Anda di halaman 1dari 32

MINI PROJECT

UPAYA MENGONTROL DAN MENGURANGI


RESIKO OSTEOARTHRITIS DENGAN SENAM
LANSIA SECARA RUTIN DAN
DEMONSTRASI MENU MAKANAN
SEIMBANG DI POSYANDU LANSIA BANJAR
DINAS AMBENGAN

Disusun oleh:
dr. Adellia Dian Permatasari
Dokter Internship UPTD Puskesmas Rendang, Karangasem, Bali
Periode November 2018 – November 2019
MINI PROJECT
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu masalah
kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan
gejala pada orang lanjut usia maupun paruh baya; dan
merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang
pada pasien > 65 tahun

Osteoarthritis berada di urutan ke-5 dalam 10 besar


penyakit di poli umum Puskesmas Rendang
Latar Belakang

Perlunya deteksi dini untuk pengendalian dan mencegah


terjadinya komplikasi
Rumusan Masalah
Tingginya angka
penderita
Osteoarthritis di
Puskesmas Rendang

Kurangnya
pengetahuan lansia
tentang
Osteoarthritis

Bagaimana cara
mengontrol OA pada
lansia??
Tujuan

Meningkatkan derajat
kesehatan peserta posyandu
lansia di Banjar Dinas
Ambengan dengan cara
mengontrol Osteoarthritis
Manfaat

Puskesmas Masyarakat Penulis

• Sebagai bahan • Dapat menjadi bahan • Mini project ini


memperoleh data masukan tentang menjadi pengalaman
tentang Osteoarthritis pentingnya yang berguna dalam
pada lansia di Banjar pencegahan menerapkan ilmu
Dinas Ambengan Osteoarthritis dan pengetahuan serta
• Masukan untuk untuk menekan cara penyuluhan dan
memberikan prevalensi pemecahan masalah
pengarahan bagi Osteoarthritis kesehatan di
Posyandu Lansia • Masyarakat mampu masyarakat.
untuk penanganan menerapkan pola
Osteoarthritis ke hidup sehat
depannya.
MINI PROJECT
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
• Osteoarthritis (OA) merupakan sindroma klinis
nyeri yang disertai dengan berbagai derajat
limitasi fungsi dan berkurangnya quality of life.
OA merupakan bentuk arthritis yang paling
sering terjadi di seluruh dunia.

• Pada OA terjadi kelainan sendi non inflamasi


yang mengenai sendi-sendi penumpu berat
badan dengan gambaran patologis yang
berupa memburuknya tulang rawan sendi,
yang merupakan hasil akhir dari perubahan
biokimiawi, metabolism fisiologis maupun
patologis yang terjadi pada persendian
Epidemiologi
OA merupakan penyakit rematik sendi yang paling
banyak mengenai orang di atas usia 50 tahun

Di atas 85% orang berusia 65 tahun


menggambarkan OA pada gambaran X-Ray,
meskipun hanya 35 – 50% yang mengalami gejala

Usia < 45 tahun prevalensi OA lebih banyak terjadi


pada pria, usia 55 tahun lebih banyak terjadi pada
wanita

Terjadi peningkatan kejadian OA pada obesitas,


terutama pada sendi-sendi penahan beban tubuh
FAKTOR RESIKO
• Usia
• Jenis Kelamin (gender)
• Ras
• Genetik
• Kegemukan
• Aktivitas Fisik: pekerjaan sehari-hari, olahraga
• Trauma
GEJALA & TANDA
(G – A – L – S)
• Nyeri sendi
• Morning stiffness
• Hambatan pergerakan sendi
• Krepitasi
• Deformitas sendi
• Perubahan gaya berjalan
Tujuan Penatalaksanaan
• Meredakan nyeri
• Mengoptimalkan fungsi sendi
• Mengurangi ketergantungan pada orang lain &
meningkatkan kualitas hidup
• Menghambat progresivitas penyakit
• Mencegah komplikasi
NON - FARMAKOLOGIS
• Modifikasi pola hidup
• Modifikasi aktivitas
• Menjaga BB ideal
• Istirahat teratur
• Rehabilitasi fisioterapi
• Penggunaan alat bantu (bila perlu)
FARMAKOLOGIS
• Sistemik: analgetik, NSAIDs, DMOADs

• Topikal: rubefacients cream & capsaicin,


NSAIDs cream

• Injeksi: Steroid, Hyaluronan

• Pembedahan
MINI PROJECT
BAB III METODE
Rancangan Mini Project
satu kali
pengamatan pada
metode penelitian rentang waktu
Jenis penelitian
deskriptif tertentu yang
ditentukan (April –
Juni 2019)

Pengukuran TD, BB, mendeskripsikan


pemeriksaan tanda & bagaimana jumlah
gejala, pembandingan penderita OA / yang
hasil saat sebelum dan terdeteksi OA pada
setelah rutin mengikuti peserta posyandu lansia di
senam lansia Banjar Dinas Ambengan
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data

Data
data primer
sekunder

Pengukuran
pemeriksaan tekanan Laporan
cara tanda- tanda OA darah dan pendataan lansia
wawancara
berat badan peserta posyandu
/konseling
lansia BD
Ambengan April-
Juni 2019
Waktu dan Tempat Mini Project
30 April 2019 23 Mei 2019 23 Juni 2019
(Balai Banjar Dinas (Balai Banjar Dinas (Balai Banjar
Ambengan) Ambengan) Ambengan)
08.30-09.30 : 09.00 – 10.00: 09.00-10.00:
Pemeriksaan fisik Senam Lansia Senam Lansia
09.30-10.30 : 10.00 – 11.00: 10.00-11.00:
konsultasi dan edukasi Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
tentang OA,
pentingnya senam
lansia, dan pola
makanan seimbang
10.30-11.30
Senam Lansia +
pembagian makanan
Populasi dan Subjek Mini Project

Populasi Subjek 40 orang lansia


Peseta kegiatan yang menghadiri
posyandu lansia di
kegiatan posyandu
Banjar Dinas
Ambengan. lansia di Banjar
Dinas Ambengan

Subjek dilakukan
skrining
pemeriksaan tensi,
berat badan, dan
pemeriksaan tanda-
tanda OA
MINI PROJECT
BAB IV Hasil
MINI PROJECT
BAB V PEMBAHASAN
BAB V PEMBAHASAN
• Selama kegiatan senam lansia dan demonstrasi menu makanan seimbang yang
dilakukan secara berkala, seluruh peserta tampak sangat antusias dalam mengikuti
kegiatan.
• Berdasarkan data tabel hasil kegiatan, sebanyak 40 peserta telah mengikuti
kegiatan senam lansia dan demonstrasi menu makanan seimbang secara berkala.
Dari data yang didapatkan sebanyak 7 peserta yang mengalami penurunan berat
badan selama kegiatan, 22 peserta justru mengalami pelonjakan berat badan
tetapi tidak signifikan, dan sisanya mampu mempertahankan berat badan.
• Sebanyak 40 peserta yang aktif dalam kegiatan senam lansia dan demonstrasi
menu makanan seimbang secara rutin ada 10 peserta yang mengalami tanda
radang pada persendiannya. Misalnya, di daerah interphalangeal digiti manus,
interphalangeal digiti plantar dan lutut. Sendi-sendi tampak bengkak, kemerahan,
hingga terasa hangat jika dipalpasi. Tanda radang tersebut tidak kunjung hilang
secara permanen. Dan hampir sebagian peserta yang mengeluh nyeri pada sendi-
sendi, nyeri berkurang selama mengikuti kegiatan dan menerapkan menu
makanan seimbang.
• Selama kegiatan berlangsung, para peserta yang mengikuti kegiatan senam lansia
dengan rutin dan sungguh-sungguh dan patuh menjalani menu makanan
seimbang akan dapat mengontrol dan mengurangi resiko OA.
MINI PROJECT
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan Saran

• Kegiatan senam lansia dan • Puskesmas diharapkan


demonstrasi menu dapat memberikan
makanan seimbang dapat pengarahan mengenai
membantu mengontrol kegiatan senam lansia pada
keluhan nyeri sendi dan program posyandu lansia
mengurangi resiko penyakit untuk penanganan OA dan
OA pada lansia meningkatkan kesehatan
lansia di BD Ambengan dan
desa desa lainnya.
• Senam lansia hendaknya
dilakukan secara terus
menerus pada kegiatan
posyandu lansia
Daftar Pustaka

1. Fauci, Anthony S, et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrison’s Principles Of Internal Medicine
Eighteenth Edition. The McGraw-Hill Companies.
2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the prevalence of arthritis and other
rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum. 58(1):26-35.
3. Christine G, 1922, Bones and Joint. A Guide for student, second edition, Tokyo, Churchill
Livingstone.
4. Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee ostheoarthritis in the United States: arthritis
data from the Third National Health and Nutrion Examination Survey 1991-1994. J Rheumatol.
33(11):2271-2279.
5. David, T. 2006. Ostheoarthritis of the knee. The New England Journal of Medicine.
6. Lozada, Carlos J. 2009. Ostheoarthritis. http://emedicine.medscape.com Diakses tanggal 15 Maret
2013.
7. Iannone F. Lapadula G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis. Aging Clin Exp Res. 15(5):364-
372.
8. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University
Press.
9. Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and
Variation. Radiology, 248(3):737-747.
10. LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis, American Family
Physician. 64(2):279-286.
11. Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoarthtritis. Sub-bagian Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai