Nivia Tomasoa
2018-84-046
Pembimbing :
dr. Laura B. S. Huwae., Sp.S,.M.Kes
Idiopatik Infeksi
Etiologi
dan
Faktor
Risiko
Status
Trauma
Epileptikus
Peny.
Sistemik
Patofisiologi
Faktor
Vaskular
Faktor
metabolik dan
fisiologik
Faktor
hematologic
Manifestasi Klinis
Pada anak yang lebih muda, gejalanya tidak spesifik. Stroke perinatal lebih mungkin
pada awalnya hadir dengan kejang fokal atau letargi dalam beberapa hari pertama
setelah lahir. Meskipun defisit neurologis fokal dari peristiwa-peristiwa ini mungkin
tidak berkembang sampai beberapa minggu atau bulan kemudian, bayi dalam tahun
pertama kehidupan masih dapat mengalami gejala akut dengan letargi, apnea spells,
atau hipotonia.
Balita juga dapat mengalami gejala protean seperti memburuknya kondisi umum,
meningkatnya tangisan dan kantuk, mudah marah/irritability, kesulitan makan,
muntah, dan gejala mirip sepsis dengan ekstremitas dingin.
Anak-anak yang lebih besar menunjukkan cacat neurologis yang lebih spesifik yang
mirip dengan orang dewasa. Ini termasuk hemiparesis, bahasa (mis., Afasia) dan
kesulitan bicara, defisit visual, dan sakit kepala
Con’t
trombosis sinus vena dapat muncul pada semua umur dengan demam
dan letargi, tetapi bayi muda dapat menunjukkan riwayat penurunan
intake oral atau distress pernapasan. Pemeriksaan fisik dapat
mengungkapkan pembuluh darah kepala yang melebar, pembengkakan
kelopak mata, atau anteriorfontanelle yang besar sedangkan anak yang
lebih besar kemungkinan akan hadir dengan tanda-tanda yang
berkembang lebih lambat, seperti muntah, sakit kepala, atau tanda-tanda
lain dari peningkatan tekanan intrakranial.
TIK
• Mengurangi volume cairan serebrospinal, pemberian dekamethasone,
Pemberian asetolamid dengan dosis 100mg/KgBB/hari mengurangi produksi
CSS.
• Pengurangan volume jaringan otak dapat dicapai dengan mengurangi
pemberian cairan sebanyak 50-60% kebutuhan cairan harian.
• Osmoterapi dilakukan denga pemberian larutan hipertonik, Dapat diberikan
manitol dalam larutan 20% dengan dosis 0,25-1 g/KgBB/iv selama 10-30 menit
tiap 4-6 jam. Atau dapat diberikan Gliserol dengan kadar 10 g/dl dapat
diberikan dengan dosis 1 g/KgBB/iv selama 30 menit dan dapat diulangi tiap 2
jam.
• Pemberian diuretic tubular, furosemide dengan dosis 1 mg/KgBB/iv
• Pantau Tekanan Darah
• Positioning
Kejang
• Diazepam, Dosis diazepam tergantung berat badan. Dosis
rata-rata 0,3 mg/KgBB/kali dengan maksimum 5 mg pada
anak berumur kurang dari 5 tahun dan 10 mg pada anak
yang lebih besar. Dapat juga diberikan melalui rectum
dengan dosis 0,4-0,6 mg/KgBB
Antikoagulan
• Low Molecular Weight Heparin (LMWH) atau Unfractionated
Heparin (UFH) dengan cara infus 10-15 unit/KgBb/hari dan
dosis dapat dinakikan 5 unit/KgBB/hari tergantung dari
partial thromboplastin time (PTT).
• Antikoagulasi jangka panjang di luar fase akut bisa diberikan
dalam bentuk agen antiplatelet seperti aspirin, clopidogrel,
antagonis vitamin K oral seperti warfarin, atau injeksi LMWH
subkutan mingguan.
Bedah
• Pengobatan untuk malformasi
vaskular meliputi pembedahan,
embolisasi endovaskular, dan
radiosurgery.
• pemasangan shunt intraventrikular
ataupun evakuasi bedah.
Pencegahan
• Berupa screening pada anak-anak.
Komplikasi dan Prognosis
• Mortalitas pada stroke anak berkisar antara 20-30%
dengan stroke hemoragik memiliki angka mortalitas lebih
tinggi dibandingkan dengan stroke iskemik.
• Pada stroke hemoragik disebutkan sequele lebih sering
terjadi, yakni lebih dari 50% kasus.
• Prognosis yang buruk didapati pada anak dengan gejala
onset berupa kejang dan hemiplegia.
• Biasanya setelah stroke anak tersebut akan tetap
menderita kejang berulang, mengalami gangguan motorik
dan gangguan kognisi.
TERIMAKASIH