Kep
ABRASI: Abrasi adalah
jenis luka di mana kulit
dikerik atau terhapus.
Ketika kulit diseret di
atas karpet, luka yang
dihasilkan adalah sebuah
abrasi.
Lecet biasanya luka
dangkal, yang berarti
bahwa hanya lapisan luar
kulit yang terpengaruh.
PENGERTIAN
Abses adalah infeksi bakteri setempat yang
ditandai dengan pengumpulan pus
(bakteri,jaringan nekrotik dan sel darah
putih) ( Smelltzer at.al, 2001: 496)
Abses adalah pengumpulan eksudat
purulen yang terjebak di dalam jaringan
yang kemudian membentuk rongga yang
secara anatomis sebelumnya tidak ada
dengan jaringan fibrotik disekitarnya
sebagai respon tubuh terhadap adanya
infeksi.
Karena abses merupakan salah satu
manifestasi peradangan, maka manifestasi
lain yang mengikuti abses dapat merupakan
tanda dan gejala dari proses inflamasi, yakni:
kemerahan (rubor), panas (calor),
pembengkakan (tumor), rasa nyeri (dolor),
dan hilangnya fungsi.
Menurut ahli penyakit infeksi penyebab abses antara lain :
Infeksi Mikrobial
Merupakan penyebab paling sering terjadinya abses. Oleh Virus dan bakteri
menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi dan melepaskan toksin
Reaksi hipersensitivitas
Terjadi bila ada perubahan respon Imunologi yang menyebabkan jaringan
rusak.
Agen Fisik
Melalui trauma fisik, ultra violet atau radiasi, dan terbakar.
Bahan kimia iritan dan korosif
Bahan oksidan, asam, basa, akan merusak jaringan dengan cara memprovokasi
terjadinya proses radang, selain itu agen infeksi dapat melepaskan bahan
kimiawi spesifik yang mengiritasi dan langsung menyebabkan radang
Nekrosis jaringan
Aliran darah yang kurang akan menyebabkan hipoksia dan berkurangnya
makanan pada dearah yang bersangkutan. Menyebabkan kematian jaringan
yang merupakan stimulus kuat penyebab infeksi pada daerah tepi infeksi sering
memperlihatkan suatu respon radang akut. (Underwood,lC.E. 1999: 232 )
Setelah trauma mula-mula terjadi vasokontriksi (penympitan
pemb darah) semetara, beberapa detik-menit tgtg kerasnya
trauma
Setelah trauma → vasodilatasi (pelebaran pemb darah) → aliran
darah meningkat → pemb darh akan penuh berisi darah dan me↑
tek hidrostatik pemb darah → keluarnya protein plasma dr pemb
darah
Permeabilitas pemb drah me↑ → cairan darah & protein akan
keluar dr pemb darah (extravasasi) → muncul kemerahan dan
bengkak
Terjadi marginasi leukosit → leukosit bergerak mendkati pemb
darah dan akhirnya melekat pada sel endotel dinding pemb
darah.
Fagocitosis
Leukosit menelan bakteri / debris (kotoran) jaringan – muncul
eksudat
Abses - salah satu manifestasi peradangan,
- muncul tanda dan gejala dari proses
inflamasi, yakni:
1. Kemerahan (Rubor),
2. Kalor (Calor)
3. Rasa nyeri (Dolor)
4. Pembengkakan (Tumor)
5. Hilangnya fungsi (Fungsio Laesa)
Debridemen
Pembersihan luka dan debridemen diawali pada lapisan superfisial
jaringan sampai ke lapisan terdalam.
Penutupan Luka
Jika luka bersih dan jaringan kulit dapat menutup, maka lakukan jahitan
primer.
Jika luka bersih namun diperkirakan produktif, misalnya kemungkinan
seroma atau infeksi, maka pasanglah drain.
Jika luka kotor, maka lakukan perawatan luka terbuka untuk selanjutnya
dilakukan hekting sekunder.
Medikamentosa
Antibiotik
Tujuan pemberian atibiotik adalah untuk
profilaksis
2. Luka Terbuka
5. Metal Effect
Prinsip Dasar Penanganan Luka Tembak.
1. Cari sumber perdarahan.
2. Tekan langsung, gunakan pembalut.
3. Jika pembalut dibasahi darah , tambahkan lagi di
atasnya.
4. Untuk perdarahan hebat segeramencari pembalut
5. Jika luka hanya kecil dan perdarahannya sedikit,
bersihkan dengan betadhin.
6. Jika terjadi shock berikan infus Na Cl 0,9%
7. Infeksi dan Pencegahannya :
Jangan sekali – kali menyentuh luka dengan tangan atau alat yang
kotor.
Jangan mencuci luka dengan air yang tidak steril.
Bersihkan luka dengan bahan antiseptik.
Tutup luka dengan kassa steril.
Pengkajian
Keadaan Umum pasien
Pemeriksaan Fisik: TTV dan Head to Toe
Pemeriksaan Keadaan Lokal: kondisi luka, luas luka,
kedalaman luka, banyaknya perdarahan, serta nyeri tekan
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut b.d adanya trauma pada daerah kulit
2. Kerusakan integritas kulit b.d adanya proses perlukaan
dan inflamasi pada kulit
3. Resiko Kekurangan volume cairan b.d adanya perdarahan
4. Resiko infeksi b.d adanya jaringan yang tdk intak
Intervensi:
NIC/NOC