Jalan Nafas Obstruksi Nafas 02 Jenis-Jenis Obstruksi 04 Tanda dan Gejala Jalan Nafas Obstruksi Nafas 05 Penanganan Obstruksi Nafas 01 Pengertian Obstruksi Jalan Nafas Pengertian Obstruksi jalan nafas adalah penyumbatan di bagian mana pun dari jalan nafas. Jalan nafas adalah sistem tabung yang kompleks yang membawa udara yang dihirup dari hidung dan mulut ke paru-paru. Obstruksi dapat mencegah sebagian atau seluruhnya udara masuk ke paru-paru. Beberapa penghalang jalan nafas bersifat ringan, sementara yang lain adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis segera. 02 Jenis-Jenis Obstruksi Jalan Nafas Jenis-Jenis Jenis-jenis sumbatan jalan nafas diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya sumbatan dan seberapa besar sumbatannya Obstruksi saluran nafas bagian Terjadi mulai dari area hidung dan bibir hingga laring (kotak suara), atas Obstruksi saluran nafas bagian Terjadi di antara laring dan saluran sempit paru-paru. bawah Obstruksi saluran nafas parsial Udara masih dapat masuk dan keluar paru-paru. Namun usaha yang (sebagian) dibutuhkan untuk bernafas lebih besar. Udara yang tidak dapat masuk karna penyumbatan total saluran udara, Obstruksi saluran nafas total menyebabkan ketidakmampuan untuk bernafas. Penyumbatan udara terjadi secara cepat. Contohnya yaitu saat tersedak Obstruksi saluran nafas akut benda asing. Terjadi melalui dua cara: penyumbatan yang membutuhkan waktu lama Obstruksi saluran nafas kronis untuk berkembang atau penyumbatan yang berlangsung lama. 03 Penyebab Obstruksi Nafas Penyebab Obstruksi nafas dapat terjadi karena banyak penyebab, yaitu; menghirup atau menelan benda asing; tersangkutnya benda kecil di hidung atau mulut; reaksi alergi; trauma pada saluran pernafasan akibat kecelakaan; masalah pada pita suara; menghirup asap api dalam jumlah besar; infeksi virus; infeksi bakteri; radang saluran pernafasan atas (croup) akibat penyakit pernafasan; pembengkakan lidah atau epiglotis; abses di tenggorokan atau amandel; runtuhnya dinding takea (trakeomalasia); asma, bronkitis kronis; empisema; fibrosis kistik; chronic obstructive pulmonary disease (COPD). 04 Tanda dan Gejala Obstruksi Nafas Tanda dan Gejala Saat mengalami obstruksi nafas, tanda dan gejala yang muncul dapat berupa; agitasi; cyanosis (kulit berwarna kebiruan pada ujung alat gerak dan mukosa bibir); kebingungan; perubahan pada pola pernafasan normal, seperti nafas yang dangkal atau cepat; kesulitan dalam bernafas atau tidak bernafas; terengah-engah; panik; suara pernafasan bernada tinggi (stridor/stretor) yang terdengar seperti bersin; suara pernafasan yang melemah di paru-paru; henti cardio-respiratory; kehilangan kesadaran. 05 Penanganan Obstruksi Nafas Penanganan lnitial Assessment: Pada pasien kondisi sumbatan jalan napas, pada evaluasi awal yang harus ditentukan adalan level sumbatan, apakah sumbatan jalan napas atas atau bawah. Berdasarkan gejala klinik bisa ditentukan level sumbatan. Wheezing adalah tanda sumbatan jalan napas bawah. Stridor inspirasi level sumbatan pada daerah glotis ke atas, ekspirasi level trakea ke bawah, sedangkan biphasic (inspirasi dan ekspirasi) level subglotik. Kualitas suara menentukan level sumbatan, Hot potato/muffled level supraglotik, pangkal lidah dan dinding faring, sedangkan parau level glotik atau subglotik. Penanganan Etiologi: Terdapat berbagai diagnosis banding penderita dengan SJNA, meliputi infeksi/ inflamasi, neurologi, benda asing, tumor, trauma dan kongenital. Berbagai penyebab tersebut menjadi dasar untuk melakukan managemen selanjutnya. Penanganan Dalam menangani obstruksi jalan nafas, pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu: Teknik emergensi yang dapat membantu penyumbatan saluran Heimlich Maneuver pernafasan akibat tersangkutnya benda asing.
Epinephrine Dapat digunakan untuk menangani pembengkakan akibat reaksi alergi
CPR digunakan ketika seseorang tidak dapat bernafas dan kehilangan Cardiopulmonary resuscitation kesadaran. CPR membuat darah beroksigen mengalir ke otak sampai (CPR) layanan darurat tiba. Penanganan lebih lanjut dapat Pemberian oksigen, cairan infus, antibiotik atau obat-obatan lain, tub meliputi endotrakeal, alat bantu pernafasan, operasi saluran pernafasan. Penanganan Anamnesis tetang riwayat penyakit yang akurat menjadi dasar diagnosis pada penderita untuk menentukan penyebab penyumbatan saluran nafas. Riwayat ada tidaknya infeksi / inflamasi, operasi struma, tersedak benda asing, sesak progresif, trauma, kelainan seiak lahir. Pemeriksaa fisik meliputi tanda vital, kesadaran pendarita, stridor lnspiratoir, sesak nafas inspiratoir, retraksi suprasternal, epigastrial, supraklavikuler, lnterkostal, suara parau (kecuali paralisis midline), sianosis, gelisah. Tes tambahan mungkin termasuk CT scan kepala, leher, atau dada untuk menentukan sumber penyumbatan lain, seperti epiglotitis, infeksi dan peradangan pada epiglotis. Dalam keadaan darurat, dokter kemungkinan akan meminta rontgen terlebih dahulu untuk menentukan penyebab gejala. Penanganan Jika rontgen gagal menentukan penyebab penyumbatan, dokter mungkin memilih untuk melakukan pengujian lebih lanjut. Dalam hal ini, mungkin termasuk bronkoskopi. Selama prosedur ini, dokter memasukkan alat yang disebut bronkoskop melalui mulut atau hidung Anda untuk melihat ke dalam paru-paru apakah ada benda asing. Bronkoskopi juga dapat membantu mengidentifikasi penyebab infeksi dengan mengambil sampel lendir dan mengirimkannya untuk dikultur. Ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan sumbatan lendir, yang dapat terjadi pada pasien dengan kondisi paru-paru kronis seperti emfisema dan fibrosis kistik. Penanganan Pada penderita SJNA ringan atau sedang bisa dilakukan pemeriksaan laring dengan laringoskop kaku atau fleksibel untuk visualisasi derajat dan level sumbatan lumen laring. Foto rontgen soft tissue cervical anteroposterior/ lateral digunakan untuk melihat struktur jaringan lunak laring ataupun tulang vertebra pada kasus trauma leher. Manajemen SJNA secara umum tergantung derajat sumbatannya. Beberapa kriteria bisa dipakai untuk acuan. Namun, yang lazim digunakan adalah kriteria Jackson karena penerapannya yang mudah. Penanganan Penanganan Penderita dengan kesulitan jalan napas harus diidentifikasi sebelum dilakukan induksi anestesi dan rencana intubasi bisa cocok dengan situasi. Pada kondisi ini perlu koordinasi antara ahli bedah dan anestesiologi. Kesulitan yang dimaksud adalah situasi yang membuat seorang ahli anestesi sulit untuk memasang masker ventilasi, lntubasi endotrakeal atau keduanya. Peda kondisi seperti ini penderita bisa diterapi dengan tindakan non bedah antara lain oksigenasi. Tindakan ini dilakukan disertai dengan mengatur posisi sedapat mungkin agar potensi jalan nafas terjaga dengan mengatur posisi tidur, dagu, pembersihan jalan nafas dengan penyedotan dan lainnya. Penanganan Tindakan trakeotomi dikerjakan berdasarkan kondisi gradasi SJNA pada penderita. Penderita dengan gradasi 1 dan 2 dikerjakan trakeotomi elektif, sedangkan pada gradasi 3 dan 4 dikerjakan trakeotomi 3 dan 4 urgent/cito. Pada penderita dengan curiga suatu tumor trakeotomi dikerjakan lebih awal tanpa menunggu gradasi sesaknya meningkat. Pada kondisi sangat darurat dapat dikerjakan krikotiroidotomi dilanjutkan trakeotomi. Terapi definif tergantung pada penyebab penyakit yang mendasarinya. Ringkasan Obstruksi jalan nafas adalah keadaan tersumbatnya jalan napas (SJNA) mulal nasal sampai laring dan trekea bagian atas. Sumbatan jalan nafas parsial ataupun total harus diatasi dengan segera, karena dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen dan bahkan kematian. Keberhasilan managemen harus diawali dengan evaluasi jalan napas dengan hati-hati, teliti dan cepat untuk identifikasi berbagai faktor penyebab. Berdasarkan gejala klinik dapat ditentukan level dan gradasi sumbatan, hal ini diperlukan untuk menentukan terapi awal yang bisa dikerjakan. Terapi definitif tergantung penyebab penyakit yang mendasarinya. Daftar Pustaka Brennan, Dan. (2021, October 25). What to know about an airway obstruction. WebMD. https://www.webmd.com/lung/what-to-know-about-airway-obstruction Kivi, Rose. (2021, Juli 19). What causes an airway obstruction, and how is it treated. Healthline. https://www.healthline.com/health/airway-obstruction Yusuf, Muhtarum. (2015). Diagnosis Obstruksi jalan nafas atas pada anak dan dewasa. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XIII Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala, dan Leher.