Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA

NATURA KEPADA PEGAWAI SEBAGAI BENTUK


UPAYA MENGEFISIENSIKAN PAJAK PT KAWASAN
BERIKAT NUSANTARA
Disusun oleh : Melisa Nelis 1211000348
Program Studi S1 Akuntansi 2017
Pertumbuhan
Ekonomi, Pengeluaran Pajak = Beban.
Pemerintah meningkat Meminimalkan Pajak

Pendapatan Negara :
Pajak
LATAR
BELAKANG
Efisiensi Pembayaran TAX PLANNING
Pajak
• Bagaimana penerapan tax planning atas biaya natura untuk
karyawan dalam upaya mengefisiensikan jumlah pajak yang
harus dibayar oleh PT KBN Jakarta?

• Apakah terdapat alternative lain selain pemberian


natura yang masih tergolong dalam biaya
kesejahteraan karyawan?

PERUMUSAN
• Bagaimana konsekuensi dari masing – masing
MASALAH alternative terhadap Pph Pasal 21 ataupun
PPh Badan PT Kawasan Berikat Nusantara?
 PAJAK  DASAR HUKUM PAJAK
UUD 1945 Pasal 23 ayat 2

 FUNGSI PAJAK  SEBJEK PAJAK DALAM NEGERI


(Budgetair, Regulerend , Demokrasi, (Orang Pribadi : Karyawan PT KBN)
Distribusi) (Badan : PT KBN JAKARTA)

 SISTEM PEMOTONGAN PAJAK  Tax Planning


(Sistem Official Assesment , Sistem Self (Tax Saving, Tax Avoidance, Menghindari
KAJIAN Assesment & Sistem Witholding) Pelanggaran, Menunda Pembayaran,
Mengoptimalkan Kredit Pajak)
TEORI
 NATURA & KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
Jenis
Penelitian : Variabel bebas: Perencanaan Pajak dan Biaya
Deskriptif Natura kepada Karyawan
dengan Studi Variabel terikat: Efisiensi Pajak
Kasus

Metode Pengumpulan Data


Jenis dan Sumber Data :
• Wawancara
Dokumenter dan Data
• Dokumentasi
Sekunder.
• Studi Kepustakaan
METODE
PENELITIAN Lingkup Penelitian : PT Kawasan Berikat
Metode
Analisis Data :
Nusantara Jakarta Metode
Populasi dan Sampel : Seluruh Karyawan PT Deskriptif
KBN Jakarta. Kualitatif
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN TERKAIT PERUSAHAAN
• Pemilihan bentuk badan usaha sebagai Perseroan terbatas (PT)
.
• Laporan keuangan sesuai Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia (SAK).

• Penggunaan metode pembukuan accrual basis (metode akrual).

• Penggunaan metode persediaan FIFO (First In First Out).

• Pemilihan metode penyusutan yaitu metode garis lurus (Straight Line Method).

• Tersedianya sarana perawatan dan pelayanan kesehatan atau polikilinik


(medical centre) yang melayani pasien selama 24 jam per hari oleh SBU
HASIL Pelayanan Kesehatan.

PENELITIAN • Pemberian biaya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan PT Kawasan Berikat
Nusantara.

• Tersedianya kendaraan untuk direktur pemasaran dan juga untuk operasional.

• Kebijakan terkait PPh pasal 21 PT KBN adalah ditanggung oleh perusahaan.


PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN

 Pelayanan Kesehatan Karyawan  ALTERNATIF :


<Pada PT KBN >

• KEP -281/jp/1998  Fasilitas Pengobatan berupa Pemberian


Tentang Objek Pajak Tunjangan Pengobatan Kepada Pegawai.
Penghasilan Pasal 21 .
• UU PPh No . 36 Tahun
2008 pasal 9 ayat (1)
huruf e  Perusahaan Memberikan Fasilitas Penggantian
Biaya Pengobatan.

MELAKUKAN KOREKSI FISKAL


TAX PLANNING!
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN

 Pendidikan dan Pelatihan  ALTERNATIF :

<Pada PT KBN >


 Pelatihan Dapat dijadikan
• Undang – Undang Pajak  Magang beban dan
penghasilan nomor 36  Beasiswa pengurang biaya
tahun 2008 pasal 6 ayat 1
huruf g .
 biaya pendidikan Tidak dapat
untuk kepentingan dijadikan beban dan
pribadi pengurang biaya

MELAKUKAN KOREKSI FISKAL

TAX PLANNING!
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN

 Biaya Perbaikan/Pemeliharaan/Penyusutan  Rincian Hasil Koreksi Fiskal Kendaraan Rp 12,728,790,319 =


Kendaraan - Mobil sedan diberikan untuk Direksi Pemasaran = Rp
<Pada PT KBN > 3,528,470,000
- Mobil untuk keperluan operasional perusahaan = Rp
9,200,320,319
Kendaraan Final =
Rp. 4,500,000,000.
 Berdasarkan KEP- 220/PJ/2002 pasal 3 ayat 2:
- Mobil sedan diberikan untuk Direksi Pemasaran
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
220/PJ/2002 pasal 3 ayat (2) maka dapat dibebankan sebesar 50%.
50 % x Rp 3,528,470,000= Rp 1,764,235,000

MELAKUKAN KOREKSI FISKAL - Mobil untuk Operasional perusahaan dapat seluruhnya dibebankan
sebagai biaya perusahaan = Rp 9,200,320,319.

Biaya yang diakui sebagai beban pada laporan laba rugi fiskal = Rp
1,764,235,000 + Rp 9,200,320,319 = Rp. 10,964,555,319.
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN
 Biaya Perbaikan/Pemeliharaan/Penyusutan Kendaraan

 Alternatif :

Kendaraan kantor tidak diberikan sebagai  Dapat dibiayakan & menjadi pengurang
fasilitas bagi direktur, melainkan digunakan penghasilan bruto perusahaan.
sepenuhnya hanya untuk keperluan operasional
perusahaan saja. Hal ini juga menghindari
penggunaan kendaraan kantor untuk keperluan  Tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.
pribadi karyawan, misalnya supir perusahaan.

TAX PLANNING!
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN

 Biaya Penyusutan Kendaraan <Pada PT KBN >

 Rincian Hasil Koreksi Fiskal Rp Rp 1,846,225,680 =


- Biaya penyusutan kendaraan untuk direksi = Rp 806,205,600
- Biaya penyustuan kendaraan untuk operasional perusahaan = Rp 1,040,020,080

Biaya penyusutan kendaraan juga tidak boleh dibiayakan sepenuhnya, hanya dapat dibiayakan sebesar 50% dari
jumlah biaya yang dikeluarkan, sehingga :

• Biaya penyusutan kendaraan untuk direksi dapat dibebankan 50%.


(50% x Rp 806,205,600 = Rp 403,102,800)
• Biaya penyusutan untuk operasional perusahaan dapat dibebankan seluruhnya = Rp
1,040,020,080
• Oleh karena itu biaya yang seharusnya dapat diakui dalam laporan laba rugi fiskal : Rp
403,102,800 + Rp 1,040,020,080 = Rp 1,443,122,880
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN
 Biaya Penyusutan

 Alternatif :

 Dapat seluruhnya dijadikan sebagai biaya


Menjadikan kendaraan tersebut seluruhnya perusahaan.
untuk keperluan operasional perusahaan
saja tanpa memberikan kepada direksi
pemasaran.  Tidak perlu dilakukan koreksi fiskal.

TAX PLANNING!
PERBANDINGAN JUMLAH BEBAN PAJAK SEBELUM DAN
SESUDAH TAX PLANNING

Sebelum Tax Planning Sesudah Tax Planning


PKP = 25% x 72,441,530,278 = 18,110,382,570
PKP = 25% x 68,465,123,049 = 17,116,280,762
Pajak Penghasilan Non Final = 18,110,382,570 Pajak Penghasilan Non Final = 17,116,280,762
Pajak Penghasilan Final PPh Pasal 4(2) = 49,464,318,616 Pajak Penghasilan Final PPh Ps 4(2) = 49,464,318,616
Pajak Tangguhan = (1,005,671,056) Pajak Tangguhan = (1,005,671,056)
Jumlah Beban Pajak Penghasilan = 66,569,030,130 Jumlah Beban Pajak Penghasilan = 65,574,928,322

Laba sebelum pajak = 333,977,130,255 Laba sebelum pajak = 330,000,723,026


Pajak Penghasilan = 66,569,030,130 Pajak Penghasilan = 65,574,928,322
Laba Bersih Fiskal = 267,408,100,125 Laba Bersih Fiskal = 264,425,794,704

 Berkurangnya jumlah koreksi fiskal positif perusahaan .


 Jumlah PPh terutang perusahaan berkurang : sebelum tax planning Rp 66,569,030,130, setelah tax planning Rp
65,574,928,322.
 Penghematan pajak dapat dilakukan PT KBN sebesar Rp 66,569,030,130 – Rp 65,574,928,322. = Rp 994,101,808.00
PENERAPAN TAX PLANNING TERKAIT
KEBIJAKAN PERUSAHAAN PPH PASAL 21

Kebijakan PT KBN
terkait PPh Pasal
TAX PLANNING
21 = ditanggung
oleh perusahaan

Efisiensi Metode gross, nett


Pembayaran Pajak dan juga gross up.
PENERAPAN TAX PLANNING MELALUI NATURA &
KESEJAHTERAAN UNTUK KARYAWAN
KESIMPULAN
SARAN
 Efisiensi pajak melalui tax planning biaya natura sebesar Rp.
994,101,808.00
 Natura dapat dijadikan komponen penting dalam Tax
 Terdapat beberapa alternative – alternativeplanning,
pada setiap namun
Tax tetap harus diperhatikan khusunya
Planning yang telah dilakukan oleh PT KBN pemberian natura dengan jumlah besar.
yang masih
tergolong dalam kesejahteraan karyawan guna
meminimalkan jumlah pajak yang dikeluarkan Perusahaan
oleh PT KBN.senantiasa mengikuti perkembangan terbaru
dari peraturan dan ketentuan perpajakan sehingga dalam
 Untuk PPh badan PT KBN, perlu adanya koreksi kegiatan perencanaan
fiskal untuk pajak untuk menentukan beban pajak
penghasilan tidak final dari alternatif yang yang efisien
diberikan, pada perusahaan akan tetap pada rambu –
untuk
penghasilan kena final tidak perlu diadakanrambu perpajakan
koreksi. Dengan yang ada.
adanya koreksi fiskal, Beban yang sebelumnya tidak dapat
dibiayakan menjadi deductible expense bagi Manajemen
perusahaan dan PT Kawasan Berikat Nusantara dalam
mengoperasikan perusahaan sebisa mungkin memulai
jumlah pph terutang perusahaan dapat di efisiensikan.
menggunakan tax planning yang turut memberikan
 Untuk PPh pasal 21, natura dan kesejahteraan kesejahteraan padakepada karyawan karena dengan turut
umumnya bukan penghasilan, namun jika menyejahterakan
diberikan dalam karyawan akan meningkatkan loyalitas
bentuk tunjangan maka akan menjadi taxable karyawan kepada perusahaan.
dan dipotong
PPh pasal 21 bagi karyawan, sebaliknya jika PPh pasal 21
ditanggung perusahaan maka menjadi non taxable bagi
pegawai dan tidak dipotong PPh pasal 21.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai