Anda di halaman 1dari 18

REFRESHING

ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK


MATA
Oleh:
Dwi Rahma Mutiarani
2011730026

Pembimbing : Dr. M. Reza Mossadeq, Sp.M

KEPANITRAAN KLINIK STASE ILMU KESEHATAN MATA


BLUD-RSUD SEKARWANGI CIBADAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
ANAMNESIS
◦ Tujuan : menelaah riwayat sakit secara teliti
◦ Dua cara :
◦ Autoanamnesis (langsung pd penderita kooperatif)
◦ Alloanamnesis (pengantar penderita/bukan penderita non kooperatif)
Informasi yang dikumpulkan :
1. Umum : Identitas (nama, umur, jenis kelamin,
alamat, jenis pekerjaan)
2. Khusus :
a. keluhan utama : penglihatan kabur, penglihatan
kembar atau ganda, rasa tidak enak, sakit, rasa
berpasir, ada kotoran, pusing-pusing dll.
b. gambaran klinik lain berhubungan dgn
kel.utama : onset, progresifitas, lamanya,
kekambuhan, adanya air mata, kotoran mata,
gangguan gerakan bola mata, riw.trauma, peny.
Sistemik (DM, HT), dll.
2. INSPEKSI MATA
a). Inspeksi kelopak mata, bulu mata, dan apartus lakrimal
>Kelopak mata: edem, lesi, ekimosis, entropion, ekstropion, lagoftalmus,
merah,ptosis
>bulu mata dan alis mata: jaringan parut, trikiasis
>aparatus lakrimal: inflamasi, pembengkakan atau air mata yang berlebihan
b). Inspeksi konjungitva
>konjungtiva tarsal superior: sikatriks, simblefaron
>konjungtiva tarsal inferior: sikatriks, hordeolum, kalazion
>konjungtiva bulbi: injeksi konjungtival, injeksi siliar, injeksi episklera
c). Inspeksi kornea, ruang anterior, dan iris
>kornea: arkus senil, edema, infiltrat, sikatriks
>COA: dalam, dangkal, hifema, hipopion
>iris: kripta utuh/tidak, radang, atrofi
d). Inspeksi pupil
Periksa kesamaan ukuran, bentuk, reaksi terhadap cahaya, dan akomodasi pada pupil
masing-masing mata.
3. Palpasi mata
◦ Palpasi dengan perlahan adanya pembengkakan dan nyeri tekan pada kelopak mata.
◦ Kedua ujung jari telunjuk di kelopak mata di atas sklera sementara klien melihat ke
bawah. Bola mata harus teras sama keras.
◦ Palpasi kantong lakrinal dengan menekankan jari telunjuk pada lingkar orbital bawah
pada sisi yang paling dekat dengan hidung klien regurgitasi abnormal materi
purulen atau air mata adanya sumbatan duktus nasolakrimal
PEMERIKSAAN TAJAM
PENGLIHATAN ( VISUS )
◦ Menentukan visus tiap mata:
a. Snellen chart : 6/6
b. Menghitung jari : 1/60 6/60
c. Gerakan tangan : 1/300
d. Penyinaran dengan cahaya :
> pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari segala posisi
(nasal,temporal,atas,bawah) maka tajam penglihatan V = 1/ ~ proyeksi baik (Light
Perception/LP).
> Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilaian V = 1/ ~ (LP, proyeksi
salah) .
Jika sinar tidak bisa dikenali maka tajam penglihatan dinilai V= 0.
Ukur kekuatan lensa sferis
◦ Dilakukan bila visus tidak normal(<6/6)
1.Pasang kacamata percobaan pada posisi yang tepat (jauh)
2.Pasang penutup (occluder) di depan salah satu mata yang belum akan diperiksa.
3.Kembali melihat Optotip Snellen.
◦ Letakkan lensa S+ atau lensa S- tergantung bertambah terang atau tidak pada mata yang
diperiksa. Tambah kekuatan lensanya sampai didapat visus terbaik.
◦ a. Bila miopia : dipilih untuk kacamata lensa S-terkecil yang memberi tajam penglihatan
terbaik
◦ b. Bila Hypermetropia: lensa S+terbesar
Pada penderita yang mengeluh baca dekat
(Presbyopia)
Umumnya diatas umur 39 tahun. Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut.
1.Beri lensa S+ umumnya disesuaikan umur S+1 (40 tahun), S+ 1,5 (45 thn)... S+3
(60 thn).
2.Membaca kartu baca dekat pada jarak baca yang baik (+30cm, Jaegger.
REFLEKS PUPIL
-Anisokoria (beda , 1mm dianggap fisiologis).
-Kecil atau besar dari normal (3-4 mm).

PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI
Oftalmoskop alat untuk melihat segmen posterior bola mata:
› Vitreus
› Papil n. optik
› Retina
Hasil Pemeriksaan Funduskopi:
1.Gambaran media ( termasuk Vitreus posterior)
2.Gambaran Papil N. Optik, pembuluh darah, retina, makula dan fovea
3.Lakukan pada kedua mata
OFTALMOSKOP
PEMERIKSAAN LAPANG
PANDANG SECARA
KONFRONTASI
◦ Tes konfrontasi I
◦ Tes konfrontasi II

Kelainan:
-Hemianopsia bitemporal
-Hemianopsia binasal
-Hemianopsia homonimus
-Hemianospsia Heteronimus
Mengukur Tekanan Intraokular
◦ Dengan pemeriksaan tonometri
◦ Alat: TONOMETER SCHIOTZ
◦ Tabel:
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS
KORNEA
◦ TUJUAN : Untuk mengetahui apakah sensasi kornea normal, atau menurun
Hasil
◦ Pada tingkat sentuhan tertentu reflek mengedip akan terjadi
◦ Penilaian dengan membandingkan sensibilitas kedua mata pada pasien tersebut
PEMERIKSAAN EVERSI
KELOPAK MATA
Pemeriksaan untuk menilai konyungtiva tarsalis
Cara:
› Cuci tangan hingga bersih
› Pasien duduk didepan slit lamp
› Sebaiknya mata kanan pasien diperiksa dengan tangan kanan pemeriksa.
› Ibu jari memegang margo, telunjuk memegang kelopak bagian atas dan meraba
tarsus, lalu balikkan.
› Setelah pemeriksaan selesai kembalikan posisi kelopak mata. Biasakan memeriksa
kedua mata.
Pemeriksaan tambahan

1. Pemeriksaan anel : menyuntikkan cairan garam fisiologis melalui pungtum lakrimalis


dengan jarum bengkok yang tumpul.
2. Bila cairan masuk ke dalam hidung/tenggorokan disebut Anel +. Berarti saluran
lakrimal berfungsi baik. Bila tidak berarti ada sumbatan saluran lakrimal (Anel-).
3. Pemeriksaan Buta Warna mempergunakan buku ishihara. Ditetapkan buta warna total
atau sebagian.
4. Uji Flouresin: untuk melihat adanya defek epitel kornea.
5. Uji festel: untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea.
6. Uji plasido: untuk melihat lengkungan kornea.
7. Uji rasa: untuk fungsi ekskresi lakrimal.
8. Uji schirmer I: untuk pemeriksaan sekresi total air mata.
9. Uji schirmer II: untuk refleks sekresi lakrimal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai