Anda di halaman 1dari 50

I.

PENDAHULUAN
KIMIA FISIKA :
FISIKA : Sifat-sifat materi yang dimiliki oleh semua zat.
KIMIA : Sifat-sifat individu Zat.
Suatu objek yang dipelajari : SYSTEM (Sistem)
Macroscopic System : terdiri dari banyak atom atau molekul.
Microscopic System : terdiri dari satu atom atau molekul.

Macroscopic System : ditentukan oleh Suhu dan tekanan.


Microscopic System : energi kinetik, potensial, momentum
(massa * kecepatan) dan mekanik.

mikro

Makro : berlaku pula sifat-sifat pada mikro


Suhu dan Tekanan tertentu maka :
volume tertentu pula.
Termodinamika didefinisikan : ilmu yang mempelajari tentang
penyimpanan, pengubahan (transformasi), dan pemindahan
(transfer energi).

Energi disimpan sebagai Internal energy (berhubungan dengan


temperatur), energi kinetik (akibat gerakan), energi potensial (akibat
elevasi) dan energi kimia (akibat komposisi kimiawi).

Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya dan berpindah
melewati suatu boundary, seperti panas dan kerja.

Dalam ilmu termodinamika : mengembangkan persamaan-persamaan


matematika yang menghubungkan tranformasi dan tranfer energi
dengan sifat-sifat bahan seperti suhu, tekanan atau enthalpy.
FUNGSI MATEMATIKA :
Dua buah variabel, independen dan dependent variable.
Independent : nilai / harga nya mudah ditentukan.
Dependent : nilai / harga nya tergantung pada independent
variable.

Fungsi dapat dinyatakan oleh : Rumus. Grafik, tabel dsb.


Contoh :
PV = nRT (1.1-1)
P = tekanan gas
V = volume gas
n = jumlah mol
T = suhu absolut
R = konstantan gas ideal.

Hukum gas ideal tidak berlaku untuk gas nyata, hukum ini hanya
berlaku untuk gas dengan tekanan rendah. Gas ideal tidak ada
dialam, hanya sebuah model dari sistem yang dirancang seperti
gas nyata.
Bentuk fungsi matematika :
nRT
V (1.1-2)
P

T, P, dan n variabel indepeden dan V variabel dependen.


Persamaan dapat diubah : (P variabel dependen dan V independen)

nRT
P (1.1-3)
V

Suatu persamaan yang terdiri dari beberapa variabel, dapat


diubah untuk menentukan variabel dependen nya.
Hukum gas ideal tidak begitu tepat untuk beberapa gas pada
beberapa kondisi  menentukan beberapa fungsi lain untuk
memberikan nilai tekanan yang lebih akurat.
Menurut eksperiment tekanan gas atau cairan pada
keseimbangan dinyatakan oleh suatu fungsi yang
tergantung pada 3 variabel.
P = P(T, V, n) (1.1-4)

Dalam persamaan matematika : P = f (T, V, n)


Huruf f menyatakan suatu fungsi.
Hubungan antara P, V, T dan n disebut :
Persamaan Keadaan

Suatu fungsi dapat diwakili dengan grafik dua dimensi :


Sumbu x : satu variabel independen
Sumbu y : variabel dependen.
Gambar 1.1 : Tekanan (P) dari gas ideal sebagai fungsi Volume (V)
pada n tetap dan berbagai suhu.
Satuan SI (System Internasional) : beberapa buku menggunakan
Satuan Inggris.
Panjang : meter (m)
Massa : kilogram (kg)
Waktu : detik (s)
Suhu : Kelvin (K)
Arus listrik : Ampere (A)
Jumlah molekul : mol (mol)
1 N (Newton) = 1 kg m s-2 (1.1-5)

Pascal (Pa) : satuan tekanan (gaya per unit area)


1 Pa = 1 N m-2 (1.1-6)

Satuan Energi : joule (J)


1 J = 1 N m = 1 kg m2 s-2 (1.1-7)

Satuan energi yang lain : Kalori (kal) : panas yang dibutuhkan


untuk menaikkan 1 gram air sebesar 10C.
1 kal = 4,184 J (1.1-8)
Satuan tekanan (bukan SI) :
1 atm = 101325 Pa (1.1-9)
760 torr = 1atm (1.1-10)
1 bar = 100000 Pa ( 1.1-11)

Unit terkecil zat : atom (N)


Jumlah N dalam sampel zat apapun sebanding dengan
jumlah mol zat tersebut :
N = NAv n (1.1-12)
NAv : bilangan Avogadro (Loschmidt’s constant)
N = 6,02214 * 1023 mol-1 (1.1-13)

Persamaan Gas ideal :

nRT nN Av k B T Nk B T
V   (1.1-14)
P P P
Konstanta gas ideal = 8,3145 j K-1 mol-1 (Satuan SI) atau
0,082058 L atm K-1 mol-1
Konstanta kB : konstanta Boltzmann.

R 8,3145 j K 1mol 1  23 1 (1.1-15)


kB    1,3807 x 10 j K
N Av 6,02214 x 10 23 mol 1

Contoh soal.

Hitung berapa tekanan dalam Pa dan atm, jika 20 gr gas Neon


(diasumsikan gas ideal) pada suhu 00C dan volume 22,4 L.

T= 273,15 + 0 = 273,15 K
n = (20 gr)(1 mol / 20,179 gr) = 0,9911 mol
V = (22,4 L)(1 m3 / 1000 L) = 0,0224 m3
nRT (0,9911 mol)(8,314 j K -1 mol -1 )(273,15 K)
P 
V (0,0224 m 3 )
P  1,005 x 105 j m -3  1,005 x 105 N m -2  1,005 x 10-5 Pa

Dapat pula dihitung dengan menggunakan faktor konversi :

nRT
P
V
(20 gr)(8,314 j K -1 mol -1 )(273,15 K)  1 mol  1000 L 
   
 20,179 gr  1 m 
(22,4 L) 3

P  1,005 x 105 j m -3  1,005 x 105 N m -2  1,005 x 10-5 Pa

 1 atm 
P  (1,005 x 10 ) Pa 
5
  0,9919 atm
 101325 Pa 
WUJUD ZAT

ZAT : ATOM / MOLEKUL


atom dan molekul yang menyusun zat memiliki
energi gerak.

WUJUD : Padat, Cair dan Gas

TEORI KINETIKA

Berenergi kecil, berinterkasi kuat satu sama lain,


cenderung mengunci satu sama lain, tidak
PADAT bisa berpindah tempat, hanya bergetar
dan membentuk senyawa yang keras.
BENTUK DAN VOLUME TETAP.
Terbentuk ketika energi sistem meningkat, struktur
zat cair molekul-molekulnya dapat bergerak melewati
CAIRAN dan membentur molekul lainnya, molekul-molekul
tersebut relatif tetap berdekatan satu sama lain.
Bila suhu naik maka gerak molekul meningkat.
Bentuk sesuai dengan tempatnya dan tidak mudah
ditekan karena molekul-molekulnya saling berdekatan
dan

Terbentuk ketika energi dalam sistem melampaui


semua gaya tarik antar molekul, molekul gas memiliki
GAS interaksi antar molekul yang kecil.
Molekul gas mudah bergerak kesegala arah dan
memenuhi tempat dimana gas berada.

Fluida bisa didefinisikan sebagai zat yang terdeformasi


FLUIDA secara kontinyu jika terkena aksi gaya geser.
Semua gaya dalam fluida diam pasti arahnya tegak lurus
terhadap bidang dimana gaya-gaya tersebut bekerja.
PERUBAHAN FASA

Peristiwa perubahan dari wujut zat yang satu ke wujud zat yang lain.

Gambar 1 Kurva panas mengilustrasikan perubahan energi dan suhu air terkait
ketika mengalami perubahan fasa antara wujud cair dan gas.
II. Sistem dan Keadaan sistem
Gambar 2.1 : sebuah sistem makroskopik dari suatu gas tunggal,
diletakkan dalam silinder yang dilengkapi penghisap
(piston), direndam dalam bejana dengan suhu yang dapat
diatur dan dipertahankan tetap. Volume sistem dapat
disesuaikan dengan menggerakkan piston.
Ada katub antara silinder dengan slang yang mengarah
ke atmosfer atau tangki gas.

Jika katup ditutup maka tidak ada materi yang


masuk atau keluar sistem : Sistem tertutup.

Jika katup dibuka maka materi dapat ditambahkan


atau diambil dari sistem : Sistem terbuka.
Gambar 2.1 : Sistem fluida dalam silinder dengan variabel volume.
Bila sistem diisolasi sedemikian rupa sehingga tidak ada
panas yang masuk atau keluar sistem : sistem adiabatik,
dan suatu proses yang terjadi disebut : proses adiabatik.

Bagian diluar sistem disebut Lingkungan (sekeliling)


Sistem terisolasi bila :
tidak ada panas, kerja atau materi yang
masuk atau keluar sistem.

Pada contoh tersebut :


Suhu tetap
Gas : sistem
Silinder, piston, suhu tetap dibejana bagian
dari Lingkungan.
Termodinamika membahas tentang interaksi antara system
dengan lingkungan, atau interaksi antara sistem dengan sistem
yang lain.
Interaksi : memindahkan energi melintasi pembatas / boundary.

boundary

lingkungan

SYSTEM
TERISOLASI

Gambar 1.2-2 : sistem terisolasi :

Tidak ada transfer massa, panas


maupun usaha ke / dari sistem
Gambar 2. 2-1 : System dan
lingkungan
SYSTEM TERTUTUP SYSTEM TERBUKA

Panas dan usaha/kerja Panas, massa dan usaha/kerja

Gambar 2.2-3 : Sistem tertutup Gambar 1.2-4 : Sistem terbuka

Tidak ada transfer massa, tetapi Ada transfer massa, panas dan
ada transfer panas dan usaha usaha dari / ke sistem.
dari / ke sistem.
KEADAAN TERMODINAMIS DAN FUNGSI KEADAAN

Senyawa yang ada dalam sistem : fasa padat, cair atau gas.
Fasa : sekelompok senyawa yang memiliki komposisi serba
sama atau homogen.

Gambar 2. 3: H2O dalam berbagai fasa.


Keadaan Gas :
Molekul-molekul (partikel) bergerak secara acak.
Jarak antar partikel relatif lebih besar dari ukuran partikel.
 gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil (diabaikan).
molekul gas bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi,
dengan arah yang lurus kesegala arah.
Molekul gas saling bertumbukan dengan mol
yang lain atau dengan dinding bejana 
Menyebabkan adanya tekanan.

Vol mol gas << Vol bejana  ruang kosong


antara mol. Gas mempunyai rapat yang lebih
kecil dari cairan dan padatan.
Gas lebih mudah dikompresi dan lebih mudah
bercampur dengan gas lain (asal tidak bereaksi).

Gas sangat tergantung pada suhu dan tekanan.


Keadaan Padat :
Molekul-molekulnya tersusun sangat teratur.
Hanya dapat bervibrasi pada posisi tertentu
dan tidak bebas bergerak.
Bentuk : Kristal dan amorf.
Pada bentuk kristal molekul-molekul tersusun secara teratur.

Keadaan cair :
Molekul-molekulnya saling berdekatan tetapi tidak
bersinggungan  cairan mudah mengalir.
Sifat fluiditas (mudah mengalir) ini yang membedakan
sifat cairan dengan padatan.
Keadaan termodinamis : kondisi makroskopis suatu sistem yang
dinyatakan dengan property / sifat / parameter
termodinamis.
Sifat termodinamis yang dipakai untuk menggambarkan sistem :
Suhu, tekanan, density, kecepatan, dan posisi.

Sistem satu fasa homogen : tertentu bila 2 sifat termodinamis


sudah tertentu.

(P, T)
P : tekanan 1 bar  sistem belum tertentu,
Mis : berapa densitas air ?
Densitas air pada 1 bar berubah-ubah tergantung
H 2O
Suhu, tetapi bila suhu ditentukan mis 30 0C maka
densitas dapat tertentu pula.
sistem

Tertentu bila 2 variabel (sifat termodinamis) sudah tertentu.


Sifat termodinamis yang nilainya hanya tergantung pada
keadaan sistem (keadaan awal dan akhir sistem) :

 Fungsi KEADAAN
(State function)

Sifat termodinamis yang nilainya tergantung pada jalannya


proses (misalnya sistem H2O tersebut dipanaskan sampai
suhu tertentu) :

 Bukan fungsi keadaan.

Contoh :
Air yang suhunya 500C diubah menjadi 300C melalui 2 jalur
proses.
1 : air didinginkan sampai 100C lalu dipanaskan sampai 300C
2 : air dipanaskan sampai 900C lalu dididinginkan sampai 300C
Harga density dilihat pada tabel sesuai suhu dan tekanan air.
Tabel harga densitas pada berbagai suhu

t (oC)  (kg/m3)
0 999,839
10 999,699
20 998,204
30 995,647
40 992,215
50 988,037
60 983,200
70 977,771
80 971,799
90 965,321
P = 1 bar
P = 1 bar T = 100C 
T = 500C   = 999,699 kg/m3
 = 988,037 kg/m3

P = 1 bar
H 2O T = 300C 
 = 995,647 kg/m3

P = 1 bar
T = 900C 
P, T : fungsi keadaan
 = 965,321 kg/m3

Gambar 2.4 : Pendinginan air melalui 2 alur proses


Perubahan desity pada 2 jalur proses tersebut adalah sama :
1 : Δ = 988,037 kg/m3 – 995,647 kg/m3 = -7,61 kg/m3
2 : Δ = 988,037 kg/m3 – 995,647 kg/m3 = -7,61 kg/m3
Density tidak tergantung dari jalannya proses tapi hanya
tergantung pada keadaan sistem saat itu  density fungsi keadaan.
Karena :
1 Maka V (volume spesifik) : juga fungsi keadaan.
V
ρ

Fungsi keadaan :
V, P, T, U (Internal energy), H (enthalpy), dan S (entropy).

Sifat termodinamis : Sifat intensif dan ekstensif


Sifat intensif : tidak tergantung dari massa sistem  suhu,
tekanan, density dan kecepatan.
Sifat ekstensif : tergantung dari massa sistem  Volume total,
momentum, dan energi kinetik.
Jika dua sistem digabung  sifat ekstensif gabungan =
jumlah dari sifat ekstensif masing-masing sistem asal.
Diferensial dari suatu fungsi keadaan adalah diferensial total.
Bila x adalah fungsi keadaan maka dx sebagai diferensial total,
yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

 dx  x2  x1
1

 dx  0
x  f ( y, z )
 x   x 
dx    dy    dz
 y  z  z  y
KESETIMBANGAN TERMODINAMIS : PROSES

Suatu sistem berada dalam kesetimbangan jika :


Sifat termodinamis nilainya sama di setiap
bagian sistem dan tidak ada kecenderungan
terjadinya perubahan sifat dari waktu ke waktu.

Kecenderungan terjadinya perubahan disebabkan oleh suatu


gaya dorong (driving force)  sistem dalam kesetimbangan
tidak ada driving force dalam bentuk apapun, semua gaya yang
bekerja pada sistem tersebut benar-benar setimbang.

Contoh :
Jika suhu dinaikkansecara tiba-tiba di suatu bag sistem, akan
terjadi distribusi secara spontan sehingga semua sistem
mempunyai suhu yang sama.
Driving force berbeda  perubahan yang berbeda.
Contoh :
Ketidakseimbangan gaya mekanik, seperti tekanan
pada piston menyebabkan terjadinya transfer energi
dalam bentuk kerja.
Perbedaan suhu akan menyebabkan terjadinya aliran panas.
suhu pada boundary sistem tiba-tiba naik  terjadi
redistribusi hingga suhu disemua bagian sistem sama.

Sifat termodinamis suatu sistem mengalami banyak perubahan


maka sistem dalam keadaan kesetimbangan metastabil.

Bila suatu sistem berubah dari keseimbangan


yang satu ke keseimbangan lain
 jalur yang dilalui sistem : PROSES
Proses quasi equilibrium : langkah-langkah antara /
intermediate di dalam proses dekat dengan keadaan
keseimbangan.
Contoh :
Proses kompresi / ekspansi gas dalam internal
combustion engine.

JUMLAH dan UKURAN

Massa : m
Jumlah mol : n
Volume total : Vt

Massa adalah besaran primitif tanpa definisi, bila dibagi dengan


massa molar atau berat molekul (M) = jumlah mol.

m
n  m  Mn (2.1)
M
Volume total (Vt) : besaran yang merupakan panjang dipangkatkan tiga.
Volume total dapat dibagi degan massa atau jumlah mol :

Vt (2.2)
Volume spesifik : V  V t  mV
m

Volum molar : Vt (2.3)


V  V t  nV
n

Density molar atau density spesifik didefinisikan :  = V-1

V dan  : fungsi keadaan dan variabel termodinamis intensif.


V dan  = f (P, T, komposisi sistem).

Hukum kedua Newton : F = m.a


F = gaya, m = massa dan a = percepatan
Berat adalah gaya gravitasi, Hukum kedua Newton :
W = m g (massa x gravitasi).

Berat berubah dengan ketinggian : karena massa tetap, maka W


dipengaruhi oleh perubahan-perubahan gravitasi (g).
Dipuncak gunung : 9,77 m/s2, lautan yang paling dalam = 9,83 m/s2.
Nilai standar : 9,81 m/s2 (32,2 ft/sec2).

Berat spesifik terhadap volume : W


w
V
mg
w  g
V

Contoh : massa udara di dalam ruangan 3 m x 5 m x 20 m adalah 350 kg


Hitung density, volume spesifik dan berat spesifik.
Penyelesaian :
m 350
ρ   1,167 kg/m 3
V 3 x 5 x 20
1 1
V   0,857 m 3 /kg
ρ 1,167
w  ρ.g  (1,167 kg/m 3 )(9,81 m/s 2 )  11,45 N/m 3
( w   : berat spesifik )

GAYA

Gaya (F) diturunkan dari hukum kedua Newton,


adalah massa (m) x percepatan (a).
Satuan (SI) : Newton.
F ma (2.4)
Satu Newton = gaya yang dikenakan pada suatu massa
sebesar 1 kg akan menyebabkan percepatan sebesar 1 m s-2
(1 Newton = 1 kg m s-2)

Dalam satuan Inggris : Satu pound force (lbf) didefinisikan sebagai


Gaya yang dikenakan pada suatu massa sebesar 1 pound mass (lbm)
Akan menimbulkan percepatan sebesar 32,1740 ft/s2.

1
F ma (2.5)
gc
1
1(lb f )  x 1(lb m ) x 32,1740 (ft) (s)-2
gc
g c  32,1740 (lb m ) (ft) (lb f )-1 (s)-2
1 lb f  4,4482216 N
TEKANAN

Tekanan : gaya normal (tegak lurus) yang bekerja per satuan luas.
Jika gaya bekerja dengan membentuk sudut dengan permukaan
bidang, maka hanya komponen gaya yang tegak lurus pada bidang
itu yang digunakan dalam perhitungan gaya.

Gaya
ΔFn= komponen gaya yang tegak lurus
ΔF

ΔA

Gambar 2.5 : Gaya yang bekerja pada suatu permukaan


Fn
P  lim (2.6) Satuan SI : P dalam Pascal (Pa)
ΔA0 A
1 Pa = 1 N/m2 = 1 kg/(m.s2)

Alat pengukur tekanan : dead-weight gauge


Gambar 2.6 : piston diisi dengan minyak, dengan adanya
tekanan minyak cenderung akan naik. Beban diletakkan
diatas piringan sehingga tekanan tersebut diimbangi oleh
gaya berat piston dan semua beban diatasnya.
Menurut hukum Newton, maka tekanan pada minyak =

F mg
P 
A A
Dengan m : massa piston, piringan / pan dan beban
g : percepatan gravitasi
A : luas penampang piston.
kolom berisi fluida
Dasar kolom mengalami tekanan akibat
A adanya tekanan uap diatas fluida dan
tekanan akibat berat cairan.
Volume fluida dalam kolom :
V = A.h
Berat fluida dalam kolom :
V=Ah
W=gAh
Tekanan didasar kolom akibat berat fluida:
h

W ρghA
A P   ρgh
A A

Jika diatas fluida ada tekanan yang bekerja,


P Misalnya tekanan udara (Pudara), maka
Tekanan total didasar kolom disebut :Tekanan
statis fluida =

P = Pudara + gh (2.7)


Satuan P : torr : tekanan yang equivalen dengan 1 mm Hg pada 00C
dan grafitasi standar = 133,322 Pa.

Di atmosfer, tekanan bervariasi dengan ketinggian, Variasi


tekanan dapat dinyatakan secara matematis dengan mem-
perhitungkan keseimbangan gaya pada elemen udara, dengan
Menjumlah elemen gaya dengan arah vertikal (arah keatas positif) :

dP = -  g dz (2.8)
Jika :
P = f(z)

Maka P(z) :

z
P(z)  P0    ρ g dz (2.9)
0
Gaya karena tekanan : (P + dP) A  gaya grafitasi benda

Luas A

dz
Berat =  g A dz

Gaya karena tekanan : P A

P0
z0

Gambar 2.8 : Ketergatungan tekanan terhadap elevasi.


Untuk cairan  konstan, jika pada persamaan (2.7) dh = – dz,
maka :
dP  w dh (2.10)

Dengan : w  ρg
Dan h bernilai positif jika arahnya kebawah.
Integrasi persamaan (2.10) mulai dari permukaan cairan dengan P = 0 :

P wh (2.11)

Persamaan ini menunjukkan bahwa tekanan sebanding dengan elevasi,


Untuk merubah satuan tekanan dari Pa ke meter air atau milimeter
air raksa.
Tekanan absolut = tekanan gauge + tekanan atmosferis lokal.

Pabs = Pgauge + Patm (2.12)


Tekanan gauge negatif disebut tekanan vakum, dan gauge yang
dapat membaca tekanan negatif disebut : gauge vakum.
Misalnya Tekanan gauge = - 50 kPa  tekanan vakum 50 kPa.

Pgauge
Pgauge = 0
Pgauge (P negatif =
vakum) Pabs
Patm

Pabs
Pabs = 0

Gambar : 2.9 : hubungan antara tekanan gauge dan tekanan vakum


Density Gas

GAS IDEAL : PV = nRT  P : tekanan gas (Pa)


V : Volume (m3)
n : jumlah mol gas (mol)
T : suhu (K)
R : konstanta gas ideal.
m m mRT
n  PV  R T  P  m : massa (gram)
M M VM
M : massa molar =
m
ρ (2.13) Berat molekul (gr/mol)
V  : densitas gas (gr/l)
RT PM
Pρ  ρ
M RT
Berat molekul zat
Menentukan M gas :
Cara Regnault :
Timbang bola gelas kosong (300 – 500 cc), T, P kamar.
Isi dengan gas X dan ditimbang.
Massa gas = massa (bola + gas) – massa bola kosong.
Hitung M dengan rumus tersebut dibawah ini.

PV  nRT
m
PV  RT
M
mRT RT
M ρ (2.14)
PV P
Pada T dan V tertentu density gas sebanding dengan berat molekulnya.
 berubah –ubah nilainya tergantung pada Suhu dan Tekanan.
Contoh Soal :

Satu meter kubik air pada suhu ruangan memiliki berat sebesar
9800 N pada lokasi dimana g = 9,80 m/s2. Berapakah berat dan
densitas spesifiknya pada lokasi dimana g = 9,77 m/s2?

Tentukanlah gaya yang diperlukan untuk memberikan suatu massa


sebesar 20 lbm, percepatan sebesar 60 ft/s2 lurus keatas.

Sebuah dead-weight gauge dengan diameter piston 1 cm digunakan


untuk mengukur tekanan dengan sangat akurat. Suatu saat, satu
massa sebesar 6,14 kg (termasuk piston dan pan) seimbang dengan
tekanan yang diukur. Jika percepatan gravitasi lokal = 9,82 m s-2,
Berapa tekanan gauge yang diukur?. Jika tekanan barometrik adalah
Sebesar 748 torr, berapa tekanan absolutnya?.

Manometer air raksa pada gambar dibawah ini digunakan untuk


mengukur tekanan didalam pipa air. Tentukan tekanan air jika
pembacaan di manometer adalah 0,6 m. Air raksa 13,6 kali lebih
berat dari pada air.
Contoh Soal
1. Satu meter kubik air pada suhu ruangan memiliki berat sebesar
9800 N pada lokasi dimana g = 9,80 m/s2. Berapakah berat dan
densitas spesifiknya pada lokasi dimana g = 9,77 m/s2?

Massa air dalah :

2
W 9800 kg m / s
m  2
 1000 kg
g 9,8 m / s
g  9,77 m/s 2  W  m g  (1000 kg)(9,77 m/s 2 )  9,77 N
W 9770 N
Berat spesifik : w    9770 N/m 3
V 1 m3
m 1000 kg
   1000 kg/m3
V 1 m3
2. Tentukanlah gaya yang diperlukan untuk memberikan suatu massa
sebesar 20 lbm, percepatan sebesar 60 ft/s2 lurus keatas.
Untuk mempermudah kita gunakan diagram benda bebas, kita
asumsikan gravitasi standar.
Hukum Newton kedua : ∑F = 1/gc m a

W = 20 lbf F – gaya karena beban = 1/gc m a


Gaya karena beban = m/gc g
= {20 lbm/(32,1740 lbm ft lbf-1 s-2)}(32,1740 ft/s-2)= 20lbf

20 lbm ft
F  20 lb f  1 2
(60 2 )
32,1740 (lbm )( ft)(lb f )( s ) s
F  57 lb f

F 1 lbf : gaya yang apabila dikenakan pada suatu massa


sebesar 1lbm menimbulkan percepatan sebesar
32,1740 ft/s2
3 Sebuah dead-weight gauge dengan diameter piston 1 cm digunakan
untuk mengukur tekanan dengan sangat akurat. Suatu saat, satu
massa sebesar 6,14 kg (termasuk piston dan pan) seimbang dengan
tekanan yang diukur. Jika percepatan gravitasi lokal = 9,82 m s-2,
Berapa tekanan gauge yang diukur?. Jika tekanan barometrik adalah
Sebesar 748 torr, berapa tekanan absolutnya?.

Penyelesaian :
Gaya gravitasi dari piston, pan dan beban adalah :
F = m g = (6,14 kg)(9,82 m/s2) = 60,295 kg m s-2= 60,295 N
Tekanan gauge :

F 60,295 N 2
Pgauge    767.700 Nm
A (1 / 4)( )(0.01) 2 m 2
 767.700 Pa  767,7 kPa
Pbar  748 torr  (748)(133,322 Pa)  99.742,86 Pa
 99,74 kPa
P  767.7 kPa  99,74 kPa  867,44 kPa
4 Manometer air raksa pada gambar dibawah ini digunakan untuk
Mengukur tekanan didalam pipa air. Tentukan tekanan air jika
pembacaan di manometer adalah 0,6 m. Air raksa 13,6 kali lebih
berat dari pada air.

 =  g = (1000 kg/m3) (9,81 m/s2)


= 9810 (kgm/s2)/m3
= 9810 N/m3
Pa = Pb
Pa : adalah tekanan P didalam pipa air +
tekanan yang disebabkan oleh
0,6 m air
Pb : tekanan yang disebabkan oleh
air raksa setinggi 0,6 m.

Maka : P + (0,6 m) (9.810 N/m3) = (0,6 m) (13,6) (9.810 N/m3)


P = 74.200 Pa = 74,2 kPa gauge.
Hitunglah tekanan dalam sebuah silinder berdiameter 200 mm dalam
gambar berikut ini. Pegas terkompresi sejauh 40 cm.

Pegas K = 2 kN/m

Piston 40 kg bebas gesekan

Diameter : d = 0,2 m
Jarak pegas = 0,4 m
Udara
Tekanan awal : P1 = Patm + Tek karena piston

Tekanan akhir : P2 = P1 + Tek karena Pegas

Catatan :
1 N = 1 kg m/s2
K = 2000 N/m = 2000 (kg m/s2) (m-1)
1 atm = 101,325 kPa.
W
P1  101,325 kPa 
A
( 40 kg)( 9 ,8 m/s 2 )
P1  101,325 kPa 
1/ 4( )( 0,2 m) 2
P1  101,325 kPa  12,48 kPa  113,805 kPa
K .x
P2  P1 
A
( 2000 kg/ms2 m 1 )( 0,4 m)
P2  113,805 kPa 
1/ 4( )( 0,2 m) 2
P2  113,805 kPa  25,478 kPa  139,283 kPa

Anda mungkin juga menyukai