Anda di halaman 1dari 16

C. C.

Chandra
H a l a m a n 1 |

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hijrah adalah proses perubahan untuk perbaikan. Berhijrah dari
pemahaman yang ragu-ragu menuju kepastian pemahaman yang baik dan benar
adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sebagaimana hadits Rosululloh K :

1
.

[


Artinya :
Dari Amirul Muminin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radiAllohuanhu, dia
berkata: Saya mendengar Rosululloh ShallAllohualaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya setiap perbuatan

tergantung niatnya. Dan sesungguhnya
setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang
hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Alloh dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya kepada (keridhaan) Alloh dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya
maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

Hadits di atas diriwayatkan oleh dua imam hadits, Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhori
dan Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-
Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling
shahih yang pernah ditulis.
2
,
3


1
Al-Imam An-Nawawi, Riyaad Al-Shaalihiin, Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2012, halaman 7
2
Al-Imam Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Kairo: Dar Al-Hadits, 2010, halaman 5
3
Al-Imam Muslim, Shahih Muslim, Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2011
C. C. Chandra
H a l a m a n 2 |

Berhijrah dari ketidakfahaman mengenai lafazh Allaahu Subhaanallaah Al
Malikul Qudduus (

) menuju kepada pemahaman yang benar


adalah upaya yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Lafazh ini memberikan
pemahaman kepada kita bahwa Alloh G adalah Dzat yang Maha Suci sebagai
Raja seluruh alam yang setiap pujian hanyalah milikNya. Pemahaman yang
baik dan benar mengenai lafazh ini akan membawa kita kepada pemahaman
konsep bertauhid sesuai dengan pemahaman salafus shaleh yang berpegang
teguh kepada manhaj ahlus sunnah wal jamaaah.

B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bertauhid sesuai dengan pemahaman salafus shaleh yang berpegang teguh
kepada manhaj ahlus sunnah wal jamaah.
2. Memahami arti dan makna lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul
Qudduus.
3. Mengamalkan hak-hak lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus.
4. Menyampaikan dakwah mengenai pentingnya memahami lafazh Allaahu
Subhaanallaah Al Malikul Qudduus .

C. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Dapat memahami konsep bertauhid sesuai dengan pemahaman salafus
shaleh yang berpegang teguh kepada manhaj ahlus sunnah wal jamaaah.
2. Dapat mengetahui arti dan makna lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul
Qudduus.
3. Dapat mengamalkan hak-hak lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul
Qudduus.
4. Dapat menyampaikan dakwah mengenai pentingnya memahami lafazh
Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus.




C. C. Chandra
H a l a m a n 3 |

BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Beberapa identifikasi masalah di dalam makalah ini antara lain:
1. Nama-nama Alloh G yang indah, yakni Asmaaul Husna, difahami oleh
masyarakat muslim secara luas hanya sebagai nama dan sifat saja, bukan
sebagai konsep bertauhid yang harus dilakukan dengan benar.
2. Lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus memiliki makna dan
hak-hak yang harus dipenuhi oleh setiap muslim.
3. Dakwah kepada masyarakat mengenai pentingnya memahami makna lafazh
Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus sebagai jalan untuk bertauhid
sesuai dengan pemahaman salafus shaleh yang berpegang teguh kepada
manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaaah.

B. Pembatasan Masalah
Makalah ini membatasi pembahasan hanya yang berkaitan dengan:
1. Konsep bertauhid yang sesuai dengan pemahaman salafus shaleh yang
berpegang teguh kepada manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaaah.
2. Arti dan Makna lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus.
3. Hak-hak lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus.
4. Upaya mendakwahkan pentingnya memahami lafazh Allaahu Subhaanallaah
Al Malikul Qudduus.

C. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas halhal yang berkaitan dengan:
1. Bagaimana konsep bertauhid yang sesuai dengan pemahaman salafus
shaleh yang berpegang teguh kepada manhaj ahlus sunnah wal jamaaah
2. Apa arti dan makna lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus?
3. Bagaimana mengamalkan hak-hak lafazh Allaahu Subhaanallaah Al
Malikul Qudduus?
4. Mengapa kita perlu mendakwahkan pentingnya memahami lafazh Allaahu
Subhaanallaah Al Malikul Qudduus?
C. C. Chandra
H a l a m a n 4 |

BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi
Alloh G memiliki 99 nama yang indah atau dikenal dengan Asmaul
Husna. Pemahaman yang baik mengenai Asmaul Husna akan membawa kita
kepada pemahaman yang benar tentang keimanan kepada Alloh G.

Alloh G Berfirman :


Artinya :
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada
Alloh. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana
4


Alloh G Berfirman :
(

)
(

)
(

)
Artinya :
Dialah Alloh, tidak ada tuhan selain Dia. Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dialah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dialah Alloh, tidak ada
tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang
Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang
Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Maha Suci Alloh dari apa
yang mereka persekutukan. Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah.
Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
5



4
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Agama RI Cetakan
IPMI, 2012, Q.S. Al-Jumuah [62] : 1, halaman 554
5
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Hasyr [59] : 22-24, halaman 549
C. C. Chandra
H a l a m a n 5 |

Allaahu dengan lafazh (

) adalah nama dari nama-nama Alloh G yang


merupakan lafzhul jalalah, suatu nama dari ismudz Dzat yang mencerminkan
arti pengertian dari seluruh nama-namaNya yang indah. Lafazh

didefinisikan
sebagai Nama yang Maha Agung Pemilik segala Pujian. Subhaanallaahu dengan
lafazh ( ) adalah pujian kepada Alloh G. Lafazh didefinisikan
sebagai Maha Suci Alloh. Al Maliku dengan lafazh (

) adalah nama dari


nama-nama Alloh G. Lafazh

didefinisikan sebagai Dzat Yang Maha


Merajai. Al Qudduusu dengan lafazh (

) adalah nama dari nama-nama


Alloh G. Lafazh

didefinisikan sebagai Dzat Yang Maha Suci.


Rosululloh K dalam shalat witir biasa membaca pada rakaat pertama
surat Al-Ala, pada rakaat kedua surat Al-Kaafiruun, dan pada rakaat ketiga
surat Al-Ikhlaas. Apabila setelah salam, Beliah K membaca lafazh:


Artinya :
Maha Suci Alloh, Penguasa yang Maha Suci (3x). Robb para Malaikat dan
Jibril
6


Dan pada bacaan terakhir Belaiu K mengeraskan suara dan memanjangkannya
bacaannya.

B. Konsep Bertauhid Sesuai dengan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaaah
Bertauhid artinya meng-Esakan Alloh G sebagai Dzat yang berhak
disembah. Konsep dan metode tauhid yang benar adalah yang sesuai dengan
pemahaman salafus shaleh yang berpegang teguh kepada manhaj ahlus sunnah
wal jamaah. Beberapa aspek yang harus difahami mengenai konsep dan metode
tauhid yang benar antara lain;
1. Tauhidulloh
Tauhidulloh artinya meng-Esakan Alloh G. Tauhid memiliki makna
meng-Esakan Alloh G dalam RububiyahNya, yaitu dalam perbuatan-
perbuatan ketuhanannya, dalam UluhiyahNya, yaitu meng-Esakan Alloh G

6
Said bin Ali bin Wahf Al Qaththani, Hisnul Muslim, Sukoharjo: Hidayatul Insan, 2011, Halaman 108
C. C. Chandra
H a l a m a n 6 |

pada hak-haknya sebagai illah (Tuhan) seluruh alam, serta memuliakan
nama-nama dan sifat-sifatNya.
7

Adapun kedudukan Tauhidulloh di dalam Islam antara lain;
a. Tauhid merupakan tujuan penciptaan manusia.
b. Alam semesta berdiri di atas tauhid.
c. Siapa yang berbuat syirik dan meninggalkan tauhid, maka akan
kekal di Neraka.
d. Alloh G tidak mengampuni dosa syirik, bila pelakunya mati
sebelum bertaubat.
e. Siapa yang memegang tauhid dan tidak berbuat syirik, maka akan
masuk Syurga.
f. Tauhid merupakan sebab utama terhapusnya dosa-dosa.

2. Ittiba
Ittiba artinya pengikutan. Ittiba yang dimaksud sebagai dasar agama
Islam adalah pengikutan kepada Rosululloh K dalam memahami Islam dan
menerapkannya. Karena Rosululloh K sendiri hanya komitmen terhadap
pengikutan kepada wahyu illahi, maka pada hakekatnya ittiba adalah
mengikuti wahyu dari Alloh G.
8

Maka kedudukan Ittiba di Islam adalah sebagai berikut:
a. Rosululloh K mengikuti wahyu dan tidak sekali-kali memasukkan
ke dalam Islam suatu ajaran yang berasal dari diri beliau sendiri.
b. Rosulullah K mengikuti jalan para anbiya sebelumnya.
c. Kita diperintahkan untuk ittiba.
d. Ittiba adalah bukti kecintaan kepada Alloh G dan merupakan
syarat mendapatkan kecintaanNya.

3. Sumber yang Benar dalam Hukum dan Pemahaman
Sumber hukum dan pemahaman yang benar dalam konsep dan metode
bertauhid yang benar adalah Al-Quran dan Al-Hadits, yang harus

7
Abu Abdillah Rahendra Maya, dkk, Shirotol Mustaqim, Bogor: Pustaka Sunni, 2012, halaman 65
8
Abu Abdillah Rahendra Maya, dkk, Shirotol Mustaqim, Bogor: Pustaka Sunni, 2012, halaman 70
C. C. Chandra
H a l a m a n 7 |

dirujukkan dan disandarkan pemahamannya kepada Alloh G dan RosulNya
K.
Allah G Berfirman :


Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya
9


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.
10


4. Metode Pemahaman yang Benar
Ahlus Sunnah Wal Jamaaah berpegang teguh kepada pemahaman dan
metode pemahaman para sahabat C, karena mereka adalah ummat yang
telah mendapat sertifikat kebenaran dari Alloh G melalui banyak ayat-
ayat Al-Quran. Demikian pula jika mereka telah berijma terhadap suatu

9
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. An-Nisaa [4] : 59, halaman 88
10
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Ahzab [33] : 36, halaman 424
C. C. Chandra
H a l a m a n 8 |

masalah, maka ijma mereka adalah hukum yang wajib diikuti dan tidak
boleh memilih pilihan lain selain pilihan mereka.
11


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui
apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka
dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat
(waktunya).
12

Lafazh Allaahu Subahaanallaah Al Malikul Qudduus adalah konsep
bertauhid kepada Alloh G. Lafazh ini mewajibkan kita sebagai ummat
Islam untuk memahami sekaligus mengimani sifat-sifat Rububiyyah,
Uluhiyyah Alloh G, serta meyakini nama-nama Alloh G yang indah
(Asmaul Husna).
Kajian terhadap lafazh tersebut di dalam Al-Quran dapat ditelusuri
dari ayat-ayat yang secara eksplisit menerangkannya. Kemudian dikaji
tafsir yang terkait dengannya. Sehingga pemahaman yang baik akan
diperoleh ketika lafazh tersebut tidak hanya difahami arti, makna dan
fadhilahnya. Tetapi juga didakwahkan kepada ummat mengenai hak-hak
dan keharusan memahaminya.

C. Subhaanallaah
SubhaanAlloh dengan lafazh ( ) didefinisikan sebagai Alloh Dzat
yang berhak mendapat pujian Maha Suci Alloh. Lafazh ini di dalam Al-Quran
terdapat sebanyak 7 ayat yang terdapat pada;
1. Q.S. Yusuf [12]: 108,
2. Q.S. Al-Anbiya [21]: 22,
3. Q.S. Al-Muminuun [23]: 91,

11
Abu Abdillah Rahendra Maya, dkk, Shirotol Mustaqim, Bogor: Pustaka Sunni, 2012, halaman 77
12
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Fath [48] : 18, halaman 514
C. C. Chandra
H a l a m a n 9 |

4. Q.S. An-Naml [27]: 8,
5. Q.S. Al-Qashash[28]: 68,
6. Q.S. Ash-Shaaffaat [37]: 159,
7. Q.S. Ath-Thuur [52]: 43.
Adapun lafazh lain yang memiliki makna yang serupa terdapat pada; Q.S.
[2]: 32, 116, Q.S [3]: 191, Q.S. [4]: 171, Q.S. [5]: 116, Q.S. [6]: 109, Q.S. [7]:
54, 143, Q.S. [9]: 31, Q.S. [10]: 18, 68, Q.S. [16]: 1, 57, Q.S [17]: 1, 43, 93,
108, Q.S. [19]: 35, Q.S [21]: 26, 87, Q.S. [23]: 14, Q.S. [24]: 16, Q.S. [25]: 1,
10, 18, 61, Q.S [34]: 41, Q.S. [36]: 36, 83, Q.S. [37]: 180, Q.S. [39]: 4, 67, Q.S
[43]: 13, 82, 85, Q.S. [59]: 23, Q.S. [62]: 1, Q.S. [67]: 1, Q.S [68]: 29.

Berikut ini ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang lafazh
Subhanaalloh;

Alloh G Berfirman :


Artinya :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan
aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".
13


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain
Alloh, tentu keduanya telah binasa. Maka Maha Suci Alloh yang mempunyai
'Arsy, daripada apa yang mereka sifatkan.
14


Alloh G Berfirman :

13
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Yusuf [12] : 108, halaman 249
14
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Anbiyaa [21] : 22, halaman 324
C. C. Chandra
H a l a m a n 10 |


Artinya :
Alloh tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya,
(sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa
(makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan
mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Alloh dari apa yang mereka
sifatkan itu,
15



Artinya :
Maka ketika dia tiba di sana (tempat api itu), diseru dia: "Telah diberkahi
orang-orang yang berada di dekat api, dan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya. Dan Maha Suci Alloh, Tuhan semesta Alam".
16


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi
mereka (manusia) tidak ada pilihan. Maha Suci Alloh dan Maha Tinggi Dia
dari apa yang mereka persekutukan.
17


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Alloh dan antara jin. Dan
sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke
neraka), Maha Suci Alloh dari apa yang mereka sifatkan,
18


15
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Muminuun [23] : 91, halaman 349
16
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. An-Naml [27] : 8, halaman 378
17
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Qashash [28] : 68, halaman 394
C. C. Chandra
H a l a m a n 11 |


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Alloh. Maha Suci Alloh dari apa
yang mereka persekutukan.
19


Hak-hak yang harus ditunaikan dari lafazh Subhaanallaah adalah:
1. Meyakini bahwa segala kesucian hanya milik Allah G.
2. Menjadikannya sebagai lafazh dzikir setelah shalat fardhu.
3. Menjadikannya sebagai lafazh yang terucap ketika melihat atau menyaksikan
hal-hal yang menakjubkan agar senantiasa ingat kepada Allah G.
4. Sebagai muslim, tidak berhak memuji makhluk. Karena segala pujian yang
suci hanyalah milik Allah G.

D. Allaahu Al Maliku
Allaahu Al Maliku dengan lafazh (

) didefinisikan sebagai Alloh


Dzat Yang Maha Merajai. Dzat yang menguasai terhadap semua makhlukNya,
sehingga tidak ada satu makhlukpun dan tidak ada satu wilayahpun yang
terlepas dari kekuasaanNya. Lafazh ini di dalam Al-Quran terdapat sebanyak 5
ayat yang terdapat pada;
1. Q.S. An-Naas [114]: 2,
2. Q.S. Thaahaa [20]: 114,
3. Q.S. Al-Muminuun [23]: 116,
4. Q.S Al-Hasyr [59]: 23,
5. Q.S. Al-Jumuah [62]: 1.
Berikut ini ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang lafazh
Al Malik;

Alloh G Berfirman :

18
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Ash-Shaaffaat [37] : 158-159, halaman 454
19
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Ath-Thuur [52] : 43, halaman 549
C. C. Chandra
H a l a m a n 12 |


Artinya :
Raja Manusia.
20


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Maka Maha Tinggi Alloh Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al-Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya
kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."
21


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Maka Maha Tinggi Alloh, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.
22


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Dia-lah Alloh Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja,
Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang
Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki
segala keagungan, Maha Suci, Alloh dari apa yang mereka persekutukan.
23


20
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. An-Naas [114] : 2, halaman 605
21
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Thaahaa [20] : 114, halaman 321
22
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Muminuun [23] : 116, halaman 350
23
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Hasyr [59] : 23, halaman 549
C. C. Chandra
H a l a m a n 13 |


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Senantiasa bertasbih kepada Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
24


Rasulullaah K bersabda di dalam Haditsnya :

:
:
Artinya :
Dari Abu Hurairah D, ia berkata : "Saya mendengar Rosululloh K bersabda
: Alloh G menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya,
kemudian bertirman : "Akulah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?"
25


Hak-hak yang harus ditunaikan dari lafazh Al Malik adalah:
1. Meyakini bahwa segala kerajaan hanya milik Allah G.
2. Menjadikannya sebagai lafazh dzikir yang memiliki keutamaan-keutamaan.
3. Menjadikannya sebagai lafazh yang terkandung di dalam doa-doa kepada
Allah G.
4. Sebagai muslim, tidak berhak terkesan kepada raja-raja berupa makhluk.
Karena segala kerajaan yang di dunia maupun di akhirat hanyalah milik
Allah G.

E. Allaahu Al Qudduus
Allaahu Al Quddus dengan lafazh (

) didefinisikan sebagai Alloh


Dzat Yang Maha Suci. Dzat yang Maha Suci dari segala sifat, yang disifatkan
oleh orang-orang kafir musyrik kepadaNya. Sebab sifatNya mustahil sama
dengan ciptaanNya. Lafazh ini di dalam Al-Quran terdapat sebanyak 2 ayat
yang terdapat pada;

24
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Jumuah [62] : 1, halaman 554
25
Ahmad Sunarto, Himpunan Hadits Qudsi, Jakarta: Setia Kawan Grafis, 2000, halaman 10
C. C. Chandra
H a l a m a n 14 |

1. Q.S. Al-Hasyr [59]: 23,
2. Q.S. Al-Jumuah [62]: 1,
Berikut ini ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang lafazh
Al Qudduus;

Alloh G Berfirman :
(

)
Artinya :
Dialah Alloh, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang
Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Maha
Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan.
26


Alloh G Berfirman :


Artinya :
Senantiasa bertasbih kepada Alloh apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Hak-hak yang harus ditunaikan dari lafazh Al Malik adalah:
1. Meyakini bahwa segala kesucian hanya milik Allah G.
2. Menjadikannya sebagai lafazh dzikir yang memiliki keutamaan-keutamaan.
3. Menjadikannya sebagai lafazh yang terkandung di dalam doa-doa kepada
Allah G.
4. Sebagai muslim, tidak berhak menyandang gelar Al-Qudduus dari pujian
makhluk. Karena segala kesucian hanyalah milik Allah G.
5. Allah G terbebas dari fitnah orang-orang musyrik dan berbuat kesyirikan.





26
Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan Tajwid, Jakarta: Departemen
Agama RI Cetakan IPMI, 2012, Q.S. Al-Hasyr [59] : 23, halaman 549
C. C. Chandra
H a l a m a n 15 |

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Lafazh Allaahu Subhaanallaah Al Malikul Qudduus (

)
memberikan pemahaman kepada kita bahwa Alloh G adalah Dzat yang Maha
Suci sebagai Raja seluruh alam yang setiap pujian hanyalah milikNya. Wajib
bagi setiap muslim untuk meyakini hal ini. Lafazh ini terdapat di dalam Q.S Al-
Hasyr [59] ayat 23 dan Q.S. Al-Jumuah [62] ayat 1. Ayat-ayat tersebut
menjelaskan kepada kita mengenai sifat-sifat Alloh G. Dengan mengetahui
sifat-sifat Alloh SWT maka hendaknya setiap muslim selalu memperbaiki
kualitas imannya. Agar ketika kembali kepadaNya, kita membawa keimanan
yang utuh tanpa cacat sedikitpun.


B. Saran
Pemahaman yang baik mengenai asma Alloh G akan membawa kita
kepada pemahaman yang benar tentang sifat-sifat Alloh G. Ada banyak metode
untuk memulainya. Metode yang paling baik dan benar adalah dengan
menelusurinya di dalam Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad G. Karena,
mencari pemahaman yang benar harus berawal dari keyakinan yang benar
terhadap sumber informasi yang dijamin kebenarannya. Wallaahualamu.











C. C. Chandra
H a l a m a n 16 |

SUMBER PUSTAKA

Departemen Agama. 2012. Al-Quran Mushaf Mufassir : Terjemah, Tafsir dan
Tajwid, Jakarta: IPMI.
Abu Abdillah Rahendra Maya, dkk. 2012. Shirotol Mustaqim, Bogor: Pustaka Sunni.
Al-Imam Al-Bukhari. 2010. Shahih Bukhari, Kairo: Dar Al-Hadits.
Al-Imam Muslim. 2011. Shahih Muslim, Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah.
Said bin Ali bin Wahf Al Qaththani. 2011. Hisnul Muslim. Sukoharjo: Hidayatul
Insan.

Anda mungkin juga menyukai