Anda di halaman 1dari 5

FRAUD DALAM KASUS

FLASH SALE TOKOPEDIA


OLEH : NIDYA N. QONITAH
Tokopedia telah memutus hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan yang diduga berlaku culas.
Pemberhentian tersebut disinyalir karena dugaan praktik kecurangan dalam penyelenggaraan Flash Sale
Spesial 9 pada 15-17 Agustus 2018.
‘’Kami sangat menyesal ketika mendapati ada beberapa karyawan yang melakukan pelanggaran transaksi
terhadap 49 produk dari kampanye promosi yang kami lakukan akhir-akhir ini,”
kata Head of Corporate Communications Tokopedia, Pricilla Anais.
Dugaan fraud ini membuat konsumen tak bisa memperoleh barang yang dijual murah selama program itu
berlangsung.

Ahli digital forensik, Ruby Alamsyah, menilai setidaknya ada dua metode yang dapat digunakan untuk
melakukan fraud saat flash sale berlangsung. Kemungkinan pertama, Ruby menduga pelaku membuat
banyak akun anonim atau mendesain agar aksesnya lebih cepat daripada konsumen yang lain.
“Itu bisa diatur-atur. Logikanya mereka bisa lebih cepat mencapai ke server, sehingga sangat
memungkinkan untuk akun-akun anonim ini mengakses flash sale daripada konsumen,”
Kemungkinan kedua, kata Ruby, pelaku diduga membuat access list menuju IP addres
yang dikehendaki.
Access list ini memungkinkan hanya akun dengan server tertentu yang bisa menembus
sistem Tokopedia, sedangkan IP para konsumen lain yang tidak tercantum pada daftar
akan terblokir.
“Dengan dalih sistem yang ramai, maka akan terkesan wajar apabila orang susah
mengaksesnya.
Padahal memang hanya kalangan tertentu saja yang bisa mengakses,” ucap Ruby.
Hasil audit internal perusahaan membuktikan beberapa oknum karyawan terbukti melakukan pelanggaran
transaksi terhadap 49 buah produk dari kampanye promosi Tokopedia.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia ( idEA) Ignatius Untung menjelaskan,
fraud internal merupakan risiko yang tak terhindarkan bagi perusahaan mana pun.
“Kecurangan oleh oknum internal yang tidak bertanggung jawab lumrah terjadi dari waktu ke waktu, baik di
bisnis online maupun offline, bahkan di industri-industri yang regulasinya secara ketat,”
Menurut Untung, justru hal ini membuktikan komitmen Tokopedia untuk melindungi kepentingan konsumen.
Sekaligus menjaga kepercayaan dari masyarakat. Sementara itu, dirinya menyebutkan bahwa ini bukan pertama
kalinya kasus fraud di startup menarik perhatian publik.
“Lewat teknologi, justru masalah-masalah tersebut bisa lebih mudah terungkap dan dikelola dengan baik. Yang
juga penting, harusnya kejadian ini memberikan efek jera bagi oknum tidak bertanggung jawab, bukan malah
perusahaan yang terkait. Jangan sampai ketika nanti ada kejadian serupa, pelaku startup jadi malah enggan
melaporkan,”
CEO Tokopedia William Tanuwijaya yang dilansir dari akun instagramnya
mengungkapkan, integritas adalah hal yang penting bagi Tokopedia.
“Memang jumlahnya kecil sekali dibanding puluhan juta produk yang terjual setiap
bulannya, namun bagi kami ini bukan persoalan seberapa kecil pelanggaran nya.
Untuk pelanggaran sekecil apapun, ini adalah masalah kegagalan integritas dalam
menjaga titipan kepercayaan yang diberikan kepada Tokopedia

Anda mungkin juga menyukai