Anda di halaman 1dari 48

CASE REPORT: Hernia

Inguinalis Lateralis
Sinistra Reponibilis
Pembimbing :
dr. Harry Sugiarto, Sp.B, FICS,
FINACS

Disusun oleh :
Fransisca Theresia 202006010031
IDENTITAS PASIEN
Nama Tn. AS

Usia 56 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Jakarta Barat

Pekerjaan Kepolisian RI

Tanggal Pemeriksaan 18/08/2022

Tempat Pemeriksaan Bangsal Anton 3 RS POLRI

Nomor Rekam Medis 01236***


KELUHAN

KELUHAN UTAMA KELUHAN


TAMBAHAN
Benjolan pada lipat paha Nyeri hilang timbul
sisi kiri hilang timbul selama kurang lebih 1
sejak 1 tahun terakhir tahun terakhir
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poli bedah umum RS POLRI dengan keluhan benjolan
pada lipat paha sisi kiri yang hilang timbul sejak 1 tahun terakhir. Benjolan
kurang lebih teraba sebesar bola ping-pong, teraba kenyal, disertai dengan
nyeri, dan terasa hilang timbul. Benjolan dan nyeri terasa terutama saat
pasien berdiri atau setelah melakukan aktivitas berat. Benjolan dan nyeri
berkurang saat pasien duduk atau saat benjolan sudah dapat dimasukkan.

Keluhan lain seperti demam, muntah, rasa begah, gangguan BAB, dan
BAK disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi,
kolestrol, atau TB disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien pernah memiliki keluhan serupa, yaitu benjolan hilang timbul pada
sisi kanan pada tahun 2000 dan sudah pernah menjalani operasi
pembedahan hernia saat itu. Jenis operasi hernia yang dilakukan tidak
diketahui oleh pasien.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


● Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal oleh pasien
● Riwayat hipertensi (-)
● Riwayat Diabetes Melitus (-)
● Riwayat alergi (-)
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak memiliki obat rutin tertentu

RIWAYAT KEBIASAAN
● Pasien merupakan anggota POLRI dan sering melakukan olahraga dan
aktivitas yang membutuhkan angkat beban berat
● Pasien seringkali memijat benjolan selama 1 tahun terakhir, ketika
dipijat, pasien mengaku nyeri hilang dan terasa lebih nyaman
● Kebiasaan merokok, minum-minuman keras, atau mengonsumsi obat
terlarang disangkal oleh pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Antropometri :
Kesadaran Compos mentis
BB : 170 cm
Tanda-Tanda Vital : TB : 75 kg
Tekanan Darah 130/60 mmHg BMI : 26 kg/m2
(overweight)
Laju Nadi 88x/menit

Laju Napas 20x/menit

Suhu 36.2

SpO2 99%
STATUS GENERALIS

Kepala Normosefali, deformitas (-)

Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat,isokor,


diameter 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)

Hidung Deformitas (-/-), Sekret (-/-)

Telinga Deformitas (-/-), Sekret (-/-)

Mulut Mukosa oral basah, faring hiperemis (-)

Leher Deviasi trakea (-), perbesaran KGB (-)


STATUS GENERALIS
Jantung

Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi Iktus kordis teraba di ICS IV linea axilaris anterior

Perkusi Batas kanan : ICS II linea parasternalis dekstra, batas kiri : ICS IV linea
axillaris anterior, batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Auskultasi S1 dan S2 reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru

Inspeksi Pergerakan kedua lapang dada simetris

Palpasi Pergerakan dada teraba simeteris

Perkusi Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi Vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)


STATUS GENERALIS
Abdomen

Inspeksi Tampak cembung, tidak ada distensi abdomen, darm contour (-), darm
stiefung (-)

Auskultasi Bising usus (+), 8x/ menit, metalic sound (-)

Palpasi Supel, nyeri tekan (+) pada kuadran kiri bawah dengan VAS 3-4

Perkusi Timpani pada semua lapang abdomen

Rectal toucher

Inspeksi Skin tag (-), fistula (-), hemorrhoid (-)

Palpasi Tonus sfingter ani baik, ampula rekti tidak kolaps, mukosa licin, tidak teraba
adanya massa, nyeri tekan (-)

Prostat Prostat tidak membesar, konsistensi kenyal, nodul (-), permukaan licin

Sarung tangan Darah (-), lendir (-), feses (-)


STATUS LOKALIS
Inspeksi Tampak benjolan pada a/r inguinal
sinistra, berbentuk lonjong, warna
kulit sesuai dengan warna kulit
sekitar, batas tidak jelas

Pada a/r inguinal dextra, tampak


luka bekas jahitan lama

Palpasi Teraba benjolan pada a/r inguinal


sinistra berbentuk lonjong,
berukuran 10cm x 5cm x 1cm,
konsistensi kenyal, batas tidak
jelas, suhu sama dengan kulit
sekitar, nyeri tekan (+) dengan VAS
3-4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 14.9 13-16 g/dL

Hematokrit 43 40-48 %

Leukosit 7.290 5000 - 10.000

Trombosit 202.000 150.000 - 450.000

Masa perdarahan 2’ 1-6 detik

Masa Pembekuan 12’ 10-15 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Kimia Klinik

Ureum 24 10-50 mg/dl

Kreatinin 1.0 0.5 - 1.5

GFR 83 >=90 mL/min/1.73m^2

SGOT 18.7 < 37 U/L

SGPT 25.6 <40 U/L

GDS 95 <200 mg/dl


RESUME
Pasien datang ke poli bedah umum RS POLRI dengan keluhan benjolan
yang hilang timbul sejak 1 tahun terakhir. Benjolan kurang lebih teraba
sebesar bola ping-pong, teraba kenyal, disertai dengan nyeri, dan terasa
hilang timbul. Benjolan dan nyeri terasa terutama saat pasien berdiri atau
setelah melakukan aktivitas berat. Benjolan dan nyeri berkurang saat
pasien duduk atau saat benjolan sudah dapat dimasukkan. Riwayat
penyakit dahulu, pasien pernah memiliki keluhan serupa, yaitu benjolan
hilang timbul pada sisi kanan pada tahun 2000 dan sudah pernah
menjalani operasi pembedahan hernia saat itu. Riwayat kebiasaan, pasien
merupakan anggota POLRI dan sering melakukan olahraga dan aktivitas
yang membutuhkan angkat beban berat. Pasien juga seringkali memijat
benjolan selama 1 tahun terakhir, ketika dipijat, pasien mengaku nyeri
hilang dan terasa lebih nyaman.
RESUME
Pada pemeriksaan abdomen, palpasi ditemukan adanya nyeri tekan
abdomen sisi kiri dan teraba adanya benjolan. Pada status lokalis, inspeksi
diperoleh tampak benjolan pada a/r inguinal sinistra, berbentuk lonjong
warna kulit sesuai dengan warna kulit sekitar, batas tidak jelas. Pada a/r
inguinal dextra, tampak luka bekas jahitan lama. Pada palpasi teraba
benjolan pada a/r inguinal sinistra berbentuk lonjong berukuran 10cm x
7cm x 3 cm, konsistensi kenyal, batas tidak jelas, suhu sama dengan kulit
sekitar, nyeri tekan (+) dengan VAS 3-4.

Pada pemeriksaan penunjang, hematologi, kima klinik, dan gula darah


ditemukan dalam batas normal.
DIAGNOSIS
Hernia inguinalis lateralis sinistra
reducible
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa Persamaan Perbedaan
Banding

Hernia femoralis Benjolan dengan konsistensi Lokasi pada fossa ovalis lipatan
kenyal, paha

Lipoma Benjolan dengan konsistensi Tidak reducible


kenyal, benjolan dapat
berbentuk lonjong

Limfadenopati Benjolan dengan konsistensi Tidak reducible, biasanya disertai


inguinal kenyal, benjolan dapat dengan rasa nyeri, warna
berbentuk lonjong. kemerahan di sekitar benjolan.
TATALAKSANA
- IVFD RL 500cc/24 jam
- Inj Ketolorac 2x30mg
- Inj Ranitidin 2x50mg
- Konsul Sp. B → saran hernioplasty

EDUKASI
- Mengurangi kegiatan aktivitas mengangkat beban terlalu berat
- Edukasi akan dilakukannya operasi
LAPORAN OPERASI
1. Dengan spinal anestesi, posisi pasien supine
2. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis
3. Insisi inguinal sinistra diperdalam sampai dengan kanalis
inguinalis
4. Kanalis inguinalis diuka, cuniculus spematikus dibebaskan
5. Identifikasi kantong hernia
6. Dilakukan herniotomi dan ligasi setinggi anulus internus
7. Dilakukan hernioplasty dengan mesh
8. Kontrol perdarahan
9. Menutup dinding operasi lapis demi lapis
TINDAKAN OPERASI
Tinjauan
Pustaka
DEFINISI

Hernia = penonjolan atau


projeksi dari organ atau
bagian organ pada dinding
abdomen bagian bawah
yang lemah
HERNIA
Direct
inguinal hernia
Adanya protusi ke medial dari
pembuluh darah epigastrika inferior
dalam segitiga hesselbach

Groin hernia

Indirect

femoral hernia Adanya protusi pada internal


inguinal ring. Pada laki-laki di
spermatic cord dan pada perempuan
di round ligament
Hernia yang terjadi akibat defek
pada abdominal midline antara
Hernia epigastrik
umbilikus dan prosesus
xyphoideus

Merupakan hernia ventral yang


Hernia umibilikalis
berlokasi di tengah umbilical ring

Hernia yang terjadi pasca inisisi


Hernia inicisional
post-operasi

Hernia yang keluar pada fossa


Hernia femoralis
ovalis lipatan paha

Hernia spigelian terjadi akibat


Hernia spigelian
adanya aponeurosis spigelian
HERNIA

Hernia Hernia Hernia Akreta Hernia Hernia


Reponibilis Ireponibilis Inkarserata strangulata

Isi hernia Isi kantong Terdapat Hernia Hernia


dapat keluar tidak dapat pelekatan isi ireponible ireponible
masuk. Usus direposisi kantong pada yang disertai yang disertai
keluar kembali ke peritoneum dengan dengan
terutama saat dalam rongga kantong gangguan gangguan
mengeja atau perut hernia parese vaskularisasi
berdiri. Usus
masuk saat
berbaring
atau didorong
ANATOMI
ANATOMI
● Hernia indirek : protusi
pada lateral dari inferior
epigastrik vessels lewat
deep inguinal ring dan
berakhir di skrotum
● Hernia direk : protusi ke
medial dari inferior
epigastrik vessel/ deep
medial inguinal ring
pada Hesselbach’s
triangle
ANATOMI
FAKTOR RISIKO
1. Jenis kelamin laki-laki
2. Usia → meningkat di usia 0 - 5 tahun dan 75 - 80 tahun
3. Riwayat penyakit dalam keluarga
4. Gangguan metabolisme kolagen
5. Riwayat prostatektomi
ETIOLOGI HERNIA
KONGENITAL ACQUIRED

- Biasanya terjadi pada - Umumnya terjadi pada


kasus pediatrik pasien dewasa
- Terjadi defect tumbuh - Dipengaruhi :
kembang saat - Aktivitas berat
trimester 3 → - Riwayat penyakit :
kegagalan penutupan COPD
peritoneum, kelahiran
preterm
ETIOPATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA

Benjolan yang menonjol terutama saat berdiri, batuk,


atau beraktivitas

Benjolan dapat berkurang saat posisi terlentang

REPONIBLE
Pasien dapat menyatakan seringkali memijat benjolan dan memperoleh
kenyamanan/ kelegaan setelah benjolan dapat masuk ke dalam rongga perut

IREPONIBLE
Pasien dapat menyatakan adanya gangguan buang air besar, seperti
konstipasi, mual, muntah, perut kembung
PEMERIKSAAN
FISIK
INSPEKSI

● Pasien diperiksa dalam posisi


berdiri untuk meningkatkan
tekanan intraabdominal
● Melihat adanya benjolan
abnormal pada inguinal dan
skrotum
PEMERIKSAAN
FISIK
INSPEKSI

● Melihat bentuk benjolan


○ Bentuk pyryformis : hernia
indirek
○ Bentuk bulat : hernia direk
PEMERIKSAAN FISIK
PALPASI

● Palpasi dengan menggunakan jari II dan


meraba skrotum ke arah external
inguinal ring
● Ziemann’s test
○ Meletakan jari II di anulus inguinalis
● Finger test
○ Jari telunjuk masuk menyusuri
kanalis inguinalis dan pasien diminta
untuk mengedan
- Jika indirek, dirasakan di ujung
jari
- Jika direk, dirasakan di di
samping/ sisi jari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG

- Pada pemeriksaan diminta


mengejan untuk
meningkatkan tekanan
intra-abdominal dan
mencari gerakan herniasi
abdomen dalam kanalis
inguinalis
- Sensitivitas 86%
- Spesifisitas 77%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT SCAN DAN MRI

- Dilakukan juga hasil USG tidak


meyakinkan
- MRI
- Sensitivitas 95%
- Spesifisitas 96%
- CT SCAN
- Sensitivitas 80%
- Spesifisitas 65%
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA NON OPERATIF
WATCHFULL WAITING

● Dilakukan jika pasien tidak memiliki


gejala atau gejala minimal
● Pada pasien hamil

KONSERVATIF
TATALAKSANA OPERATIF
OPEN APPROACH TISSUE REPAIR PROSTHETHIC REPAIR

Bassini Shouldice Lichtenstein


Repair Repair Tension free
Repair

McVay Desarda Plug and Patch


Repair Repair technique

LAPARASCOPIC
APPROACH

Transabdominal Intraperitoneal
Preperitoneal Onlay Mesh Repair
Repair (TAPP) (IPOM)
TATALAKSANA
OPERATIF
OPEN REPAIR

A. Lapisan dinding abdomen anterior


dengan metode open approach
B. Identifikasi sakus hernia direk atau
indirek dengan retraksi spermatic
cord dan nervus ilioinguinal
TATALAKSANA
OPERATIF
NONMESH REPAIR : BASSINI REPAIR

A. Fascia transversalis di buka


B. Dinding posterior direkonstruksi dengan
menjahit fascia transversal, otot
transversus abdominis, dan otot internal
oblique secara medial dengan inguinal
ligament lateral

Kelemahan : menyebabkan regangan yang


berlebihan pada otot otot yang dijahit
TATALAKSANA
OPERATIF
NONMESH REPAIR : McVAY REPAIR

1. Insisi kulit diatas kanalis inguinalis dan seikit miring ke


chephalad saat insisi berlanjut ke lateral
2.
TATALAKSANA
OPERATIF
MESH REPAIR : LICHTENSTEIN REPAIR

Teknik ini memungkinkan free tension repair


pada lantai inguinal dengan memberikan
topangan berupa jaring prostetik.

Jaring yang umumnya digunakan adalah “flat


iron” dimana berbentuk lubang kunci untuk
jalan keluar hernia
TATALAKSANA
OPERATIF
LAPARASCOPIC APPROACH :
Transabdominal Preperitoneal

Teknik ini baik untuk hernia bilateral, hernia


dengan ukuran defek yang besar, atau
adanya luka skar dari operasi abdominal
sebelumnya
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai