Anda di halaman 1dari 12

COMPOUNDING DAN

DISPENSING
KELOMPOK 3

NATHANAEL SUBADIO (17101105049)


SEPTI C. F. HITTO (17101105058)
STEVANI F. SUPIT (17101105059)
WAHYU BIMANTARA (17101105060)
AGATA M. H. KINANTI (17101105072)
SHARTIKA A. T. ROMPAS (17101105085)
PENDAHULUAN
Menurut Syamsuni, ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi,
mengkombinasi, menganalisis, serta menstandardkan obat
dan pengobatan, juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian
dan pengunaannya secara aman. Farmasis merupakan
seseorang yang meracik dan menyerahkan atau membagikan
obat, atau seseorang yang ahli dalam obat-obatan dan
umumnya adalah pakar kesehatan yang mengoptimalkan
penggunaan obat kepada penderita untuk kesehatan yang
lebih baik.
SEJARAH
Awal dari compounding bermula pada abad pertengahan dengan
para pendeta, biarawan, dan dukun. Spesialisasi pertama kali terjadi
pada awal abad ke-9 di dunia beradab di sekitar Baghdad. Seiring
waktu ia secara bertahap menyebar ke Eropa ketika alkimia
berevolusi menjadi kimia ketika para dokter mulai meninggalkan
kepercayaan yang tidak terbukti di dunia fisik. Selama masa ini,
dokter mulai memberikan resep obat kepada pasien. Apoteker
kemudian mulai menambah resep ini dan memproduksinya dalam
jumlah massal untuk penjualan umum. Tidak sampai abad ke-19
bahwa ada perbedaan yang jelas antara apoteker sebagai peracik
obat-obatan dan dokter sebagai terapis. Martinavenue. 2019.
SEJARAH

Pada tahun 1930-an dan 1940-an, sekitar 60 % dari semua obat yang
dibagikan digabungkan. Kemudian pada 1950-an dan 1960-an, dengan
penciptaan pabrik obat komersial, peracikan menurun. Selama masa inilah
seorang apoteker, yang dikenal sebagai compounder atau apoteker, dikenal
sebagai tempat penyimpanan obat-obatan yang diproduksi. Pada 1980-an
dan sekarang pada 1990-an, pasien dan dokter menyadari perlunya dosis
spesifik dan obat-obatan khusus. Saat ini, hampir 43.000 bentuk sediaan
majemuk dikeluarkan setiap hari. Pada 1990-an, bahkan dengan popularitas
peracikan yang tumbuh lagi, hanya sedikit apoteker yang dapat dikenal
sebagai peracik atau apoteker, karena teknik ini dilupakan oleh kebanyakan
orang.
Martinavenue. 2019.
Compounding
Menurut USP, 2004

PEMBUATAN PEMBUNGKUSAN
MERUPAKAN PROSES
YANG MELIBATKAN
PENCAMPURAN PEMBERIAN LABEL OBAT

yang didasarkan atas hubungan


dokter/pasien/farmasis/compounder dalam
praktek tersebut
Tanggung Jawab Componder atau Peracik

1
Compounder (peracik) dalam peracikan obat atau peracikan makanan
(nutriceutical) harus ahli dalam peracikan

Seorang compounder harus tidak asing dengan semua Pharmaceutical


2 Compounding – Nonsterile Preparations dan Pharmaceutical Compounding –
Sterile Preparations.

Compounder harus menjamin bahwa personil yang diperkerjakan


3
dalam peracikan memakai pakaian yang bersih sesuai

Compounder harus melaksanakan prosedur untuk mencegah kontaminasi


4
silang bila meracik dengan obat
Dispensing
Menurut USP, 2004

merupakan proses sejak diterimanya resep sampai obat


diberikan kepada pasien diikuti dengan pemberian
informasi yang memadai
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam dispensing

Kualitas lingkungan kerja

Proses dispensing

Ketersediaan obat

Penataan obat
Praktek Dispensing yang Baik yaitu

dapat memastikan suatu bentuk yang efektif dari obat tersebut benar

ditujukan kepada pasien yang benar

dalam dosis dan kuantitas sesuai instruksi yang jelas

dalam kemasan yang memelihara potensi obat.


Proses Dispensing (Dirjen Binfar dan Alkes, 2010)

1. Menerima dan melakukan konfirmasi resep


2. Menerjemahkan dan analisis resep
3. Menyiapkan obat yang diperlukan dan memberikan
label
4. Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan yang
dilakukan
5. Memberikan konseling dan informasi serta obat
kepada pasien
Tanggung jawab Apoteker
 Apoteker memastikan bahwa pengkajian resep dilakukan sebelum
penyiapan/peracikan obat (compounding).
 Apoteker memastikan penyiapan/peracikan obat termasuk pelabelan/ pengetiketan
sudah terlaksana.
 Apoteker wajib memberikan penjelasan dan penguraian terkait obat pada saat
penyerahan.
 Pada setiap tahap pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pemberian obat (medication error).
 Untuk Compounding dan Dispensing Sediaan Khusus harus dilakukan untuk menjamin
kompatibilitas, stabilitas obat dan sesuai dengan dosis dan atau sterilitas oleh tenaga
kefarmasian yang terlatih dengan menggunakan perlengkapan sesuai kebutuhan.
TERIMA KASIH
KELOMPOK 3

Anda mungkin juga menyukai