Anda di halaman 1dari 17

Stroke Perdarahan Subarachnoid

Pembimbing: dr. Eko Arisetijono, Sp.S(K)

Disusun oleh DM: Merlin Muktiali


Definisi

 Stroke  defisit neurologis fokal dan global akut yang memburuk dengan cepat dalam 24 jam
 Penyumbatan/pecahnya pembuluh darah otak
 SAH  perdarahan di rongga subarachnoid (antara pia mater dan membran arachnoid)
Epidemiologi

 Di Indonesia, tahun 2018 10,9%.


 Dengan 28,5% meninggal dunia
 15% sembuh total
 Sisanya mengalami kelumpuhan permanen
Etiologi

 Pecahnya aneurisma (sakular, fusiform, mikotik)


 Adanya AVM (Kongenital ataupun didapat)
 Trauma
Faktor Resiko

 Yang dapat diubah (hipertensi, DM, merokok, dislipidemia)


 Tang tidak dapat diubah (umur, jenis kelamin, etnik/ras, factor genetik)
Patogenesis
diagnosis

 Kata kunci: stroke, kaku kuduk (+), meningeal sign (+), usia muda, normotensi, sakit kepala hebat
 Onset
 Sakit kepala  sakit kepala terberat yang pernah dirasakan, thunderclap headache
 Kaku kuduk
 Gangguan kesadaran
 Defisit neurologis
 kejang
penggolongan SAH menurut Hunt and
Hess

 Derajat I : Asimptomatik atau sakit kepala minimal atau kaku kuduk

 Derajat II : Sakit kepala lebih hebat atau kaku kuduk

 Derajat III : Mengantuk atau bingung, mungkin disertai hemiparesis ringan

 Derajat IV : Stupor dalam, mungkin disertai hemiparesis sedang-berat, reaksi awal deserbrasi

 Derajat V : Koma dalam dan deserbrasi


Pemeriksaan penunjang

 CT SCAN
 MRI
 Lumbal pungsi
Diagnosis banding

 Non hemorrhagic stroke


 Perdarahan intraserebral
 meningitis
Tatalaksana

Manajemen umum yang ditujukan untuk mencegah perburukkan pasien meliputi:

1. Manajemen ABC pada resusitasi kardiopulmoner

2. Pengelolaan hipertensi

3. Keseimbangan cairan elektrolit

4. Penanganan nyeri kepala


Pada pasien yang diduga dengan PSA
grade I atau II

 Identifikasi awal nyeri kepala sentinel merupakan kunci untuk mengurangi angka mortalitas dan

morbiditas.

 Penggunaan sedasi dengan bijaksana.

 Amankan akses intravena selama menetap di departemen emergensi dan pantau status neurologis

pasien.
Pada pasien dengan PSA grade III, IV, atau
V

 Menilai prosedur ABC

 Intubasi endotrakeal pada pasien melindungi dari aspirasi yang disebabkan oleh refleks proteksi saluran nafas yang tertekan.

 Intubasi untuk hiperventilasi pasien dengan tanda-tanda herniasi

 Cegah sedasi berlebihan

 Awasi aktivitas jantung, oksimetri, tekanan darah otomatis, dan CO 2

 Sediakan oksigen tambahan

 Tinggikan kepala setinggi 30° untuk memudahkan drainase vena-vena intrakranial.

 Menjaga suhu tubuh, cairan dan hidrasi


Terapi medikamentosa

 Agen osmotic, misalnya mannitol


 Obat hemostatik
 Antihipertensi
 Diuretik
 Vasopressor
 Antiemetik
 Antikonvulsan
Pembedahan

 Endovascular coiling
 Neurosurgical clipping
Prognosis

 Diperkirakan 10-15% pasien meninggal sebelum mencapai rumah sakit.


 Sekitar 25% pasien meninggal dalam waktu 24 jam, dengan atau tanpa perhatian medis.
 Pasien rawat inap memiliki angka kematian rata-rata 40% pada bulan pertama.
 Sekitar setengah dari pasien SAH meninggal dalam 6 bulan pertama.
 Perdarahan ulang yang merupakan komplikasi utama, menyebabkan angka kematian 51-80%.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai