Sistem Infrastruktur
Struktur Pengawasan
yang Pendukung
Perbankan
Independen yang
yang Sehat
dan Efektif Mencukupi
Sistem
Industri Perlindungan
Pengaturan
Perbankan Nasabah
yang
yang Kuat
Efektif
3 sampai 5 bank nasional dengan modal antara Rp10 triliun- Rp50 triliun
Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diharapkan Bank Indonesia telah
sejajar dengan negara-negara lain dalam penerapan international best
practices
dalam waktu dua tahun ke depan Bank Indonesia telah memiliki sistem
penyusunan kebijakan perbankan yang efektif yang telah melibatkan
pihakpihak terkait dalam proses penyusunannya.
Program Kegiatan API
Dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan diharapkan kondisi internal
perbankan nasional menjadi semakin kuat.
Program Kegiatan API
Bank
Perkreditan Kebijakan
Rakyat Prudensial Sesuai
Standar
Internasional
Perbankan
Syariah Mendorong
Fungsi
Intermediasi
Stabilitas
Sistem
Keuangan
PENGUATAN STRUKTUR PERBANKAN NASIONAL
Penguatan Bank
Internasional
Permodalan
Bank Umum 50
Bank Nasional
10
Bank dengan fokus:
0,1
12
Basel I
Basel I menetapkan persentase modal yang harus
dimiliki perbankan terhadap total asset tertimbang
menurut risiko (risk-weighted assets = RWA), yaitu 8%.
13
Tujuan utama Pengembangkan Kesepakatan Basel I
Meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari sistem perbankan
internasional
Menciptakan kerangka pengukuran kecukupan modal dari bank yang
aktif secara internasional
Membentuk kerangka yang dapat diaplikasikan secara konsisten utk
mengurangi ketidaksertaan dlm persaingan – competitive inqualities –
antara bank – bank yang aktif secara internasional.
Bobot
Jenis Tagihan
Risiko
- Kas
0% - Tagihan kepada pemerintah dan Bank Sentral
- Tagihan lainnya kepada pemerintah negara-negara OECD
- Tagihan dengan agunan surat berharga yang diterbitkan atau
dijamin oleh pemerintah negara-negara OECD
0,10%, 20% -Tagihan kepada domestic public sector entities, diluar pemerintah
atau 50% pusat,
(national - pinjalam yang dijamin lembaga-lembaga tersebut
discretion)
50% - Tagihan kpd atau yang dijamin oleh multilateral development banks
- Tagihan keopada bank-bank di negara-negara OECD
- Tagihan kepadaatau yang dijamin oleh non domestic OECD public
sector entities, di luar pemerintah pusat.
- Uang tunai yang masih dalam proses penagihan
15
RWA menurut Basel I
Bobot
Jenis Tagihan
Risiko
16
Penarikan kembali Basel I Accord
Penerapan Basel I mendapat kritik karena:
Kategori pembobotan risiko sangat luas, sehingga tidak
mencerminkan gradasi risiko kredit yang sebenarnya.
Mengabaikan implikasi diversifikasi portfolio
Menciptakan pengaturan yang menempatkan bank pada posisi
yang kurang menguntungkan dibanding pesaing non bank
Belum mencakup perkembangan risiko keuangan dlm pasar
modal.
17
Penarikan kembali Basel I Accord
18
Penarikan kembali Basel I Accord
Juni 1999: Basel Committee on Banking Supervision
dari BIS mengeluarkan First Consultative Package on
the New Accord dalam rangka menggantikan Basel I
dengan kerangka perhitungan permodalan yang lebih
risk sensitive.
Kesepakatan Basel II
Dalam the market risk amendement in 1996 mengizinkan bank
menggunakan model internal untuk mengukur risiko kredit.
Komite Basel pada tahun 1999 meningkatkan kerja sama dengan
bank utama dari Negara anggota dalam mengembangkan
kesepakatan modal yang baru (capital accord).
Kenal dengan nama Kesepakatan Basel II
Basel II ; Mencapai Tujuan
Menggunakan tiga pilar untuk keseimbangan antara modal
yang sesuai persyaratan dengan modal ekonomis.
Mendorong integrasi pengukuran risiko ke dalam proses
manajemen
Mencapai sensitivitas risiko kredit yang lebih tinggi
Menciptakan flesibilitas dalam memilih pendekatan dalam
penetapan modal sesuai dengan persyaratan.
Membuat metode pengukuran risiko yang dinamis dalam
penetapan modal sesuai dengan persyaratan
Mengadopsi teknik perhitungan risiko yang lebih canggih untuk
diterapkan
Menerapkan tambahan modal eksplisit bagi risiko operasional
dan risiko lain-lain dan kemudian mengurangi kebutuhan akan
adangan modal.
Menjaga agar persaingan kebutuhan ekuitas antara bank dan
lembaga keuangan lain.
Perbandingan Basel I dan Kesepakatan Basel II
Kesepakatan Basel I
Fokus pada sebuah pengukuran tunggal
Memiliki pendekatan yang sederhana terhadap
sensitivitas risiko
Menggunakan pendekatan “ one single size fits all “
pada risiko dan modal
Hanya mencakup risiko kredit dan risiko pasar
Kesepakatan Basel II
Fokus pada internal metodologi
Memiliki tingkat sensitivitas risiko yang lebih tinggi
Fleksibel untuk disesuaikan terhadap kebutuhan
bank yang berbeda-beda
Mencakup risko kredit,risiko pasar, risiko operasional
dan risiko lainnya.
Regulasi Tiga Pilar Kesepakatan Basel II
Pilar 1
Kewajiban penyediaan modal
minimum
Pilar 2
Tinjauan berdasarkan regulasi
Pilar 3
Disiplin pasar yang efektif
Pilar 1 – Kewajiban penyediaan modal minimum
Dalam pilar 1 ini bank diminta untuk mengkalkulasi modal minimum:
Risiko kredit
Risiko pasar dan
Risiko operasional
25
Key Features of Basel II Accord
Kecukupan Credit Risk Capital didasarkan ukuran-ukuran risiko yang
lebih akurat, dengan menggunakan:
Probability of Default (PD)
Exposure At Default (EAD)
Loss Given Default (LGD)
Maturity (M)
Sebagai kebalikan dari pendekatan “one size-fits all”
Bank dapat memilih satu dari tiga pendekatan yang sophisticated
secara progresif terhadap risiko kredit dan risiko operasional
Secara eksplisit mengakui dan menghargai Credit Risk Mitigation
Mengakui keragaman tipe dari CRM termasuk agunan, netting,
garansi dan credit derivatives.
Secara eksplisit menyaratkan agar setiap bank memiliki proses
internal yang memadai dalam menilai kecukupan modalnya
berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap risiko yang dihadapi
Ada perlakuan khusus dan kebutuhan modal untuk risiko operasional
dan kebutuhan untuk menaksir semua tipe risiko lainnya.
Memperkecil regulatory capital arbitrage:
Pendekatan yang sophisticated pada sekuritisasi hanya mengakui
transaksi yang benar-benar transfer risiko.
26
Key Features of Basel II Accord
27
Komponen Basel II
Tiga pilar utama:
Pilar 1 Pilar 2
Pilar 3
Minimum Capital Supervisory Review
Market Discipline
Requirements Prosess
(Market Managed)
(Bank Menaged) (Regulator Managed)
28
BASEL 2
3 Pilar Utama
Market Risk
Standardized 2) Q3 2007 Q1 2008 - Q4 2008 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009
Internal Model 3) Q3 2007 dimulai Q3 2007 Q2 2008 Q2 2008 Q1 2009
Q1 2009
Credit Risk
Q3 2007
Standardized Q3 2007 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009
IRBA 3) Q4 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 Q4 2010 Q2 2011
Operational Risk
Basic Indicator Q3 2007 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009
Standardized 3) Q4 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 Q4 2010 Q2 2011
AMA 3) Q4 2009 dimulai Q2 2010 Q2 2011 Q4 2010 Q2 2011
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Kredit
Standardized approach
RWA based on Internal Rating Based Approach (IRB)
externally provided:
• Probability of Default (PD)
• Exposure At Default (EAD)
• Loss Given Default (LGD)
• Limited recognition of
credit risk mitigation &
supervisory treatment of
collateral and guaranties
31
Credit Risk - Standardized approach
32
Credit Risk - Standardized approach
PERINGKAT
Bobot Risiko
AAA BBB+
A+ BB+ < Un
Jenis Tagihan to to < B-
to A- to B- BB- rated
AA- BBB-
Tagihan kpd. Pemerin- 0% 20% 50% 100% 150% 100%
tah / Bank Sentral
-
Tagihan kpd. Bank / 20% 50% 100% 100% 150% 100% -
BUMN Option I
Tagihan kpd. Bank / 20% 50% 50% 100% - 150% 50%
BUMN Option II
Tagihan kpd. 20% 50& 100% - 150% - 100%
perusahaan
33
Credit Risk - Standardized approach
BOBOT RISIKO
- KPR 40%
- Retail 75%
- Sekuritisasi Aset dan Aset Lainnya 100%
- Assets berisiko tinggi (Rating di bawah BB-/B-, Past Due dan Pinjaman
tanpa agunan 150%
- Off Balance sheet : cara perhutungannya eksposur kredit dari Basel I
masih dipertahankan.
34
Credit Risk - Standardized approach
Komponen risiko.
Empat komponen risiko utk klasifikasi eksposur yaitu:
probability of default (PD): kemungkinan obligor dan
atau guarantor mengalami default yang diestimasi
melalui data historis;
loss given default (LGD): estimasi kerugian yang
dapat terjadi jika obligor / guarantor mengalami
default;
exposure at default (EAD): jumlah eksposur yang
diperkirakan masih tersisa pada saat obligor /
guarantor dinyatakan default; dan
maturity: berkaitan dengan jangka waktu eksposur.
Semakin panjang waktu penyelesaian ekaposur akan
menimbulkan risiko maturity yang makin besar.
35
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Kredit
36
Internal Rating Based Approach (IRB)
Definisi default
Dalam internal rating based approach, obligor
dinyatakan default bila memenuhi salah satu atau
lebih kriteria berikut:
Obligor tidak dapat memenuhi kewajiban hutangnya
secara penuh (pokok, bunga atau fee)
Terdapat credit loss event yang berkaitan dengan
kewajiban obligor (charge-off, specific provision,
restrukturisasi menca- kup penghapusan atau penundaan
pokok, bunga atau fee)
Terdapat tunggakan obligor yang melebihi 90 hari
Obligor mengajukan permohonan pailit atau proteksi
sejenis terhadap krediturnya.
37
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Kredit
• Limited recognition of
credit risk mitigation &
supervisory treatment of
collateral and guaranties
38
Credit risk-Internal Rating Based Approach
39
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Kredit
40
Credit risk-Internal Rating Based Approach
41
Credit risk-Internal Rating Based Approach
Persyaratan minimum
Untuk dapat menggunakan internal rating based
approach, bank diwajibkan memenuhi persyaratan
minimum yang telah ditentukan.
43
Perbedaan pokok Basel I dan Basel II
Basel I Basel II
Capital Credit Risk Credit, market and operational risk
requirement (Pilar I)
Other None Supervisory review process (Pilar II)
requirement and market discipline (Pilar III)
Capital Standard for all Three approaches : Standardized,
bank IRB Foundation and IRB Advance
Risk Weighting Limited 0 – 100 % Wide range based on credit risk 0%-
for Assets 150%
Credit Risk Limited Explicitly recognizes and rewards
Mitigation recognition collateral and credit risk mitigation
Maturity Short term versus Recognizes effectives maturity
differentiation long terms
Regulatory Possible Minimized
capital arbitrage
44
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Pasar
45
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Pasar
46
Pendekatan Basel II terhadap Risiko Pasar
47
Market Risk – Standardized Method
48
Market Risk – Standardized Method
49
Market Risk – Internal Model
Persyaratan kuantitatif
(i) Menggunakan metode value at-risk (VAR) yang dihitung
harian dengan 99% and one tailed confidence interval.
50
Market Risk – Internal Model
Persyaratan kuantitatif
(ii) Patokan fluktuasi harga (price shock) yang
digunakan dalam model adalah minimum
selama 10 hari perdagangan (trading days)
sehingga holding period minimum juga sama
dengan periode tersebut
(iii) Model yang dipakai menggunakan data
historis hasil observasi minimal selama 1 tahun
(iv) Besarnya capital charge 3 kali rata-rata VAR
harian selama 60 hari kerja terakhir.
51
Market Risk – Internal Model
Persyaratan kualitatif:
Memiliki kriteria umum dari sistem manajemen risiko
Memiliki standar kualitatif dalam hal terjadi kesalahan dalam
menggunakan internal model
Memiliki pedoman untuk penggolongan faktor market risk yang
memadai
Memiliki standar kuantitatif berupa parameter statistik minimal
yang umum dalam pengukuran risiko
Memiliki pedoman untuk stress testing
Memiliki prosedur validasi untuk kesalahan eksternal dalam
penggunaan model
Memiliki aturan yang jelas bila bank menggunakan gabungan
antara internal model dan standardized method.
52
Pendekatan Basel II terhadap
risiko operasional
Evolutionary approaches to measuring Operational Risk under Basel II
Basic Indicator Approach Standardized Approach Advanced Measurement Approach
Capital requirement
is set at 15% of
average annual
gross income over
the past three years
53
Basic Indicator Approach
54
Pendekatan Basel II terhadap
risiko operasional
Evolutionary approaches to measuring Operational Risk under Basel II
Basic Indicator Approach Standardized Approach
55
Standardized Approach
56
Pendekatan Basel II terhadap
risiko operasional
Evolutionary approaches to measuring Operational Risk under Basel II
Basic Indicator Approach Standardized Approach Advanced Measurement Approach
57
Advanced Measurement Approach
58
Basel I and Basel II – A Timeline
59
Basel I and Basel II – A Timeline
Bank Indonesia – Policy Directive
2008 Basel II for Market Risk (internal model)
applicable for banks meeting the required criteria
61
Definisi Economic capital
62
Regulatory Capital Versus Economic Capital
63
Komponen Economic Capital
64
Sustaining losses
Frequency of losses
Size of losses
Provisions Basel II Capital Requirement =
from Income Insurance
Risk based Economic Capital
65
Tantangan ke depan bagi perbankan
66
Review - BASEL
67