Anda di halaman 1dari 38

Presentasi Bab 10

Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi


Dwini Andraiani 021110029
Hendra Muda N 021110019
Riza Yanuar 021110013
 Memahami perbedaan antara moral, etika dan hukum.
 Mengelan undang-undang mengenai komputer yang telah dikeluarkan di
Amerika Serikat dan memahami bagaimana undang-undang di satu negara
dapat memengaruhi penggunaan komputer di nagara lain.
 Memahami bagaimana perusahaan menciptakan budaya etika dengan cara
menetapakan dahulu kredo perusahaan, kemudiaan menetapkan program-
program etika, dan terakhir mmenetapkan kode etik perusahaan.
 Memahami mengapa masyarakat menuntut agar komputer digunakan secara
etis.
 Memahami empat hak dasar yang dimiliki masyarakat yang berkenaan dengan
komputer.
 Memahami bagaimana auditor internal perusahaan dapat memainkan peranan
yang positif dalam menciptakan sisitem informasi yang didesain untuk
memenuhi kriteria kinerja yang etis.
 Menyadari tentang kode etik industri komputer, dan berbagai jenis program
edukasi yang dapat membantu perusahaan dan karyawan menggunakan
komputer secara etis.
 Mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh direktur informasi (chief
information officer-CIO) sebagai pusat kekuatan ketika perusahaan
menjalankan praktik-praktik yang etis.
 Mengenali jenis un dang-undang yang paling penting yang diterapkan di dunia
bisnis akhir-akhir ini-Undang-Undang Sarbanes-Oxley.
Prilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum undang-
undang mengeniai komputer telah diterapkan di banyak negara
untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses
data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti
lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam
hal mengeluarkan undang-undang semacam ini, dan hikum di
satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di
tempat lain di dunia. Perusahaan memiliki kewajiban untuk
menetapkan budaya etika yang harus diikuti oleh karyawannya.
Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dari program-
program etika. Etika berkomputer amat penting karena
masyarakat memiliki presepsi dan ketakutan tertentu yang terkait
dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer
yang menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan nyaris apa saja, fakta
bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari, dan
fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat
oleh orang yang menjadi koban.
Cakupan preskriptif (pescritive coverage)
untuk MIS disajikikan dalam bahasan ini.
Dengan kata lain, menentukan bagaimana MIS
sebaiknya dikembangkan dan digunakan di
dalam suatu perusahaan. Jelas ini merupakan
pendekatan yang lebih baik untuk
menampilkan materi kepada mahasiswa
perguruan tinggi yang memasuki dunia bisnis
dibandingkan denga memberikan cakupan
deskriptif (descriptive coverage) yang
menjelaskan bagaimana hal-hal sedang
dilaksanakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan
oleh banyak pengaruh. Sebagai warga negara
yang memiliki tanggung jawab sosial, kita
ingin melakukan hal yang secara moral benar,
etis, dan mematuhi hukum.

MORAL ETIKA HUKUM


Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai
perilaku yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi sosial dengan sejarah dan
seperangkat aturan. Kita mulai belajar
mengenai perilaku moral semenjak kecil.
“perlakukan orang lain sebagaimana layaknya
kita ingi diperlakukan.” “Selalu ucapkan
,’terima kasih.” saat kita tumbuh dewasa secara
fisik dan mental, kita belajar mengenai
peraturan-peraturan yang diharapkan
masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku
ini adalah moral kita.
Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata
etika bersal dari Bahasa Yunani ethos, yang
berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah
sekumpulan kepercayaan, standar, atau
teladan yang mengarahkan , yang merasuk
kedalam seseorang atau masyarakat. Semua
individu bertanggung jawab terhadap
komunitas mereka atas perilaku mereka.
Komunitas dapat berarti rukun tetangga, kota,
negara, atau profesi.
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku
formal yang ditetapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap
subjek atau warga negaranya. Selama sekitar
10 tahun pertama penggunaan komputer di
bidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat
hukum yang berkaitan dengan penggunaan
komputer. Hal ini dikarenakan pada saat itu
komputer merupakan inovasi baru, dan sistem
hukum membutuhkan waktu untuk
mengerjainya.
Undang-Undang Komputer di Amerika Serikat
Setelah undang-undang komputer di
Amerika Serikat mulai diterapkan, undang-
undang ini berfokus pada berbagai hak dan
batasan yang berkaitan dengan akses data,
khususnya data kredit dan data yang dipegang
oleh pemerintah. Privasi, kejahatan komputer,
dan paten peranti lunak merupakan fokus
utama.
Hak Dan Batasan Akses Data Undang-Undang Kebebasan
Informasi (freedom of Information Act) tahun 1966 memberi
warga negara dan organisasi-organisasi Amerika Serikat hak
terdapat akses data yang dipegang oleh pemerintah federal,
dengan beberapaperkecualian. Pada tahun 1970-an dikenal
beberapa hukum tambahan dalam bentuk Undang-Undang
pelaporan kredit yang wajar (Fair Credit Reporting Act) tahun
1970, yang berkaitan dengan penenganan data kredit, dan
Undang-Undang Hak Privasi Federal (Right to Federal Frivacy
Act) tahun 1978, yang membatasi tindakan pemerintah federal
untuk melaksanakan penyelidikan pada catatan-catatn bank.
Kemudian, hukum lain yang ditujukan untuk memebatasi
pemerintahan federal, Undang-Undang privasi dan pencocokan
komputer (Computer Matching and Privacy Act) tahun 1988,
membatasi hak pemerintah federal untuk mencocokkan file
komputer yang bertujuan untuk menentukan kelayakan program
pemerintahan atau mengidentifikasi para debitor.
Privasi
Tidak lama setelah Undang-Undang
Kebebasan Informasi (Freedom Of Information
Act) diterapkan, pemerintah federal
mencanangkan Undang-Undang privasi
komunikasi Elektronik (Electronic
Communications Privacy Act) tahun 1968.
Namun, undang-undang ini hanya mencakup
komunikasi suara. Undang-Undang ini ditulis
ulang tahun 1986 agar mencakup data digital,
komunikasi video, dan surat elektronik.
Kejahatan Komputer
Pada tahun 1984, Kongres Amerika Serikat memperkuat undang-undang
mengenai pe3nggunaan komputer dengan mengeluarkan peraturan-
peraturan yang secara khusus diterapkan pada kejahatan komputer :
 Undang-Undang Keamanan Komputer Usaha Kecil dan Pendidikan
(The Small Business Computer Security and Education Act)
diterapkan oleh Dewan Penasihat Keamanan Komputer Usaha Kecil
dan Pendidikan. Dewan ini bertanggung jawab untuk memberi
nasihat kepada Kongres mengenai masalah yang berhubungan
dengan kejahatan komputer terhadap usaha-usaha kecil dan untuk
mengevaluasi efektivitas dari hukum pidana negara dan federal
dalam mencegah dan menghukum kejahatan komputer.
 Undang-Undang Perangkat Akses Palsu dan Kejahatan serta
Penipuan Melalui Komputer (Counterfeit Access Device Fraud and
Abuse Act) menetapkan bahwa merupakan suatu kejahatan federal
jika seseorang mendapatkan akses tanpa otoritas atau informasi yang
berhubungan dengan pertahanan negara atau hubungan laur negeri.
Undang-undang ini juga mengenakan tindak pidana ringan pada
usaha mendapatkan akses tanpa otoritas ke suatu komputer yang
yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Privasi keuangan atau
Undang-Undang Pelaporan Kredit yang Wajar aerta
menyalahgunakan informasi pada komputer yang dimiliki
pemerintah federal.
Paten Peranti Lunak
Pada bulan juli 1988, Pengadilan Banding
Federal Amerika Serikat (U.S. Court of Appeals
for the Federal Circuit) memutuskan bahwa
proses bisnis harus dipatenkan. Kasus ini
kemudian dikenal dengan State Street Decision.
Yang bermasalah pada saat itu adalah sebuah
paket peranti lunak untuk mengelola reksa
dana. Hingga saat itu, pengadilan selalu
menetapkan bahwa peranti lunak tidak dapat
dipatenkan karena dua alasan :
1) Algoritma tidak dapat dipatebkan
2) Metode bisnis tidak dapat dipatenkan
Undang-Undang Paten Peranti Lunak di Uni Eropa
Pada awal 2002, sebagai jawaban atas State
Street Decision, yang telah mendorong banjirnya
pendaftaran paten peranti lunak di Amerika
Serikat dan akhirnya memengaruhi perusahaan-
perusahaan Eropa, parlemen Uni Eropa (UE)
mengusulkan agar standar paten paranti lunak
yang lebih ketat dibandingkan standar di Amerika
Serikat diterapkan. Proposal ini mencetuskan
berbagai diskusi dan ketidaksetujuan, dan
peraturan untuk Patentabilitas Penemuan yang
Diterapkan pada Komputer (Directive on the
Patentability of Computer Implemented
Inventions) akhirnya ditolak oleh Parlemen EU
pada bulan Juli 2005.
Undang-Undang Privasi Pribadi di Republik
Rakyat Cina
Baik pemerintah dan warga negara Republik
Rakyat Cina (RRC) semakin sadar akan kebutuhan
untuk menentukan privasi pribadi. Salah satu
masalah adalah istilah privasi sering kali memiliki
konotasi yang negatif, karena diasosiasikan
dengan seseorang yang menyembunyikan sesuatu.
Para aktivis privasi pribadi di Cina menuntut
diadakannya peraturan yang akan melindungi
data pribadi seperti tingkat pendapatan, pekerjaan,
status pernikahan, sifat fisik, dan bahkan alamat
dan nomor telepon.
Meletakkan Moral, Etika, dan Hukum Pada
Tempatnya
Penggunaan komputer di bisnis diarahkan
oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang
berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi
etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua
anggotra masyarakat. Wilayah etika komputer
yang kompleks inilah yang saat ini sangat
banyak diperhatikan.
Kebutuhan Akan Budaya Etik
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis
adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian
dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh
James Cah Penney pada JCPenney Jhon Patterson
di National Cash Register (NCR), atau Thomas
J.Watson, Sr. di IBM menentukan kepribadian dari
perusahaan-perusahaan terebut. Di masa kini,
CEO perusahaan seperti FedEx, Southwest
Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang
amat penting pada organisasinya sehingga
masyarakat cenderung memandang perusahaan
tersebut seperti CEO-nya.
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajemen tingkat atas adalah
untuk menyakinkan bahwa konsep etikanya
merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke
jajaran bahwa sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencapai
implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam
banyak kredo perusahaan, program etika, dan
kode perusahaan yang telah disesuaikan. Figur
10.1 menunjukkan berbagai tingkat ini serta
hubungan di antaranya.
Fifur 10.1
Manajemen Tingkat Atas
Menerapakan Budaya Etika dengan Cara dari Atas ke
Bawah

Menetapkan
1. Kredo
perusahaan

Menetapkan
2. Program
etika

3. Menetapkan
Kode etik
perusahaan
Kredo perusahaan (corporate credo) adalahh
pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang
ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo
tersebut adalah untuk memberitahu individu
dan organisasi, baik di dalam dan di luar
perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut
perusahaan tersebut. Figur 10.2 menunjukkan
contoh kredo perusahaan dari Security Pascific
Corporation, bank yang berbasis di Los
Angeles. Manajemen Security Pacific
menyadari bahwa usaha mereka disusun
berdasarkan komitmen, baik secara internal
maupun eksternal.
Program etika (ethics program) adalah upaya
yang terdiri atas berbagai aktivitas yang
didesain untuk memberikan petunjuk kepada
para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan
adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para
karyawan baru. Selama sesi ini perhatian yang
cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan
Banyak perusahaan merancang sendiri kode
etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode
etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk
industri atau profesi tertentu.
Komitmen terhadap pelanggan Komitmen terhadap karyawan Komitmen karyawan terhadap Security
Komitmen yang pertama adalah menyediakan Komitmen yang kedua adalah Pacific
para pelanggan kami barang dan jasa menciptakan lingkungan untuk karyawan Komitmen yang ketiga adalah komitmen
berkualitas yang inovatif dan secara teknologis kami yang mendorong pertumbuhan karyawan terhadap Security Pacific.
merespons kebutuhan mereka saat ini, pada profesional, mendorong masing-masing Sebagai karyawan, kami berusaha
harga yang sesuai. Untuk melakukan tugas- individu untuk meraih potensinya yang memahami dan mematuhi kebijakan dan
tugas ini dengan integritas mengharuskan tertinggi, serta mendorong tanggung tujuan perusahaan, berlaku profesional,
kami untuk menjaga kerahasiaan dan jawab dan kreativitas individu. Security dan memberikan upaya terbaik kami untuk
melindungi privasi pelanggan. Kami berusaha Pacific menyadari tanggung jawab kami meningkatkan Security Pacific. Kami
untuk melayani para pelanggan dan industri terhadap karyawan, termasuk memberikan menyadari bahwa kepercayaan dan
yang berkualitas serta memiliki tanggung komunikasi yang terbuka dan jujur, keyakinan yang diberikan kepada kami
jawab sosial menurut standar-standar mengungkapkan ekspektasi, menilai oleh para pelanggan dan masyarakat dan
perusahaan dan komunitas yang diterima kinerja dengan adil dan tepat waktu, serta bertindak dengan integritas dan kejujuran
secara luas. memberikan kompensasi yang adil yang dalam semua situasi untuk menjaga
menghargai kontribusi karyawan terhadap kepercayaan dan keyakinan tersebut.
tujuan perusahaan dalam kerangka Kami bertindak dengan penuh tanggung
kesempatan yang setara dan tindakan jawab untuk menghindari konflik
afirmatif. kepentingan dan situasi-situasi lain yang
dapat membahayakan perusahaan.
Komitmen dari karyawan ke karyawan Komitmen terhadap masyarakat Komitmen terhadap pemegang saham
Komitmen yang keempat adalah komitmen dari Komitmen kelima dari Security Pacific Komitmen yang keenam South Pacific
karyawan untuk karyawan lain. Kami harus adalah terhadap masyarakat yang kami adalah terhadap pemegang saham. Kami
berkomitmen untuk meningkatkan iklim saling layani. Kami harus terus berusaha untuk akan berusaha untuk memberikan
menghormati, integritas, dan hubungan meningkatkan kualitas hidup melalui pertumbuhan yang konsisten dan tingkat
profesional, yang dicirikan oleh komunikasi dukungan kami terhadap berbagai keuntungan terhadap investasi yang
yang terbuka dan jujur di dalam dan di semua organisasi dan proyek masyarakat, superior, untuk menjaga posisi dan
tingkat organisasi. Iklim seperti ini akan dengan cara mendukung para karyawan reputasi perusahaan sebagai salah satu
meningkatkan pencapaian tujuan dan sasaran yang melakukan pelayanan terhadap institusi finansial ternama, untuk
perusahaan, serta memberikan ruang untuk masyarakat. Dengan menggunakan melindungi investasi para pemegang
inisiatif individu dalam lingkungan yang sumber daya kami secara layak guna, saham, dan memberikan informasi yang
kompetitif. kami berusaha untuk mendukung atau komplit dan tepat waktu. Pencapaian dari
meningkatkan kepentingan-kepentingan tujuan-tujuan ini untuk Security Pacific
masyarakat, terutama dalam masa krisis bergantung pada kesuksesan lima
atau saat dibutuhkan. Perusahaan dan hubungan yang sebelumnya.
para karyawannya berkomitmen untuk
mematuhi hukum dan peraturan
masyarakat.

Figur 10.2
Contoh Kredo Perusahaan
Alasan Di Balik Etika Komputer
James H.Moor mendefinisikan etika komputer
(computer ethics) sebagai analisis sifat dan
dampak sosial teknologi komputer serta
perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan
yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut
secara etis. Dengan demikian, etika komputer
terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di
perusahaan yang merupakan pilihan yang logis
untuk menerapakan program etika ini adalah CIO.
Seorang CIO harus (1) menyadari dampak
penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
(2) merumuskan kebijakan yang menjaga agar
teknologi tersebut digunakan di seluruh
perusahaan secara etis.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor menngidentifikasi tiga alasan
utama di balik minat masyarakat yang tinggi
akan etika komputer, yaitu :

Kelenturan Secara Logis Faktor Transformasi

Faktor Ketidaktampakan
Kelenturan Secara Logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis
(logical malleability) sebagai kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan hampir
apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan
melakukan tepat seperti apa yang diinstruksikan
oleh si pemrogram, dan hal ini bisa jadi pikiran
yang menakutkan. Tetapi, jika komputer
digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak
etis bahayanya bukan terletak pada komputer
tersebut, melainkan orang-orang yang berada di
balik komputer tersebutlah yang bersalah. Jadi,
daripada merasa khawatir bahwa komputer akan
digunakan secara tidak etis, masyarakat harus
khawatir pada orang-orang yang mengatur
komputer tersebut.
Faktor Transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan
pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara
kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah
satu contoh yang baik adalah e-mail. E-mail tidak
menggantikan surat biasa atau sambungan
telepon; melainkan menyediakan cara
berkomunikasi yang benar-benar baru.
Transformasi yang sama juga dapat dilihat pada
cara manajer melaksanakan pertemuan. Jika dulu
para manajer harus berkumpul secara fisik di
lokaasi yang sama, kini mereka dapat mengadakan
pertemuan dalam bentuk konferensi video.
Faktor Ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena
masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi
internal komputer tersebut tersembunyi dari penglihatan. Ketidaktampakan
operasi internal ini memeberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai
pemrograman yang tidak tampak, perhitungan yang rumit tidak tampak, dan
penyalahgunaan yang tidak tampak.
 Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan
ke dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna.
Selama proses penulisan program, programer tersebut harus melakukan
serangkaian penilaian mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai
tugasnya. Hal ini bukan tindakan jahat yang dilakukan pemrogram, tapi lebih
pada kurangnya pemahaman.
 Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk pemrogram yang sangat
rumit sehingga pengguna tidak dapat memahaminya. Seorang manajer dapat
menggunakan program semacam ini tanpa mengetahui bagaimana komputer
melakukan semua perhitungan tersebut.
 Penyalahgunaan yang tampak mencakup tindakan yang disengaja yang
melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan komputer
berada pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti pelanggaran hak
individu akan privasi dan memata-matai orang lain.
Audit Informasi
Saat menyusun etika penggunaan komputer,
satu kelompok dapat memegang peranan yang
amat penting. Mereka adalah para auditorial
internal. Perusahaan dengan semua ukuran
mengandalkan auditor eksternal (external auditor)
dari luar organisasi untuk memverifikasi
keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-
perusahaan yang lebih besar memiliki staf
tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal
(internal auditor), yang melaksanakan analisis
yang sama sepeerti auditor eksternal namun
memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan
beberapa jenis audit internal dan mengawasi
pekerjaan para auditor internal.
Figur 10.3
Dewan Direktur
Posisi Audit Internal
Dalam Organisasi Komite Audit

Direktur Eksekutif
Atau
Direktur Keuangan

Direktur Audit Internal

Departement Audit Internal


Figur 10.3 menunjukkan salah satu cara yang
populer untuk menempatkan audit internal di
dalam organisasi. Dewan direktur mencakup
komite audit (audit committee), yang
mendefinisikan tanggung jawab dari departemen
audit internal dan menerima sebagian besar
laporan audit. Direktur audit internal (director of
internal auditing) mengelola departemen audit
internal dan biasanya melapor ke CEO atau
direktur keuangan (chief financial officer –CFO).
Posisi tingkat tinggi audit internal di dalam
organisasi menjaga agar posisi ini dihormati
sebagai aktivitas yang penting dan mendapatkan
kerja sama dari para manajer di semua tingkat.
Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit audit internal :
1. Audit finansial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan
dan merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada
beberapa tugas auditor internal bekerja sama dengan auditor esternal. Pada
tugas lain, auditor internal melakukan seluruh pekerjaan audit sendiri.
2. Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk
memverifikasi untuk keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi
efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh analisis sistem pada tahap analisis dari masa sikslus
perancangan sistem. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual
dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan komputer.
3. Audit berkelanjutan (concurrent audit) sama dengan audit operasional tetapi
audit berkelanjutan berlangsung terus-menerus. Sebagai contoh, audit
internal dapat secara acak memilih karyawan dan memberikan slip gaji
kepada mereka tanpa menggunakan sistem surat-menyurat perusahaan.
Prosedur ini menjaga agar nama di catatan pembayaran gaji mewakili
karyawan sungguhan dan bukanlah entri fiktif yang dibuat oleh seseorang
penyelia (supervaisor) curang yang ingin mendapatkan gaji lebih.
4. Desain sistem pengendalian internal. Dalam audit operasional dan
beriringan, auditor internal mempelajari sistem yang sudah ada. Namun,
auditor tidak harus menunggu hingga sistem diimplementasikan untuk
memengaruhi sistem tersebut. Auditor internal selayaknya berpartisipasi
secara aktif dalam perancangan sistem karena dua alasan. Pertama-tama ,
biaya untuk memperbaiki kelemahan sisitem meningkat secara dramatis
seiring dengan siklus masa hidup sistem. Alasan yang kedua untuk
melibatkan para auditor internal dalam perancangan sistem adalah mereka
menawarkan keahlian yang dapat meningkatkan kualitas sistem tersebut.
Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM)
yang didirikan pada tahun 1947 adalah sebuah
organisasi komputer profesional tertua di dunia.
ACM telah menyusun Kode Etik dan Perilaku
Profesional (Code of Ethics and Profesional
pratice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000
anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik
Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software
Engineering Code of Ethics and Proffesional
Practice) dibuat dengan tujuan agar bertindak
sebagai panduan untuk mengajarkan dan
mempraktikkan rekayasa peranti lunak, yang
penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam
pengembangan peranti lunak.
Garis Besar Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM

Keharusan Moral Umum


1.1 Berkonstribusi kepada masyarakat dan kesejahteraan manusia.
1.2 Tidak mencelakai orang lain.
1.3 Bersikap jujur dan dapat dipercaya.
1.4 Brlaku adil dan bertindak tanpa diskriminasi.
1.5 Menghargai hak milik termasuk hak cipta dan paten.
1.6 Memberi penghargaan yang sesuai untuk kepemilikan intelektual.
1.7 Menghargai privasi orang lain.
1.8 Menghormati kerahasiaan.

2. Tanggung Jawab Profesional Yang Lebih Spesifik


2.1 Beusaha untuk mencapai kualitas, efektivitas, dan kehormatan yang tertinggi baik dalam proses dan hasil dari kerja profesionl.
2.2 Mendapatkan dan menjaga kompetensi profesional.
2.3 Mengetahui dan menghormati hukum-hukum yang ada, yang berkaitan dengan kerja profesional.
2.4 Menerima dan memberikan ulasan profesional yang pantas.
2.5 Memberikan evaluasi yang menyeluruh dan lengkap akan sisitem komputer dan dampaknya, termasuk analisis risiko yang mungki n terjadi.
2.6 Menghargai kontrak, perjanjian, dan tanggung jawab yang diberikan.
2.7 Meningkatkan pemahaman umum akan penggunaan komputer dan konsekuensinya.
2.8 Mengakses sumber daya komputer dan komunikasi hanya jika mendapatkan otorisasi untuk melakukan hal tersebut.

3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi


3.1 Menyampaikan tanggung jawab sosial para anggota unit organisasi dan mendorong penerimaan tanggung jawab tersebut secara p enuh.
3.2 Mengelola para personel dan sumber daya untuk mendesain dan menyusun sistem informasi yang meningkatkan kualitas pekerjaa n.
3.3 Menyadari dan mendukung penggunaan yang layak dan terotorisasi akan sumber daya komunikasi dan komputer.
3.4 Memastikan bahwa kebutuhan penggunaan dan semua orang yang terpengaruh oleh suatu sistem diungkapkan dengan jelas selama pemeriksaan dan desain
kebutuhan, kemudian sistem tersebut harus divalidasi agar memenuhi kebutuhan.
3.5 Menyampaikan dan mendukung kebijakan-kebijakan yang melindungi kehormatan para pengguna dan pihak-pihak lain yang dipengaruhi oleh sistem komputer.
3.6 Menciptakan kesempatan untuk para anggota organisasi untuk mempelajari berbagai prinsip dan keterbatasan sistem komputer.

4. Kepatuhan Terhadap Kode


4.1 Menjaga dan mendukung prinsip-psinsip kode ini.
4.2 Menganggap pelanggaran kode ini sebagai inkonsistensi atas keanggotaan ACM.

Figur 10.5
Garis Besar Kode Etik dan Perilaku Profesional
ACM
Tabel 10.1 Topik yang tercakup dalam
kode etik dan perilaku profesional ACM

Perilaku Tanggung Kinerja Tanggung Dukungan


Moral Jawab Profesional Jawab Sosial Internal
Hukum

Keharusan X X
Moral Umum

Tangung X X X X
Jawab
Profesional
Yang Lebih
Spesifik

Keharusan X
Kepemimpina
n Organisasi
10.2 Topik Yang Dicakup Oleh Kode
Etik Dan Praktik Rekayasa Peranti
Lunak ACM

Tanggung Jawab Kinerja Profesional Perbaikan Diri Sendiri


Trehadap Masing-Masing
Pihak

Masyarakat X
Klien dan Atasan X
Produk X
Penilaian X
Manajemen X
Profesi Kolega x
Diri Sendiri x
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai