Anda di halaman 1dari 67

KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA DI PELABUHAN

dr. Gotra Saputra, M.Kes (MARS)


PENDAHULUAN

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan


masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,
pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan serta pengamanan
terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan
pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
MENGAPA KITA PERLU K3 ? C
Kita tidak ingin I
Manusia/T e Terjadi kecelakaan
naga Kerja kerja atau PAK - >
kehilangan saudara T

R
Kita tidak ingin
Harta
A
K Benda
kehilangan harta
Benda

P
E
3 R
Lingkung Kita tidak ingin
terjadi Kerusakan
an Lingkungan
Hidup U
5
PERATURAN TENTANG K3

UU PP Permenaker Kepmenaker
PENGENALAN TENTANG K3
UU. PP. PERMENAKERTRAN,KEPMEN DLL

H
Lokasi
Perusahaan

- ZERO ACCIDENT
A - EFESIEN
Orang/Tenaga Kerja
- SUSTAINABLE

Z
Kegiatan
A
PELAKSANAAN & PENGAWASAN K3  P2K3
R
7
TUJUAN PENERAPAN K3
TEMPAT

KEGIATAN  Pembangunan
sustainable sehingga
ORANG  Sumber2 dapat menjaga
produksi/kegiatan Kelestarian
aman, lancar lingkungan hidup
 Setiap orang/TK mendorong
yang berada di produktivitas tinggi
tempat kerja selalu dan efisiensi
dalam keadaan dapat tercapai
selamat, sehat dan
sejahtera
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
Pasal 27 (2)
UUD 1945
Undang-undang
13 Thn 2003

Pasal 86 Pasal 87

• UU No.1/1970 PP 50 Tahun
2012 ttg
Penerapan SMK3

Sanksi
(1) Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
Pasal 87
UU
No.13/2003

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
 Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara
eksplisit merupakan pelaksanaan K3 secara
sistem
 SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui
Permenaker No.
05/Men/1996
 Di Internasional perkembangan sistem manajemen
K3 mulai berkembang melalui ILO Guidline Tahun
2001
 OHSAS dikembangkan pada tahun 2001

 SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13 tahun 2003


pasal 87
 Dan mengamanatkan pedoman penerapan
melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
PENERAPAN SMK3
Pasal 5

 Wajib bagi perusahaan:


◦ mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau
◦ mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
( high
risk).
 Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
 Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan
peraturan perUU, konvensi atau standar
internasional
IMPLEMENTASI K3 DI PELABUHAN
2 FATOR UTAMA
PENYEBAB TERJADINYA
BAHAYA

UNSAFE UNSAFE
ACTION CONDITION
 KURANG PENGETAHUAN
 KURANG TERAMPIL/ PENGALAMAN
 TIDAK ADA KEMAUAN
 FAKTOR KELELAHAN
 JENIS PEKERJAAN YG TIDAK SESUAI
 GANGGUAN MENTAL

 KESALAHAN DALAM SIFAT DAN TINGKAH


LAKU MANUSIA
 Menjalankan Mesin/  Mengambil posisi pada tempat
Peralatan tanpa yang berbahaya
wewenang  Membetulkan mesin dalam

 Menjalankan Mesin/ keadaan jalan


Peralatan dgn kecepatan  Lalai memberikan
yg tidak semestinya peringatan atau
 Membuat Alat Pengaman lupa mengamankan tempat
tidak berfungsi kerja
 Lalai menggunakan APD  Bersenda gurau tidak pada

 Mengangkat barang tempatnya


dengan cara yg salah  Memaksakan diri untuk
bekerja
walaupun sakit
 Merancang /memasang peralatan
 Kebersihan lingkungan kerja
 Pelindung atau
yang jelek
pembatas/pengaman yang
tidak memadai  Polusi udara di ruangan kerja

 Peralatan/ perkakas dan


(gas, uap, asap, debu, dsb.)
bahan yang rusak tetap  Kebisingan yang berlebihan

digunakan  Pemaparan Radiasi

 Penempatan barang yang  Ventilasi yang tidak memadai


salah  Penerangan yang tidak
 Sistem peringatan yang memadai
tidak memadai
 Pengabaian terhadap
perkiraan bahaya
kebakaran/ peledakan
KESEHATAN KARANTINA
KARANTINA
Karantina digunakan untuk memisahkan dan
membatasi pergerakan orang sehat yang mungkin
telah terpapar penyakit menular untuk memantau kalau
dia berkembang jadi sakit. Orang-orang ini mungkin
telah terpapar terhadap penyakit tanpa mengetahuinya,
atau mereka telah mengidap penyakit tetapi belum
menunjukkan gejala. Karantina juga membatasi
penyebaran penyakit menular
Sasaran tindakan kekarantinaan kesehatan yaitu alat
angkut, orang/pelaku perjalanan, barang, dan
lingkungan
RUANG LINGKUP PENYELANGGARAAN
KARANTINA
ALUR PEMERIKSAAN KEDATANGAN KAPAL
PERMOHONAN Lampu merah
putih 1,8 m
IJIN KARANTINA diatas kabin

WIL AYAH ANALISA


TERJANGKIT ASAL KEDATANGAN WIL AYAH SEHAT
KAPAL

ANALISA MUDAH &


KAPAL TERJANGKIT HASIL PEMERIKSAAN

TINDAKAN
KEKARANTINAAN SEHAT

PHC IJIN BEBAS KARANTINA FP


BENDERA ISYARAT KARANTINA DI KAPAL

KAPAL SAYA SEHAT K A M I M IN TA KA P AL P UNY A


P ER TO L O N G A N
MINTA FREEPRATIQUE D O K TE R DOK TER

K A P A L SA Y A K A P A L SA Y A
TER SA N G K A T E R JA N G K IT
Ijin / persetujuan karantina kesehatan adalah ijin
untuk suatu alat angkut dan muatannya untuk dapat
melanjutkan proses memasuki wilayah suatu negara
karena telah dinyatakan bebas dari penyakit dan
faktor risiko. Baik setelah melalui proses tindakan
kekarantinaan bila sebelumnya dinyatakan terjangkit
atau tanpa melalui proses tindakan kekarantinaan
telah memenuhi sya.rat
DOKUMEN
KESEHATAN
KAPAL
SSCEC/SSCC
INTERNATIONAL CERTIFICATE OF VACCINATION
SERTIFIKAT P3K KAPAL CERTIFICATE OF PRATIQUE
BUKU KESEHATAN KAPAL
SURAT KETARANGAN LAYAK BERANGKAT
SURAT IZIN BERLAYAR MENGGUNAKAN KAPAL
SURAT IZIN ANGKUT ORANG SAKIT SURAT IZIN ANGKUT JENAZAH
APD PETUGAS
KARANTINA
PEMERIKSAAN SANITASI KAPAL

FORMULIR PEMERIKSAAN SANITASI KAPAL


ANEMOMETER
LIGHT METER

SOUND
AIR PH
LEVEL
MUFF METER
METER
FOOD SECURITY CONTAMINATION
KIT
MODIFIKASI
AQUARIUM

LAVI TRAP

CHLOROFORM

ASPIRATOR SPRAY
KESEHATAN
KAPAL
Ship’s name: AYER MAS
Kind of ship: Container
ship
Container capacity: 715
TEUs
Crews: 21
PALKA
Alat Pelindung Diri
Wajib digunakan di area Pelabuhan / Terminal

Alat Pelindung Diri wajib dikenakan


selama berada di area kerja

Helm Pelindung Sepatu Pelindung Rompi Pelindung


(Safety Helmet) (Safety Shoes) (Safety Vest)
Pekerja tidak
menggunakan APD
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja tidak •Memberikan informasi
menggunakan APD mengenai penggunaan
APD dan dampak jika tidak
menggunakan APD
•Menyelenggarakan
standarisasi APD
diimplementasikan di
seluruh pelabuhan
Petugas duduk sembarangan
tidak melihat imbauan larangan
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja duduk •Memberikan sanksi bagi
sembarangan tidak pekerja dan buruh ketika
melihat imbauan larangan melanggar
•Menyediakan tempat
peristirahatan yang aman
untuk pekerja dan buruh
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja tidak Memberikan edukasi
menggunakan seat bell pentingnya keselamatan
dan menggunakan hp saat selama mengendarai
berkendara menggunakan
pengamanan dan tidak
menggunakan hp saat
berkendara
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja angkutan barang •Memberikan edukasi
tidak menggunakan tentang resiko jatuh ketika
tangga untuk naik ke kapal hanya menggunakan tali
pengangkut barang
•Memberikan sanksi bagi
pekerja yang melanggar
peraturan
MAIN DECK
MASALAH PENGENDALIAN
Petugas duduk •Memberikan sanksi bagi
sembarangan tidak pekerja dan buruh ketika
melihat imbauan larangan melanggar
•Menyediakan tempat
peristirahatan yang aman
untuk pekerja dan buruh
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja tidak •Memberikan informasi
menggunakan APD mengenai penggunaan
APD dan dampa jika tidak
menggunakan APD
•Menyelenggarakan
standarisasi APD
diimplementasikan di
seluruh pelabuhan
ANJUNGAN
DAPUR
MASALAH PENGENDALIAN
Penutup tempat sampah Tutup tempat sampah yang berada di
tidak ada atau tidak tetap ruangan penanganan makanan
tertutup selama penyiapan makanan
penyajian makanan dan
pembersihan

MASALAH PENGENDALIAN
Bukti pembersihan Gunakan air sabun dan kain bersih
peralatan atau area tidak untuk membersihkan dan cuci
memadai setelah peralatan atau area setelah
digunakan digunakan. Selain itu, gunakan bahan
kimia pembersih yang telah disahkan
dengan konsentrasi yang benar,
bilamana sesuai
LAUNDRY
TOILET
MASALAH PENGENDALIAN
Fasilitas toilet kurang Lengkapi fasilitas toilet dengan sarana untuk
lengkap pengeringan tangan (tisu handuk sebaiknya
sekai pakai), tisu toilet sabun cair
S.A.R.T
APAR
Cara Pemasangan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan)

Penempatan APAR harus mudah dilihat, dijangkau dan diambil.


Jarak antar APAR atau kelompok Apar maksimal 15 meter. Setiap alat
pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan) menggantung
pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi
penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box) yang
tidak dikunci atau dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus
diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm. Tinggi
tanda APAR 125 centimeter dan Penempatan APAR 120 centimeter
Jika APAR diletakkan pada tiang maka tandanya dibuat mengelilingi
tiang tersebut.
ALAT PEMADAM KEBAKARAN UNTUK
KAPAL LAUT
APAR FOAM: Kelas A,B,D
APAR CO2: Kelas B,C,D,E
APAR dry Powder: Kelas A,B,C dan E
RUANG MESIN
Tidak menggunakan APD
MASALAH PENGENDALIAN
Pekerja tidak Memberikan informasi
menggunakan APD yang mengenai pentingnya
telah disediakan penggunaan APD dan
dampaknya
RUANG MAKAN
MASALAH PENGENDALIAN
Fasilitas cuci tangan tidak Pasang wastafel dengan
tersedia air bersih.
Handuk atau alat Lengkapi ruangan dengan
pengering tangan, sabun semua bahan yang
cair tidak tersedia dibutuhkan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai