MYELOMENINGOCELE
Oleh:
1830912320006
Pembimbing:
A. Definisi ........................................................................................ 3
B. Epidemiologi ............................................................................... 4
D. Patofisiologi ................................................................................ 5
F. Diagnosis ..................................................................................... 8
G. Tatalaksana .................................................................................. 10
H. Komplikasi .................................................................................. 15
I. Pencegahan ................................................................................... 17
J. Prognosis ...................................................................................... 18
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir.
Pusat (SSP) akibat dari kegagalan tuba neuralis menutup secara spontan antara
minggu ke-3 dan ke-4 dalam perkembangan di uterus. Meskipun penyebab yang
tepat masih belum diketahui, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa
penyebab defek pada tuba neural ini antara lain seperti radiasi, obat-obatan,
malnutrisi, bahan kimia, dan ada kelainan genetik yang dapat mempengaruhi
perkembangan normal SSP. Defek tuba neuralis meliputi spina bifida okulta,
penanda biokimia defek tuba neuralis, sehingga skrining prenatal serum ibu untuk
kehamilan yang berisiko atau tidak untuk janin yang mengalami defek tuba
neuralis. s1
1
Defek tuba neural atau spina bifida ada yang tertutup dan terbuka.
Mielomeningokel adalah spina bifida yang terbuka dimana kelainan ini tidak
ditutupi oleh membrane baik seluruhnya atau sebagian. Spina bifida terbuka
sekitar 80% dan yang paling sering adalah mielomeningokel. Insiden di United
States 0.2-0.4 setiap 1000 kelahiran. Namun meningkat 20 kali di negara Cina.2
Hal ini tergantung dari faktor suku, geographis dan nutrisi. .Saat ini, jumlah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
bentuk malformasi dari medulla spinalis, akar saraf, meningen, vertebra dan
yang melibatkan kolumna vertebralis dan bentuk paling serius dari spina bifida
serta terjadi akibat dari kegagalan penutupan tuba neural saat perkembangan
janin.1,2
kantung kecil meluas melalui lubang pada tulang belakang. Kantung ini
(CSF) dan jaringan yang melindungi tulang belakang (meningens). Kantung ini
3
B. Epidemiologi
86,8%. Dimana tipe spina bifida yang umum ini, prevalensinya dipengaruhi
di United States 3,5 kasus setiap 1000 kelahiran dilaporkan sudah terdiagnosis
bahwa ini merupakan hal yang kompleks dan tidak hanya dijelaskan oleh satu
faktor atau suatu mekanisme saja. Genetik dan lingkungan bertanggung jawab
4
1. Faktor predisposisi genetik : Resiko berulang pada yang pernah menderita
2. Faktor nutrisi : Pengunaan suplemen asam folat selama hamil pada ibu
sangat mengurangi insiden defek tuba neural pada kehamilan yang beresiko.
dan dilanjutkan sampai paling tidak minggu ke-12 kehamilan saat neuralis
selesai. Defisiensi asam folat meningkatkan risiko 2-8 kali. Selain itu juga
3. Faktor lingkungan : seperti polusi udara dan juga asap rokok, produk
D. Patofisiologi
neurulasi primer, neuroektoderm melipat dengan bagian ujung ekor menutup kira-
kira pada hari ke 27. Pada saat yang sama, mesoderm bermigrasi dan membentuk
5
Patofisiologi mielomeningokel adalah penutupan tabung saraf yang gagal
selama neurulasi primer yang menghasilkan massa kistik dari elemen saraf
serebrospinal melalui tulang dan cacat kulit. Neurulasi sekunder yang dimulai
sekitar hari ke-28, mendorong perkembangan saraf lebih lanjut yang membentuk
tulang belakang ekor dan ujung filum. Cacat pada tahap ini menghasilkan cacat
tabung saraf tertutup. Masalah disjungsi prematur di mana tabung saraf secara
prematur terpisah dari ektoderm di atasnya sebelum penutupan tabung saraf dapat
adalah jenis disrafisme tulang belakang di mana kista menonjol melalui cacat
tulang pada elemen posterior tulang belakang. Isi kista mungkin termasuk dura,
arachnoid, sumsum tulang belakang, dan / atau saraf tulang belakang dan cairan
tulang belakang terkait. Ini paling sering terjadi di tulang belakang lumbar atau
bifida cystica yang berbeda, yang pertama adalah yang paling umum. Cacat tulang
paling umum dan paling parah. Contoh lain termasuk kista neurenterika, sindrom
notochord split, malformasi tulang belakang split, kista meningeal sakralis, lipoma
6
tulang belakang, sindrom regresi ekor, saluran dan kista sinus dermal dorsal, dan
Benjolan tanpa atau dengan kantung yang terbuka pada punggung yang ada
Gangguan sensorik: misalnya bayi tidak dapat merasakan panas atau dingin
detrusor. Namun yang paling sering adalah yaitu DO sekitar 45% pasien
gen tunggal.
7
F. Diagnosis
a. Anamnesis
Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala yang sudah disebutkan di atas.
melakukan skrining seperti tes AFP dan USG. Digali mengenai apakah ibu
mengkonsumsi suplemen seperti asam folat dan vitamin. Gali mengenai factor
risiko.
b. Pemeriksaan Fisik7
patologis
c. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan skrining awal AFP dan USG untuk diagnosis prenatal dari
neural tube. AFP merupakan protein yang diproduksi bayi sebelum lahir, dari
8
alirah darah janin ke ibunyaSerum AFP ibu srutin diperiksa antara minggu ke
15 dan 20-22 kehamilan dan kelipatan 2.5 batas ambang dari nilai median.
AFP yang tinggi pada amnion memungkinkan janin mengalami spina bifida. 1
belakang atau tonjolan posterior di punggung janin. Deteksi spina bifida ini
saraf pusat.
serebrospinal yang tidak tepat yaitu keluar dari in-utero melalui defek
4. MRI Lumbosakral
dengan jaringan di sekitarnya. Selain itu juga dapat digunakan untuk evaluasi
9
dalam tulang belakang. Keterikatan ini menyebabkan peregangan abnormal pada
kaki dan tulang belakang, nyeri, dan spastisitas. Manifestasi klinis ini disebabkan
defect).
G. Tatalaksana
1. Pembedahan
a. Sebelum Kelahiran
adalah bahwa tabung saraf ditutupi dan dilindungi beberapa bulan sebelum
pemulihan dari placode saraf yang displastik di dalam kanal tulang belakang
yang terisolasi dari cairan ketuban dan mencegahnya cedera secara bersamaan.
Sebelum dilakukan operasi pasien dan tim bedah melakukan evaluasi secara
10
1. Pemeriksaan USG : penilaian panjang servikal, lokasi plasenta, usia
jantung.13
perinatologi.
depresi).13
gravid yang banyak vaskular dan perfusi dengan minimal perdarahan sekaligus
infus ulang cairan ke dalam rongga ketuban; dan 6) berikan secara agresif
11
Pada umunya jika sudah tercapai lokasi mielomeningokelnya, prosedur operasi
b. Setelah Kelahiran7
sampai 72 jam, tetapi jika lebih maka akan meningkatkan risiko infeksi.
12
Gambar 2.3 : posisi saat operasi Gambar 2.4 : setelah operasi
Dianjurkan untuk serial CT scan kepla atau USG kepala setiap 1-3 minggu.7
2. Konservatif
Evaluasi klinis serial pasien harus dilakukan, terutama gejala dan tanda
setelah anak berumur lebih dari 48 jam, ventirkulitis terjadi lebih sedikit pada
13
bladder dan usus. Sehingga pasien mielomeningokel perlu alat atau bantuan
neurotropik siliar. Itu adalah sebuah saraf growth factor seperti aktivitas pada
neuron, dan efikasi growth promoting dari populasi saraf yang berbeda baik
dari perifer dan ssstem saraf pusat. Cerebrolysin sebagai agen neurotropik dan
Menghambat atau mengurangi kematian sel yang disebut apoptosis. Selain itu
dengan efek menguatkan otot. Telah dilaporkan penggunannya aman dan bias
14
3. Rehabilitasi
setiap kelompok di tingkat lesi untuk membantu tujuan langsung terapi fisik
dalam konteks perkembangan yang sesuai dari bayi sampai dewasa. Dalam
membentuk dasar dari fungsi otot. Selama anak berkembang, terapi fisik
dan tanda disfungsi neurologi progresif. Ahli terapi fisik juga menyediakan
H. Komplikasi
2. Disfungsi usus
15
Mielomeningokel dikaitkan dengan disfungsi sfingter anal yang
3. Imobilitas
mendekati normal. Pada anak usia di atas 1 tahun, penggunaan standing frame
4. Infeksi
urin dan infeksi. Shunt juga rentan terhadap infeksi. Ketika pintasan dipasang,
infeksi dapat terjadi secara dangkal pada kulit atau intraabdominal, karena
belakang dan medula, dan obliterasi cisterna magna. Penurunan otak belakang
16
utama kematian pada anak-anak dengan mielomeningokel. Presentasi klinis
malformasi ini tergantung pada usia anak, tetapi biasanya termasuk disfungsi otak
kecil, pusat pernapasan meduler, dan saraf kranial IX dan X serta hidrosefalus.
lebih lanjut pada beberapa pasien, penurunan fungsional mungkin tidak dapat
diubah pada orang lain. Intervensi in utero mungkin memegang kunci untuk
I. Pencegahan
saraf untuk penutupan. Hal yang paling penting dan berhasil dikendalikan adalah
defisiensi asam folat (minimal 1 bulan sebelum konsepsi dan selama trimester
pertama secara full). Selain itu juga suplementasi vitamin B dan C dan zat
dengan upaya untuk memastikan wanita usia subur memiliki level folat serum
yang memadai.16
17
Pencegahan sekunder melibatkan penghentian kehamilan janin yang
diketahui mengidap NTD. Diagnosis dengan menggunakan tes AFP dan AFP
cairan amnion dan asetilkolinesterase. Selain itu juga dengan menggunakan USG
karena AFP hanya meningkat pada defek neural yang terbuka. Jika diketahui ada
J. Prognosis
terjadi sebelum usia 4 tahun. Paling tidak 70% dari yang bertahan hidup memiliki
intelegensi normal, tetapi masalah belajar dan gangguan kejang lebih lazim
kelainan bawaan, waktu pengobatan, dan tingkat perawatan. Biasanya, lesi yang
lebih rendah dan tidak parah memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
lesi yang lebih tinggi dengan hidrosefalus. Pasien dengan lesi yang lebih rendah
18
membutuhkan perawatan seumur hidup yang difokuskan pada saraf dan sumsum
tulang belakang yang rusak. Anak-anak biasanya diikuti dengan kunjungan klinik
dua kali setahun selama masa kanak-kanak dan setiap tahun selama masa
dewasa.17
Menurut statistik, 40% hingga 50% anak dengan cacat parah meninggal
saat masih bayi. Pasien dengan lesi yang lebih tinggi dan lebih kecil dan tidak ada
hidrosefalus memiliki harapan hidup lebih lama. Gagal ginjal adalah penyebab
kematian paling umum di antara pasien-pasien ini. Harapan hidup pasien ini telah
meningkat pesat seiring dengan waktu berkat layanan perawatan kesehatan yang
lebih baik. Namun, sebagian besar pasien ini tetap bergantung pada orang tua dan
pengasuh mereka bahkan di masa dewasa. Saat ini, mayoritas pasien dengan
19
BAB III
PENUTUP
bentuk malformasi dari medulla spinalis, akar saraf, meningen, vertebra dan
yang melibatkan kolumna vertebralis dan bentuk paling serius dari spina bifida
serta terjadi akibat dari kegagalan penutupan tuba neural saat perkembangan
genetic, nutrisi terutama asam folat, dan lain-lain. Gejala yang timbul termasuk
gangguan immobilitas, neurogenic baldder, dan juga dapat terjadi infeksi jika
20
DAFTAR PUSTAKA
7. Lahdimawan Ardik. Buku Ajar Ilmu Bedah Saraf. Edisi 1. Zukzez Express
Banjarbaru:2019.
12. Ji Yeoun Lee, Kyung Hyun Kim, Kyu Chang Wang. Retethering: A
neurosurgical viewpoint. Journal Korean Neurosurgery. 2020; 63(3): 346-
357.
21
13. Gupta Nalin, et al. open fetal surgery for myelomeningocele. Journal
neurosurgeon ped. 2012; vol 9: 265-273.
14. Al Mosawi Aamir Jalal. New medical therapies for the treatment of
myelomeningocele. Surgical medicine open acces journal. 2019; 2(5): 1-5.
17. Netto JM, Bastos AN, Figueiredo AA, Pérez LM. Spinal dysraphism: a
neurosurgical review for the urologist. Rev Urol. 2009 Spring;11(2):71-81
22