Anda di halaman 1dari 14

Pe

nd
id
ik
an
Ke
w
ar
ga
n
eg
XI ar
M aa
M n
2
KELOMPOK 1
Tentang ancaman militer ke Indonesia
yang berupa Agresi

Disusun Oleh : Asep Ahmad


Chikal Alief
Dandi Septiandi
Risanti Handayani
Rizal nurul f
PKN Trimus Andrian M
Salah satu ancaman militer yang
berupa agresi ke Indonesia, yaitu :

AGRESI MILITER
BELANDA 1 & 2
LATAR BELAKANG
Pada bulan November 1946, di Linggajati dilaksanakan perundingan yaitu
“perundingan Linggajati”.perundingan ini hanya berlangsung singkat. Kedua
belah pihak saling tidak mempercayai, Setelah selesai perundingan di
Linggajati bulan November 1946, di samping itu Belanda terus memperkuat
angkatan perangnya di seluruh Indonesia terutama di Jawa dan Sumatera.
Van Mook menyelenggarakan pertemuan lanjutan di Pangkal Pinang pada 1
Oktober 1946. Kemudian Belanda menggelar “Konferensi Besar” di Denpasar
tanggal 18–24 Desember 1946, dimana kemudian dibentuk negara Indonesia
Timur. Tindakan Van Mook membenarkan keragu-raguan Indonesia tentang
kesetiaan Belanda dalam melaksanakan perundingan Linggajati. Perundingan
Linggarjati bagi Belanda hanya dijadikan alat untuk mendatangkan pasukan
yang lebih banyak dari negerinya.
AGRESI MILITER BELANDA 1

Latar belakang
Agresi Militer Belanda 1 dilatar belakangi oleh Belanda yang
tidak menerima hasil Perundingan Linggajati yang telah
disepakati bersama pada tanggal 25 Maret 1947. Atas dasar
tersebut, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melakukan
agresi militer pertamanya dengan menggempur Indonesia.
Tujuan Agresi Militer
Belanda
Agresi militer pertama
yang dilakukan oleh
1 2. Bidang Ekonomi
Belanda mengandung Merebut daerah-daerah penting, seperti
beberapa misi yang harus Jawa Barat dan Timur sebagai penghasil
mereka selesaikan. bahan makanan, Sumatera sebagai
Adapun tujuan dari agresi wilayah perkebunan dan pertambangan.
militer ini adalah sebagai
berikut:
3. Bidang Militer
1. Bidang Politik Menghancurkan Tentara Negara
Mengepung ibu kota RI dan menghapus RI Indonesia (TNI).
dari peta (menghilangkan de facto RI).
Sejarah Agresi Militer Belanda 1
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda menggempur Indonesia dengan
menyerang Pulau Jawa dan Sumatra. Pasukan TNI mundur ke
daerah pinggiran untuk membangun daerah pertahanan baru.
Pasukan TNI selanjutnya melawan Belanda dengan taktik Gerilya.
Meskipun Belanda berhasil menduduki beberapa kota-kota penting,
akan tetapi justru hal ini membuat posisi Republik Indonesia naik di
mata dunia. Akhirnya Liga Arab mengakui kemerdekaan Indonesia
pada 18 November 1946. Dewan Keamanan PBB membentuk
Komisi Tiga Negara (KTN) untuk menyelesaikan konflik ini melalui
serangkaian perundingan, seperti Perundingan Renville dan
Perundingan Kaliurang.
AGRESI MILITER BELANDA KE 2

Latar Belakang
Agresi militer Belanda 2 dilatarbelakangi oleh
ketidakpuasan mereka terhadap pejanjian
Renvile yang telah disepakati. Mereka menolak
adanya pembagian kekuasaan dan tetap ingin
menguasai Republik Indonesia seutuhnya.
Sejarah Agresi Militer Belanda 2
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangannya
ke Ibu Kota Indonesia, Yogyakarta. Dalam peristiwa ini, Belanda
menangkap dan menawan pimpinan-pimpinan RI, seperti Presiden
Soekarno, Wakil Presiden Moh.Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden)
dan beberapa menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim.
Presiden Soekarno dan Moh. Hatta kemudian diasingkan di Bangka.
Jatuhnya Yogyakarta, dan ditawannya beberapa pimpinan RI
membuat Belanda merasa telah menguasai Indonesia dan segera
membentuk Pemerintah Federal. sebelum Belanda membentuk
Pemerintahan Federal, Ir.Soekarno meminta Syarifudin Prawiranegara
untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Pada tanggal 19 Desember 1948 PDRI berhasil dibentuk di Bukittinggi,
Sumatera.
Sementara itu Belanda terus menambah pasukannya ke
wilayah RI untuk menunjukan bahwa mereka telah menguasai
Indonesia. Rakyat dan TNI bersatu berperang melawan
Belanda menggunakan siasat gerilya. TNI yang berada di
bawah pimpinan Jenderal Soedirman melancarkan serangan
terhadap Belanda dan merusak fasilitas-fasilitas penting,
seperti: memutus kawat-kawat telepon, jalan-jalan kereta api,
dan menghancurkan jembatan agar Belanda tidak dapat
menggunakannya. Jenderal Soedirman dan pasukannya
berperang dengan bergerilya di Jawa Timur dan Jawa Tengah
dengan menempuh perjalanan dari Yogyakarta, Surakarta,
Madiun, dan Kediri.
Pada tanggal 23 Desember 1948, PDRI mengirimkan perintah
Kepada wakil RI di PBB untuk menyampaikan bahwa
pemerintah RI bersedia untuk penghentian peperangan dan
mengadakan perundingan. Namun, Belanda tidak
mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28
Januari 1949 untuk menghentikan perang. Mereka menyakini
bahwa RI telah hilang. Akan tetapi, TNI dan rakyat
melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk
membuktikan bahwa RI masih ada dan TNI masih kuat.
Serangan ini berhasil memukul Belanda keluar dari
Yogyakarta. Meskipun Yogyakarta hanya berhasil dikuasai
selama 6 jam, kenyataan ini membuktikan bahwa NKRI tetap
berjalan.
KESIMPULAN
Agresi militer merupakan bentuk rill bahwa Belanda melanggar
perjanjian Internasional. Dalam agresi ini Belanda mencoba
menguasai kota-kota, pelabuhan, dan perkebunan yang
dianggap penting bagi Indonesia. Pelanggaran yang dilakukan
Belanda ini mendapat simpati dari luar negeri termasuk PBB.
Perjuangan dari para pahlawan serta dukungan internasional
yang mampu melepaskan Indonesia dari agresi Belanda
tersebut.
Video Agresi Militer Belanda 1
VIDEO AGRESI MILITER BELANDA 2

Anda mungkin juga menyukai