Anda di halaman 1dari 52

Bab 03.

PENGENALAN INSTRUMEN
KUALITAS LINGKUNGAN

Prof. dr. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D.


Dept. Kesehatan Lingkungan FKM Unair
PENDAHULUAN
Tempat kerja adalah setiap tempat
terbuka atau tertutup yang
dipergunakan melakukan pekerjaan,
baik secara tetap atau sementara.
PENERANGAN

Penerangan adalah banyaknya cahaya


yang jatuh di permukaan suatu obyek;

Penerangan diukur dengan alat


Fotometer / Luxmeter;

Satuan penerangan : Lux;

1 Lux adalah banyaknya flux cahaya


dgn kekuatan 1 lilin yang jatuh pada
obyek seluas 1 M2
Penerangan
di Tempat Kerja

Ada tidaknya penerangan di tempat kerja


ditentukan oleh :

 Ada tidaknya sumber cahaya;


 Terhalang tidaknya sumber cahaya tsb;
 Sifat benda di tempat kerja.
Kuat penerangan adalah berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara obyek/benda dgn sumber cahaya

Formula :

I
E = --------------- Lux
R2

E : Kuat penerangan suatu benda / obyek


I : Intensitas sumber cahaya
R : Jarak antara benda/obyek dgn sumber cahaya
Sumber Penerangan

Penerangan buatan harus aman dan cukup intensitasnya


Tidak boleh menyebabkan panas berlebihan (tidak boleh
naik melebihi 32 oC)
Tidak boleh mengeluarkan asap atau sisa gas
Tidak boleh berkedap-kedip
Tidak menyilaukan mata
Selalu ada penerangan darurat (Min 5 Lux)
Pencegahan kelelahan mental
karena cahaya :
Perbaiki kontras dgn pilih background
sederhana;

Pasang sumber cahaya lebih kuat;

Jangan timbul silau (glare);

Hilangkan sumber bayangan;

Tidak menimbulkan panas, dgn


memasang sb. cahaya tidak terlalu
dekat dengan karyawan.
Permenbur N0. 7 Th 1964
Ttg Persyaratan Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja

Jenis Pekerjaan Penerangan


(Lux)

Membedakan barang kasar 50


Membedakan barang kecil scr sepintas 100
Membedakan barang kecil agak teliti 200
Pembedaan teliti barang kecil 300
Membedakan barang halus dgn kontras
sedang dalam waktu lama 500 – 1000
Membedakan barang sangat halus dgn
kontras yg sangat kurang dlm waktu lama > 1000
Membedakan barang kasar
Penerangan minimal : 50 Lux

 Mengerjakan bahan kasar;

 Mengerjakan arang atau abu;

 Menyisihkan barang besar;

 Mengerjakan bahan tanah atau batu;

 Lorong dan tangga dalam gedung;

 Gudang (ware house) untuk barang


besar dan kasar.
Membedakan barang kecil secara sepintas
Penerangan minimal : 100 Lux

 Mengerjakan barang besi dan baja setengah jadi


 Pemasangan yg kasar
 Penggilingan padi (slep)
 Pengupasan dan penyisihan bh kapas
 Mengerjakan bh pertanian
 Kamar mesin dan uap
 Alat pengangkut orang dan barang (forklift)
 Ruang penerimaan dan pengiriman dgn kapal
 Tempat penyimpanan barang sedang dan kecil
 WC, kamar mandi, peturasan
Membedakan barang kecil agak teliti Penerangan
minimal : 200 Lux

 Pemasangan peralatan sedang


 Pekerjaan mesin dan bubut yg kasar
 Pemeriksaan kasar thd barang
 Menjahit tekstil atau kulit warna muda
 Pemasukan dan pengawetan bh makanan
dlm kaleng
 Pembungkusan daging
 Pekerjaan perabot kayu
 Filling dan packaging
Pembedaan teliti barang kecil
Penerangan minimal : 300 Lux

 Pekerjaan mesin yg teliti


 Pemeriksaan yg teliti
 Percobaan teliti dan halus
 Pembuatan tepung
 Penyamakan kulit, tenun katun
dan wool warna muda
 Pekerjaan kantor : tulis, baca,
mengarsip dan seleksi surat
Membedakan barang halus dgn kontras sedang
dlm waktu yang lama
Penerangan minimal : 500-1000 Lux

 Pemasangan yg halus
 Pekerjaan mesin halus
 Semir halus dan pemotongan kaca
 Mengukir kayu
 Menjahit bh wool warna tua
 Akuntan, pemegang buku, steno,
mengetik
 Pekerjaan kantor yg lama dan teliti
Membedakan barang sangat halus dgn kontras yg
sangat kurang dlm waktu yg lama Penerangan
minimal : 1000 Lux

Pekerjaan dgn kaca pembesar


 Pek. ekstra halus : arloji
 Pem. ekstra halus : ampul obat
 Percobaan alat ekstra halus
 Tkg mas dan intan
 Penilaian dan penyisihan hasil
tembakan
 Pemeriksaan huruf dan copy dlm
percetakan
 Pemerikasaan dan penjahitan bh
pakaian warna tua
VENTILASI

Sangat dibutuhkan tersedianya


udara segar di ruang tempat
kerja

Ruangan tempat kerja dengan


sistem ventilasi yang jelek
merugikan kesehatan karyawan
Ventilasi Tempat Kerja yg Jelek Merugikan
Kesehatan

Kadar oksigen yg dibutuhkan


tubuh akan berkurang;

Kadar karbon dioksida yg bersifat


racun akan meningkat;

Ruangan berbau oleh bau badan,


pakaian, pernafasan dan mulut;

Kelembaban ruangan naik o.k.


penguapan tubuh.
Sistem aliran udara :

Ventilasi alamiah
- Udara luar dingin lebih berat
- Udara dalam panas lebih berat
- Lubang ventilasi 10-15% luas lantai
- Dipasang kasa dan tidak dekat jalan raya

Ventilasi buatan
- Exhaust ventilation
- Air conditioner
IKLIM KERJA

 Iklim kerja panas atau tekanan panas (heat stress) dan


faktor fisik lainnya seperti penerangan (lighting),
tekanan udara (hiper dan hipobarik), radiasi, yang jelek
merupakan beban kerja tambahan bagi karyawan;

 Iklim kerja merupakan gabungan dari pengukuran suhu


udara kering, basah, kelembaban udara, kecepatan
angin dan suhu radiasi.
Efek Fisiologis Iklim Kerja yg Panas

Beban fisiologis disebut heat strain


(beban panas) :

 Peningkatan denyut jantung;


 Kenaikan tekanan darah;
 Kenaikan suhu tubuh;
 Peningkatan ekskresi keringat;
 Penurunan berat badan;
 Gangguan fungsi ginjal.
Toleransi Thd Tekanan Panas

1. Aklimatisasi
2. Baju kerja
3. Kesegaran jasmani
4. Keseimbangan air dan garam
5. Lama kerja dan istirahat
Pengukuran Heat Stress

 Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)


 Indeks heat stress
Suhu Bola (Radiasi)  Predicted 4-hr sweat rate

Di Indonesia pengukuran heat


stress memakai ISBB sesuai dgn
Kepmenaker-trans No. Kep.
13/Men/2011 tentang NAB faktor
fisika dan faktor kimia di tempat
kerja.

August & Assmann


Psychrometers
Suhu Basah dan Kering
Suggested Instrument Arrangement for WBGTI at Workplace
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
adalah model matematika yg memuat indikator
iklim kerja :

Formula ISBB :

 Luar ruangan dgn panas radiasi:


ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK

 Di dalam atau di Luar ruangan tanpa panas radiasi :


ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB

Keterangan :
 SBA = suhu basah alami
 SB = suhu bola
 SK = suhu kering
KEPMENAKER No: KEP 13/Men/2011
Tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
NAB Iklim Kerja ISBB yang Diperkenankan

Pengaturan Waktu Kerja Setiap Jam ISBB (oC)

Beban Kerja

Waktu Kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat

Bekerja terus
menerus (8
Jam/hari) - 30,0 26,7 25,0
75 % Kerja 25 % Istirahat 30,6 28,0 25,9
50 % Kerja 50 % Istirahat 31,4 29,4 27,9
25 % Kerja 75 % Istirahat 32,2 31,1 30,0
Catatan :
Beban kerja

 Ringan : 100 –200 K.kal/jam


Denyut jantung < 90 / menit; Asupan oksigen : < 0,5 L/menit
 Sedang : > 200 – 350 K.kal/jam
Denyut jantung 100 / menit; Asupan oksigen : 0,5-1,0 L/menit
 Berat : > 350 – 500 K.kal/jam
Denyut jantung 120 / menit; Asupan oksigen : 1,0 - 1,5 L/menit
 Sangat Berat :
Denyut jantung 140 / menit; Asupan oksigen : 1,5 – 2,0 L/menit
 Amat Sangat Berat :
Denyut jantung > 160 / menit; Asupan oksigen : > 2,0 L/menit
KETENTUAN PERMENAKER-TRANS No: KEP 13/Men/2011
Tentang NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja

1. Karyawan telah beraklimatisasi;


2. Karyawan pakai baju dan celana
kerja ringan (katun);
3. Sesering mungkin minum air
mineral;
4. Suhu tubuh tidak boleh naik > 38 oC
(per Rectal).
Pengertian Debu

Partikel padat (organik maupun anorganik) yang


tersuspensi di udara, yang terbentuk akibat
kekuatan alamiah atau mekanis seperti
pengolahan, penghancuran, peledakan dan lain-
lain
Kharakteristik Debu
 Ukuran
 Bentuk (morfologi)
 Jenis (inert/melayang)
 Konsentrasi debu
 Sifat kimia debu
Pengertian Smoke dan Fumes

Asap (Smoke)
terbentuk dari proses pembakaran yang
tidak sempurna terhadap karbon

Fumes
partikel padat yang terjadi karena kondendasi dari
fase gas, biasanya terjadi pada proses penguapan
benda padat yang dipijarkan atau dipanaskan
Pengertian
Kabut (Mists) dan Awan (Clouds)

Kabut (Mists)
partikel yang terbentuk akibat proses kondensasi atau
pengembunan dari fase uap ke fase cair

Awan (Clouds)
partikel cair sebagai hasil kondensasi gas
Jenis Debu

1. Debu organik
yaitu debu yang berasal dari bahan organik
atau terurai
contoh: debu kayu, beras, dan kapas
2. Debu anorganik
yaitu debu yang berasal dari bahan yang
tidak mudah terurai
contoh: debu logam, batu bara dan pasir
Klasifikasi Debu Industri
INORGANIC DUSTS ORGANIC DUSTS

METALLIC NONMETALLIC
(COTTON
(LEAD)
)

(COAL) SILICA BEARING

COMBINED SILICA FREE SILICA


(TALC)

CRYSTALLINE AMORPHOU
(SAND) S
Ukuran dan Dimensi Partikel
SIZE RANGE OF VARIOUS DUST AND FUMES (micrometer)
FIELD

SUB-MICROSCOPIC MICROSCOPIC NAKED EYE

MIST FOG DRIZZLE RAIN

TOBACCO SMOKE POLLEN

CARBON BLACK CLINKER CEMENT DUST

STEEL WORKS FUMES

SMELTING FURNACE

FURNACE FLY-ACE

SCREENING-GRINDING

0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100
Airborne Particles
Partikel yang dapat terhirup masuk sistem
pernapasan

Ukuran:
5 – 10  : ditahan oleh pernapasan bagian atas
3–5 : ditahan oleh bagian tengah pernapasan
1–3 : ditempatkan di permukaan alveoli
0,1 – 1  : tidak mudah hinggap di alveoli (tidak
mengendap)
<1 : tidak hinggap di permukaan alveoli atau
selaput
lendir (gerak Brown)
Konsentrasi Debu di Udara

Standar pemajanan yang digunakan adalah:


1.TLV-TWA (time weighted average)
2.TLV-STEL (short-term exposure limit)
3.TLV-C (Ceiling)
NAB Bahan Kimia di Udara

ZAT NAB (mg/m3 )

Air Raksa 0,1


Asbes 5 serat/ml, panjangnya >
Arsen 5 m
Al2O3 0,2
Arang Batu 10
Chrom 2
Gelas (serat atau debu) 0,1
Grafit 10
Kalsium 10
Kaolin 10
Kapas 10
SNI nomor 19-0232- Mangan 1
5
1987 Magnesit 10
Semen Portland 10
Timah Hitam 0,2
Pengaruh Debu Thd Kesehatan

Gangguan Sistem Gangguan kulit


pernapasan (dermatosis)
Kerusakan hidung, – alergi
– dermatitis
kerongkongan – kanker kulit
fungsi dan jaringan paru- Kerusakan mata
paru
bronchitis Keracunan
asma
kanker
Pneumoconiosis

“ gangguan paru akibat debu “


Beberapa jenis Pneumoconioses :
1. Silicosis  debu silika
2. Asbestosis  debu asbes
3. Siderosis  debu logam
besi
4. Byssinosis  debu kapas
5. Anthracosis  debu arang
batu
PENYAKIT PENYEBAB TEMPAT KERJA GEJALA

Silica bebas Perusahaan yang menghasilkan Tingkat awal : sesak


(SiO2) batu-batu bangunan, batu napas, batuk kering.
SILICOSIS granit, pembuatan keramik, Tingkat sedang : sesak,
tambang timah putih, pekerjaan batuk, kelainan pada
menggerinda besi, pabrik besi pemeriksaan paru-paru.
dan baja, sandblasting. Tingkat berat : cacat dan
kegagalan jantung.
Masa inkubasi 2 – 4 tahun

Debu arang Pekerja di tambang batu bara Sesak napas berat,


ANTHRACOSIS batu bronchitis, batuk dahak
kehitaman. Dapat
menyebabkan kegagalan
jantung kanan.

Debu asbes Pekerja pada industri Sesak napas, batuk dan


ASBESTOSIS pengolahan asbes, penenunan banyak mengeluarkan riak.
dan pemintalan asbes, Gejala fisis yaitu pelebaran
penggunaan asbes untuk ujung-ujung jari.
bangunan.

STANOSIS Debu timah Industri pengolahan bijih timah Kelainan pada


putih atau yang menggunakan bijih pemeriksaan rontgen paru-
timah. paru.
Efek Debu Logam Thd Kesehatan

LOGAM TEMPAT KERJA GEJALA-GEJALA


Pb Pabrik pembuatan aki, percetakan, Insomnia, kekacauan
( Timbal )
pengecatan, solder, pembuatan pikiran, gejala kolik usus
kawat listrik. dan anemia.
Mn Pekerjaan dalam tambang seperti Sulit tidur atau insomnia,
(Mangan) nyeri otot, kejang-kejang,
pencairan dan pembersihan bijih,
lemah, gerakan kurang
pembuatan racun serangga. terkoordinasi.

Ni (Nikel) Pengolahan bijih nikel. Dermatitis atau , bila


terhirup gas senyawa
nikel dapat
mengakibatkan kematian.
Hg Tambang emas dan perak, Dermatitis, sakit perut,
( Air Raksa )
pembuatan lampu listrik, gangguan pada sistem
termometer. syaraf.
Tujuan Pengukuran Debu di
Udara
1. Menentukan konsentrasi debu
di tempat kerja (indoor) dan di
luar ruangan (outdoor)
2. Menentukan desain peralatan
penghisap debu
3. Untuk alasan kesehatan, aspek
biologis dan keilmuan
Metode Pengukuran Debu
Udara
1. IMPINGEMENT
Prinsip : udara kotor dialirkan ke celah kecil
 tumbukan debu (impingement)  deposit
debu  dihitung

2. FILTRATION
Prinsip : udara kotor dilewatkan melalui
saringan  deposit debu  dihitung
Metode Pengukuran Debu

3. Pemisahan (Precipitation)
Prinsip : pemisahan partikel debu dengan
menggunakan perbedaan sifat listrik partikel debu
dan perbedaan suhu
4. Sedimentasi (sedimentation)
Prinsip : debu di udara diendapkan 
deposit debu  dihitung
Alat Pengukur Debu

Personal Dust Sampler

High Volume Sampler


Pengendalian Debu

1. Pencegahan (Preventive)

2. Pengurangan Kadar Debu

3. Penghisap Debu

4. Pengumpul Debu
1. Pencegahan (Preventive)
Prinsip : mencegah terjadinya debu
Tindakan yang dilakukan:
Mengganti bahan baku (material)
Contoh: ganti pasir dengan corundum pada proses
sand blasting
Mengisolasi proses atau tempat
Contoh: menggunakan penyekat, ruangan tertutup
Memodifikasi metoda kerja suatu proses
Contoh: menggunakan metode basah
2. Pengurangan Kadar Debu

Prinsip : mengurangi konsentrasi debu (uap/fumes)


Tindakan yang dilakukan:
Menyediakan ventilasi udara yang mencukupi :
 bukaan  pintu/jendela
 mekanis  wall fans, roof exhaust, dll
3. Penghisap Debu

Prinsip: menghisap debu hasil dari suatu proses


Contoh : Kanopi

4. Pengumpul Debu
Prinsip: sama dengan penghisap debu, namun
dilengkapi unit separator antara debu dengan udara
 tidak mencemari udara sekitar.
Contoh: kamar pengendap, perangkap kelembaban,
cyclone, presipitator dinamis dan listrik, saringan
Referensi

 Frumkin H. Editor (2005) Environmental Health : From Global


to Local. San Francisco: Jossey-Bass, Inc.
 Kalbermatten JM, Julius De AS, Gunnerson CG, dan Mara DD
(1987) Teknik Sanitasi Tepat Guna. Bandung : Perbit Alumni
 Kepmenaker No. Kep-51/Men/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
 Permenaker-trans No. Per-13/Men/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
 Purdom PW (1980) Environmental Health, 2-nd Ed, pp. 157–
220
 Robson MG and Toscano WA. Editors (2007) Risk Assessment
for Environmental Health. San Francisco: Jon Wiley and Sons,
Inc.
 WHO (1972) Health hazards of the human environment, pp.
47–65
Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan pengertian, jenis, kharakteristik, dan ukuran,
klasifikasi debu industri serta pengaruhnya terhadap
kesehatan !
2. Sebutkan berbagai standard pajanan debu di udara
tempat kerja !
3. Jelaskan metode dan alat yang dipergunakan untuk
pengukuran konsentrasi debu di udara !?
4. Bagaimanakah teknik pengendalian partikel debu di
udara ?
Referensi

 Kepmenaker No. Kep-51/Men/1999 tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
Kimia di Tempat Kerja

 Permenaker-trans No. Per-13/Men/X/2011


tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
Faktor Kimia di Tempat Kerja
Sekian,
Terima kasih atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai