Anda di halaman 1dari 24

CSS SHOCK

Rosa Diana Nurkholid – 12100118564

SMF Anestesi RSUD AL-Ihsan


Definisi Shock
◦ Gangguan sirkulasi.
◦ Kondisi tidak adekuatnya perfusi ke jaringan dan transport oksigen ke organ
(contoh : otak, hepar, ginjal, jantung).
◦ Kondisi tidak seimbangnya antara kebutuhan dan transport oksigen.
demand supplay
Klasifikasi Shock

1. Hypovolemic Shock
2. Cardiogenic Shock
3. Distributive Shock
4. Obstructive Shock
Syok Hipovolemi
◦ Merupakan syok karena berkurangnya volume darah.
◦ Tidak adekuatnya sirkulasi volume darah.
◦ Cardiac output dan Central venous pressure ↓ karena penurunan
venous return.
Penyebab :
- Perdarahan : trauma, pembedahan, perdarahan masif di saluran
pencernaan (GI)
- Non Perdarahan : Dehidrasi, diare, luka bakar.
Manifestasi Klinis

◦ Hipotensi
◦ Akral dingin dan lembab
◦ Pucat
◦ Penurunan volume urin
◦ CRT >2detik
Penatalaksanaan

◦ Pemasangan infus intravena . Nacl 0,9% atau Ringer Laktat.


Pemberian awal dengan tetesan cepat 20 ml/kgBB (anak) atau
1-2 L (dewasa).
◦ Lakukan pemantauan ttv dan hemodinamiknya.
◦ Tidak ada perbaikan : berikan cairan koloid dan dipersiapkan
untuk transfusi darah.
Syok Kardiogenik

◦ Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah.


◦ Kegagalan ventrikel kiri untuk mengirimkan darah ke jaringan perifer.
◦ penurunan curah jantung (cardiac output) karena gangguan pompa jantung (volume
intravaskular cukup). Central Venous Pressure biasanya meningkat.

Penyebab :
◦ Keadaan: infark miokard, miokarditis, kardiomiopati.
Manifestasi Klinis

Kegagalan di ventrikel kanan : ◦ Tekanan darah menurun


- JVP meningkat ◦ Cardiac output menurun
- Edema perifer ◦ Akral dingin
- Kongesti hepar ◦ Pucat
◦ CRT > 2detik
Kegagalan di ventrikel kiri : ◦ Penurunan urine output
- Pulmonary edema
- Rales
Tatalaksana

Goals treatment of cardiogenic shock :


- Meningkatkan cardiac output dan menurunkan afterload.

- Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar intubasi.


- Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan memanfaatkan masker untuk
mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
- Pemberian inotropik untuk meningkatkan kontraksi (contoh : dobutamin)
- Pemberian vasopresor untuk meningkatkan tekanan diastol untuk perfusi koroner
(contoh : Norepinephrine).
- Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan.
Syok Distributif
◦ gangguan aliran darah (vasodiltasi)  penurunan aliran darah ke organ vital.
◦ vasodilatasi perifer  volume darah yang bersirkulasi secara efektif tidak memadai
untuk perfusi jaringan
◦ Pasien tampak hangat.
Syok septik Syok anafilaktik Syok neurogenik

• Bakteri • alergen (ex:antibiotik, • terganggunya transmisi


• virus makanan, bisa hewan impuls atau
• fungi dan serbuk) terhambatnya aliran
keluar simpatetic dari
• parasit
pusat vasomotor di
otak
• kerusakan spinal cord di
atas level T6
• anastesi spinal
• obat- obatan
• stress emosional
• nyeri dan disfungsi CNS
a. Syok Neurogenik
• Stimulasi simpatis mempertahankan tonus otot.
Jika stimulasi simpatis terganggu atau terhambat, vasodilatasi terjadi.

Volume darah tidak terjadi perubahan, tetapi SVR menurun, sehingga tekanan di dalam
pembuluh darah tidak adekuat utk memberikan nutrisi ke sel.
Penatalaksanaan :
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki

Pertahankan jalan nafas


memberikan oksigen, sebaiknya dengan menggunakan masker endotracheal tube dan
ventilator mekanik

Untuk keseimbangan hemodinamik


resusitasi cairan.

Obat-obat vasoaktif
(adrenergik; agonis alfa)
b. Syok Anafilaksis
◦ Disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap allergen yang meluas dan
memicu reaksi (anafilaksis).
◦ Sindrom klinis syok yang terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe 1 (alergi) sistemik
Reaksi sistemik ringan Reaksi sistemik sedang Reaksi sistemik berat

• rasa gatal serta • Gejala sistemik ringan + • gejala sistemik ringan + sedang yang

hangat spasme bronkus dan atau lebih berat.


edema saluran nafas  • Spasme bronkus, edema laring, suara
• rasa penuh di mulut
keluhan sesak, batuk serak, stridor, sianosis, hingga terjadi
dan tenggorokan,
atau mengik. henti nafas.
• hidung tersumbat
• Dapat juga urtikaria • Edema dan hipermortilitas saluran cerna
• edema di sekitar menyeluruh, mual, sehingga nyeri menelan, spasme otot
mata muntah, gatal, gelisah. perut, diare dan muntah.
• kulit gatal, mata • Biasanya awitan muncul • Dapat juga terjadi spasme otot uterus,
berair seperti reaksi anafilaktik hingga kejang umum.

• bersin. ringan. • Gangguan kardiovaskular, aritmia,


hingga koma.
Biasanya gejala terjadi
2 jam setelah paparan
antigen.
Tatalaksana :

1. Pastikan airway dan breathing dalam kondisi baik.


◦ Bila pasien tampak sesak, mengi atau sianosis, berikan oksigen 3-6L/menit
dengan sungkup atau nasal kanul.
2. Pasang akses vena untuk resusitasi cairan atau berikan obat obatan
Syok Obstruktif
• hambatan mekanik aliran darah dari ventrikel obstruksi (misalnya :
tamponade jantung), pneumothorax.
• Hambatan pada great vessel atau pada jantung sehingga menghalangi aliran
darah.
• Preload ↓, CO↓, SVR ↑
Manifestasi Klinis
• Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit bernafas), tampak pucat,
gelisah, takut, dan cemas
• Akral dingin
• Urine output kurang dari 30 ml/jam (oliguria)
• Takikardi (>100x menit)
• Hipotensi (sistol <90mmhg)
• Terdengar bunyi jantung s3 dan s4 gallop.
Penatalaksanaan :
◦ tension pneumothorax  chest tube
◦ pericardial tamponade  pericardiocentesis, thoracotomy
◦ emboli paru  anticoagulant, embolectomy
◦ atasi nyeri  morfin, fentanyl
◦ disritmia  antiaritmia ( kuinidin, prokainamid, fenitoin )
◦ inotropik  dopamine, dobutamine
◦ revaskularisasi infark miokard
THANK YOU....

Anda mungkin juga menyukai