Anda di halaman 1dari 20

K E G A W A T D A R U R A T A N

KELOMPOK 6 :
1. AIDHA
2. ANISSA FITRI
KONSEP DASAR TEKNIK 3.
4.
DIDIT ADITYA
MARIANA O.N
PEMBEBATAN & PEMBIDAIAN 5. NOVI DWI YANTI
6. RAHEL KAYANG
7. TATA MAULITA L/O/G/O
8. TIA PUSPITA A.
1. PEMBEBATAN

PENGERTIAN
• Pembebatan/Pembalutan adalah
penutupan suatu bagian tubuh yang
cedera dengan bahan tertentu dengan
tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai
peran penting dalam membantu
mengurangi bengkak, kontaminasi oleh
mikroorganisme dan membantu
mengurangi ketegangan jaringan luka.
(Krisanty, 2009)
TUJUAN PEMBEBATAN
1. Menahan sesuatu
a. menahan penutup luka
b. menahan pita traksi kulit
c. menahan bidai
d. menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran

2. Memberikan tekanan
a. kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom
b. adanya ruang mati (dead space)

Melindungi bagian tubuh yang cedera

Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang


cedera
www.themegallery.com
Prinsip dan Syarat Pembebatan/Pembalutan

Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat


karena dapat mengganggu sirkulasi

Jangan terialu kendor sehingga mudah bergeser


atau lepas

Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk


merigetahui adanya gangguan sirkulasi

Bila ada keluhan balutan terialu erat hendaknya


sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian
evaluasi keadaan sirkulasi
Macam-macam Bahan Pembalutan
1. Pembalut Segitiga ( Mitella )
Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa, tourniquet, penahan
bidai atau penyangga (sling).
2. Pembalut Pita
a. Pembalut kasa gulung
Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut
gips.
b. Pembalut elastik
Bisa dipakai untuk berbagai tujuan: penahan, penekanan,
pelindung dan penyangga, sehingga pemakaiannya sangat
luas.
c. Pembalut tricot
Terdiri dari Rain seperti kain kasa sehingga agak elastik
bagian tengahnya diisi kapas sehingga berbentuk bulat
panjang.
3. Plester
Terdiri dari pita berperekat, dipergunakan untuk :
• melekatkan kassa penutup luka
• untuk fiksasi
• untuk adaptasi, mendekatkan tepi-tepi luka lama yang sudah
bersih.
PEMBIDAIAN
PENGERTIAN
Saleh (2006)
• menyatakan bahwa pembidaian (splinting) adalah suatu cara
pertolongan pertama pada cedera atau trauma pada sistem
muskuloskeletal yang harus diketahui oleh dokter, perawat, atau orang
yang akan memberikan pertolongan pertama pada tempat kejadian
kecelakaan. Pembidaian adalah cara untuk mengistirahatkan
(imobilisasi) bagian tubuh yang mengalami cedera dengan
menggunakan suatu alat.

Fitch (2008)

• menyatakan bahwa pembidaian mengimobilisasi ekstremitas yang


mengalami cedera dan melindungi dari cedera yang lebih lanjut,
mengurangi nyeri dan perdarahan serta digunakan untuk memulai
proses penyembuhan.
TUJUAN PEMBIDAIAN
Untuk mencegah gerakan
(imobilisasi) fragmen patah
tulang atau sendi yang
mengalami dislokasi.

Untuk meminimalisasi/mencegah
kerusakan pada jaringan lunak
sekitar tulang yang patah

Untuk mengurangi perdarahan


dan bengkak yang timbul.

Untuk mencegah
terjadinya syok.

Untuk mengurangi nyeri dan


penderitaan.
PRINSIP PEMBIDAIAN (Saleh, 2006)

1. Harus melakukan proteksi diri 7. Bila persendian yang mengalami


sebelum pembidaian cedera, lakukan juga imobilisasi
2. Jangan melepaskan stabilisasi pada tulang proksimal dan distal
manual pada tulang yang cedera dari sendi tersebut
sampai kita benar- benar 8. Berikan bantalan atau padding
melakukan pembidaian untuk mencegah penekanan pada
3. Jangan mereposisi atau menekan bagian tulang yang menonjol
fragmen tulang yang keluar dibawah kulit
kembali ketempat semula 9. Sebelum dan sesudah memasang
4. Buka pakaian yang menutupi bidai lakukan penilaian terhadap
tulang yang patah sebelum nadi, gerakan dan rasa /sensasi
memasang bidai pada bagian distal dari tempat
5. Lakukan balut tekan untuk yang fraktur atau cedera
menghentikan perdarahan pada 10. Berikan dukungan dan tenangkan
fraktur terbuka sebelum penderita menghadapi cedera
memasang bidai ini.
6. Bidai harus melewati sendi
proksimal dan sendi distal dari
tulang yang patah
SYARAT PEMBIDAIAN

Panjang bidai diusahakan


Ukuran meliputi lebar dan
melampaui 2 sendi yang
panjangnya disesuaikan dengan
membatasi bagian yang
kebutuhan.
mengalami patah tulang.

Bidai harus dapat


Usahakan bidai dengan
mempertahankan
lapisan empuk agar tidak
kedudukan 2 sendi tulang
membuat sakit.
yang patah.

Bidai tidak boleh terlalu


kencang atau ketat.
KONTRAINDIKASI PEMBIDAIAN

Fitch (2008) menyatakan bahwa


meskipun tidak ada kontraindikasi absolut dalam
menggunakan pembidaian/splinting pada
ekstremitas yang mengalami cedera, beberapa hal
unik harus diperhatikan. Pembengkakan alami
akan terjadi sesudah terjadi cedera dapat
menjadi hambatan dari keamanan metode dari
imobilisasi.
TIPE-TIPE BIDAI (Gilbert, 2011)
1. Hard splint (bidai kaku)
Bidai kaku biasanya digunakan untuk fraktur ekstremitas.
Bidai kaku sederhana bisa dibuat dari kayu dan papan.
2. Soft splint (bidai lunak)
Pembidaian dimulai dari tempat kejadian yang dilakukan
oleh penolong dengan menggunakan alat pembidaian
sederhana seperti bantal atau selimut.
3. Air slint atau vacuum splint
Bidai ini digunakan pada trauma yang spesifik seperti bidai
udara.
4. Traction splint (bidai dengan traksi)
Bidai dengan tarikan merupakan alat mekanik yang mampu
melakukan traksi pada bidai.
KOMPLIKASI PEMBIDAIAN (Brinkley, 2010)

Kerusakan kulit

Kerusakan Compartment
saraf syndrome

Infeksi
L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai