Patensi Jalan Nafas Lian
Patensi Jalan Nafas Lian
Imam
Ghazali, Sp.An
Patensi jalan nafas penting selama
tindakan anestesi
Gangguan jalan nafas berisiko
hipoksemia dan hipoventilasi asidosis
mati
Fisiologi Bernafas
Fungsi utama :
1. Ventilasi paru
2. Difusi O2 dan CO2
3. Transpor O2 dan CO2
4. Respirasi sel
Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan
pada saluran napas atas (laring) sehingga ventilasi
pada saluran pernapasan terganggu. Selain itu
pada pemberian muscle relaxan selama tindakan
anestesi terjadi kelumpuhan pada otot pernafasan
dan lidah sehingga dibutuhkan alat bantu nafas.
Penyebab sumbatan jalan nafas
Benda Asing
Kompresi diluar saluran nafas
Kompresi di dalam saluran nafas
Tanda –tanda Sumbatan
jalan nafas
Stridor (mendengkur, snoring)
tidak dapat bernafas, berbicara dan bersuara
Menunjukan sikap tercekik
Sianosis
Napas cuping hidung ( flaring of the nostrils)
Retraksi trakea
Retraksi torak
Tak terasa ada udara ekspirasi
Colaps, Tidak sadar
Stadium Obstruksi Saluran Napas Atas
Jackson membagi sumbatan laring yang
progresif dalam 4 stadium:
Jaw
Head Tilt Chin Lift Trusht
Laringoskopi
Fungsi laring mencegah benda asing masuk ke
paru. Laringoskopi merupakan suatu alat untuk
melihat laring secara langsung. Hal ini supaya
kita dapat dengan mudah memasukan pipa
trakea dengan baik dan benar.
Pada tindakan anestesia untuk beberapa
operasi membutuhkan muscle relaxan,
sehingga hampir atau seluruh otot pasien
dalam keadaan lumpuh, sehingga dibutuhkan
beberapa instrumen untuk patensi jalan nafas
Indikasi intubasi
Patensi jalan nafas
Mempermudah ventilasi positif dan oksigen
Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
Kesulitan intubasi
Leher pendek dan berotot
Uvula tak terlihat ( Mallampati grade 3 dan 4)
Gerak senditemporo mandibular terbatas
gerak vertebra servikal terbatas
1. Lama operasi/jenis operasi.
Ekstubasi dilakukan apabila operasi diyakini
telah selesai. Baik sadar maupun tidak
2. Nafas spontan kuat
3. Pasien dalam keadaan sadar
4. Sudah tidak ditemukan efek obat
pelumpuh otot
5. Tidak ada indikasi intubasi sulit
6. Hemodinamik stabil
7. Hb>3 gr/dl atau HT>10
Ekstubasi selama anestesi ringan (kondisi
antara sadar dan teranestesi dalam) harus
dihindarkan untuk mencegah laryngospasme
1. Pasien sudah nafas adekuat
2. Hemodinamik stabil (HR, tensi dll baik)
3. Efek MR (-)
4. Tidak ada indikasi intubasi sulit
5. Pasien dalam kondisi sadar
Tandanya,
1. ada reflek menelan
2. terdapat gejolak saat diakukan suction lewat
ET
3. reaksi membuka mata
4. batuk-batuk
1. tidak ada gejolak saat suction melalui ET
2. tidak ada gejolak saat dipasang
laryngoskop dan dilakukan suction melalui
mulut
3. ET Dicabut saat inspirasi
4. Pasang oropharyngeal tube diikuti dengan
melepas laryngoskop dari mulut pasien.
Laringotomi dilakukan dengan membuat lubang
pada membran tirokrikoid (krikotirotomi).
Krikotiromi merupakan tindakan penyelamat
pada pasien dalam keadaan gawat napas.
Bahayanya besar tetapi mudah dikerjakan, dan
harus dikerjakan cepat walaupun persiapannya
darurat.
Krikotirotomi merupakan kontraindikasi pada
anak di bawah usia 12 tahun, demikian juga pada
tumor laring yang sudah meluas ke subglotik dan
terdapat laringitis.
Indikasi krikotirotomi adalah:
1. Mengatasi obstruksi laring.
2. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di
saluran pernapasan atas.
3. Mempermudah pengisapan sekret dari
bronkus.
4. Untuk memasang alat bantu pernapasan
(respirator).
5. Untuk mengambil benda asing di subglotik,
apabila tidak mempunyai fasilitas
bronkoskopi
TERIMAKASIH