Case Report Hernia Inguinalis
Case Report Hernia Inguinalis
Tdd atas hernia inguinal (pada 95% kasus), hernia umbilikalis (pada 6% kasus),
hernia femoralis (pada 3-5% kasus),hernia insisional (1,5%),hernia obturator (0,05-
0,14%)
PENDAHULUAN
Dengan adanya tekhnik dan peralatan yang non-invasif (seperti laparoskopi) maka
terapi dapat menjadi lebih mudah dan komplikasi menjadi lebih jarang
IDENTITAS PASIEN
Pasien pernah berobat paru selama 9 bulan pada tahun 1996 dan sudah tuntas melakukan
pengobatan. Riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riw. Dm (-),riw. Hipertensi(-),riw.asma (-),riw. Pnyakit jantung (-). Tidak ada saudara pasien
yang mengalami gejala sama seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normochepali
Tidak tampak adanya deformitas
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
Conjunctiva tidak anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor kiri kanan
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Tofi : tidak ditemukan
Lieng telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan
Serumen : tidak ada
Sekret : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra, ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Lihat status lokalis
Ekstremitas atas
Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
Ekstremitas Bawah
Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
PEMERIKSAAN FISIK (STATUS LOKALIS)
Diagnosa Kerja
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Inkarserata
Diagnosa Banding
- Hernia Inguinalis Medialis Sinsitra
- Limfadenopati inguinal sinistra
- Tumor Inguinalis
RENCANA TERAPI
Tanggal 22 Februari 2019 (IGD)
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : ad bonam
ANALISA KASUS
HERNIA INGUINALIS
LATERALIS SINISTRA
INKARSERATA
DEFINISI
Hernia inguinal penonjolan lapisan
peritoneum melalui defek struktur
muscular dan fascial pada dinding
abdomen dapat timbul secara Pada kasus didapatkan
kongenital ataupun akuisita. benjolan pada selangkangan
kiri yang sudah muncul
Resiko untuk mengalami hernia inguinal sejak 1 bulan yang lalu Hal
3% pada wanita dan 27% pada laki-laki ini menandakan hernia
insidens meningkat dengan merupakan tipe inguinal yang
peningkatan umur meningkat 8 kali lebih disebabkan karena factor
lipat jika ada riwayat keluarga yang akuisita Ditemukan factor
mengalami hal yang sama. resiko berupa jenis kelamin
laki-laki (lifetime risk lebih
Faktor resiko penyakit paru obstruktif tinggi) dan usia yang tua
kronis, merokok, indeksi IMT rendah,
bentuk pelvis yang lebar dan pendek dan
penyakit kolagen
ANATOMI
Hernia terjadi karena adanya kelemahan pada otot segitiga lumbar dan
dinding posterior kanalis inguinalis.
Otot traversus adominis dan oblikus internus membentuk lengkungan/arch pada cincin
inguinal profunda menyatu pada tuberculum pubicum membentuk conjoint tendon.
Dibawah lengkungan hanya ada fascia transversalis dan aponeurosis eksternal obliq
menyebabkan kelemahan.
Atap kanalis inguinalis tendon conjoint, dinding posterior fasica transversalis, dan
dinding anterior oblik eksternal lantai dari kanalis ligament inguinal (Poupart).
Tiga saraf penting yang melewati kanalis ilioinguinal, iliohipogastrik, dan cabang
genital dan saraf genitofemoral.
ANATOMI
Ketika testis turun peritoneum yang ikut turun membentuk tunika vaginalis
dalam keadaan normal akan menutup Kegagalan penutupan menyebabkan
terjadinya hernia inguinalis.
Otot di setikar cincin inguinal profunda dapat mencegah hernia untuk terbentuk
sepanjang tekanan intrabdomen konstan
Pada kasus didapatkan factor resiko berupa umur pasien yang sudah memasuki decade 4 dan riwayat
penyakit paru sebelumnya tetapi tidak didapatkan riwayat pekerjaan dengan aktivitas berat ataupun
riwayat keluarga dengan keluhan serupa hernia disebabkan karena kelemahan otot abdomen oleh
karena penurunan sintesis kolagen karena peningkatan umur.
Pasien yang pernah dirawat dengan penyakit paru (batuk kronis) yang dialami oleh pasien resiko
peningkatan tekanan intraabdomen.
PATOFISIOLOGI
Komponen penting dalam terjadinya
hernia a defek pada dinding dan konten
hernia.
Pada kasus didapatkan
Defek kecil dengan dinding yang rigid konten hernia yang sudah
membuat konten heria menjadi tidak dapat masuk secara
tererangkap, spontan, sehingga merupakan
hernia yang ireponibel, dan
Ketika hernia menjadi cukup besar kemungkinan disebabkan
peritoneum juga dapat terdorong ke dalam karena trapping oleh leher
hernia bersaama dengan struktur kantong hernia yang sempit.
intraperitoneal (seperti usus dan
omentum) sehingga terbentuk kantong
menyebabkan usus dan omentum
dapat bebas bergerak keluar/kedalam
hernia (hernia reponibel).
PATOFISIOLOGI
Pada kasus didapatkan isi hernia
Hernia inkarserta keadaan dimana yang ireponibel dan terasa nyeri, yang
hernia menjadi tidak dapat direposisi artinya sudah menjukkan adanya
karena bukaan yang sempit pada hernia inkarserata.
dinding abdomen atau karena adanya
adhesi antar kantong dan isi hernia. Nyeri karena adanya gangguan pada
refluks vena dan juga peningkatan
Sedangkan hernia strangulate ketika tekanan isi hernia oleh.
aliran darah ke isi hernia (usus,
omentum) menjadi berkurang, keadaan pasien masih stabil
menunjukkan belum ada gangguan
Ketika inkarserata menetap gangguan dalam perfusi arteri karena usus
pada refluks vena (pertama kali muncul), yang masih viable dan belum
peningkata tekanan di dalamnya mengalami iskemia.
- )
akhirnya terjadi gangguan perfusi arteri
menyebabkan iskemik dan infark. Hal ini juga ditandai dengan tidak ada
perubahan warna kulit di sekitar
Ketika usus terlibat dalam hernia hernia.
inkarserata keadaan ileus obstrukti
PRESENTASI KLINIS
Pasien biasanya terdapat adanya
Pemeriksaan lain perubahan
benjolan bagian selangkangan
warna kulit disekitar benjolan, defek
basanya tidak nyeri tetapi ada tasa
multipel/kontralateral, tanda/bekas
tidak nyaman dan terasa berat.
operasi sebelumnya, dan konten dari
skotum pada hernia groin/skrotalis.
dilakukan pemeriksaan massa dapat
masuk secara spontan/menetap, massa
merupakan hernia primer/rekurensi
Ketika isi hernia dapat tereduksi
karena adanya operasi abdomen
dilakiukan pemeriksaan dengan
sebelumnya.
finger test meletakkan jari di
antara SIAS dan tuberkulum pubikum
Pasien diminta untuk berbaring
(mid-inguinal) pasien diminta untuk
kemudian berdiri biasanya didapatkan
batuk ketika teraba massa pada
peningkatan ukuran hernia
- )
cincin hernia profunda maka
hernia adalah tipe indirek/lateralis
Pasien dapat diminta untuk batuk/cough
Ketika hernia teraba pada bagian
impulse atau mengedan sambil tangan
medial maka hernia merupakan
pemeriksa diletakkan pada daerah
direk/medialis.
benjolan dpt lebi teraba
Pada kasus didapatkan bahwa hernia adalah ireponibel tidak
didapatkan riwayat operasi sebelumnya menandakan bahwa hernia
merupakan primer (bukan rekuren).
.
PRESENTASI KLINIS
Pada hernia inkarseratamassa yang Pada kasus sudah didapatkan
iropenibel ,timbul nyeri, diikuti dengan tanda obstruksi usus berupa
nyeri perut, kembung, mual muntah, dan hilangnya peristalsis dan bising
gejala obstruksi usus (hilangnya usus.
peristalsis/bising usus)
diSebabkan gangguan pasase
usus oleh karena
Hernia inkarserata dicurigai pada terperangkapnya usus di dalam
keadaan nyeri perut yang hebat dan kantong hernia terjadi
persisten; syok; iritasi peritoneum obstruksi.
,peningkatan suhu, denyut jantung, dan
sel darah putih; cairan darah pada muntah Jika keadaa tidak segera
dan ekskreta intestinal; kembung yang ditangani dapat muncul
asimetris; massa usus yang terpalpasi nekrosis dan perforasi dari usus,
dan nyeri yang kemudian menjadi syok
dan MODS.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
.
DIAGNOSIS BANDING
Hidrokel funikulus spermatikus atau
kantong testis
Limfadenopati inguinal
.
Hernia Amyand
Pada kasus, diagnosa hernia inguinalis inkarserata sudah dapat
ditegakkan, sehingga DD untuk hidrokel, abses fossa iliaca, torsio
testis, seluliti, limfadenopati inguinal, hernia amyand, dan torsio
omentum dapat disingkirkan, karena tidak ada gejala klinis yang sesuai
.
TATA LAKSANA-REDUKSI MANUAL
Pada hernia inkarserata kurang Pada kasus tidak
dari 4-8 jam,
. tanpa adanya dilakukan reduksi
strangulasi dengan satu tangan manual
. seharusnya
klinisi memegang leher hernia, dapat dilakukan oleh
tangan lainnya mendorong bagaian klinis yang
bawah hernia ke dalam kanal inguinal berepengalaman untuk
sampai konten hernia masuk ke penanganan awal karena
dalam kavitas abdomen. tidak ada tanda
strangulasi
Hampir 70% hernia inkarserata dapat
direduksi manual. Jika tidak berhasil, maka
harus dilakukan operasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah .segera. Tetapi jika
rupture usus, peritonitis, dan nekrosis berhasil, maka harus
testicular. dilakukan operasi dalam
waktu 3-5 hari untuk
Jika gagal dilakukan maka harus mencegah rekurensi.
egera dilakukan pembedahan.
TATA LAKSANA-OPERASI
Indikasi untuk dilakukan operasi Pada kasus, sudah
adalah : . didapatkan indikasi
operasi
. berupa hernia
- Muncul komplikasi dari hernia yang ireponibel, dan
(resiko strangulasi, obstruksi usus, muncul rasa nyeri dan
atau ifark usus) tenderness, serta muncul
- Semua kasus hernia femoralis gejala obstruksi usus
- Hernia iropenibel, terutama jika
muncul nyeri dan tenderness
- Kesulitan dalam reduksi manual dan
peningkatan ukuran hernia
- Perminttan pasien karena alsan
kosmetik, menghilangkan rasa tidak .
nyaman
TATA LAKSANA-OPERASI
: Prinsip operasi pada hernia adalah :
.
- Reduksin konten hernia ke dalam kavitas abdomen. dengan membuang
jaringan yang non-viabel dan perbaikan/repair usus jika diperlukan
-Penguatan defek dinding abdomen dengan jahitan atau mesh. Mesh dapat
berguna untuk menutup defek atau menguatkan repair (sebagai tambahan
dari tekhnik jahitan). Mesh yang dibutuhkan sekitar 2-5 cm, dilakukan
penjahitan dari tepi tepi defek tanpa ada tumpang tindih.
.
Komplikasi yang dapat terjadi adaah terbentuk meshoma, migrasi mesh,
erosi ke organ sekitar, pembentukan fistula, dan nyeri kronis.
TATA LAKSANA-OPERASI
\. Pada kasus hernia inkarserata
.
- Operasi elektif dialakukan untuk pasien yang berhasil
.
direduksi
manual setelah 3-5 hari mencegah rekurensi dari inkarserasi.
Jika tersedia fasilitas dan SDM yang memadai maka dapat dianjurkan
untuk dilakukan laparoskopi karena komplikasi lebih rendah dan
prognosis lebih baik. Jika dianjurkan laparoskopi, maka tekhnik dengan
TEP lebih dianjurkan karena komplikasi yang lebih rendah
.
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Komplikasi yang dapat terjadi setelah Pada kasus komplikasi yang
operasi nyeri, perdarahan (, retensi urin, muncul dari hernia inguinalis
seroma, infeksi daerah operasi/wound adalah hernia inkarserata,
infection, nyeri kronis (atrofi testicular. kemudian dapat menjadi hernia
strangulate, dan akhirnya
Rekurensi lebih sering pada hernia direk, menjadi perforasi usus.
jenis kelamin perempuan, perokok aktif dan
pada tekhnik operasi non-mesh (4% vs Komplikasi pasca operasi dapat
0,9%). muncul pada fase akut,
intermediet, mapun kronis.
Mortalitas lebih tinggi kasus hernia
inkarserata dengan penanganan yang Perlu dperhatikan kemungkinan
delayed lebih dari 24 jam. akan adanya rekurensi kembali
sehingga dibutukan follow-up
Pada 13,7% kasus hernia inkarserata yang rutin pada pasien nantinya.
membutuhkan reseksi usus, dan 0,9% kasus
mengalami rekurensi.2,4
KESIMPULAN
1. Yang XF, Liu JL. Acute incarcerated external abdominal hernia. Annals of
Translational Medicine. 2014:2(11):1-10
2. Willam NS, Bulstrode CJ, O’Connel PR. Bailey & Love’s Short Practice of Surgery
26th edition. Part Eleven : Abdominal, The Small & Large Intestine. 2013;p1143-1181
3. Birindelli A, Sartelli M, Saverio SD, Coccolini F, Ansaloni L, Ramshort G, et al.
2017 Update of the WSES guideline for emergency repair of complicated abdominal
wall hernias. World Journal Emergency Surgery. 2017:12(37);1-16
4. Berger D. Evidence-Based Hernia Traetment in Adults. Deutsches Azteblatt
International. 2016: 113;150-158
5. Brunicardi CF, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, et al.
Schwartz’s Principle Of Surgery Tenth Edition. Part II : Small Intestine, Colon,
Rectum, and Anus. 2015;p.1137-1241
THANK YOU