Anda di halaman 1dari 15

STIMULASI DETEKSI DINI DAN

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG


(SDIDTK)
No. Dokumen :
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 22 Maret 2017
Halaman : 1/4
UPT H. Elin Muslih, S.Sos, M.Si
Puskesmas
pasundan NIP. 195905061980031009
1. Pengertian Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) adalah pemantauan dan pengelolaan tumbuh
kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama kehidupan
yang dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih SDIDTK
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas
dalam melakukan pemeriksaan SDIDTK

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 010/SK-


C/03/PKM/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Buku Pedoman SDIDTK
5. Prosedur 1. Alat :
a. KMS / Buku KIA / Buku Pedoman
SDIDTK/formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak, KPSP, TDD, TDL, KMME, CHAT DAN GPPH.
b. Timbangan duduk ( beam balance ) untuk anak
dibawah 2 tahun
c. Timbangan elektonik / timbngan injak / timbangan
dacin untuk anak diatas 2 tahun
d. Kurva standar pertumbuhan
e. Alat ukur tinggi badan ( infantometer untuk anak
kurang 2 tahun, untuk anak di atas 2 tahun
stadiometer atau mikotoise )
f. Pita pengukur lingkar kepala
g. Balpoint
6. Langkah- 1. Lakukan Informed Consent
langkah - Memberi salam
- Menjelaskan prosedur pemantauan pertumbuhan bayi
dan balita dimulai dengan menggunakan pengukuran
berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala (untuk anak dibawah tiga tahun),
kemudian dibandingkan dengan skala,
diinterpretasikan dan diberikan saran sesuai hasil yang
dapat
- Menjelaskan bahwa pemantauan pertumbuhan penting
untuk dilakukan yaitu untuk mengetahui seawal
mungkin gejala-gejala gangguan pertumbuhan akibat
kekurangan makan, sakit, ketidaktahuan tentang
makanan anak, atau kelianan hormonal. Pemantauan
dilakukan dengan menimbang berat badan secara
teratur setiap bulan
- Meminta persetujuan kepada orang tua / wali anak

2. Menyiapkan Anak dan Timbangan


- Menyiapkan timbangan berat badan yang sudah ditera
pada tempat yang datar. Jika menggunakan timbangan
gantung memastikan kaki-kaki penahan timbangan
terpasang dengan baik
- Memasang pengukur tinggi badan yang sudah ditera
pada dinding yang datar dan memastikan titik nol
berda pada dasar lantai
- Menyiapkan anak balita yang akan diukur dengan
memberitahu keluarga bahwa anak akan dilakukan
pengukuran dan membuka pakaian atau hanya

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 2/3
menggunakan popok kering / celana, membuka alas
kaki hiasan kepala.
3. Hitung Usia Anak
- Hitung umur anak/bayi : mengurangi tanggal
pemeriksaan terhadap tanggal lahir. Jika hari lebih
sama dengan 16 dilubatkan ke setengan bulan, jika
kurang 16 hari dibulatkan 16 ke bawah/tidak dihitung
- Untuk anak prematur, lakukan koreksi umur sampai
anak usia 2 tahun, jika berat lahir kurang dari
1000gram lakukan koreksi sampai anak usia 3 tahun.
Cara menghitung umur koreksi adalah dengan
mengurangi umur kronologis terhadap jumlah minggu
prematur
- Mencatat hasilnya
4. Pengukuran Antropometri dilakukan secara akurat
- Melakukan penimbangan : bayi diletakkan di tengah
alat pengukur, tanpa dipegang, baca hasilnya dengan
posisi mata sejajar timbangan dengan ketelitian 0,01 kg
- Melakukan pengukuran tinggi badan : Untuk anak
dibawah dua tahun atau belum bisa berdiri :
Memposisikan bayi tidur terlentang pada alas yang
datar, kepala menempel pada batas nol, posisi kepala
lurus dengan pandangan vertikal ke atas dalam,
luruskan tungkai dengan telapak kai menempel pada
papan pengukur. Melakukan pembacaan dengan posisi
mata sejajar alat pengukur dengan ketelitian 0,1 cm
- Untuk anak diatas dua tahun / sudah bisa berdiri
tegak, posisikan anak berdiri tegak menempel pada alat
stadiometer atau mikrotoise tanpa alas kaki dan hiasan
kepala, pandangan lurus kedepan, intruksikan anak
menarik nafas dalam-dalam, geser alat ukur ke bawah
hingga sedikit menekan kepala. Melakukan pembacaan

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 3/3
dengan ketelitian 0,1 cm
- Mengukur lingkar kepala (untuk anak dibawah 3
tahun) : topi, hiasan kepala dibuka, bayi boleh dalam
dekapan orang tua. Alat pengukur dilingkarkan pada
kepala anak melewati dahi, sebelah atas alis mata,
diatas dua telinga, dan bagian belakang kepala yang
menonjol, tarik agak kencang, baca angka pada
pertemuan dengan angka 0 dengan ketelitian 0,1 cm
- Mencata hasil pengukuran
5. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar
- Melihat kolom tinggi/panjang badan anak sesuai hasil
pengukuran
- Melihat kolom berat badan sesuai jenis kelamin,
mencari berat badan yang terdekat dengan berat badan
anak. Dari angka berat badan tersebut melihat bagian
atas kolom untuk mengetahui angka standar deviasi
(SD)
- Memindai hasil pengukuran lingkar kepala anak dan
melihat hasil pengukuran lingkar kepala apakah
berada di jalur hijau, di atas jalur hijau atau di bawah
jalur hijau
6. Interpretasi
- Melakukan interpretasi data Standar Devisiasi
- Normal jika -2 SD s/d 2 SD atau gizi baik
- Kurus jika -3 SD s/d -2SD atau kurang gizi
- Kurus sekali jika <-3 SD atau gizi buruk
- Gemuk jika >2 SD s/d 3SD atau gizi lebih
- Gemuk sekali jika > 3 SD atau obesitas
- Lingkar kepala di jalur hijau adalah normal. Di bawah
jalur hijau adalah mikrosefali dan di atas jalur hijau
adalah makrosefali
7. Intervensi

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 4/3
- Jika normal, berikan pujian pada ibu dan anjurkan
untuk selalu memantau pertumbuhannya setiap bulan
- Melakukan rujukan atau kolaborasi pada kasus tidak
normal
8. Hasil pengukuran didokumentasikan dengan baik
- Mencatat hasil pengukuran di Buku KIA dan
penyuluhan yang diberikan
9. Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ( KPSP )
- Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang
sesuai dengan umur anak.
- KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak
perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas
untuk melaksanakan tugas yang tertulis.
- Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau
takut untuk menjawab.
- Tanyakan pertanyaan tersebut secara berrutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya
atau tidak, catat jawaban tersebut pada formulir.
- Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah
ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.
- Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
a. Intepretasi hasil KPSP
Hitunglah berapa jumlah jawaban ya
jawaban ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab:
anak bias atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukannya.
Jawaban tidak bila ibu/pengasuh anak
menjawab: anak belum pernah melakukan atau
tidak pernah atau ibu/pengasuh tidak tahu.
Jumalh jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 5/3
anak sesuai dengan tahap perkembangannya ( S
)
Jumlah jawaban ya =6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan ( P )
Untuk jawaban tidak, perlu dirinci jumlah
jawaban tidak menurut jenis keterlambatan (
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian ).
b. Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur ( S ), lakukan
tindakan berikut:
Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh
anaknya dengan baik.
Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur
sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita ( BKB ), jika anak sudah
memasuki usia prasekolah ( 36 72 bulan ),
anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ), kelompok
bermain dan taman kanak-kanak.
Lakukan pemeriksaan/skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6
bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan ( M ), lakukan
tindakan berikut:

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 6/3
Beri petunjuk pada ibu agar melakukan
stimulasi perkembangan pada anak lebih sering
lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP
yang sesuai dengan umur anak.
Jika hasil KPSP ulang jawaban ya tetap 7 atau
8 maka kemungkinan ada penyimpangan ( P )
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (
P ), lakukan tindakan berikut:
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis
dan jumlah penyimpangan perkembangan ( gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian)
10. Pemeriksaan TTD ( TES DAYA DENGAR )
a. Cara melakukan tes daya lihat
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir,
hitung umur anak dalam bulan
Pilih daftar pertanyaan TTD yang sesuai dengan
umur anak.
Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang
tua/pengasuh anak. Tidak usah ragu-ragu atau
takut menjawab, karena tidak untuk mencari
siapa yang salah.
Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 7/3
nyaring, satu persatu, berurutan.
Tunggu jawaban dari orang tua/pengasuh anak.
Jawaban YA jika menurut orang tua/pengasuh,
ank dapat melakukannya dalam satu bulan
terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orang
tua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu
atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan
terakhir.
Pada anak umur 24 bulan atau lebih:
Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orang tua/pengasuh.
Jawaban YA jika anak dapat melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak
mau melakukan perintah orangtua/pengasuh.
b. Interprestasi
Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
Catat dalam buku KIA atau kohort bayi/balita
atau status/catatan medic anak, jenis kelainan.
c. Intevensi
Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang
ada
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
11. Pemeriksaan TDL ( TES DAYA LIHAT )
a. Cara melakukan tes daya lihat
Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang,
dengan penyinaran yang baik.

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 8/3
Gantungkan poster E setinggi mata anak pada
posisi duduk.
Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari
poster E , menghadap ke poster E
Letakkan kursi lainnya di samping poster E
untuk pemeriksa
Pemeriksa memberikan kartu E pada anak,
latih anak dalam mengarahkan kartu E
menghadap atas , bawah, kiri dan kanan, sesuai
yang ditunjuk pada poster E oleh pemeriksa.
Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.
Lakukan hal ini sampai anak dapat
mengarahkan kartu E dengan benar.
Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah
matanya dengan buku/kertas.
Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf E pada
poster, satu persatu, mulai baris pertama sampai
baris keempat atau baris E terkecil yang masih
dapat terlihat.
Puji anak setiap kali dapat mencocokan posisi
kartu E yang dipegangnya dengan huruf E
pada poster.
Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya
dengan cara sama.
Tulis baris E terkecil yang masih dapat dilihat,
pada kertas yang telah disediakan:
Mata kanan :. Mata kiri
:.
b. Interpretasi
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan
melihat sampai baris ketiga pada poster E. bila kedua
mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster E ,

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 9/3
artinya tidak dapat mencocokan arah kartu E yang
dipegangnya dengan arah E pada baris ketiga yang
ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat.
c. Intervensi
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya
lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan
ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya, anak tidak
dapat melihat sampai baris yang sama, atau tidak
dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya,
rujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan mata yang
mengalami gangguan ( kanan, kiri atau keduanya )
12. Tes KMME (KUESIONER MASALAH MENTAL
EMOSIONAL )
a. Cara melakukan
Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat,
jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada KMME kepada orang tua/pengasuh
anak.
Catat jawaban YA, kemudian hitung jumlah
jawaban YA
b. Interpretasi
Bila ada jawaban YA, maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional.
c. Intervensi
- Bila jawaban YA hanya 1 (satu) :
Lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku pedoman pada pola asuh
yang mendukung perkembangan anak.
Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak
ada perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 10/3
kembang anak.
- Bila jawaban YA ditemukan 2 (dua) atau lebih :
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak. Rujukan
harus disertai informasi mengenai jumlah dan
masalah mental, emosional yang ditemukan.
13. Tes CHAT ( CHECKLIST FOR AUTISM IN TODDLERS )
a. Cara menggunakan CHAT
- Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada
CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
- Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
dengan tugas pada CHAT.
- Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan
kesimpilan hasil pengamatan kemampuan anak, YA
atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
b. Interpretasi
- Risiko tinggi menderita autis : bila jawaban Tidak
pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
- Risiko rendah menderita autis : bila jawaban
tidak pada pertanyaan A7 dan B4.
- Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila
jawaban Tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk
pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5
- Anak dalam batas normal bila tidak termasuk
dalam kategori 1, 2 dan 3.
c. Intervensi
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan
ada gangguan perkembangan, rujuk ke Rumah Sakit
yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
kembang.

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 11/3
14. Tes GPPH ( GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN
HIPERAKTIVITAS )
a. Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH
- Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada
formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang
tua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau
takut menjawab
- Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
denagn pertanyaan pada formulir deteksi dini
GPPH.
- Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak
dimanapun anak berada
- Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak
selama dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab.
b. Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
bobot nilai berikut ini dan jumlahkan nilai masing-
masing jawaban menjadi nilai total
- Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan
pada anak.
- Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang
ditemukan pada anak.
- Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan
pada anak.
- Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada
anak.
Beri nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan
dengan GPPH.
c. Intervensi
- Anak dengan kemungkinan GPPH perlu di rujuk

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 12/3
ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan
jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan
lebih lanjut.
- Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-
ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-orang
terdekat dengan anak (orang tua, pengasuh, nenek,
guru dsb).

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 13/3
7. Bagan Alir Stimulasi dan pemantauan tumbuh
Kembang di keluarga dan masyarakat

Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang di tingkat petugas


(tenaga kesehatan, pendidi, petugas lapangan KB, masyarakat )

Tidak ada Ada penyimpangan/


Penyimpangan meragukan

Penyimpangan Penyimpangan Gangguan Penyimpangan


pertumbuhan Perkembangan pendengaran mental
dan Penglihatan emosional

Kurus Gangguan
Kurus sekali gerak kasar Gangguan Masalah mental
Gangguan daya dengar emosional
Gemuk
Mikrosefal gerak halus Gangguan Autis
MakrosefaL Gangguan daya lihat Gangguan
bicara dan pemusatan
bahasa perhatian dan
Gangguan hiperaktivitas
Sosialisasi dan
kemandirian

Meragukan Penyimpangan
Intervensi dini Tumbuh kembang oleh keluarga
(Nilai kembali setelah 2 minggu)

Ada
Tidak ada Rujuk ke fasilitas kesehatan
perbaikan
perbaikan Tingkat lanjut

8. Hal-hal yang - Menjaga kenyamanan anak


perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Pendaftaran
2. BP Umum
3. MTBS dan MTBM
10. Dokumen - Buku KIA
terkait - Formulir SDIDTK
- Formulir KPSP
- Formulir TTD
- Formulir TDL
- Formulir KMME
- Formulir CHAT
- Formulir GPPH

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 14/3
- Kohort bayi
- Kohort balita
- Kartu bayi
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal
perubahan mulai
diberlakuka
n

No. Dokumen : 800 No. Revisi : 0 Tgl. Terbit : 22 Maret 2017 Hal : 15/3

Anda mungkin juga menyukai