Anda di halaman 1dari 6

Moch.

Daffa Shafwan Chairullah


201810370311370

Sistem informasi merupakan salah satu bagian yang cukup penting dalam bisnis. Hampir setiap
bisnis memiliki sistem informasi. Salah satu contoh bisnis yang menggunakan sistem informasi adalah
Staples.Inc. Staples.Inc adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang ritel daring di Amerika
Serikat. Perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1986, pada awal pendiriannya perusahaan tersebut
masih berupa toko kovensional yang menjual kebutuhan sehari-hari. Sejak awal pendiriannya,
perusahaan tersebut telah memiliki 2000 cabang di 22 negara. Semenjak kemunculan internet,
perusahaan tersebut menambahkan sistem informasi yang bersifat daring untuk memudahkan
pelanggan mengakses toko. Dengan reputasinya yang meningkat, Staples menjelma menjadi
perusahaan ritel terbesar kedua di Amerika Serikat setelah Amazon.com. Semua kesuksesan staples
tersebut berawal dari keputusannya untuk membuat sistem informasi berupa e-commerce pada
perusahaannya.
Dengan hadirnya e-commerce dalam menjalankan bisnis, kegiatan bisnis konvensional
yang sebelumnya berbasis kertas (paper-based) dan bersifat kurang praktis untuk diterapkan telah
tergantikan. Karena kelebihannya itu, e-commerce mulai banyak diterapkan oleh perusahaan yang
menerapkann bisnis berbasis jual beli. Ada banyak macam e-commerce; Business-to-Business (B2B),
Business-to-Consumer (B2C), dan Consumer-to-Consumer (C2C).
Business-to-Consumer e-commerce adalah salah satu bentuk dari e-commerce yang paling
banyak dipakai oleh perusahaan yang memiliki bisnis ritel yang berbasis jual-beli. Pertumbuahan e-
commerce jenis ini begitu cepat dan masif, hal tersebut dikarenakan pertumbuhan internet yang juga
berkembang cukup pesat pada waktu itu. Bahkan, hingga saat ini pertumbuhan dari model bisnis e-
commerce macam ini sangat mudah kita temui di kehidupan sehari-hari. Business-to-Business e-
commerce merupakan bentuk dari e-commerce yang menghubungkan antara bisnis dengan bisnis yang
berfungsi untuk mengurangi pembuangan waktu dan mengurangi biaya pengeluaran. Meskipun
popularitasnya masih kalah dengan model bisnis e-commerce Business-to-Consumer, model bisnis ini
tumbuh sangat cepat dari pada model bisnis lainnya. Selain kedua model bisnis e-commerce itu, ada
lagi model bisnis Consumer-to-Consumer. Model bisnis ini merupakan model bisnis yang
mempertemukan sesama consumer untuk saling menjual dan membeli barang yang dimilikinya.
Selain ketiga model e-commerce diatas, ada juga istilah e-Government. e-Govenment
merupakan salah satu sistem informasi yang memiliki bentuk Govenment-to-consumer (G2C),
Goverrment-to-business (G2B), dan government-to-government(G2G). G2C digunakan untuk
menghubungkan pemerintah dengan warga untuk bisa berinteraksi satu sama lain. G2B digunakan
pemerintah untuk melakukan bisnis dengan perusahaan swasta guna memenuhi kebutuhan pemerintah.
G2G digunakan untuk saling berkomunikasi antar lembaga pemerintah.
Suatu e-commerce akan disebut e-commerce yang sukses apabila memiliki banyak tahapan
dalam pelayanan konsumernya. Tahapan pertama adalah search and indentification, tahapan tersebut
merupakan tahapan yang memberikan pelayanan bagi pengguna untuk mencari dan mengidentifikasi
barang yang diinginkannya pada suatu e-commerce. Setelah itu, ada tahapan selection and negotiation.
Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengguna dapat melakukan pemilihan harga barang
diinginkannya termasuk pemilihan ongkos kirim dan lainnya. Kemudian, ada tahapan purchasing,
tahapan ini adalah tahapan dimana pengguna / konsumer melakukan pembelian terhadap barang yang
ingin dibelinya. Setelah melakukan pembelian, ada tahapan product and service delivery (pengiriman
barang dan layanan pengiriman). Tahapan ini merupakan tahapan yang termasuk tahapan penentuan
dari dipercaya atau tidaknya suatu e-commerce. Karena salah satu faktornya adalah barang yang
dikirim sesuai yang tertera pada situs e-commerce atau tidak. Setelah barang sampai ada tahapan
terakhir yang mempengaruhi suatu kustomer akan menggunakan jasa pada e-commerce tersebut atau
tidak. Yaitu tahapan after-sales service atau pelayanan setelah penjualan. Tahapan ini merupakan
tahapan yang meliputi komunikasi pasca pembelian antara penjual dan pembeli mengenai barang yang
dibeli oleh pembeli.
Selain e-commerce, ada lagi penerapan sistem informasi berbasis internet yaitu SCM (Supply
Chain Management). SCM merupakan sistem untuk mengkoordinir waktu pasokan barang dari
perusahaan agar efektif dan efisien. Kemudian juga ada CRM (Customers Relationship Management).
CRM merupakan sistem informasi yang mengorganisir interaksi suatu perusahaan dengan
pelanggannya atau kliaennya termasuk mengatur pemasaran, penjualan, pengiklanan, dan pelayanan
pelanggan. Dengan hadirnya CRM, perusahaan dapat mengevaluasi produk yang dijualnya berdasarkan
review(ulasan) dari para pembeli. Dengan begitu perusahaan dapat memperbaiki kualitas produk yang
dijualnya.
Dibalik maraknya penggunaan e-commerce di dunia, ada banyak sekali tantangan yang dihadapi
perusahaan yang menerapkan e-commerce pada bisnisnya terutama pada e-commerce model B2C.
Terdapat 3 tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan yang menerapkan e-commerce pada
bisnisnya: 1) menciptakan strategi dan konsep e-commerce yang efektif, 2) Mengatasi permasalahan
privasi pelanggan, 3) Membuat pelangan tetap untuk percaya.
Tantangan pertama adalah menciptakan strategi bisnis yang efektif agar pelanggan terus
menerus mengunjungi e-commerce yang kita miliki. Hal ini cukup menantang karena e-commerce yang
kerap kali dikunjungi oleh pengunjung adalah e-commerce yang memiliki konten yang menarik dan
berbeda dari yang lain. Tantangan kedua adalah tantangan privasi pelanggan. Karena e-commerce
bergerak pada platform internet yang terbuka secara lebar bagi orang asing dari seluruh penjuru dunia,
bukan tidak mungkin terdapat pengguna yang ingin mengeksploitasi data privasi pengguna e-
commerce lain. Hal ini cukup mengganggu privasi pelanggan. Tantangan terakhir adalah menjaga
kepercayaan pelanggan untuk tetap menggunakan layanan e-commerce tersebut lagi dan lagi.
Terkadang ada beberapa penjual yang melakukan penipuan melalui e-commerce. Salah satu maraknya
penipuan lewat e-commerce adalah karena di e-commerce penjual dan pembeli tidak bertatap muka
secara langsung dan sangat rawan sekali terjadi penipuan saat melakukan transaksi pembelian barang.
Seiring berkembangnya jaman, aplikasi berbasis mobile mulai digemari oleh masyarakat.
Perkembangan aplikasi mobile yang cukup pesat terjadi di Eropa Barat dan Jepang membuat banyak
pengguna beralih ke Mobile Commerce(m-commerce). Perkembangan yang cukup pesat tersebut terjadi
karena banyak digunakannya perangkat nirkabel dan pelanggan lebih menyukai menggunakan layanan
m-commerce.
Berdasarkan perkataan Nikki Braid (Managing Partner di Systems Research LLC), Salah satu
yang memotivasi pelanggan untuk menggunakan layanan m-commerce adalah rasa penasaran untuk
mencoba sesuatu yang baru. Terutama di negara Jepang, tingkat penggunaan m-commerce meningkat
cukup pesat.
Ternyata baik e-commerce maupun m-commerce memiliki ancaman yang wajib diwaspadai oleh
perusahaan yang menerapkannya. Yang pertama adalah ancaman keamanan, hampir semua perusahaan
yang menerapkan e-commerce dan m-commerce pasti memiliki fitur pembayaran melalui katu kredit,
hal inilah yang bisa menjadi ancaman untuk scamming pada kartu kredit yang dimiliki oleh pelanggan.
Kemudian ada ancaman pencurian aset dari suatu e-commerce seperti e-book, musik, video dan lain
lain. Kerap kali kita temukan bahwa sangat banyak kejadian tentang pencurian hak cipta digital, hal
tersebut merupakan ancaman yang masih belum bisa ditanggulangi masalahnya karena dari tahun ke
tahun selalu terjadi masalah pencurian objek digital. Yang ketiga ada ancaman penipuan berbasis
daring, mungkin untuk kasus ini cukup banyak kita temui di kehidupan sehari-hari. Motif dari kasus
pencurian daring ada bermacam-macam, yang paling banyak ditemui adalah phishing dan click-fraud.
Phishing adalah teknik yang digunakan oleh penipu untuk menipu dengan cara mengirim pesan kepada
calon korban yang telah mengakses situs web palsu (spoofed websites), setelah pengguna membuka
pesan tersebut, data yang ada di dalam akun bank pengguna akan dapat diakses oleh penipu. Kemudian
yang kedua adalah click-fraud, merupakan teknik menipu yang menjebak korban untuk melakukan klik
pada sebuah iklan yang bersifat pay-per-click. Setelah korban melakukan klik pada iklan tersebut maka
korban akan mendapatkan tagihan berupa pembayaran untuk menebus kegiatan klik yang telah
dilakukan. Selain itu ada juga ancaman penjajahan privasi pelanggan, sekali lagi, karena e-commerce
bersifat daring, dan data pengguna juga tersimpan dalam suatu server yang hanya bisa diakses via
daring, maka data pengguna tersebut cukup rentan untuk disalahgunakan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Selain itu ada juga masalah lain seperti kurangnya akses internet untuk membuka
layanan e-commerce, kurangnya pemasukan dari modal perusahaan penyedia e-commerce, hukum yang
dipakai untuk melakukan kegiatan e-commerce tidak legal, dan juga masalah perpajakan.
Suatu perusahaan yang memiliki layanan e-commerce dan m-commerce haruslah memiliki
strategi agar bisa sukses dan berhasil menjalankan layanan tersebut. Ada beberapa strategi yang dapat
digunakan. Pertama, adalah harus memiliki sebuah website yang interaktif dan tidak membosankan
pagi pengunjungnya. Peran website ini cukup vital karena e-commerce selalu menggunakan website
untuk menjalankan aktivitasnya. Yang kedua adalah menciptakan traffic yang baik pada web tersebut.
Karena di internet ada ratusan bahkan ribuan website e-commerce, dengan kompetitor yang sebanyak
itu, suatu perusahaan harus berupaya agar pelanggan tidak beralih website. Banyak cara yang dapat
dilakukan agar traffic dari suatu website dapat dinaikkan, salah satunya adalah dengan menggunakan
tag meta pada HTML. Selain itu juga pada penggunaan nama domain yang seunik mungkin.
Masih ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk membangun suatu layanan e-commerce dan m-
commerce yaitu membangun infrastruktur teknologi yang baik. Secara umm, untuk membangun web e-
commerce ada beberapa syart yang dibutuhkan, yang pertama suatu perusahaan harus memiliki
hardware yang mumpuni untuk memiliki suatu layanan e-commerce maupun m-commerce. Lalu, ada
software web server untuk menjalankan layanan e-commerce maupun m-commerce dari sisi server.
Yang terakhir adalah software pada e-commerce untuk menambahkan fitur yang dibutuhkan oleh suaru
web.
Selain digunakan untuk e-commerce dan m-commerce sistem informasi digunakan untuk
memanajemen suatu perusahaan. Salah satu contohnya adalah Maporama. Merupakan suatu perusahaan
yang bergerak di bidang pengembangan layanan berbasis lokasi untuk bisnis. Pada awal pendiriannya,
Maporama hanya menggunakan microsoft outlook untuk mengelola data karyawannya. Akan tetapi,
karena seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna dari Maporama. Microsoft Outlook pun tidak
mampu untuk mengatasi pengelolaan data pelanggan. Akhirnya, Maporama mengganti sistem
pengelolaan pelanggannya dengan sistem CRM yang merupakan penerapan dari salah satu sistem
informasi enterprise.
Sistem enterprise adalah sistem pusat dari suatu organisasi yang bertugas untuk membagi suatu
informasi kepada seluruh lokasi bisnis yang ada di suatu perusahaan. Sistem ini berfungsi untuk
menghapus masalah yang timbul ketika banyaknya aktivitas yang dijalankan oleh suatu departemen
pada perusahaan yang tidak dapat gabung menjadi satu pemrosesannya. Ada tiga jenis sistem
enterprise; 1) ERP, 2) SCM, 3) CRM .
Setiap perusahaan pasti memiliki sistem pemrosesan transaksi yang bertugas untuk mengatur
order yang masuk, mengontrol barang-barang, mengatur pembayaran gaji, dan lain lain. Ada dua jenis
metode pemrosesan transaksi, yaitu metode OLTP dan metode batch. Metode batch menggunakan
sistem antrian yang diakumulasi dalam suatu jangka waktu dan akan diproses langsung dalam jumlah
besar. Sementara itu pada metode OLTP, setiap transaksi diproses secara langsung tidak perlu
menunggu lama seperti metode batch. Kini, hampir semua sistem transaksi menggunakan metode
OLTP.
Ada beberapa software sistem pemroses transaksi yang dapat digunakan, bergantung pada
besar atau kecilnya perusahaan yang ingin menggunakan sistem tersebut. Untuk perusahaan beskala
kecil (kurang dari 50 karyawan) bisa menggunakan software seperti AccuFund dan semacamnya.
Sementara itu, untuk perusahaan berskala sedang (lebih dari 250 karyawan) bisa menggunakan
software OpenPro atau QuickBooks.
Sistem TPS memiliki siklus untuk menjalankan sistemnya, yang bernama TPC (transaction
processing cycle). Siklus ini berisi pengumpulan data, pengeditan data, pengoreksian data, manipulasi
data, penyimpanan data, dan produksi dokumen.
Pengumpulan data merupakan proses untuk menghimpun semua data yang dibutuhkan untuk
memproses transaksi. Pengeditan data merupakan proses pengecekan data untuk validitas dan
komplisitas. Pengoreksian data adalah proses memasukkan ulang data yang tidak diketik atau di scan
secara benar. Manipulasi data adalah proses menghitung dan transformasi data lain yang berhubungan
dengan transaksi bisnis. Penyimpanan data merupakan proses untuk memperbarui databse dengan
transaksi baru. Produksi dokumen adalah proses untuk mengeluarkan output dari data-data yang telah
diproses.
Sistem pemroses transaksi memproses data transaksi bisnis yang cukup penting bagi
perusahaan. Karena peran pentingnya tersebut, TPS berperan cukup vital dalam suatu perusahaan.
Untuk menciptakan TPS yang bersifat reliable, Maka harus disiapkan Disaster Recovery Plan (DRP),
DRP merupakan strategi untuk merecover data, teknologi, dan alat-alat yang bersifat esensial bagi
perusahaan, seperti jaringan, database, hardware, software, dan sistem operasi.
Selain TPS, ada juga ERP, SCM, dan CRM yang merupakan jenis dari sistem informasi
enterprise. ERP merupakan kumpulan program yang terintegrasi yang memanajemen operasi bisnis
vital suatu perusahaan untuk semua situs. ERP merupakan permkembangan dari Material Resource
Planning (MRP) yang ditemukan pada tahun 1970an. Dua sistem ini menggabungkan bersama
perencanaan produksi, pengontrol inventaris, dan pembelian keperluan bisnis. Pada tahun 1990 awal,
sistem ERP baru banyak diterapkan dengan alasan perlunya integrasi antara komponen bisnis.
ERP menawarkan software yang dapat digunakan oleh vendor perseorangan. Keuntungan utama
dalam menggunakan ERP adalah menambah kualitas akses pada data untuk operasi pembuat keputusan

Anda mungkin juga menyukai