“Dan siapa yang berhijrah di jalan Allah (untuk membela dan menegakkan Islam), niscaya ia akan dapati di
muka bumi ini tempat berhijrah yang banyak dan rezki yang makmur. Dan siapa yang keluar dari rumahnya
dengan tujuan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian ia mati (dalam perjalanan), maka
sesungguhnya telah tetap pahala hijrahnya di sisi Allah. Dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun, lagi Maha
Penyayang.” An-Nisa:100
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka terbunuh atau mati, sudah tentu Allah
akan mengaruniakan kepada mereka limpah kurnia yang baik. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah adalah
sebaik-baik pemberi limpah kurnia.” Al-Hajj:58
Sedangkan hijrah secara ma’nawiyah ditegaskan dalam firman Allah swt. “
Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku senantiasa berhijrah kepada Tuhanku; sesungguhnya Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”Al-Ankabut:26. “Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” Al-Muddatsir:5
Bentuk-bentuk hijrah maknawiyah di antaranya:
1. Meninggalkan kekufuran menuju keimanan. Meninggalkan syirik menuju tauhid (hanya mengesakan
Allah).
2. Meninggalkan kebiasaan mengingkari nikmat-nikmat Allah menjadi pandai bersyukur.
3. Berpindah dari kehidupan jahiliyah kearah kehidupan Islami. Berpindah dari sifat-sifat munafik, plin-plan,
menjadi istiqamah.
4. Hijrah juga berarti berkomitmen kuat pada nilai kebenaran dan meninggalkan kebatilan. Meninggalkan
perbuatan, makanan dan pakaian yang haram menjadi hidup halalan thayyiba.
5. Meninggalkan maksiat menuju taat hanya kepada Allah swt. Tinggalkan kedengkian, tinggalkan korupsi,
saling menjatuhkan sesama orang beriman, saling menghujat, tinggalkan kesia-siaan, tinggalkan kebiasaan
hidup menjadi beban, dan tinggalkan kebohongan.
Kunci dari hijrah adalah perubahan.
Perubahan menuju lebih baik, dalam segala hal. Perubahan itu dilakukan
semata-mata karena kebaikan, karena manfaat dan karena mencari ridha
Allah swt.