Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGAMA ISLAM

MAKNA HIJRAH DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM

OLEH:

YOLA HADISKA

XI MIPA 2

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang
memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis
ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah
ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

PEKANBARU,17 JANUARI 2020

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

2. TUJUAN

3. RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

 Hijrah Dalam Kehidupan Seorang Muslim

 Makna Hijrah

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Manusia hidup di bumi ini ibarat sebuah perjalanan Panjang yang harus memiliki bekal
banyak yakni bekal akidah. Sementara itu hijrah sendiri menggambarkan sebuah perjuangan
besar untuk menyelamatkan akidah. Perjuangan yang dilakukan dengan penuh optimisme
dan kekuatan besar untuk meraih kemenangan sebagaimana yang tergambar pada saat
hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Peristiwa tersebut merupakan suatu
kemenangan besar yang dikaruniakan Allah kepada kaum muslimin Makkah.

1.Mereka selamat dari ancaman musuh yang tidak dapat tertahankan lagi.Hijrah sebagai
salah satu representasi bentuk keimanan yang ditunjukkan oleh manusia, di mana mereka
rela untuk meninggalkan tuntunan keduniaan demi untuk mencapai kesalehan. Oleh karena
itu, di dalam Alquran mereka dinyatakan mendapat pujian, karena mereka telah
membuktikan bahwa keimanan adalah sesuatu yang lebih berharga dari pada segalanya.

2. Secara teknis hijrah menjadi peristiwa yang paling penting dalam sejarah Islam dan
penanggalannya dinyatakan sebagai awal sejarah Islam.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana cara berhijrah.

2. Untuk mengetahui macam-macam berhijrah.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara berhijrah?

2. Ada berapa macam-macam hijrah?

BAB 2 PEMBAHASAN
HIJRAH DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan
berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah,
dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at
Islam.

Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw tersebut sebagaian ulama ada
yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur” menuju “darul Islam”. Keluar
dari kekufuran menuju keimanan.Umat Islam wajib melakukan hijrah apabila diri an keluarganya
terancam dalam mempertahankan akidah dan syari’ah Islam.

Perintah berhijrah terdapat dalam beberpa ayat Al-Qur’an, antara lain: Qs. Al-Baqarah 2:218).

‫اإ ۚ نو ن‬
‫ان نغنفوُرر نرإحيِرم‬ ‫ت ن‬ ‫اإ نأو للنئإ ن‬
‫ك يِنررنجوُنن نررحنم ن‬ ‫إإنن النإذيِنن آنمننوُا نوالنإذيِنن نهاَنجنروا نونجاَهنندوا إفيِ نسإبيِإل ن‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berhijrah di jalan
Allah, mereka itu mengharpakn rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”

‫ق نكإريِرم‬ ‫صنروا نأو للنئإ ن‬


‫ك هننم ارلنمرؤإمننوُنن نح ققاَ ۚ لنهنرم نمرغفإنرةر نوإررز ر‬ ‫اإ نوالنإذيِنن آنوروا نونن ن‬
‫نوالنإذيِنن آنمننوُا نونهاَنجنروا نونجاَهنندوا إفيِ نسإبيِإل ن‬

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang
yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin),
mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki
(ni;mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74)

‫اإ ۚ نونأو للنئإ ن‬


‫ك هننم ارلنفاَئإنزونن‬ ‫اإ بإأ نرمنوُالإإهرم نوأنرنفنإسإهرم أنرع ن‬
‫ظنم ندنرنجةق إعرنند ن‬ ‫النإذيِنن آنمننوُا نونهاَنجنروا نونجاَهنندوا إفيِ نسإبيِإل ن‬

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan
diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan (Qs. At-Taubah, 9:20)

Pada ayat-ayat di atas, terdapat esensi kandungan:

1. Bahwa hijrah harus dilakuakn atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahamt dan
keridhaan Allah.
2. Bahwa orang-oerang beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah dan
tujuan untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah mu’min sejati yang akan
memperoleh pengampunan Allah, memperoleh keebrkahan rizki (ni’mat) yang mulai, dan
kemenangan di sisi Allah.

3. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita miliki, termasuk
harta benda, bahkan jiwa.

4. Ketiga ayat tersebut menyebut tiga prinsip hidup, yaitu iman, hijrah dan jihad. Iman
bermakna keyakinan, hijtah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam
menegakkan risalah Allah.

 MAKNA HIJRAH

Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara
bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat,
yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju
(tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal
yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menju keadaan yang lebih yang lebih
baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.

Dalam realitas sejarah hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, yaitu
adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tepat yang tidak kondisuf untuk
berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan
ahun Hijriyah.

Tahun Hiriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawaban atau
surat Wali Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah,
Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya,
seperti yang berasal dari tahun Gajah, Kalender Persia, Kalender Romawi dan kalender-kalendar
lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah. Khlifah Umar memilih peristiwa
Hijrah sebagai taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke
Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

Secara garis besar hijrah kita bedkan menajdi dua macam yaitu:

1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meinggalkan suatu tempat. Bebebrapa jenis hijrah maknawiyah,
yaitu:
a) Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.

b) Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.

c) Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal yang diharamkan.

d) Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menhindari penyakit
menuju negeri yang aman.

e) Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.

f) Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik

Seperti hijrahnya Ibrahim as dan Musa as, ketika Beliau khawatir akan gangguan kaumnya.

Seperti yang tecantum dalam al-Qur’an:

Berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan).

‫فنلاَنمنن لنهه لنووُطۘر نونقاَنل اإننوى نمنهاَإجرر اإللى نربنوى ؕ اإننهه هننوُ اولنعإزويِنز اولنحإكويِنم‬

Tuhanku, Sesungguhnya Dialah yang Maha erkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. Al-Ankabuit, 29:26).
‫ب نننجإنيِ إمنن ارلقنروُإم ال ن‬
‫ظاَلإإميِنن‬ ‫فننخنرنج إمرننهاَ نخاَئإقفاَ يِنتننرقن ن‬
‫ب ۖ نقاَنل نر ن‬

Maka keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatri,
dia berdo’a “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu (Qs. Al-Qashah,
2:21).

2. Hijrah Maknawiyah

Secara maknaiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Hijrah I’tiqadiyah

Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat pluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan
mu’min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang hadir dengan
kemurniannya, tetapi kadang pula bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain
mendekati memusyrikan. Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi
jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan. Dalam konteks psikologi biasa disebut dengan
konversi keyakinan agama.

b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan
zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai
informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kitya akses.

Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan perang yang kasat mata.
Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya oleh kebanyakan manusia gendeang
perang telah dipukul dalam medan yang namanya “Ghoswul Fikr” (baca: Perang pemikiran).

Tak heran berbagai pemikiran telah tersebar di medan perang tersebut laksana dari senjata-
senjata perengut nyawa. Isu sekularisasi, kapitalisasi, liberalisasi, pluralisasi, dan sosialisasi
bahkan momunisasi telah menyusup ke dalam sendi-sendi dasar pemikiran kita yang murni. Ia
menjadi virus ganas yang sulit terditeksi oleh kacamata pemikiran Islam. Hijrah fikriyah menjadi
sangat penting mengingat kemungkinan besar pemikiran kita telah terserang virus ganas
tersebut. Mari kita kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang murni. Pemikiran yang
telah disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw, melalui para sahabat tabi’in, tabi’it,
tabi’in dan para generasi pengikut shalaf.

“Rasulullah Saw bersabda: Umatku niscaya akan mengikuti sunan (budaya, pemikiran, tradisi,
gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta-demi sehasta,
sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat
bertanya: Ya Rasulullah apaakh mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah
menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka.

c. Hijrah Syu’uriyyah

Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semau yang ada pada diri kita
sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kuarng Islami Banyak hal seperti hiburan, musik,
bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar
Islam. Kalau kita perhatikan, hiniran dan musik seorang muslim takjauh beda dengan
hiburannya para penganut paham permisifisme dan hedonisme, berbau hutra-hura dan senang-
senang belaka.

Mode pakain juga tak kalah pentingnya untuk kita hiraukan Hijrah dari pakaian gaya jahiliyah
menuju pakaian Islami, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan gaya. Apa
fungsi pakaian ? Tak lain hanyalah untuk menutup aurat, bukan justru memamerkan aurat.
Ironis memang banyak diantara manusia berpakaian tapi aurat masih terbuka. Ada yang sudah
tertutup tapi ketat dan transparan, sehingga lekuk tubuhnya bahkan warna kulitnya terlihat.
Konon, umat Islam dimanjakan oleh budaya barat dengan 3 f, food, fan, fashan.

d. Hijrah Sulukiyyah
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Dalam perjalanannya
ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan pergeseran nilai. Pergeseran
dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah).
Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat.
Pencurian, perampokan, pembunuhan, pelecehan, pemerkosaan, penghinan dan penganiyaan
seolah-olah telah menjadi biasa dalam masyarakat kita. Penipuan, korupsi,, prostitusi dan
manipulasi hampir bisa ditemui di mana-mana. Dalam moment hijrah ini, sangat tepat jika kita
mengkoreksi akhlaq dan kepribadian kita untuk kemudian menghijrahkan akhlaq yang mulia.

REFLEKSI

Dengan telah berakhirnya tahun 1431 H dan tibanya tahun 1433 H, serta sebentar lagi akan
segera pergantian tahun masehi dari 2011, suatu hal yang pasti bahwa usia kita bertambah dan
jatah usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita menghisab drii sebelum dihisab oleh
Allah. Rasulullah Saw bersabda:

“Hisablah (lakukan perhitungan atas) dirimu sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah
kalkulasi amal baik dan amal burk sebelum Allah memberikan kalkulasi amal atas dirimu.

Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ? Apakah kita banyak
mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar atauran Allah ? Apakah kita ini termasuk
orang yang menunaikan shalat fardlu atau malah lalai dalam menunaikan shalat fardlu ? Apakah
diri kita ini termasuk golongan orang – orang ynag celaka mendapat siksa neraka ? Rasulullah
bersabda :

Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir mengatakan:

“Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akherat kelak ada empat perkara:

1. Terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi
Allah.Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa
kembali.

2. Selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia sendiri
tidak yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang selalu mengingat jasanya yag
sudah lewat ia akan takabur dan malas untuk berbuat kebajikan kembali di ahri-hari berikutnya.

3. Selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami orang
lain dan selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga hidupnya selalu
merasa kekurangan.
4. Selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibat ia akan merasa puas dengan amalnya
selama ini, sebab ia hanya membandingkan amalnya dengan amal orang lain di bawah dia.

KESIMPULAN

Hijrah dpt berarti pindah, perpindahan dari Makkah ke kota lain (Habsyah, Thoif, Yasrib) (bisa
berarti pindah fisik atau non fisik) Muhammad Haikal membuat pertanyaan kepada dirinya
sendiri, di jawab sendiri. P. Apakah Hijrah itu hanya untuk menyelamatkan mengikut muslim/org
Islam saja, atau aoakah ada ide-ide lain (pengembangan Islam) J. Rasul Muhammad itu tdk
bekerja tanpa struktur, ia pemikir agung, yang berjiwa bersih.

HIJRAH pertama ke Habsyah, periode 1 dari kenabian th ke 5, periode 2 th ke 7, hijrah ke dua ke


Thoif th ke 10. (Isro’-Mi’roj th ke 11) Hijrah ke Yasrib beberapa gelombang oleh muslimin,
Hijrahnya Rasul th ke dari kenabian ( M)

HIJRAH: BAGIAN PROSES DARI PERTUMBUHAN SISTEM AJARAN ISLAM (HIJRAH=PROSES


KARAKTERISASI)

Teori proses: proses (dimulai dari niat) s/d proses itu selesai.

Proses itulah yg abadi, tidak semua wujud materiil/akibat nyata dari proses, itu abadi.

Proses yg menetukan kualitas, dan proses itu yg berdimensi karakter/proses memerlukan budi
pekerti.
HIJRAH: KELANJUTAN DARI MISI KENABIAN (SEBELUMNYA PERISTIWA MISI (asro bi ‘abdihi)
ISRO’-MI’ROJ)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dakta.com/news/2947/makna-hijrah-dalam-kehidupan-seorang-muslim

https://tafsirweb.com/7071-surat-al-qashash-ayat-21.html

https://tafsirweb.com/7252-surat-al-ankabut-ayat-26.html

Anda mungkin juga menyukai