Anda di halaman 1dari 22

HARJITO, 2023

Obstruksi
Jalan Nafas
Daftar Isi

01 Pengertian Obstruksi 03 Penyebab


Jalan Nafas Obstruksi Nafas
02 Jenis-Jenis Obstruksi 04 Tanda dan Gejala
Jalan Nafas Obstruksi Nafas
05 Penanganan
Obstruksi Nafas
01
Pengertian Obstruksi
Jalan Nafas
Pengertian
Obstruksi jalan nafas adalah penyumbatan di bagian mana pun
dari jalan nafas. Jalan nafas adalah sistem tabung yang
kompleks yang membawa udara yang dihirup
dari hidung dan mulut ke paru-paru. Obstruksi
dapat mencegah sebagian atau seluruhnya udara masuk ke
paru-paru. Beberapa penghalang jalan nafas bersifat ringan,
sementara yang lain adalah keadaan darurat yang
mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis segera.
02
Jenis-Jenis Obstruksi
Jalan Nafas
Jenis-Jenis
Jenis-jenis sumbatan jalan nafas diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya sumbatan dan
seberapa besar sumbatannya
Obstruksi saluran nafas bagian
Terjadi mulai dari area hidung dan bibir hingga laring (kotak suara),
atas
Obstruksi saluran nafas bagian
Terjadi di antara laring dan saluran sempit paru-paru.
bawah
Obstruksi saluran nafas parsial Udara masih dapat masuk dan keluar paru-paru. Namun usaha yang
(sebagian) dibutuhkan untuk bernafas lebih besar.
Udara yang tidak dapat masuk karna penyumbatan total saluran udara,
Obstruksi saluran nafas total
menyebabkan ketidakmampuan untuk bernafas.
Penyumbatan udara terjadi secara cepat. Contohnya yaitu saat tersedak
Obstruksi saluran nafas akut
benda asing.
Terjadi melalui dua cara: penyumbatan yang membutuhkan waktu lama
Obstruksi saluran nafas kronis
untuk berkembang atau penyumbatan yang berlangsung lama.
03
Penyebab Obstruksi
Nafas
Penyebab
Obstruksi nafas dapat terjadi karena banyak penyebab, yaitu; menghirup
atau menelan benda asing; tersangkutnya benda kecil di hidung atau
mulut; reaksi alergi; trauma pada saluran pernafasan akibat kecelakaan;
masalah pada pita suara; menghirup asap api dalam jumlah besar; infeksi
virus; infeksi bakteri; radang saluran pernafasan atas (croup) akibat
penyakit pernafasan; pembengkakan lidah atau epiglotis; abses di
tenggorokan atau amandel; runtuhnya dinding takea (trakeomalasia);
asma, bronkitis kronis; empisema; fibrosis kistik; chronic obstructive
pulmonary disease (COPD).
04
Tanda dan Gejala
Obstruksi Nafas
Tanda dan Gejala
Saat mengalami obstruksi nafas, tanda dan gejala yang muncul dapat
berupa; agitasi; cyanosis (kulit berwarna kebiruan pada ujung alat gerak
dan mukosa bibir); kebingungan; perubahan pada pola pernafasan
normal, seperti nafas yang dangkal atau cepat; kesulitan dalam bernafas
atau tidak bernafas; terengah-engah; panik; suara pernafasan bernada
tinggi (stridor/stretor) yang terdengar seperti bersin; suara pernafasan
yang melemah di paru-paru; henti cardio-respiratory; kehilangan
kesadaran.
05
Penanganan
Obstruksi Nafas
Penanganan
lnitial Assessment:
Pada pasien kondisi sumbatan jalan napas, pada evaluasi awal yang harus
ditentukan adalan level sumbatan, apakah sumbatan jalan napas atas
atau bawah. Berdasarkan gejala klinik bisa ditentukan level sumbatan.
Wheezing adalah tanda sumbatan jalan napas bawah. Stridor inspirasi
level sumbatan pada daerah glotis ke atas, ekspirasi level trakea ke
bawah, sedangkan biphasic (inspirasi dan ekspirasi) level subglotik.
Kualitas suara menentukan level sumbatan, Hot potato/muffled level
supraglotik, pangkal lidah dan dinding faring, sedangkan parau level glotik
atau subglotik.
Penanganan
Etiologi:
Terdapat berbagai diagnosis banding penderita dengan SJNA, meliputi infeksi/ inflamasi,
neurologi, benda asing, tumor, trauma dan kongenital. Berbagai penyebab tersebut menjadi
dasar untuk melakukan managemen selanjutnya.
Penanganan
Dalam menangani obstruksi jalan nafas, pertolongan pertama yang dapat
dilakukan yaitu:
Teknik emergensi yang dapat membantu penyumbatan saluran
Heimlich Maneuver
pernafasan akibat tersangkutnya benda asing.

Epinephrine Dapat digunakan untuk menangani pembengkakan akibat reaksi alergi


CPR digunakan ketika seseorang tidak dapat bernafas dan kehilangan
Cardiopulmonary resuscitation
kesadaran. CPR membuat darah beroksigen mengalir ke otak sampai
(CPR)
layanan darurat tiba.
Penanganan lebih lanjut dapat Pemberian oksigen, cairan infus, antibiotik atau obat-obatan lain, tub
meliputi endotrakeal, alat bantu pernafasan, operasi saluran pernafasan.
Penanganan
Anamnesis tetang riwayat penyakit yang akurat menjadi dasar diagnosis pada
penderita untuk menentukan penyebab penyumbatan saluran nafas. Riwayat ada
tidaknya infeksi / inflamasi, operasi struma, tersedak benda asing, sesak progresif,
trauma, kelainan seiak lahir. Pemeriksaa fisik meliputi tanda vital, kesadaran
pendarita, stridor lnspiratoir, sesak nafas inspiratoir, retraksi suprasternal,
epigastrial, supraklavikuler, lnterkostal, suara parau (kecuali paralisis midline),
sianosis, gelisah. Tes tambahan mungkin termasuk CT scan kepala, leher, atau
dada untuk menentukan sumber penyumbatan lain, seperti epiglotitis, infeksi dan
peradangan pada epiglotis. Dalam keadaan darurat, dokter kemungkinan akan
meminta rontgen terlebih dahulu untuk menentukan penyebab gejala.
Penanganan
Jika rontgen gagal menentukan penyebab penyumbatan, dokter mungkin
memilih untuk melakukan pengujian lebih lanjut. Dalam hal ini, mungkin
termasuk bronkoskopi. Selama prosedur ini, dokter memasukkan alat
yang disebut bronkoskop melalui mulut atau hidung Anda untuk melihat
ke dalam paru-paru apakah ada benda asing. Bronkoskopi juga dapat
membantu mengidentifikasi penyebab infeksi dengan mengambil sampel
lendir dan mengirimkannya untuk dikultur. Ini juga dapat digunakan untuk
menghilangkan sumbatan lendir, yang dapat terjadi pada pasien dengan
kondisi paru-paru kronis seperti emfisema dan fibrosis kistik.
Penanganan
Pada penderita SJNA ringan atau sedang bisa dilakukan pemeriksaan
laring dengan laringoskop kaku atau fleksibel untuk visualisasi derajat dan
level sumbatan lumen laring. Foto rontgen soft tissue cervical
anteroposterior/ lateral digunakan untuk melihat struktur jaringan lunak
laring ataupun tulang vertebra pada kasus trauma leher. Manajemen
SJNA secara umum tergantung derajat sumbatannya. Beberapa kriteria
bisa dipakai untuk acuan. Namun, yang lazim digunakan adalah kriteria
Jackson karena penerapannya yang mudah.
Penanganan
Penanganan
Penderita dengan kesulitan jalan napas harus diidentifikasi sebelum
dilakukan induksi anestesi dan rencana intubasi bisa cocok dengan situasi.
Pada kondisi ini perlu koordinasi antara ahli bedah dan anestesiologi.
Kesulitan yang dimaksud adalah situasi yang membuat seorang ahli
anestesi sulit untuk memasang masker ventilasi, lntubasi endotrakeal
atau keduanya. Peda kondisi seperti ini penderita bisa diterapi dengan
tindakan non bedah antara lain oksigenasi. Tindakan ini dilakukan disertai
dengan mengatur posisi sedapat mungkin agar potensi jalan nafas terjaga
dengan mengatur posisi tidur, dagu, pembersihan jalan nafas dengan
penyedotan dan lainnya.
Penanganan
Tindakan trakeotomi dikerjakan berdasarkan kondisi gradasi SJNA pada
penderita. Penderita dengan gradasi 1 dan 2 dikerjakan trakeotomi
elektif, sedangkan pada gradasi 3 dan 4 dikerjakan trakeotomi 3 dan 4
urgent/cito. Pada penderita dengan curiga suatu tumor trakeotomi
dikerjakan lebih awal tanpa menunggu gradasi sesaknya meningkat. Pada
kondisi sangat darurat dapat dikerjakan krikotiroidotomi dilanjutkan
trakeotomi. Terapi definif tergantung pada penyebab penyakit yang
mendasarinya.
Ringkasan
Obstruksi jalan nafas adalah keadaan tersumbatnya jalan napas (SJNA) mulal
nasal sampai laring dan trekea bagian atas. Sumbatan jalan nafas parsial
ataupun total harus diatasi dengan segera, karena dapat mengakibatkan
kerusakan otak permanen dan bahkan kematian. Keberhasilan managemen
harus diawali dengan evaluasi jalan napas dengan hati-hati, teliti dan cepat
untuk identifikasi berbagai faktor penyebab. Berdasarkan gejala klinik dapat
ditentukan level dan gradasi sumbatan, hal ini diperlukan untuk menentukan
terapi awal yang bisa dikerjakan. Terapi definitif tergantung penyebab penyakit
yang mendasarinya.
Daftar Pustaka
Brennan, Dan. (2021, October 25). What to know about an airway obstruction. WebMD.
https://www.webmd.com/lung/what-to-know-about-airway-obstruction
Kivi, Rose. (2021, Juli 19). What causes an airway obstruction, and how is it treated. Healthline.
https://www.healthline.com/health/airway-obstruction
Yusuf, Muhtarum. (2015). Diagnosis Obstruksi jalan nafas atas pada anak dan dewasa. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan XIII Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala, dan Leher.

Anda mungkin juga menyukai