengalami periode apnea singkat yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh.
Obesitas, kehamilan, dan pasien anak merupakan kelompok risiko tinggi
mengalami desaturasi dengan cepat, karena memiliki tingkat konsumsi oksigen yang tinggi dan kurangnya functional residual capacity (FRC), sehingga cepat terjadi hipoksemia.
Oksigenasi apneik (OA) sudah diteliti selama bertahun-tahun. Studi klinis
sudah menilai keberhasilan OA menggunakan berbagai teknik, semua terbukti efektif memperpanjang durasi apnea, dengan menunda dimulainya fase hipoksemia. Namun belum ada konsensus guideline dan banyak anestesiolog yang belum terlalu mengenali semua teknik OA. Fisiologi Oksigenasi Apneik
Tujuan utama dari manajemen jalan napas adalah memastikan
oksigenasi dan ventilasi yang adekuat, maka untuk induksi pasien dilakukan pre-oksigenasi dengan oksigen 100% melalui facemask.
Teknik pre-oksigenasi konvensional memberikan 4-8 menit periode
apnea aman pada pasien dewasa non obesitas dan tanpa penyakit paru-paru.
Apabila oksigen dihembuskan ke dalam faring saat jalan napas
dipertahankan, maka terjadi AVMF Oksigen dan memperpanjang reservoir alveolar. Aplikasi klinis prosedur ini (Oksigenasi Apneik) memberikan oksigenasi persisten tanpa ventilasi. Nasal Prong
Nasal prong memerlukan patensi saluran napas atas
untuk mengalirkan oksigen ke faring. Induksi mungkin mengganggu patensi nasofaring pada beberapa pasien yang obesitas atau memiliki obstructive sleep apnea.
Mengalirkan oksigen melalui nasal prong merupakan
salah satu rute yang paling populer, namun beberapa studi membantah keberhasilannya.
Klinisi perlu mempertimbangkan potensi populasi
pasien; karena OA mungkin memberikan sedikit manfaat pada pasien-pasien dengan penyakit kritis atau pada pasien dengan gangguan ventilasi/perfusi. Kateter Nasofaring
Teknik OA dengan penelitian dan bukti keberhasilan
paling banyak adalah menggunakan kateter nasofaring. Metode ini memungkinkan untuk mengalirkan oksigen langsung ke faring selama periode apnea. Manfaat penggunaan kateter nasofaring adalah oksigen yang diberikan sangat dekat dengan trakhea, sehingga mengatasi masalah yang berkaitan dengan nasal prong, yaitu saat patensi saluran napas tidak dapat dipertahankan. Penggunaan kateter nasofaring kontraindikasi pada pasien-pasien yang sedang mengkonsumsi obat- obatan antikoagulan atau pasien dengan trauma kepala. Buccal Oxygen Insufflation
Heard dkk memperkenalkan metode baru untuk OA,
dengan menggunakan selang Ring-Adair-Elywn (RAE) yang sudah dimodifikasi untuk memberikan oksigenasi buccal. Selang RAE dengan diameter dalam 3.5mm, dipotong pada bagian ujung distal di atas Murphy eye. Ujung yang terpotong kemudian disambungkan ke selang oksigen standar, bagian sambungannya dibuang dan ujung tumpul ditaruh di rongga pipi kiri. Selang yang sudah dimodifikasi dapat dengan Gambar dari kiri ke kanan: selang RAE mudah diletakkan di pipi supaya tidak mudah yang masih utuh; penghubung sudah dicabut. dilepas dari selang dan bagian ujung distal dipotong; selang RAE yang sudah Jika dibandingkan dengan kateter nasofaring, dimodifikasi dan terhubung dengan mungkin anestesiolog memerlukan waktu yang lebih selang tabung oksigen lama untuk memodifikasi selang RAE dan tidak selalu tersedia di ruang operasi. Laryngeal Oxygen Insufflation
Teknik lain untuk melakukan OA, menggabungkan
blade laringoskop dengan lumen internal untuk memberikan oksigen selama proses laringoskopi.
Penggunaan metode ini memiliki manfaat yang mirip
dengan kateter nasofaring. Meskipun metode ini efektif, oksigen hanya dialirkan bila menggunakan Gambar: Bagian blade laringoskop cara DL dan ada kemungkinan distensi lambung bila yang tersambung dengan kateter suction 14 fr. Bagian ujung proksimal dari oksigen masuk ke esofagus. kateter dihubungkan dengan selang tabung oksigen. Kesimpulan
Memberikan oksigen adalah kemampuan yang dapat dilakukan dengan
mudah menggunakan alat-alat yang tersedia di ruang operasi. Bukti empiris banyak yang mendukung keberhasilan OA dalam menunda desaturasi dan memperpanjang durasi apnea aman pada pasien anak maupun dewasa. Meskipun metode-metode ini tidak selalu bermanfaat pada intubasi biasa berdurasi 15 detik, klinisi perlu mempertimbangkan manfaatnya pada pasien yang memiliki risiko tinggi desaturasi atau bila ada kesulitan/gangguan saluran napas. TERIMA KASIH