Anda di halaman 1dari 30

Penuaan pada

Sistem Sensoris
Penglihatan
Perubahan normal yang normal Implikasi Klinis
yang berhubungan dengan
Penuaan
PENGLIHATAN
•Penurunan kemampuan akomodasi •Kesukaran dalam membaca huruf-
huruf yang kecil
•Konstriksi pupil senilis •Penyempitan lapang pandang
•Peningkatan kekeruhan lensa dengan •Penglihatan yang kabur
perubahan warna menjadi menguning •Sensitivitas terhadap cahaya
•Penurunan penglihatan pada malam
hari
•Kesukaran dengan presepsi
kedalaman
PENDENGARAN
•Penurunan fungsi sensorineural •Kehilangan pendengaran secara
secara lambat bertahap
Penatalaksanaan perubahan
penglihatan
• Penggunaan warna terang
dalam berpakaian
• Menggunakan lensa
kontak atau kacamata
• Menggunakan alat-alat
keselamatan
• Operasi pengangkatan
lensa
Pengkajian, batasan karakteristik, dan intervensi
• Riwayat kesehatan mata
– lensa kontak atau kacamata
– Kemampuan untuk melakukan fokus pada
benda dekat—membaca huruf jarak 16
inch (40 cm)
– Ukuran dan reaksi pupil-–menggunakan
senter
• Ptosis—mengganggu arah penglihatan dan
memeriksa kelembaban mata
Operasi pengangkatan katarak
Prosedur yang dilaksanakan
di tempat praktik

• Refraksi ketajaman penglihatan terbaik yang


dapat dikoreksi (best-corrected visual
acuity/BVA) untuk menentukan apakah pasien
telah siap untuk operasi katarak (BVA normal
20/50 atau lebih rendah)
• TIO—memeriksa glukoma
• Potential acuity meter---ketajaman
penglihatan
• Tes cahaya menyilaukan—kepekaan terhadap
cahaya
• Pembacaan keratometri---membaca
kelenkungan kornea mata
• Ultrasonografi alfa---panjang aksis dan
kalibrasi
• Pemeriksaan praoperasi :
– Pemeriksaan okular
– Riwayat medis, sosial dan keluarga
– Tes laboratorium
– Sinar X dada
– Elektrokardiogram
– Pemeriksaan fisik
Setelah dioperasi :
• Tutup mata akan dibuka hari berikutnya
• Pasien tidak boleh melakukan aktivitas
apapun yang meningkatkan TIO (N=10-
21mmHg)
• Penutup mata dan pelindung dikenakan
pada saat tidur siang atau malam hari
• Pasien harus hati2 ketika berjalan atau
meletakan suatu objek
• Pasien dapat memakai kacamata diatas
penutup mata
• Pasien menggunakan tetes mata
antibiotika/antiinflamasi 4 x/hari
• Operasi katarak kedua, biasanya
dilaksanakan 2 bulan atau lebih setelah
operasi pertama
• Pasien dapat lenca kontak atau kaca
mata satu bulan atau lebih untuk
memperjelas penglihatan, jika terdapat
indikasi
• Bila setela pasca operasi penglihatan
kabur dengan mudah dikoreksi dengan
suatu laser YAG (yttrium alumunium
garnet crystalline)
Pendengaran
• Presbikusis
• Mempengaruhi nada tinggi dan
dihubungkan dengan penuaan
• Faktor :
– Nutrisi
– Faktor genetika
– Suara gaduh/ribut
– Hipertensi
– Stress emosional dan arterosklerosis
• Sensorineural atau komponen konduksi
• SENSORINEURAL....
– Telinga dalam dan komponen saraf
tidak berfungsi dengan baik
(saraf pendengaran, batang otak,
jalur kortikal pendengaran)
• KONDUKSI...
– Tidak diketahui ,tapi masih
berkaitan dengan tulang didalam
telinga tengah dalam bagian
koklear, atau dalam tulang
mastoid
2 masalah • Ketidakmampuan
untuk mendeteksi
fungsional volume suara
• Ketidakmampuan
untuk mendeteksi
suara dengan nada
frekuensi yang
tinggi (f, s, sk,
sh, dan l)
Penatalaksanaan
• Rw kasus tersebut
– Kapan masalah muncul
– Apakah berhubungan dengan (akumulasi
serumen, nyeri telinga, perubahan presepsi
kata, respon yg tidak sesuai, tinitus,
vertigo)
• Pengkajian
– Garputala
– Detak arloji
– Suara bisikan
• Awasi petunjuk lain
– Lansia minta untuk pengulangan kalimat
– Menggerakan kepala
– Menarik diri
– Respon tidak sesuai
– Mengeraskan suara tv atau radio
• Pengkajian termasuk
– Infeksi sebelumnya
– Sekret salah satu telinga
– Terpajan lingkungan gaduh
– Infeksi pernafasan
– Tindakan pembedahan
Status pendengaran :

1.Berdiri dibagian belakang klien,


tepukan tangan dengan nyaring dan amati
apakah klien bereaksi terhadap suara
gaduh yang tiba-tiba
2.Berbicara beberapa kata yang ,mempunyai
suara konsonan frekuensi tinggi dan
minta klien untuk mengulangi (fanta,
susu....)
3.Observasi untuk menentukan apakah klien
sedang membaca gerak bibir
4.Perhatikan adanya kesalahan dalam
mengintepretasi kata-kata
5.Dengarkan adanya kegagalan untuk
berespon terhadap pertanyaan yang
diajukan
6.Observasi perilaku menarik diri
7.Tentukan apakah klien dapat mendengar
detik arloji. Pegang arloji beberapa
senti diatas kepala. Catat jarak tempat
klien menyatakan bahwa suara detik
arloji dapat terdengar
dx.Perubahan fungsi sensori/presepsi
pendengaran
Tujuan : pasien mampu mendengar percakapan
1. Berbicara dengan nada yang tidak termasuk
berteriak
2. Menghadap ke arah pasien ketika berbicara
3. Bicara secara perlahan dan jelas
4. Gunakan sentuhan untuk mendapatkan perhatian
pasien jika berada dibelakangnya
5. Gunakan kalimat sederhana
6. Turunkan intonasi nada suara
7. Waspadai komunikasi nonverbal
Tipe alat :

In the ear aid

Over the ear aid In the canal aid


Behind the ear aid
Perabaan
• Afektif
• Banyak lansia lebih tertarik dalam
sentuhan dan sesuai taktil karena
– Kehilangan orang yang dicintai
– Penampilan tidak semenarik dulu dan tidak
mengundang sentuhan dari orang lain
– Sikap masyarakat tidak mendorong untuk
melakukan kontak fisik
• Sentuhan adalah suatu alat untuk
memberikan stimulus sensoris atau
menghilangkan rasa nyeri secara fisik
dan psikologis
• Rangsangan perkutan dapat merangsang
produksi ENDOFRIN yang dapat menurunkan
rasa nyeri
• Pijatan...dapat merangsang sirkulasi dan
meningkatkan relaksasi
• Perbedaan sentuhan berdasarkan jenis
kelamin
• zona sentuhan :
– Zona keintiman (genital)
– Zona peka (wajah, leher, bagian depan tubuh)
– Zona yang disetujui (mulut, pergelangan tangan,
kaki)
– Zona sosial (tangan, lengan, bahu dan punggung)
• Intensitas kontak, maksud dari derajat
tingkat penekanan : dalam, kuat, sedang
atau ringan
Penatalaksanaan
• Pengkajian :
– Warna,tekstur, kekeringan,
bersisik, keratosis, turgor,
respons terhadap dingin dan
panas, respon terhadap ketajaman
dan ketumpulan
– Turgor
– Respon taktil
Pengecapan
• Jumlah total kuncup-kuncup perasa pada
lidah mengalami penurunan dan kuncup
perasa pada lidah itu juga mengalami
kerusakan yang menurunkan sensitivitas
terhadap rasa
• Merokok, defisiensi vitamin d,
penurunan produksi saliva, gigi palsu,
pengobatan tertentu dapat menumpulkan
rasa
Penatalaksanaan
• Pengkajian :
– Inspeksi pada mulut (warna lidah, lidah
kotor, pecah-pecah, adanya gigi dan kondisi
gigi palsu)
– Kondisi gusi (warna, retraksi, perdarahan)
– Jumlah saliva, kondisi membran mukosa
– Bau kurang enak
• Sensitivitas terhadap rasa
– Menyuruh mencicipi jenis cairan (manis,
asin, asam, pahit) dengan ujung kapas
dioleskan pada bagian anterior, laeral,
posterior, dibilas dengan air tiap rasa
yang dites
• Banyak lansia mempertahankan rasa
manis dan karbohidrat yang banyak
karena rasa yang enak
• Mengkaji obat-obatan yang
memopengaruhi nafsu makan
• Rw makanan keluarga
– Rempah rempah, banyak gula dan garam
Penciuman
• Stimulsi olfaktorius oleh zat kimia
yang mudah menguap...masuk rongga
hidung dan berjalan ke atas sampai
silia dan ditranmisikan ke korteks
• Sensasi penciuman dan pengecapan saling
berhubungan
• Anosmia
• Faktor yg mempengaruhi
– Pilek, influenza, merokok, obstruksi
hidung, sekret, sinusitis, alergi, penuaan
dan faktor lingkungan
Penatalaksanaan
• Pengkajian :
– Inspeksi dengan otoskop
• Mengkaji ketajaman
– Klien ditutup mata, menutup mulutnya,
bernafas melalui lubang hidung yang tidak
tertutup dan mengidentifikasi berbagai
unsur (kopi, kayu manis, cuka
Petunjuk pengajaran : intervensi untuk
perubahan dalam penciuman :
Ajarkan pasien atau keluarga untuk
1. Mencium aroma makanan sebelum menyantapnya
dan mencoba untuk mengingat bagaimana
aromanya
2. Membuat makanan tampak menarik melalui warna,
tekstur dan variasi
3. Menekankan kebersihan pribadi dalam
perencanaan aktivitas
4. Mendorong klien untuk mengingat aroma yang
menyenangkan sebelumnya yang ia senangi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai