Anda di halaman 1dari 47

Laporan Kasus

“PENURUNAN KESADARAN EC
STROKE HEMORAGIK”

PEMBIMBING:
dr. Wulan Fadinie, M.Ked(An), Sp.An

OLEH :
Diko Hamonangan Saragih 130100397
Nandini 130100398
Ruri Putri Utami 130100266
Mevira Bafaradhina Yanuar 130100278
BAB I
pendahuluan

HIPERTENSI
EMERGENSI Krisis hipertensi
biasanya ditandai
dengan peningkatan
tekanan darah diastolik
yang melebihi 120
hingga 130 mmHg dan
tekanan sistolik
mencapai 200 hingga
STROKE 220 mmHg
Bab II
Tinjauan pustaka
KRISIS
HIPERTENSI

URGENSI EMERGENSI
PATOFISIOLOGI

Kerusakan Nekrosis fibrinoid dan


endotel proliferasi intimal
Peningkatan
tekanan darah yang Iskemia
tinggi secara akut jaringan
Mekanisme Peningkatan sekresi zat-
kompensasi zat vasokonstriktor

Disfungsi organ
AUTOREGULASI
SEREBRAL

Serebral autoregulasi adalah kemampuan inheren dari


vaskular otak untuk mempertahankan aliran darah serebral
dengan konstan (CBF) di berbagai tekanan perfusi
 Natriuresis spontan -> penurunan
volume intravascular
 Pemberian cairan tersebut harus
berhati – hati
 Target tekanan darah tercapai ->
maka pemberian obat – obat oral
antihipertensi dapat segera dimulai
dan obat intravena dapat
diturunkan perlahan – lahan hingga
dihentikan.
Stroke hemoragik
Suatu gambaran klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan otak
fokal (atau global), yang menetap lebih dari 24 jam atau berakhir pada
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

PIS Ke ruang
PSA sub
arachnoid,
umumnya karena
Perdarahan ke pecahnya kantong
dalam jaringan aneurisma
otak , intrakranial atau
pecahnya
disebabkan oleh
arterivenous
banyak faktor. malformation
(AVM).
Manifestasi klinis

PSA PIS
▫ Gejala prodormal : nyeri kepala hebat dan akut • Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri
hanya 10%, 90% tanpa keluhan sakit kepala.
kepala karena hipertensi. Serangan
▫ Kesadaran sering terganggu, dari tidak sadar
sebentar, sedikit delirium sampai koma. seringkali di siang hari, waktu bergiat atau
▫ Fundus okuli : 10% penderita mengalami papil emosi/ marah. Pada permulaan serangan
edema beberapa jam setelah perdarahan. sering disertai dengan mual, muntah dan
▫ Gangguan fungsi saraf otonom, mengakibatkan hemiparesis. Kesadaran biasanya
demam setelah 24 jam karena rangsangan
meningeal, muntah, berkeringat, menggigil, menurun dan cepat masuk koma (65%
dan takikardi. terjadi kurang dari setengah jam, 23%
▫ Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum antara ½-2 jam, dan 12% terjadi setelah 2
disertai hamtemesis dan melena (stress ulcer), jam sampai 19 hari).
dan sering disertai peningkatan kadar gula
darah, glukosuria dan albuminuria.
Penegakan diagnosis
• a. Anamnesa:
• Riwayat penyakit sistemik yang diderita oleh pasien sebelumnya,
penyakit sistemik yang pernah diderita keluarga pasien, adanya
serangan stroke atau transient ischemic attack (TIA) sebelumnya,
aktifitas pasien saat onset terjadinya stroke, gejala awal dan progresi
dari simtom fokal, dan simtom penyerta seperti sakit kepala, muntah,
serta penurunan kesadaran.
• b. Pemeriksaan Fisik:
• Pemeriksaan fisik umum (yaitu pemeriksaan tingkat kesadaran, suhu,
denyut nadi, anemia, paru dan jantung), serta pemeriksaan neurologis.
Perhitungan Stroke Score
SIRIRAJ
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolic) – (3 x penanda ateroma) – 12
Dimana
Derajat kesadaran -> 0 = CM; 1 = somnolen; 2 = sopor/koma
Muntah -> 0 = tidak ada; 1 = ada
Nyeri kepala -> 0 = tidak ada; 1 = ada
Ateroma -> 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih (diabetes,
angina, penyakit pembuluh darah)
Hasil Skor > 1 : perdarahan supratentorial. Skor < 1 : infark serebri.
Perhitungan Stroke Score

Penurunan Kesadaran Nyeri Kepala Babinski Jenis Stroke


+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemia
- - - Iskemia
TATALAKSANA UMUM
PASIEN STROKE
 Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
1. Letakkan kepala pasien pada posisi 300; ubah posisi tidur setiap 2 jam;
2. Pemantauan terus menerus status neurologis, nadi, tekanan darah, suhu tubuh,
dan Sa02 dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan defisit neurologis yang
nyata.
3. Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen 95%.
 Stabilisasi Hemodinamik
1. Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena
2. Optimalisasi tekanan darah
 Pengendalian TIK
 Pengendalian kejang
 Pengendalian suhu tubuh
Tindakan Medis Manajemen Umum Stroke di Ruang
Rawat Darurat Manajemen umum pasien stroke akut meliputi:

 Sistem respirasi dan kardial.

 Manajemen terhadap kondisi  Pemberian cairan dan manajemen gangguan


mengancam yang dapat metabolik.
menyebabkan perburukan maupun
 Pengendalian tekanan darah.
komplikasi pada fase akut,
 Pencegahan deep venous thrombosis dan emboli
 Evaluasi medik maupun neurologik
dengan peralatan pencitraan terkini, pulmonum.

 Manajemen terhadap strokenya  Pencegahan aspirasi pneumonia dan infeksi lainnya,


dengan pemberian terapi primer dan ,

 Pencegahan decubitus.
Tanda – tanda obstruksi
Penyebab obstruksi
jalan napas

Suara napas yang bising


(1) pasien penurunan kesadaran, sering
(obstruksi parsial – total)
dikarenakan pangkal lidah jatuh ke
belakang, (2) intraluminal content, berupa
secret, darah, muntahan dan benda asing,
Penggunaan otot bantu (3) kompresi luar, karena hematoma,
nafas tumor maupun goiter, (4) trauma
langsung, seperti trauma tumpul jalan
nafas dan inhalasi gas, (5) masalah pada
jalan nafas buatan (6) jaringan granulasi
(7) gangguan neuromuskular, pada
Wheezing ekspirasi myasthenia gravis
Managemen jalan nafas

Physical manuver Airway adjuncts

suctioning intubasi

Posisi pasien
Tujuan intubasi adalah sebagai berikut. Persiapan alat sebagai berikut.
o Mempermudah pemberian anesthesia o Laringoskop (blade lurus/blade lengkung)
o Mempertahankan jalan nafas agar tetap o Tube (pipa trakea)
bebas o Guedel
o Mencegah terjadinya aspirasi lambung o Tape
(pada keadaan pasien tidak sadar) o Stilet
o Memudahkan suction secret trakeobronkial o Suction
o Pemakaian ventilasi

o Mengatasi obstruksi laring akut


INTUBASI PADA PASIEN STROKE
 Indikasi intubasi pada pasien stroke akut  Peningkatan TIK dapat menjadi konsekuensi

adalah akibat penyimpanan status mental dari stroke yang luas dan dapat mengancam
viabilitas otak.
yang mengakibatkan ketidakmampuan
 Obat-obatan pretreatment yang dianjurkan
untuk mempertahankan jalan nafas, atau
untuk mengendalikan TIK termasuk lidocaine
pertukaran gas yang tidak adekuat. dan defasciculating dose.
 Awake oral intubation merupakan metode  Esmolol atau fentanyl juga dapat dijadikan
paling aman dalam mengintubasi pasien pretreatment agents pilihan.
 Prosedur intubasi itu sendiri dapat
stroke.
menyebabkan perburukan pada pasien
dengan hipertensi berat
1

TEKNIK INTUBASI
1. Mulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop dipegang
dengan tangan kiri.
2. Daun laringoskop dimasukan dari sudut kanan dan lapangan pandang akan
terbuka. Daun laringoskop di dorong ke dalam rongga mulut. Gagang diangkat
ke atas dengan lengan kiri dan akan terlihat uvula, faring dan epiglottis.
3. Kepala pasien tetap ekstensi dan dipertahankan dengan tangan kanan. Epiglottis
diangkat sehingga tampak pita suara.
4. Ambil tracheal tube dan masukkan ujungnya melewati pita suara sampai balon
pipa melewati pita suara. Ventilasi atau oksigenasi dapat diberikan dengan
tangan kanan memompa balon dan tangan kiri memfiksasi.
5. Balon pipa dikembangkan dan daun laringoskop dikeluarkan selanjutnya fiksasi
pipa dengan plester. Setelah itu pastikan dada mengembang saat diberikan
ventilasi dan saat dilakukan auskultasi suara nafas kanan dan kiri sama.Error!
Bookmark not defined.
Bab iii
status pasien
Nama : TN. J
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Binjai, perumahan P
Tanggal Masuk : 15 Mei 2018
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 160 cm

KU : Penurunan kesadaran
Telaah : Hal ini dialami ± 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Hal ini terjadi secara tiba-tiba saat os
sedang beraktivitas. Riwayat nyeri kepala dirasakan oleh os diseluruh lapangan kepala. Riwayat merokok
disangkal dan riwayat mengonsumsi alkohol disangkal. Riwayat muntah menyembur dijumpai sebanyak satu
kali. Riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat hipertensi tidak jelas dan riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat stroke sebelumnya disangkal. BAK dan BAB dalam batas normal. Kemudian pasien dibawa ke RSUP
HAM.
Time sequences
Primary Survey pukul 15.00 di IGD pada tanggal
(15/05/2018)

A (Airway)
1. Airway clear
2. Snoring(+), Gurgling(+), Crowing(-)
B (Breathing)
RR: 28 kali per menit, SaO2:90%
C (Circulation)
- Tekanan darah: 250/160 mmHg
- Frekuensi Nadi: 113 kali per menit, regular, t/v kuat/cukup
- Akral Hangat, Merah, Kering
- CRT <2 detik
D (Disability)
- Kesadaran/AVPU: sopor . GCS: 4 E2 M1V1
- Pupil isokor, diameter 3 mm/3 mm, RC: +/+
E (Exposure)
Suhu aksila: 37ºC
PRIMARY SURVEY
B1 (Breath) : Airway unclear; RR: 28 x/menit; Sa02 = 90%
SP: Vesikuler ST: (-), wheezing (-) S/G/C: +/+/-.
Dilakukan pemasangan guedel dan suctioning, diikuti
dengan pemakaian rebreathing mask.
B2 (Blood) : Akral: hangat/merah/kering; TD: 250/160 mmHg;
HR:113 x/menit, reguler, t/v: cukup/kuat; T = 36°C.
Dilakukan pemasangan IV line 2 jalur pada tangan
kanan dan tangan kiri.
B3 (Brain) : Sens: supor; GCS E2V1M1, pupil: isokor; Ø: ± 3 mm /
3 mm; RC +/+.
B4 (Bladder) : UOP (+) dengan volume ± 100 cc/jam; warna kuning.
Dilakukan pemasangan kateter urin.
B5 (Bowel) : Abdomen: soepel (+), peristaltik (+)
B6 (Bone) : Fraktur (-), edema (-/-)
Secondary Survey

Kepala : Kepala dalam batas normal, tidak dijumpai


fraktur ataupun laserasi
Leher : Neck mobility dalam batas normal.
Thoraks : Tidak dijumpai peninggalan pernapasan.
Abdomen : Soepel (+) peristaltik (+) normal.
Ekstremitas atas kanan : Dalam batas normal.
Ekstremitas atas kiri : Dalam batas normal.
Ekstremitas bawah kanan : Dalam batas normal.
Ektremitas bawah kiri : Dalam batas normal

RPT : Tidak ada


RPO : Tidak ada
RIWAYAT

Allergies :-
Medication :-
Past Illness :-
Last Meal : 15 Mei 2018 pukul 12.30
Event :-
Tatalaksana di IGD

•Resusitasi -> Intubasi dan pemberian O2


6-8 lpm
• IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit
• IVFD mannitol 20% LD 250 cc
• Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
• Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50 cc NaCl
0,9% via syringe pump -> start 5 cc/jam
• NGT dan kateter
Lab Hasil Rujukan
Pemeriksaan HEMATOLOGI
Penunjang Hemoglobin (HGB) 15,1 g/dL 13 – 18 g/dL
Eritrosit 5.26 jt/µL 4,50-6,50 jt/ µL
Laboratorium
Leukosit (WBC) 24.020 103/µL 4,0 – 11,0 x 103/µL
(3/3/2018)
Hematokrit 44 % 36 – 47 %

Trombosit (PLT) 442.000/µL 150 – 450 x 103/µL

ELEKTROLIT

Natrium (Na) 139 mEq/L 135 – 155 mEq/L

Kalium (K) 3.0 mEq/L 3,6 – 5,5 mEq/L

Klorida (Cl) 103 mEq/L 96 – 106 mEq/L

METABOLISME KARBOHIDRAT

Gula Darah (Sewaktu) 253 mg/dL <200mg/dl

GINJAL
BUN 6 mg/dL 7-19 mg/dL
Ureum 13 mg/dL 15-40 mg/dL

Kreatinin 2.22 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL

ANALISA GAS DARAH

pH 7,32 7,35 - 7,45

PCO2 30,0 mmHg 38 - 42 mmHg

PO2 191,7 U/L 85 - 100 U/L


HCO3 15,1 U/L 22 - 26 U/L

BE -9,5 U/L (-2) - (+2) U/L

SaO2 99,2% 95-100%


Foto Thoraks

Kesimpulan:
Kardiomegali, ujung ETT +/- 1
cm di atas carina
CT- Scan

KESIMPULAN :
Perdarahan
intraventrikel lateral
kanan dan kiri,
perdarahan pada pons
dan cerebri.
ELEKTROKARDIOGRAFI

KESIMPULAN :
ST, QRS rate 113 x/I, axis (+), p wave (+) N, PR int 0,12’, QRS
duration 0,08’, ST-T changes (-), H/H voltase (+), VES (-)
Kesan: ST + LVH
Diagnosis
Diagnosis : koma ec stroke hemoragik
Tindakan : pemasangan intubasi
PS ASA : kelas IV
Teknik Anestesi : GA ETT
Posisi : Supine

Rencana : vital sign, monitoring kesadaran.


Tanggal S O A P
15/05/2018 Penurunan Airway clear, intubasi (+) dengan Vt 450 ml, PEEP Koma ec dd:  Bed Rest + Head up 30o
Kesadaran 5cmH2O, FiO2 20%, SpO2 99%, RR = 12-22 x/i /SH, SI +  Ventilator dengan Vt = 450,
Akral H/M/K, TD = 250-177/160-120 mmHg, HR = Hipertensi PEEP = 5, Fi02 = 50%
118-130x/i, T=36,5oC emergensi  IVFD Ringer Solution 20
Sens : Koma, E1M1Vt tetes/menit
BAB IV UOP (+), kateter urin (+)  IVFD mannitol 20% LD 250
FOLLOW UP
Peningkatan TIK (+) cc, selanjutnya 125cc/6 jam
PASIEN
Rangsang Meningeal (-)  Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
N. Kranialis  Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50
II, III : RC +/+, pupil dilatasi 3 mm/3 mm cc NaCl 0,9% via syringe
III, IV, VI : Doll’s eye phenomenon +/+ pump -> start 10 cc up titrasi
V : Reflek Kornea +/+ target 140/90 mmHg
VII :sudut mulut simeris  Inf Fentanyl 200 mg dalam 50
VIII : sulit dinilai cc NaCl 0,9% -> 3 cc/jam
IX, X : Gag’s reflek (+)  Roculax 3 cc/jam (syringe
XII : sdn pump)
Refleks fisiologis dalam batas normal, refleks  NGT dan kateter
patologis tidak muncul, kekuatan motoik kesan
lateralisasi.
Tanggal S O A P

16/05/2018 Penurunan Airway clear, S/G/C (-) Koma ec stroke  Bed Rest + Head up 30o
Kesadaran SpO2 99%, RR = 12-18 x/I, Sp/St : Ves/(-) hemoragik  Ventilator dengan Vt = 450, PEEP = 5,
Akral H/M/K, TD = 136/91 mmHg, HR = 114-122 x/i, Fi02 = 30%
Sens : Koma, E1M1Vt  IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit
UOP (+), kateter urin (+)  IVFD mannitol 20% 125cc/6 jam
Abdomen soepel, peristaltik (+)  Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
Fx (-), edema (-)  Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50 cc
Peningkatan TIK (+) NaCl 0,9% via syringe pump 10 cc -> 8
Rangsang Meningeal (-) cc/jam, target 140/90 mmHg
N. Kranialis  Inf Fentanyl 200 mg dalam 50 cc NaCl
II, III : RC +/+ ↓, pupil isokor 3 mm/3 mm 0,9% -> 3 cc/jam
III, IV, VI : Doll’s eye phenomenon +/+  Roculax 3 cc/jam (syringe pump)
V : Reflek Kornea +/+  KSR 1 x 600 mg
VII :sudut mulut simeris  NGT dan kateter
VIII : sulit dinilai R/ Pantau KU per 15 menit, konsul kardio
IX, X : Gag’s reflek (+) dan konsul bedah saraf
XII : lidah istirahat medial
Refleks Fisiologis
B/T : ++/++ ++/++ KPR/APR : ++/++ ++/++
Refleks Patologis
H/T : -/- -/- Babinski : - -
Kekuatan motorik
Sdn, kesan lateralisasi (-)
Jawaban Konsul Kardio untuk pembacaan EKG
ST, QRS rate 113 x/I, axis (+), p wave (+) N, PR int 0,12’, QRS
duration 0,08’, ST-T changes (-), H/H voltase (+), VES (-)
Kesan: ST + LVH
Jawaban Konsul Bedah Saraf
Spontaneous ICH o/t brain stem.
Tidak ada tindakan dari bagian bedah saraf; tidak ditemukan
tanda-tanda refleks batang otak.
Pemeriksaan Laboratorium 16/05/2018
KGD 169 mg/dl, KGD 2 jam PP 163 mg/dl, kolesterol total 299
mg/dl, trigliserida 180 mg/dl, kolesterol HDL 46 mg/dl,
kolesterol LDL 214 mg/dl, asam urat 10 mg/dl.
Tanggal S O A P

17/05/2018 Penurunan Airway clear, intubasi (+) dengan Vt 450 ml, Koma ec  Bed Rest + Head up 30o
Kesadaran PEEP 5cmH2O, FiO2 30%, SpO2 98%, RR = 12 Stroke  Ventilator dengan Vt = 450, PEEP = 5,
x/i Hemoragik Fi02 = 50%
Akral H/M/K, TD = 170-100/120-80 mmHg,  IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit
HR = 63-88 x/i  IVFD mannitol 20% LD 250 cc,
Sens : Koma, E1M1Vt selanjutnya 125cc/6 jam
UOP (+), kateter urin (+)  Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
Abdomen soepel, peristaltic (+)  Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50 cc NaCl
Edema (-), fraktur (-) 0,9% via syringe pump -> start 10 cc up
Peningkatan TIK (+) titrasi target 140/90 mmHg
Rangsang Meningeal (-)  Inf Fentanyl 200 mg dalam 50 cc NaCl
N. Kranialis 0,9% -> 3 cc/jam
II, III : RC -/-, pupil dilatasi 5 mm/5 mm  Roculax 3 cc/jam (syringe pump)
III, IV, VI : Doll’s eye phenomenon -/-  Inj. Levosol 1,5 cc/jam ↑ -> TD 140/90
V : Reflek Kornea -/- mmHg, baru masukan mannitol
 KSR 1 x 600 mg
 NGT dan kateter
Lab (17/5/2018) Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 15,0 g/dL 13 – 18 g/dL
Eritrosit 5,19 jt/ µL 4,50-6,50 jt/ µL
Leukosit (WBC) 19410 /µL 4,0 – 11,0 x 103/µL
Hematokrit 44 % 39 – 54; %
Trombosit (PLT) 366.000 150 – 450 x 103/µL
METABOLISME KARBOHIDRAT
Gula Darah Puasa 137 mg/dL 70 – 105 mg/dL
Gula Darah 2 Jam PP 151 mg/dL 76 - 140 mg/dL
HbA1C 5,9 % 4,0 – 6,0 mg/dL
LEMAK
Kolesterol total 282 mg/dL
Trigliserida 39 mg/dL <150 mg/dL

Kolesterol HDL 47 mg/dL

Kolesterol LDL 190 mg/dL

GINJAL
Asam urat 10,1 mg/dL 3,5 – 7,2 mg/dL
Tanggal S O A P
18/05/2018 Penurunan Airway clear, intubasi (+) dengan Vt 450 ml, Koma ec  Bed Rest + Head up 30o
Kesadaran PEEP 5cmH2O, FiO2 30%, SpO2 98%, RR = 12 Stroke  Ventilator dengan Vt = 450, PEEP = 5,
x/i Hemoragik Fi02 = 50%
Akral H/M/K, TD = 190-74/120-52 mmHg, HR  IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit
= 55-70 x/I, T = 36,5oC  IVFD mannitol 20% LD 250 cc,
Sens : Koma, E1M1Vt selanjutnya 125cc/6 jam
UOP (+), kateter urin (+)  Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
Abdomen soepel, peristaltic (+)  Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50 cc NaCl
Edema (-), fraktur (-) 0,9% via syringe pump -> start 10 cc up
Peningkatan TIK (+) titrasi target 140/90 mmHg
Rangsang Meningeal (-)  Inf Fentanyl 200 mg dalam 50 cc NaCl
N. Kranialis 0,9% -> 3 cc/jam
II, III : RC -/-, pupil dilatasi 5 mm/5 mm  Roculax 3 cc/jam (syringe pump)
III, IV, VI : Doll’s eye phenomenon -/-  Inj. Levosol 1,5 cc/jam ↑ -> TD 140/90
V : Reflek Kornea -/- mmHg, baru masukan mannitol
IX, X : gag reflex (-)  KSR 1 x 600 mg
XII : lidah istirahat medial  NGT dan kateter
R/konsul pernyataan MBO TS anestesi dan
TS bedah saraf.
HEMATOLOGI Hasil Rujukan
Hemoglobin (HGB) 13,6 g/dL 13 – 18 g/dL
Eritrosit 4,77 jt/ µL 4,50-6,50 jt/ µL
Leukosit (WBC) 13040 /µL 4,0 – 11,0 x 103/µL
Hematokrit 41 % 39 – 54; %
Trombosit (PLT) 301.000 150 – 450 x 103/µL
Pasien exitus 18 Mei 2018 pukul 23.00
AGDA Hasil Rujukan
Ph 7,150 7,35 – 7,45
Pco2 33,0 mmHg 38 – 42 mmHg
P02 177 mmHg 85 – 100 mmHg
HCO3 11,5 mmol/L 22 – 26 mmHg
Total
12,5 mmol/L 19 – 25 mmol/L
CO2
BE -16,2 mmol/L (-2) – (+2)
SaO2 99 % 95 - 100
TEORI
Definisi
 Hipertensi emergensi adalah pasien dengan bukti adanya
kerusakan target organ yang sedang terjadi atau akut
(ensefalopati, perdarahan intra serebral, kegagalan ventrikel kiri
akut dengan edema paru, unstable angina, diseksi aneurisme
aorta, IMA, eklampsia, anemia hemolitik, mikro angiopati atau
insufisiensi renal) yang memerlukan intervensi farmakologi yang BAB V
tepat untuk menurunkan tekanan darah sistemik. DISKUSI KASUS
 Stroke adalah suatu perkembangan gejala klinis akibat gangguan
fungsi serebral otak secara fokal maupun global, dimana gejala
dapat berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain selain gangguan vaskular.
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang
dengan cepat yang disebabkan oleh perdarahan di parenkim otak,
atau sistem ventrikel yang tidak disebabkan oleh trauma.
KASUS

Pasien datang dengan penurunan kesadaran yang telah dialami ± 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Hal
ini terjadi secara tiba-tiba saat os sedang beraktivitas. Riwayat nyeri kepala dirasakan oleh os diseluruh
lapangan kepala. Riwayat muntah menyembur dijumpai sebanyak satu kali. Riwayat kejang tidak dijumpai.
Riwayat merokok disangkal dan riwayat mengonsumsi alkohol disangkal. Riwayat hipertensi tidak jelas dan
riwayat diabetes melitus disangkal.
Primary Survey
A : Unclear, S/G/C: +/+/-
B : Spontan, RR : 28x/I, SaO2 = 90%
C : HR: 113 x/i, TD: 250/160 mmHg
D : Sens: sopor. GCS = E2V1M1. Pupil isokor 3mm/3mm, RC : +/+
E : fraktur (-/-), oedem (-/-)
TEORI
Penegakan Diagnosis
 Krisis hipertensi biasanya ditandai dengan peningkatan tekanan darah diastolik yang melebihi
120 hingga 130 mmHg dan tekanan sistolik mencapai 200 hingga 220 mmHg. Hipertensi
emergensi jika disertai dengan kerusakan organ target dan hipertensi urgensi jika tanpa
kerusakan organ target. Hipertensi emergensi merupakan suatu diagnosis klinis dan penilaian
kondisi klinis lebih penting dari pada nilai absolut tekanan darah.
 Prosedur diagnosis stroke pada fase akut dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Selain anamnesis dan pemeriksaan neurologis, pemeriksaan jantung, laboratorium darah
dan neuroimaging sangat penting untuk membantu diagnosis dan memprediksi prognosis stroke
akut. Pemeriksaan neuroimaging (CT Scan atau MRI) secara cepat, tepat dan akurat dapat
membedakan stroke iskemik dengan perdarahan intraserebral.
KASUS

B1 (Breath)
Airway unclear; RR: 28 x/menit; Sa02 = 90%, SP: Vesikuler ST: (-), wheezing (-) S/G/C: +/+/-
B2 (Blood)
Akral: hangat/merah/kering; TD: 250/160 mmHg; HR:113 x/menit, reguler, t/v: cukup/kuat; T = 36°C
B3 (Brain)
Sens: supor; GCS E2V1M1, pupil: isokor; Ø: ± 3 mm / 3 mm; RC +/+.
B4 (Bladder)
UOP (+) dengan volume ± 100 cc/jam; warna kuning. Kateter urin terpasang.
B5 (Bowel)
Abdomen: soepel (+), peristaltik (+)
B6 (Bone)
Fraktur (-), edema (-/-)
Penegakan Diagnosis
 Karena tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas untuk menegakkan apakah
stroke melalui tindakan CT-Scan, maka dapat dilakukan pemeriksaan melalui
pemeriksaan Siriraj Score ataupun Algoritma Gadjah Mada.
 Assessment Neurologi Pada Penderita Curiga Stroke Akut meliputi :
1. Umum (tanda vital, irama jantung, bising kardial, meningismus)
2. Kognitif (tingkat kesadaran, tingkah laku, fungsi bahasa, refleks primitif,
gangguan memori jangka pendek)
3. Nervus kranialis
Penatalaksanaan
 Pada hipertensi emergensi, target penurunan tekanan darah sistolik dalam satu
jam pertama sebesar 10 – 15% dari tekanan darah sistolik awal dan tidak melebihi
25%. Selanjutnya hingga 24 jam kedepan tekanan darah dapat diturunkan hingga
tekanan sistoliknya 140 mmHg. pasien dengan hipertensi emergensi dapat
mengalami natriuresis spontan.
duration 0,08’, ST-T changes (-),
H/H voltase (+), VES (-)

KASUS Kesan: ST + LVH


KASUS KASUS

Peningkatan TIK (+) HasilCT


Foto Thoraks Hasil CT – Scan
Hasil CT – Scan Hasil – Scan
Rangsang Meningeal (-) Kardiomegaliintraventrikel
Perdarahan intraventrikel lateral Perdarahan lateral Perdarahan intraventrikel lateral
N. Kranialis
kanan dan kiri, perdarahan pada pons kanan dan kiri, perdarahan pada pons kanan dan kiri, perdarahan pada pons
II, III : RC +/+, pupil dilatasi 3 mm/3 mm
dan Penatalaksanaan IGD dan cerebri.
III,cerebri.
IV, VI : Doll’s eye phenomenon +/+ dan cerebri.
V : Reflek Kornea +/+
 Resusitasi -> Intubasi dan
VII :sudut
Siriraj mulut
score 10,5simeris pemberian
Siriraj O2 6-8 lpm
score 10,5 Siriraj score 10,5
VIII : sulit dinilai  IVFD Ringer Solution 20
IX, X : Gag’s reflek (+) tetes/menit
Hasil EKG Hasil EKG Hasil EKG
XII : sdn
ST, QRS rate 113 x/I, axis (+), p  IVFD
ST, mannitol
QRS rate 20%
113 x/I, LD(+),
axis 250p cc ST, QRS rate 113 x/I, axis (+), p
Refleks Fisiologis
wave (+) N, PR int 0,12’, QRS  Inj.(+)
wave N, PR int 0,12’,
Ceftriaxone 1 g/12QRS
jam wave (+) N, PR int 0,12’, QRS
B/T : ++/++ ++/++ KPR/APR : ++/++ ++/++
duration
Refleks 0,08’, ST-T changes (-),
Patologis  Inj. Nicardipin
duration 0,08’, ST-T
10changes (-), 50 cc
mg dalam duration 0,08’, ST-T changes (-),
H/H
H/Tvoltase
: -/- -/-(+), VES (-): - -
Babinski H/HNaCl
voltase (+), via
0,9% VESsyringe
(-) pump -> H/H voltase (+), VES (-)
Kekuatan
Kesan: ST +motorik
LVH Kesan:
startST + LVH
5 cc/jam Kesan: ST + LVH
Sdn, kesan lateralisasi (-)  NGT dan kateter
BAB VI
KESIMPULAN
J, laki-laki, 45 tahun, datang ke IGD RS Haji Adam Malik dengan penurunan kesadaran terjadi saat beraktivitas
disertai nyeri kepala dan muntah menyembur, dan didiagnosis dengan koma ec stroke hemoragik dan
ditatalaksana awal dengan :
Resusitasi -> Intubasi dan pemberian O2 6-8 lpm
IVFD Ringer Solution 20 tetes/menit
IVFD mannitol 20% LD 250 cc
Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
Inj. Nicardipin 10 mg dalam 50 cc NaCl 0,9% via syringe pump -> start 5 cc/jam
NGT dan kateter

Pemeriksaan selanjutnya yang dikerjakan pada pasien :


EKG 12 lead
Check kadar gula darah
Darah lengkap
Renal function test
Faal hemostasis
Analisa gas darah
Elektrolit

Anda mungkin juga menyukai