Anda di halaman 1dari 12

 Wilda Fatma Sari 151501142

 Timawari Daulay 151501144


 Rut Sahayana Pasaribu 151501183
 Dina Amelia Aufa 161501070
 Ruth Isadela 161501156
 Natalina 161501159
 Lasromauli Sagala 161501180
Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan tanaman yang
berasal dari Meksiko dan dapat tumbuh dengan baik di
Indonesia. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) mengandung
senyawa seperti air, betakaroten, serat, kalsium, fosfor, besi,
vitamin B1, vitamin B2, Vitamin C, Niasin (Anonim, 2005).
Buah ini memiliki kandungan serat, vitamin C, mineral dan
fitoalbumin yang sangat tinggi, dimana bahan – bahan
memiliki khasiat antioksidan (Jaafar et al., 2009).

Buah naga (Hylocereus polyrhizus) digunakan dengan cara


dikonsumsi secara langsung dalam bentuk buah segar atau
juga penyajian buah naga dapat berupa jus, es krim, sari buah,
manisan maupun selai. Hal tersebut kurang praktis digunakan
sehingga perlu dibuat sediaan ekstrak buah naga (Hylocereus
polyrhizus) yang lebih praktis digunakan yaitu tablet.
Lanjutan....
Formulasi dan pembuatan tablet dari ekstrak buah naga
(Hylocereus polyrhizus) dilakukan secara granulasi basah dg
variasi kadar penghancur amilum ubi jalar pregelatinasi. Telah
dilakukan sebelumnya studi pengaruh suhu terhadap karakterisasi
fisikomekanik amilum ubi jalar sebagai alternatif bahan
tambahan formulasi tablet, namun belum dikembangkan pada
pembuatan tablet. Dari hasil penelitian tsb diketahui bahwa
amilum pregelatinasi ubi jalar dg suhu pemanasan 80oC
mempunyai sifat baik sebagai bahan penghancur (Adibah, 2010).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tablet


ekstrak buah naga (Hylocereus polyrhizus) dengan
menggunkan amilum yang terdapat dalam ubi jalar
terpregelatinasi yang dapat dimanfaatkan sebagai eksipien
dalam formulasi sediaan tablet.
Amilum pregelatinasi mempunyai
kemampuan mengembang yang besar,
dimana setelah adanya penyerapan oleh
tablet amilum pregelatinasi akan cepat
mengembang sehingga mengakibatkan
pecahnya tablet. Selain faktor keberadaan
bahan penghancur dalam formulasi,
perbedaan kadarnya juga dapat berpengaruh
terhadap kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur tablet. Kenaikan konsentrasi bahan
penghancur akan mempercepat waktu
hancur tablet setelah kontak dengan cairan
pencernaan (Sulaiman, 2007).
ubi jalar
pregelatinasi

sebagai penghancur. Amilum pregelatinasi


mempunyai kemampuan mengembang yang besar, dimana
setelah adanya penyerapan oleh tablet amilum pregelatinasi
akan cepat mengembang sehingga mengakibatkan pecahnya
tablet serta memengaruhi kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur tablet.
Hasil penelitian menunjukkan amilum ubi jalar
pregelatinasi mempengaruhi kekerasan, kerapuhan dan waktu
hancur dari tablet ekstrak buah naga (Hylocereus polyrhizus)
yang dibuat, semakin tinggi konsentrasinya akan membuat
kekerasan tablet menurun, kerapuhan menjadi semakin besar
dan waktu hancur tablet semakin cepat.
FUNGSI EKSIPIEN DALAM FORMULA TABLET

1. Aerosil

Sebagai bahan pengatur aliran. Aerosil dapat mengatasi


lengketnya partikel satu sama lainnya sehingga mengurangi
gesekan antar partikel. Selain itu aerosil mampu mengikat
lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40% dari
massanya) dan sebagai serbuk masih mampu
mempertahankan daya alirnya yang baik (Voigt, 1984).
Penambahan aerosil pada tablet akan menyebabkan
penampilan tablet yang bagus, jernih dan mengkilat
(Lachman,1994).
2. Laktosa

Sebagai Pengisi. Laktosa merupakan eksipien yang baik


sekali digunakan dalam tablet yang mengandung zat aktif
konsentrasi kecil karena mudah melakukan pencampuran yang
homogen. Harga laktosa lebih murah dari pada bahan pengisi
lainnya (Siregar, 2010). Umumnya formulasi memakai laktosa
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, granulnya cepat
kering, dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap
perubahan pada kekerasan tablet. Laktosa menghasilkan
kompresibilitas yang baik, tidak berbau dan bersifat inert
(Lachman, 1994).
3.Mucilago
amylli (10%)
sebagai bahan pengikat untuk
membentuk granul atau menaikkan
kekompakan kohesi bagi tablet yang
dicetak langsung (Lachman Industri, 701)

4.Amilum
pregelatinasi

Sebagai bahan penghancur karena


granulnya mampu mengembang apabila
kontak dengan air dan amilosa, dapat
menghasilkan gaya tolak antar partikel antara
konstituen tablet apabila kontak dengan air
dan bagian hidrofilik dari amilum
5. Mg stearat

Sebagai pelicin. Menurut penelitian


Deniar (2010), magnesium stearate
memiliki keuntunganya itu tidak
higroskopis.

6. Talkum

Dapat memperbaiki daya aliran bahan yang


akan ditabletisasi, mengurangi penyimpangan
massa, meningkatkan ketepatan ukuran tabet
dan dapat mengurangi keterikatan antar
partikel pada saat di cetak sehingga dapat
memberikan sifat alir yang baik.

Anda mungkin juga menyukai