Contusion, Strain, Sprain
Contusion, Strain, Sprain
Oleh kami
KONTUSIO
KONTUSIO STRAIN
Benturan benda keras Strains terjadi ketika otot terulur dan
Pukulan berkontraksi secara mendadak, seperti
Tendangan/jatuh pada pelari atau pelompat.
Adanya pergerakan yang terlalu cepat
SPRAIN atau tidak disengaja serta meliputi
Terjatuh / kecelakaan pukulan, tendangan, trauma, gerakan
Pukulan menjepit, dan gerakan memutar.
Tidak melakukan pemanasan Pada strains akut terjadi ketika otot
terjulur dan berkontraksi secara
mendadak.
Strains kronik terjadi secara berkala oleh
karena penggunaan berlebihan atau
tekanan berulang-ulang, menyebabkan
terjadinya tendonitis (peradangan pada
tendon) (Wahid, 2013, hal. 63).
NARASI PATOFISIOLOGI
Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada
kerusakan kulit. Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh darah lebih
rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka
darah akan keluar dari pembuluhnya ke jaringan, kemudian
menggumpal, menjadi Kontusio atau biru. Kontusio memang dapat
terjadi jika sedang stres, atau terlalu lelah. Faktor usia juga bisa membuat
darah mudah menggumpal. Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut menurun
(Hartono Satmoko, 1993: 192).
Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami
fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu
yang terdapat pada kontusio merupakan hasil reaksi konversi
dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi
menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan.
Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan dan tetap
mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi
pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme
pembekuan darah yang harus baik. Pada purpura simplex, penggumpalan
darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari
ketiga hal tersebut terganggu (Hartono Satmoko, 1993: 192).
NARASI PATOFISIOLOGI
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma
langsung (impact) atau tidak langsung (overloading).
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang
salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi
kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles
(otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan
otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan
daerah sekitar cedera kontusio dan membengkak (Chairudin
Rasjad,1998).
NARASI PATOFISIOLOGI
Kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling
sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,
pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga
atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan
tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga
(sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut.
Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan
atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan
(Brunner & Suddart,2001: 2357).
MANIFESTASI KLINIS
STRAIN KONTUSIO
Biasanya perdarahan dalam Perdarahan pada daerah
otot, bengkak, nyeri ketika injury (echymosis) karena
kontraksi rupture pembuluh darah
Nyeri mendadak kecil, juga berhubungan
dengan fraktur
Edema
Nyeri, bengkak dan
Spasme otot
perubahan warna
Haematoma (Wahid, 2013).
Hiperkalemia mungkin
terjadi pada kerusakan
jaringan yang luas dan
kehilangan darah yang
banyak (Smeltzer & Bare,
2001, hal. 2355).
MANIFESTASI KLINIS
SPRAIN Sprain cenderung memiliki
Rasa sakit, gejala lebih lokal ke sendi
Pembengkakan,
yang terluka. Ketika sendi
terluka, ada kemungkinan
Memar,
untuk merasakan robekan
Ketidakstabilan sendi, dan pada sendi. Nyeri biasanya
Penurunan jangkauan segera, dan tergantung pada
gerak. tingkat keparahan cedera
PENATALAKSANAAN-KONTUSIO
Mengurangi /menghilangkan rasa tidak nyaman :
• Tinggikan daerah injury
• Berikan kompres dingin selama 24 jam pertama (20-30
menit setiap pemberian) untuk vasokontriksi, menurunkan
edema, dan menurunkan rasa tidak nyaman.
• Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah 24
jam pertama (20-30 menit) 4x sehari untuk melancnarkan
sirkulasi dan absorpsi
• Lakukan pembalutan untuk mengontrol perdarahan dan
bengkak
• Kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas setiap 4
jam bila ada indikasi (Smeltzer & Bare, 2001).
PENATALAKSANAAN-STRAINS/SPRAINS
RICE (Rest-Ice-Compress-Elevate) dan MSA (Movement-
Strengh-Alternat activity) yaitu :
Istirahatkan pada bagian cedera,
Dinginkan selama 15 – 30 menit,
Balut pada bagian cedera dan
Tinggikan atau dinaikan pada bagian cedera.
Resiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi
INTERVENSI-1
Manajemen nyeri
Kaji tingkat nyeri yang komprehensif : lokasi, durasi,
karakteristik, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus.
Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan.
Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologis kepada klien dan
keluarga : relaksasi, distraksi, terapi musik, kompres hangat /
dingin, masase. imajinasi terbimbing (guided imagery), dan
pengaturan posisi, sebelum nyeri terjadi atau meningkat.
Informasikan kepada klien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri : misal klien cemas, kurang tidur, posisi
tidak rileks.
Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik.
Ajarkan pada klien dan keluarga tentang penggunaan analgetik
dan efek sampingnya.
INTERVENSI-2
Latihan Kekuatan
Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program
latihan secara rutin
Latihan ROM
Aktif : latihan yang dilakukan oleh pasien
Pasif : latihan yang dilakukan dengan bantuan perawat