Anda di halaman 1dari 28

DAYA DUKUNG GUA DAN KARAKTERISTIK BANJIR

UNTUK PENGELOLAAN GUA KALI SUCI, SEMANU,


GUNUNGKIDUL

Usulan Penelitian Untuk Tesis S-2


Program Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai

Bayu Argadyanto Prabawa, S.Si.


14/372652/PGE/1140

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS GEOGRAFI
YOGYAKARTA
2016
Latar
Belakang
Diusulkan sebagai World
Natural Heritage
(IUCN,2013)

Memiliki kekayaan
sumberdaya alam yang
besar

Potensi pengembangan
pemanfaatan wilayah
karst untuk memajukan
taraf hidup masyarakat
Gua karst

Keunikan lansekap bawah tanah


dan ornamen

Potensi Wisata

Pengelolaan wisata gua yang


bertanggungjawab

• Wisata gua menjadi salah satu primadona wisata di Kab. Gunungkidul


• Mampu meningkatkan pendapatan daerah
• Memberikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
• Meningkatkan perekonomian masyarakat
Foto : Nurteisa, 2013
Permasalahan
• Pemanfaatan wisata gua yang tidak mengindahkan konservasi
lingkungan gua
• Visitasi pengunjung yang masif
• Belum adanya regulasi dan aturan mengenai pengelolaan wisata gua
• Wisata gua yang tidak terkelola dengan baik akan mengurangi
keindahan obyek wisata yang akan mengurangi minat wisatawan
• Kerusakan gua akan berpengaruh terhadap penurunan daya dukung gua

Sumber foto : brilio.net dan yogyanews.wordpress.com


Wisata Cave Tubing Kalisuci

 Terletak di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul.

 Merupakan salah satu wisata gua andalan Kabupaten Gunungkidul yang berkembang pesat tiap
tahunnya.

 Dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam POKDARWIS KALISUCI.

 Wisata penelusuran sungai bawah tanah Gua Kalisuci menggunakan media ban (tube tyre).

 Sungai bawah tanah berasal dari aliran sungai permukaan sub DAS Jirak (sinking stream).

 Belum memiliki regulasi dan rencana pengelolaan yang tepat untuk wisata

 Pengelola berharap dapat melakukan kegiatan wisata yang aman dan dapat mengedukasi pengunjung
tentang nilai-nilai konservasi lingkungan gua.

 Diperlukan arahan pengelolaan wisata yang tepat supaya lingkungan gua tetap terjaga dan
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung wisata.

 Pengelolaan gua berdasarkan daya dukung gua dan karakteristik hidrologi gua Kalisuci diharapkan
mampu menjadi referensi pengelolaan wisata gua Kalisuci yang bertanggungjawab.

Foto : Nurteisa
Rumusan
masalah 1. Bagaimana kondisi daya dukung
gua sepanjang lintasan
penelusuran wisata Kali Suci?
2. Bagaimana karakteristik banjir
sungai bawah tanah Kali Suci
dan sub DAS Jirak?
3. Bagaimana perencanaan dan
pengelolaan wisata yang sesuai
berdasarkan daya dukung gua
dan karakteristik banjir untuk
pengembangan wisata Kali Suci?
Tujuan
Penelitian 1. Menganalisis kondisi daya
dukung gua sepanjang lintasan
penelusuran wisata Kali Suci.
2. Menganalisis karakteristik banjir
sungai bawah tanah Kali Suci
dan sub DAS Jirak.
3. Mengusulkan perencanaan dan
pengelolaan wisata yang sesuai
berdasarkan daya dukung gua
dan karakteristik banjir untuk
pengembangan wisata Kali Suci.
Tinjauan
Pustaka A. Wisata Gua

B. Daya Dukung Gua

C. Karakteristik Hidrologi pada Kawasan Karst

D. Perencanaan dan Pengelolaan Wisata Gua


A. Wisata Gua
• Wisata gua didefinisikan sebagai wisata yang berdasarkan keunikan speleologi,
dalam hal ini keunikan kenampakan dan ornamen gua (Knezevic dan Zikovic, 2010).
• Keunikan dari kenampakan alam kawasan karst, khususnya keunikan gua menjadi
komponen utama dalam atraksi wisata gua karst (Kusen, 2002) dalam Bocic, dkk
(2006).
B. Daya Dukung Gua
”The possibility of temporal-spatial limitation for the use of a cave so that
environmental damages be avoided, with the resilience as key factor. Its origin derives
from the possibilities for the management of an area so that the broader negative
impacts of tourism on a larger scale could be mitigated or diluted, based on
environmental fragility and in the possibilities of visitation” (Lobo, 2010)

Paramater daya dukung gua :

o Suhu/temperatur

o Kelembapan

o Kandungan CO2

o Mikroorganisme

o Kondisi ornamen gua


C. Karakteristik Hidrologi Kawasan Karst
• Drainase karst berdasarkan sumber daerah tangkapannya dibagi
menjadi dua tipe, yaitu karst allogenik dan autogenik (Ford dan Williams,
2007).
• Gilliesson (1996) menyebutkan sistem drainase pada akuifer karst terbagi
menjadi 3 sifat aliran, yaitu aliran diffuse, aliran fissure, dan aliran conduit.
• Sistem hidrologi karst pada umumnya tidak hanya terbentuk dari salah
satu tipe aliran saja, baik diffuse maupun conduit, namun kebanyakan
merupakan campuran dari tipe-tipe aliran tersebut .
(White, 1988; Haryono dan Adji, 2004).
D. Perencanaan dan Pengelolaan Wisata Gua
• Gua-gua wisata yang terdapat dalam kawasan World Heritage
mengharuskannya memiliki model pengelolaan wisata yang telah
mengikuti standar internasional dan dapat menjadi contoh pengelolaan
wisata gua komersial (IUCN,2008)

• Pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan menurut You, Chen, dan Song


(2011) tergantung oleh tiga faktor utama yaitu :
a. Lingkungan  kualitas SDA kawasan wisata dan sosial-lingkungan,
b. Ekonomi  fasilitas wisata dan pelaksanaan wisata,
c. Sosial –budaya  keserasian lingkungan dan masyarakat, serta manfaat
ekologi bagi lingkungan dan masyarakat.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Wisata Gua Karst

Karakteristik
Suhu Kelembapan CO2 Hidrologi

Iklim mikro gua

Operator wisata Pengunjung Daya dukung gua


wisata

Perubahan daya dukung gua

Pengelolaan wisata gua berbasis daya


dukung gua
Metode A. Perolehan Data

Penelitian
 Alat dan bahan penelitian

 Data yang dikumpulkan

B. Cara penelitian

 Pemilihan lokasi penelitian

 Pemetaan Gua Kalisuci

 Pengukuran iklim mikro Gua Kalisuci

 Pengukuran karakteristik hidrologi sub DAS Jirak

 Pengumpulan data sekunder (jumlah pengunjung)

C. Analisis data

 Penyusunan peta gua Kalisuci

 Indeks ketidaknyamanan (discomfort index)

 Analisis karakteristik banjir sub DAS Jirak (time series analysis)

 Model daya dukung Cifuentes

 Analisis SWOT pengelolaan wisata Gua Kalisuci

D. Diagram alir penelitian


A. Perolehan Data
Alat dan Bahan Penelitian Data yang dikumpulkan
a) Peta wilayah sub DAS Jirak, sebagai peta tentatif;
a) Peta RBI digital skala 1:25.000 Lembar Karangmojo dan Semanu ;
b) Peta gua Kali Suci dan jalur penelusuran wisata, sebagai
b) Peta geologi digital skala 1:100.000 lembar Surakarta dan
peta tentatif;
Giritontro;
c) Data kondisi CO2, suhu, dan kelembapan gua Kali Suci
c) Peta Gua Kali Suci Gunungsewu Cave Survey 1982 (Sir MacDonalds
dalam kondisi tanpa pengunjung, sebagai data analisis
and Partners, 1984;
daya dukung gua;
d) Pustaka penelitian sebelumnya, sebagai referensi pendukung
d) Data kondisi CO2, suhu, dan kelembapan gua Kali Suci
penelitian;
saat menerima pengunjung, sebagai data analisis daya
e) Perangkat lunak ( Microsoft Office Word, Microsoft Office Excel, dan
dukung gua;
ArcGIS 10.2, SPSS 16, Compass, dan HOBOware PRO;
e) Data debit sungai bawah tanah gua Kali Suci, sebagai
f) Kompas geologi;
data analisis hidrologi Kali Suci;
g) Laser disto;
f) Data pengunjung wisata kawasan wisata Kali Suci;
h) HOBO U23 Pro V2;
sebagai data analisis daya dukung gua dan pengelolaan
i) Stopwatch;
wisata gua;
j) Penakar hujan otomatis (data logging rain gauge) tipe RG3;
g) Data keuangan dan anggaran pengelola wisata Kali Suci,
k) HOBO Water Level Data Logger;
sebagai data analisis pengelolaan wisata.
l) Perangkat alat penelusuran gua;
m) Seperangkat peralatan fotografi;
B. Cara Penelitian
Pemilihan Lokasi Penelitian
• Lokasi Gua Kali Suci terletak di kecamatan Semanu, kabupaten Gunungkidul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
• Outlet dari sub DAS Jirak yang juga tersambung dalam sistem hidrologi
sungai bawah tanah karst Bribin.
• Fluktuasi debit sungai Jirak yang tinggi sangat berpengaruh terhadap
pengelolaan wisata.
• Gua Kali Suci dipilih sebagai lokasi penelitian karena gua ini merupakan
kawasan wisata andalan kabupaten Gunungkidul.
• perencanaan dan pengelolaan yang sesuai dalam pengembangan
kepariwisataan
Wisata Gua Kalisuci
B. Cara Penelitian
Pemetaan gua Kalisuci
o Peta lorong gua ini akan dijadikan acuan dalam penentuan lokasi pengambilan sampel dari data-
data yang dibutuhkan.
o Mengacu sistem BCRA, dengan grade yang disesuaikan kondisi lapangan.

Pemetaan iklim mikro Gua Kalisuci


o Data yang diambil adalah sampel CO2, suhu, dan kelembapan gua.

o Pengukuran dilakukan secara stratified systematic sampling, yaitu pengukuran dilakukan pada tiap
lorong gua yang akan dilewati yang akan dibagi menjadi beberapa segmen.

o Alat pengukuran akan diletakkan pada lorong gua dimana pengunjung tinggal lebih lama.

o Pengukuran dilakukan saat terdapat pengunjung wisata dan saat kondisi tanpa pengunjung wisata.

o Data-data ini akan diambil secara temporal selama satu tahun.


B. Cara Penelitian
FORM PEMETAAN GUA FORM PENGUKURAN IKLIM MIKRO GUA
Lokasi gua :
Koordinat : Lokasi :
Desa : Tanggal Pengukuran :
Tanggal : Surveyor :
Surveyor : a.
b. Pengunjung CO2
Waktu Suhu (°C) Rh (%)
c. (orang) (ppm)
Grade : 3/3/2015 0:00
3/3/2015 0:15
Panjan Kompa
Stasiun 3/3/2015 0:30
g s Clino Kanan Kiri Atas Bawah
dari ke (m) (∂) (ß) → ← ↑ ↓ 3/3/2015 0:45
0 1 2.25 358 1.1 3.1 2.6 0.6 1.1 3/3/2015 1:00
1 2 2.1 8 -4 2.2 3.4 0.58 1.2
3/3/2015 1:15
2 3 4.4 5 -0.5 2.09 1.7 0.8 1.7
3 4 3.3 355 1.5 4.4 3.1 0.9 1.2 3/3/2015 1:30
4 5 5.2 343 -0.8 3.1 2.8 1.8 1.3 3/3/2015 1:45
……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. 3/3/2015 2:00
3/3/2015 2:15
3/3/2015 2:30
3/3/2015 2:45
3/3/2015 3:00
……………………
B. Cara Penelitian
Pengukuran Karakteristik Hidrologi sub DAS Jirak
I. Pengukuran Debit sungai Kalisuci

o Systematic sampling pada outlet sungai yaitu pada entrance Gua Kali Suci
sebagai hilir sub DAS Jirak yang digunakan sebagai lokasi start jalur
penelusuran wisata

o TMA sungai  HOBO water data logger  interval 30 menit

o Debit sungai  velocity area method

o Perekaman selama 1 tahun

II. Pengukuran hujan sub DAS Jirak

o Penakar hujan otomatis tipe RG3  interval 30 menit.

o Lokasi  hulu sub DAS Jirak dan hilir (dekat entrance gua Kalisuci)

o Perekaman selama 1 tahun


B. Cara Penelitian
Pengukuran Karakteristik Hidrologi sub DAS Jirak
I. Pengukuran Debit sungai Kalisuci

o Systematic sampling pada outlet sungai yaitu pada entrance Gua Kali Suci sebagai hilir
sub DAS Jirak yang digunakan sebagai lokasi start jalur penelusuran wisata

o TMA sungai  HOBO water data logger  interval 30 menit

o Debit sungai  velocity area method

o Perekaman selama 1 tahun

II. Pengukuran hujan sub DAS Jirak III. Pengumpulan data sekunder

o Penakar hujan otomatis tipe RG3  interval 30 menit. o Data jumlah pengunjung per
hari
o Lokasi  hulu sub DAS Jirak dan hilir (dekat entrance gua Kalisuci)
o Waktu operasi wisata
o Perekaman selama 1 tahun
o Pemasukan dan pengeluaran
Pokdarwis per bulan
C. Analisis Data
Penyusunan Peta gua Kalisuci
o Data pemetaan akan diolah menggunakan software pemetaan gua dan ArcGIS 10.2 sehingga
menghasilkan peta Gua Kali Suci.

Indeks Ketidaknyamanan
o Parameter adalah suhu dan kelembapan
o Waktu  saat ada dan tidak ada pengunjung
o Format data tabular

Sampai 29°C Nyaman


30 - 34°C Sedikit tidak nyaman
35 - 39°C Ketidanyamanan tinggi. Sebab : batas aktivitas fisik terberat
40 - 45°C Sangat menyakitkan. Bahaya.
46 - 53°C Sangat berbahaya : stop semua aktivitas fisik
Lebihdari 54°C Mematikan.
C. Analisis Data
Analisis karakteristik banjir sub DAS Jirak
Lengkung aliran (rating curve) debit sungai Analisis deret waktu menggunakan cross-correlation

Q = f x TMA .................................... (1) o Digunakan dalam mengetahui hubungan antara


seri data x (input) dan seri data y (output) pada
Q = debit aliran (m³/s) f = fungsi regresi
suatu sistem.
TMA = tinggi muka air (m)
o Rumus hubungan antar variabel =
Nilai determinasi (R²) mendekati 1
...............(3)

Korelasi dua variabel (hujan & debit)


Cxy= Cross correlogram Cx (0)= standar deviasi x
rY’X2’= N X 2 ' Y'  ( X 2 ' )(  Y' ) ...(2)
Cy (0)= standar deviasi y
[N  (X 2 ' )  ( X 2 ' ) ][N  (Y' )  ( Y' ) ]
2 2 2 2

o Puncak Cxy  estimasi waktu tunda/ time lag


r = nilai korelasi X = variabel bebas (Tlag),
Y = variabel terikat N = jumlah data
dimana : .......(4)

Nilai probabilitas <0,05


o Nilai R  -1 (negatif/ terbalik) – 1 (positif/ linier)
Nilai korelasi > nilai signifikansi 5%
C. Analisis Data
Model Daya Dukung Cifuentes

• Analisis ini digunakan dalam pembatasan jumlah pengunjung wisata di Kalisuci


berdasarkan kondisi daya dukung gua Kalisuci.

PCC (Physical Carrying Capacity) RCC (Real Carrying Capacity)

PCC = A x U/a x Rf ............... (1) RCC = PCC x (100 – Cf1)% x (100 – Cf2)% x (100 – Cfn)% ........ (2)

Cf = faktor koreksi kondisi daya dukung kawasan wisata


A = Luas area yang digunakan untuk Cf = (M1/Mt) x 100
kegiatan wisata (m2) M1= batas magnitudo variabel
Mt = total magnitudo variabel
U/a = area yang digunakan per orang
(orang/m2)
ECC (Effective Carrying Capacity)
Rf = faktor rotasi pengunjung, lama
per satu kunjungan dalam satu ECC = MC x RCC ......................... (3)
periode waktu buka (jam/hari)
MCC =
C. Analisis Data
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Pengelolaan Wisata Gua Kalisuci

• Wawancara Focus Group Discussion dengan :


a. Pengelola wisata gua Kalisuci
b. Pengunjung wisata gua Kalisuci
c. Pengelola jasa wisata yang berhubungan dengan wisata gua Kalisuci

Tabel matriks Analisis SWOT

Strength Weakness
Internal

Factors

Opportunity Threat
External

Factors
Peta RBI 1 :25.000 Lembar Peta Gua Kali Suci dan rute Data Sekunder operator wisata
Karangmojo & Semanu wisata Kalisuci

Batas sub DAS Jirak

Batas Daerah Penelitian

Penentuan Lokasi Sampel

Stasiun hujan dan Stasiun pencatat iklim


aliran sub DAS Jirak mikro Gua Kali Suci

Pengukuran hujan
Pengukuran suhu Pengukuran kelembapan Pengukuran CO2
dan debit

Analisis data iklim


Time series mikro gua
analysis

Karakteristik banjir sub DAS Jirak Analisis Cifuentes

(debit,waktu jeda,kejadian banjir) (PCC,RCC, dan ECC)

= input
Daya Dukung Gua
Kali Suci = proses

= output
Pengelolaan wisata Kali Suci
berbasis daya dukung gua dan
karakteristik banjir
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai