Anda di halaman 1dari 31

CONTUSION, STRAIN, SPRAIN

Oleh kami
KONTUSIO

Kontusio merupakan istilah yang digunakan untuk cedera pada


jaringan lunak yang diakibatkan oleh kekerasan atau trauma
tumpul yang langsung mengenai jaringan, seperti pukulan,
tendangan, atau jatuh. Terputusnya beberapa pembuluh darah
kecil mengakibatkan perdarahan pada jaringan lunak (Muttaqin,
2008, hal. 69).
STRAIN

Strains adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau tendon


karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang
berlebihan. Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran
atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan
tendon) (Wahid, 2013,).
KLASIFIKASI STRAIN
Derajat I / Mild Strains ( Ringan)
 Cedera akibat penggunaan yang berlebihan pada
penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa
streching/kerobekan ringan pada otot/ligament.
Derajat II / Moderat Strains (Sedang)
 Cedera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi yang
berlebihan.
Derajat III / Severe ( Berat)
 Adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat.
Berupa robekan penuh pada otot ligament yang
menghasilkan ketidakstabilan sendi. (Rasjad, 2007).
SPRAIN

Sprain adalah kekoyakan (avulsion) seluruh atau sebagian


dari dan disekeliling sendi, yang disebabkan oleh daya yang
tidak semestinya, kebanyakan sprain terjadi pada
pergelangan tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki.
KLASIFIKASI STRAIN
Sprain Tingkat I
 Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan
hanya beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri
tekan, pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
Sprain Tingkat II
 Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus,
tetapi lebih separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera
menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang
keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan persendian tersebut.
Sprain Tingkat III
 Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehingga kedua ujungya
terpisah. Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat
darah dalam persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti
biasa, dan terdapat gerakan–gerakan yang abnormal.
Gampangnya :

1. Kuntosio = Luka memar


2. Sprain = Keseleo/Terkilir
3. Strain = Kram otot
ETIOLOGI

KONTUSIO STRAIN
 Benturan benda keras  Strains terjadi ketika otot terulur dan
 Pukulan berkontraksi secara mendadak, seperti
 Tendangan/jatuh pada pelari atau pelompat.
 Adanya pergerakan yang terlalu cepat
SPRAIN atau tidak disengaja serta meliputi
 Terjatuh / kecelakaan pukulan, tendangan, trauma, gerakan
 Pukulan menjepit, dan gerakan memutar.
 Tidak melakukan pemanasan  Pada strains akut terjadi ketika otot
terjulur dan berkontraksi secara
mendadak.
 Strains kronik terjadi secara berkala oleh
karena penggunaan berlebihan atau
tekanan berulang-ulang, menyebabkan
terjadinya tendonitis (peradangan pada
tendon) (Wahid, 2013, hal. 63).
NARASI PATOFISIOLOGI
 Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa ada
kerusakan kulit. Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh darah lebih
rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka
darah akan keluar dari pembuluhnya ke jaringan, kemudian
menggumpal, menjadi Kontusio atau biru. Kontusio memang dapat
terjadi jika sedang stres, atau terlalu lelah. Faktor usia juga bisa membuat
darah mudah menggumpal. Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut menurun
(Hartono Satmoko, 1993: 192).
 Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami
fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu
yang terdapat pada kontusio merupakan hasil reaksi konversi
dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi
menjadi hemosiderin yang berwarna kecoklatan.
 Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan dan tetap
mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi
pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme
pembekuan darah yang harus baik. Pada purpura simplex, penggumpalan
darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari
ketiga hal tersebut terganggu (Hartono Satmoko, 1993: 192).
NARASI PATOFISIOLOGI
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma
langsung (impact) atau tidak langsung (overloading).
Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang
salah,kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi
kontraksi ,otot belum siap,terjadi pada bagian groin muscles
(otot pada kunci paha),hamstring (otot paha bagian bawah),dan
otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan
daerah sekitar cedera kontusio dan membengkak (Chairudin
Rasjad,1998).
NARASI PATOFISIOLOGI
Kekoyakan ( avulsion ) seluruh atau sebagian dari dan disekeliling
sendi, yang disebabkan oleh daya yang tidak semestinya,
pemelintiran atau mendorong / mendesak pada saat berolah raga
atau aktivitas kerja. Kebanyakan keseleo terjadi pada pergelangan
tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki. Pada trauma olah raga
(sepak bola) sering terjadi robekan ligament pada sendi lutut.
Sendi-sendi lain juga dapat terkilir jika diterapkan daya tekanan
atau tarikan yang tidak semestinya tanpa diselingi peredaan
(Brunner & Suddart,2001: 2357).
MANIFESTASI KLINIS
STRAIN KONTUSIO
 Biasanya perdarahan dalam  Perdarahan pada daerah
otot, bengkak, nyeri ketika injury (echymosis) karena
kontraksi rupture pembuluh darah
 Nyeri mendadak kecil, juga berhubungan
dengan fraktur
 Edema
 Nyeri, bengkak dan
 Spasme otot
perubahan warna
 Haematoma (Wahid, 2013).
 Hiperkalemia mungkin
terjadi pada kerusakan
jaringan yang luas dan
kehilangan darah yang
banyak (Smeltzer & Bare,
2001, hal. 2355).
MANIFESTASI KLINIS
SPRAIN Sprain cenderung memiliki
 Rasa sakit, gejala lebih lokal ke sendi
 Pembengkakan,
yang terluka. Ketika sendi
terluka, ada kemungkinan
 Memar,
untuk merasakan robekan
 Ketidakstabilan sendi, dan pada sendi. Nyeri biasanya
 Penurunan jangkauan segera, dan tergantung pada
gerak. tingkat keparahan cedera
PENATALAKSANAAN-KONTUSIO
 Mengurangi /menghilangkan rasa tidak nyaman :
• Tinggikan daerah injury
• Berikan kompres dingin selama 24 jam pertama (20-30
menit setiap pemberian) untuk vasokontriksi, menurunkan
edema, dan menurunkan rasa tidak nyaman.
• Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah 24
jam pertama (20-30 menit) 4x sehari untuk melancnarkan
sirkulasi dan absorpsi
• Lakukan pembalutan untuk mengontrol perdarahan dan
bengkak
• Kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas setiap 4
jam bila ada indikasi (Smeltzer & Bare, 2001).
PENATALAKSANAAN-STRAINS/SPRAINS
RICE (Rest-Ice-Compress-Elevate) dan MSA (Movement-
Strengh-Alternat activity) yaitu :
 Istirahatkan pada bagian cedera,
 Dinginkan selama 15 – 30 menit,
 Balut pada bagian cedera dan
 Tinggikan atau dinaikan pada bagian cedera.

Sedangkan MSA yaitu :


 Gerakan sendi/otot sesuai (ROM)
 Bila pembengkakan berkurang dan ROM dapat dilakukan dengan baik,
maka mulai latih kekuatan sendi dan otot
 Selama fase penyembuhan dapat dilakukan latihan dengan tidak
membebani bagian yang cedera.
R-I-C-E
PENATALAKSANAAN-SPRAINS/STRAINS
Sprain/strain tingkat satu
 Pada keadaan ini, bagian yang mengalami cedera cukup diistirahatkan untuk
memberi kesempatan regenerasi.
Sprain/strain tingkat dua
 Pada keadaan ini penanganan yang dilakukan adalah berdasarkan prinsip RICE
(Rest, Ice, Compession and Elevation). Tindakan istirahat yang dilakukan
sebaiknya dalam bentuk fiksasi dan imobilisasi (suatu tindakan yang diberikan
agar bagian yang cedera tidak dapat digerakan) dengan cara balut tekan, spalk
maupun gibs. Tindakan imobilisasi dilakukan selama 3-6 minggu. Terapi dingin
yang dilakukan dilakukan pada fase awal cedera. Pada fase lanjut terapi dingin
digantikan dengan terapi panas. Pada keadaan subkronis dimana tanda tanda
peradangan sudah menurun dilakukan terapi manual berupa massage. Pada
fase akhir dapat dilakukan terapi latihan untuk memaksimalkan proses
penyembuhan.
Sprain/strain tingkat tiga
 Pada keadaan ini, penderita diberi pertolongan pertama dengan metode
RICE dan segera diikirim kerumah sakit untuk dijahit dan menyambung
kembali robekan ligamen, otot maupun tendo.
KOMPLIKASI
Strain yang berulang dapat
menyebabkan tendonitis dan Sprain
perioritis, dan perubahan
patologi adanya inflasi serta Dislokasi berulang akibat ligamen
dapat mengganggu/robeknya yang ruptur tersebut tidak sembuh
jaringan otot dan tendon dari dengan sempurnah sehungga
intensitas ringan – berat diperlukan pembedahan untuk
tergantung tipe strain yang di memperbaikinya (jika diperlikan).
dapatkan. Strain dapat Gangguan fungsi ligamen (jika
mengakibatkan patah tulang terjadi tarikan otot yang kuat
karena robeknya ligament, sebelum sembuh dan tarikan
membuat tulang menjadi kaku tersebut menyebabkan regangan
dan mudah patah bila salah pada ligamen yang ruptur, maka
mobilisasi (Smeltzer & Bare, ligamen ini dapat sembuh dengan
2001). bentuk memanjang,yang disertai
pembentukan jaringan parut
secara berlebihan).
PEMERIKSAAN PENUNJANG TRAUMA
MUSKULOSKELETAL

MRI : Gambaran dengan menggunakan magnet yang kuat dengan


gelombang frekuensi radio yang tepat kemudian komputer akan
menghasilkan gambar yang detil dari sendi lutut. Dimana
gambarnya memperlihatkan gambar terjadinya fraktur dan
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.

CT. Arthrography : Terbagi menjadi 2 yaitu :


 Arthrography tidak langsung menggunakan injeksi bahan kontras yang
disuntikan ke dalam darah yang pada akhirnya akan diserap ke dalam
sendi.
 Arthrography langsung adalah penyuntikan ke dalam sendi secara
langsung. Dengan cara inilah metode yang sangat disukai karena lebih
baik dalam meregangkan atau memperbesar sendi pada area lutut
atau persendiaan yang lainnya.
Radiography
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas pasien
 Keluhan utama :
• Nyeri, kelemahan, mati rasa, edema, perdarahan, perubahan mobilitas /
ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon.
 Riwayat penyakit sekarang :
• Kapan keluhan dirasakan, apakah sesudah beraktivitas kerja atau setelah
berolahraga;
• Daerah mana yang mengalami trauma;
• Bagaimana karakteristik nyeri yang dirasakan;
 Riwayat penyakit dahulu
• Apakah klien sebelumnya pernah mengalami sakit seperti ini atau mengalami
trauma pada system musculoskeletal lainnya.
 Pemeriksaan fisik
• Apakah ada nyeri tekan, perubahan suhu di sekitar trauma dan kelembapan
kulit, kelemahan, oedem, perdarahan, perubahan warna kulit, deformitas,
ketidakmampuan menggunakan sendi atau keluhan nyeri pada saat melakukan
pergerakan (Muttaqin, 2008).
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri berhubungan dengan inflamasi, destruksi sendi.

 Hambatanmobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan,


penurunan kekuatan.

 Resiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi
INTERVENSI-1
Manajemen nyeri
 Kaji tingkat nyeri yang komprehensif : lokasi, durasi,
karakteristik, frekuensi, intensitas, dan faktor pencetus.
 Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan.
 Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologis kepada klien dan
keluarga : relaksasi, distraksi, terapi musik, kompres hangat /
dingin, masase. imajinasi terbimbing (guided imagery), dan
pengaturan posisi, sebelum nyeri terjadi atau meningkat.
 Informasikan kepada klien tentang prosedur yang dapat
meningkatkan nyeri : misal klien cemas, kurang tidur, posisi
tidak rileks.
 Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik.
 Ajarkan pada klien dan keluarga tentang penggunaan analgetik
dan efek sampingnya.
INTERVENSI-2
 Latihan Kekuatan
Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program
latihan secara rutin

 Latihan ROM
Aktif : latihan yang dilakukan oleh pasien
Pasif : latihan yang dilakukan dengan bantuan perawat

 Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar


Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg
benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
Berikan penguatan positif selama aktivitas

 Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan


INTERVENSI-3
 Observasi ekstremitas untuk warna, panas, keringat, nadi,
tekstur, edema, dan luka

 Identifikasi sumber penekanan

 Monitor status nutrisi pasien

 Lakukan perawatan: mencegah komplikasi dan


meningkatkan penyembuhan

 Catat perubahan kulit dan membrane mukosa


Pencegahan :
Hati-hati saat berjalan ^^
Thankyou 

Anda mungkin juga menyukai