Anda di halaman 1dari 31

DETEKSI DINI STUNTING:

TIKAR PERTUMBUHAN
Dhyani Ayu P.,S.KM.,MPH.
Dosen Politeknik Negeri Jember
DETEKSI DINI STUNTING

 Upaya pemerintah untuk mendapatkan data


prevalensi Stunting terkini pada skala layanan
puskesmas, kecamatan dan desa.

 Deteksi Dini dibarengi dengan upaya Publikasi

 Hasil pengukuran akan digunakan untuk


memperkuat komitmen pemerintah dan
masyarakat dalam gerakan penurunan stunting
DETEKSI DINI
 Sebagai langkah awal pencegahan terjadinya
stunting
 Deteksi dini dilakukan untuk menemu kenali
kasus gizi pada 1000hpk seorang anak
 Deteksi dini dilakukan dengan berbagai metode
dan alat.
TUJUAN DETEKSI DINI STUNTING
1. Mengetahui status gizi anak sesuai umur,
sehingga kabupaten/kota, untuk:
 Memantau kemajuan pada tingkat Individu

 Mengembangkan Program atau kegiatan yang


sesuai untuk peningkatan kesadaran dan
partisipasi keluarga, pengasuh dan masayarakat
dalam menjaga tumbuh kembang balita
 Menyediakan upaya tindak lanjut terintegrasi
dan konseling dalam rangka komunikasi
perubahan perilaku.
2. Mengukur prevalensi stunting di tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten/kota secara berkala
untuk:
a) Meningkatkan efektivitas penentuan target
layanan dan pengalokasian sumber daya.
b) Memecahkan masalah dan memantu proses
perencanaan di tingkat desa hingga
kabupaten/kota.
c) Advokasi kepada unit-unit terkait di pemerintah
daerah untuk integrasi program.
TANDA TANDA ANAK STUNTING
 Pengenalan paling
akurat adalah dengan
mengukur Z-Score
seorang anak. Apabila
ditemukan Z-Score < -2 Selain itu, ciri-ciri lainnya adalah:
SD.
•Pertumbuhan terlambat
 Z-Score dilihat melalui •Wajah lebih muda dari usianya,
ukuran TB (tinggi •Pertumbuhan gigi terhambat
•Performa buruk pada
badan)/Usia sesuai tabel kemampuan fokus dan memori
antropometri. belajarnya
•Usia 8-10 tahun anak menjadi
lebih pendiam, tidak banyak
melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya
PLATFORM PENGUKURAN
1. POSYANDU
 Pengukuran perkembangan bayi, baduta, dan
balita dilakukan setiap bulan. Namun untuk
panjang badan/ tinggi badan dilakukan minimal
tiga bulan sekali.
 Pengukuran dilakukan oleh KPM dan Kader
Posyandu
 Pengukuran stunting dilakukan menggunakan
alat antropometri yang tersedia di Puskesmas
(length measuring board dalam posisi tidur
untuk anak baduta dan microtoise dalam posisi
berdiri untuk anak balita).
TIKAR PERTUMBUHAN
 Jika alat pengukuran antropometri terbatas,
maka dapat menggunakan TIKAR
PERTUMBUHAN sebagai upaya sementara
deteksi dini stunting.
 Bersama Kader Posyandu dan/atau bidan, KPM
memfasilitasi pengukuran tinggi badan dengan
Tikar Pertumbuhan di Posyandu.
2. BULAN PENIMBANGAN BALITA DAN
PEMBERIAN VIT A
 Pengukuran tinggi/ panjang badan dapat
dilakukan 2x setahun bersamaam bulan
penimbangan balita dan pemberian vit. A
(Februari dan Agustus)
 Data ini merupakan data surveillance gizi Dinas
Kesehatan kabupaten/kota. Melalui platform ini,
data dapat tersedia dalam waktu cepat dan
kualitas pengukuran lebih mudah dipantau.
 Kelemahannya adalah butuh pembiayaan dan
logistik tersendiri serta sumber daya manusia
yang lebih banyak.
3. SURVEI GIZI KABUPATEN
 Angka stunting dapat diperoleh dari survei gizi yang
dilaksanakan oleh pemerintah pusat setiap satu atau
lima tahun sekali, misalnya Susenas dan Riskesdas.
Data dapat diperoleh lebih objektif dan berkualitas
karena dilakukan oleh tim peneliti (surveyor)
independen terlatih.
 Kelemahannya adalah data tidak dapat diperoleh
secara rutin dan data stunting tidak tersedia pada
tingkat desa by name by address sehingga sulit untuk
menentukan target individu maupun lokasi prioritas
intervensi.
 Kabupaten/kota disarankan untuk menggabungkan
data gizi yang berasal dari fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Rumah Sakit, posyandu) by name by
address, dengan berkoordininasi dengan Direktorat
Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan.
TIKAR PERTUMBUHAN
TIKAR PERTUMBUHAN
 Tikar Pertumbuhan adalah
penilaian pertumbuhan secara
kualitatif.
 Anak yang terdeteksi stunting
harus dirujuk ke Puskesmas
untuk validasi pengukuran
oleh tenaga gizi atau bidan dan
dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut oleh dokter.
 Kader kemudian akan
melakukan tindak lanjut
memberikan konseling yang
dibutuhkan di Posyandu. Jika
anak/orang tuanya tidak hadir
di Posyandu, konseling
dilakukan melalui kunjungan
ke rumah.
BENTUK TIKAR PERTUMBUHAN
 Merupakan lembaran tikar yang
dimodifikasi dengan print
gambar balita laki-laki dan
perempuan
 Di sisi kanan digunakan untuk
mengukur anak laki laki berusia
3-18 bulan
 Di sisi kiri digunakan untuk
mengukur anak perempuan
berusia 3-18 bulan.
 Bagian atas terdapat pembatas
untuk memulai ukuran panjang
anak
 Bagian bawah merupakan anak
tangga antropometri dimana
ketika anak pada usia tertentu
tidak mencapai tangga berwarna
hijau, maka bisa dikatakan anak
tersebut STUNTING
LANGKAH- LANGKAH
PENGGUNAAN TIKAR PERTUMBUHAN
1. RENTANGKAN TIKAR DAN PASTIKAN
UJUNGNYA TIDAK TERGULUNG

1. Tikar direntangkan di atas


meja maupun alas yang
datar
2. Pastikan tikar terentang
sempurna dan tidak
tertekuk
2. PASTIKAN PEMBATAS TIDAK BENGKOK
DAN MEMBENTUK SIKU

1. Pembatas adalah
pangkal pengukuran
tinggi badan anak
2. Pastikan kondisi
datar dan
membentuk siku
3. PASTIKAN USIA ANAK SESUAI DENGAN
TIKAR PERTUMBUHAN

1. Dalam
pengukuran harus
sesuai dengan usia
anak
2. Dapat dilihat dari
anak tangga yang
berada di sisi
bawah tikar
4. LEPASKAN TOPI, PITA, SEPATU, KAOS
KAKI DAN POPOK

Lepaskan
penutup
kepala dan
kaki yang
membuat
ukuran
menjadi tidak
akurat
5. BARINGKAN ANAK DI POSISI SESUAI
DENGAN JENIS KELAMIN

Disisi kanan
adalah tikar
untuk
pengukuran anak
laki-laki,
sedangkan di sisi
kiri untuk anak
perempuan
6. PASTIKAN KEPALA MENEMPEL
PEMBATAS

Kepala harus
menempel
pembatas agar
ukuran
menjadi lebih
akurat
7. PASTIKAN LUTUT MENEMPEL TIKAR
 Lutut yang menempel juga akan mempengaruhi
panjang tidaknya ukuran tubuh anak.
8. PASTIKAN TUMIT DITEKUK

Tumit yang
tidak tegak
akan membuat
ukuran tinggi
anak berbeda
9. LIHAT POSISI TUMIT

Pertimbangk
an bagaimana
posisi lutut
yang
mendukung
pengukuran.
Area Hijau menandakan
kondisi Normal

Area Kuning menandakan


resiko STUNTING

Area Merah menandakan


terindikasi STUNTING
KONSELING GIZI
 Konseling dilakukan
untuk memberikan
edukasi dan motivasi
kepada ibu yang
memiliki balita resiko
stunting dan stunting.
Memberikan informasi berkaitan
dengan:
Dilakukan ASIEkslusif
oleh MP-ASI
KADER Makanan Bergizi
PHBS
VIDEO PENGGUNAAN TIKAR
PERTUMBUHAN
https://www.youtube.com/watch?v=D6Fl
OIIEI0w
MISTAR PINTAR, SOLUSI KELEMAHAN
TIKAR PERTUMBUHAN..
 Sekalipun telah dimanfaatkan secara nasional,tikar
pintar ternyata juga perlu disempurnakan.
 Hal ini dikarenakan tikar pertumbuhan belum
mampu mengukur secara spesifik tinggi badan per
usia yang dapat menyebabkan stunting.
 Selain itu anak tangga dibuat triwulan sehingga
rentang waktu antara bulan ke 1 sampai dengan
bulan ke 3 tidak diperhitungkan tingkat
pertumbuhannya.
 Karena nya, diciptakan alat bantu lain sebagai cara
DETEKSI DINI yang akurat dan tepat, yaitu
MISTAR PINTAR
MISTAR PINTAR
 Mistar pintar gabungan dari dua alat yaitu
mistar itu sendiri dan grafik antropometri.
 Penggunaannya cukup mudah, hanya dengan
mengetahui ukuran tinggi badan dan usia anak,
maka mistar pintar akan menunjukkan apakah
anak tersebut berada pada kategori stunting
atau tidak, sehingga mempercepat proses
diagnosis terhadap stunting.
 Alat Inovatif sederhana ini dapat dibawa
kemanapun oleh kader ketika akan melakukan
pengukuran
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai