Anda di halaman 1dari 16

PEMBUATAN

SIMPLISIA
FITOKIMIA DAUN SIRIH
(Piperis betle
Folium)

KELOMPOK 2

Amelia Nadya Ratri (066117292)


Rahma Wardani (066117297)
Ridho Arios Tobing (066117302)
Monicha Sri Mahesa (066117303)
Meirika Sukma Pratiwi (066117308)
DAUN SIRIH (PIPERIS BETLE FOLIUM)

 Klasifikasi Sirih (Piper bettle L.)


Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah
sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper bettle L.
 Mor fologi Sirih (Piper bettle L.)
Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat yang
bersandar pada batang pohon lain. Tinggi 5-15m. Batang sirih
ber warna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan
tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung,
berujung runcing, tepi rata, tulang daun melengkung, lebar daun 2,5-
10 cm, 8 ber selang-seling, ber tangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas.
Menurut Van Steenis (1997), tanaman sirih memiliki bunga
majemuk berkelamin 1 , berumah 1 atau 2. Bulir berdiri sendiri, di
ujung dan berhadapan dengan daun. panjang bulir sekitar 5 - 15 cm
dan lebar 2 - 5 cm. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1 ,5 - 3 cm
dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina
panjangnya sekitar 2,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga
sampai lima buah ber warna putih dan hijau kekuningan.
 Sifat dan Khasiat Daun sirih
Daun sirih mempunyai bau aromatik khas, ber sifat pedas, dan
hangat. Sirih berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik , antibakteri.
Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah daun, akar, dan
bijinya. Daunnya digunakan untuk mengobati bau mulut, sakit mata,
keputihan, radang saluran pernapasan, batuk , sariawan, dan mimisan
(Moor yati,1998).
Sirih juga berpotensi sebagai insektisida alami yang bersifat
sebagai pestisida yang ramah lingkungan (Wijaya, dkk , 2004).
 Kandungan Senyawa Kimia Sirih
Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman
sirih berupa saponin, flavonoid, alkaloid, polifenol dan minyak atsiri
triterpenoid , minyak atsiri (yang terdiri atas khavikol, chavibetol,
kar vakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan
pati. 10 Kandungan minyak atsiri yang terdapat pada daun sirih juga
berkhasiat sebagai insektisida alami. Disamping itu, kandungan
minyak atsiri yang terkandung di dalam daun sirih juga terbukti
efektif digunakan sebagai antiseptik (Dalimar tha, 2006).
CARA PEMBUATAN SIMPLISIA

Pada umumya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut :


A . Pengumpulan Bahan Baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara
lain tergantung pada :
a. Bagian tanaman yang digunakan
b. Umur tanaman yang digunakan
c. Waktu panen
d. Lingkungan tempat tumbuh
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan
senyawa aktif didalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen
yang tepat pada saat bagian tanaman ter sebut mengandung senyawa
aktif dalam jumlah yangterbesar. Senyawa aktif terbentuk secara
maksimal didalam bagian tanaman atautanaman pada umur ter tentu.
Penentuan bagian tanaman yang dikumpulkan dan waktu pengumpulan
secara tepat memerlukan penelitian. Disamping waktu panen yang
dikaitkan dengan umur, perlu diperhatikan pula saat panen dalamsehari .
Contoh, simplisia yang mengandung minyak atsiri lebih baik dipanen pada
pagi hari, dengan demikian untuk menentukan waktu panen dalam
sehariperlu diper timbangkan stabilitas kimiawi dan fisik senyawa
aktif di dalam simplisia terhadap panas sinar matahari.
 Pada pembuatan simplisia daun sirih.
Menurut Jurnal yang kami dapatkan, cara pengambilan/
pemanenan daun sirih dilakukan pada saat matahari belum
terbit di pagi hari. Kemudian, bagian daun yang diambil yaitu
daun yang tidak terlalu tua maupun tidak terlalu muda. Daun
yang diambil juga memiliki warna hijau yang sempurna, karena
pada saat itu kadar senyawa aktif paling tinggi sehingga
didapatkan mutu simplisia yang baik .
B. Sor tasi basah
Sor tasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran
atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia sehingga tidak
ikut terbawa pada proses selanjutnya yang akan mempengaruhi hasil
akhir.
C. Pencucian
Dilakukan untuk menghilangkan tanah dan kotoran lainnya
yang melekat pada bahan simplisia. Air yang digunakan sebaiknya
adalah air yang mengalir dan ber sih.
D. Perajangan
Perajangan tidak harus selalu dilakukan. Proses ini pada
dasarnya dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, jika
ukuran simplisia cukup kecil/tipis, proses ini dapat diabaikan dalam
pembuatan simplisia daun sirih.
E. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air
sehingga menjamin mutu dalam penyimpanan, mencegah
per tumbuhan jamur, dan mencegah proses atau reaksi enzimatik
yang dapat menurunkan mutu. Faktor yang penting dalam
pengeringan adalah suhu, kelembapan dan aliran udara (ventilasi).
Sumber suhu dapat berasal dari sinar matahari, baik secara langsung
maupun ditutupi dengan kain hitam atau dapat pula berasal dari
suhu buatan dengan menggunakan oven.
Pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri
atau komponen lain yang termolabil hendaknya dilakukan pada suhu
tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara
teratur. Simplisia yang mengandung alkoloida umumnya dikeringkan
pada suhu kurang dari 70 o C. Dalam pengeringan, simplisia
hendaknya jangan ditumpuk terlalu tebal agar penguapan dapat
berlangsung dengan cepat dan tidak terjadi proses pembusukan.
F. Sor tasi kering
Tujuan sor tasi kering adalah memisahkan bahan-bahan asing,
seper ti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan kotoran lain, yang
masih ada, dan ter tinggal di simplisia kering.
G. Pengemasan
Pengemasan simplisia menggunakan wadah yang iner t, tidak
beracun, dapat melindungi simplisia dari cemaran, dan mencegah
kerusakan.
H. Penyimpanan
Penyimpanan simplisia sebaiknya di tempat yang
kelembapannya rendah, terlindung dari sinar matahari, dan
terlindung dari gangguan serangga dan tikus. Simplisia nabati atau
simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga, cemaran atau
mikroba dengan penambahan kloroform, CCl 4 , eter, atau pemberian
bahan dengan cara yang sesuai sehingga tidak meninggalkan sisa
yang membahayakan kesehatan.
I. Pemeriksaan mutu
Merupakan usaha untuk menjaga kestabilan mutu
simplisia. Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu
penerimaan atau penyerahan dari pengumpul/pedagang
simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisa murni
dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia. Simplisia
yang bermutu adalah simplisia yang memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia atau Materia Medika Indonesia.
Pemeriksaan mutu simplisia meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Kebenaran simplisia
Pemeriksaan kebenaraan simplisia dilakukan dengan cara
organoleptis, makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan organoleptis
dan makroskopis dilakukan dengan menggunakan indra manusia melalui
pengamatan terhadap bentuk , cirri-ciri luar, warna, dan bau simplisia .
Pemeriksaan mutu organoleptis sebaiknya dilanjutkan dengan
mengamati cirri-ciri anatomi histology terutama untuk menegaskan
keaslian simplisia.
 Parameter nonspesifik
Parameter nonspesifik terkait dengan faktor lingkungan dalam
pembuatan simplisia , seper ti uji adanya pencemaran yang disebabkan
oleh pestisida , jamur, aflatoksin, logam berat, dan benda asing lainnya.
 Parameter spesifik
Parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang
terkandung dalam tanaman. Pemeriksaan parameter spesifik meliputi:
 Parameter secara fisika, yang meliputi penetapan daya larut, bobot
jenis, rotasi optic, titik lebur, kadar air, sifat simplisia di bawah sinar
ultraviolet, pengamatan mikroskopis dengan sinar polarisasi, dan lain
sebagainya.
 Pemeriksaan secara kimia, yang meliputi pemeriksaan kualitatif dan
kuantitatif . Pemeriksaan yang ber sifat kualitatif
=

PERHITUNGAN

Susut pengeringan =
X 100%

X100% = 87,5%

% rendemen =
X 100%

X 100 % = 53,33%
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan dapat disimplkan


bahwa :
 Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga
dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.
 Simplisia didapatkan presentasi rendemen 53,33% dengan
susut pengeringan 87,5%
LAMPIRAN
Pengumpulan Bahan Baku Sortasi basah & Pencucian
LAMPIRAN

Pengeringan Sortasi Kering Pengemasan&Penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai